• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repository UMA - Universitas Medan Area

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Repository UMA - Universitas Medan Area"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kaum muda berusaha melepaskan keterikatan yang mereka alami di masa kecil. Kemandirian merupakan permasalahan besar bagi remaja karena kemandirian merupakan salah satu tugas perkembangan masa remaja. Seorang anak akan beranjak dari sifat ketergantungan pada masa kanak-kanak menuju sifat kemandirian pada masa dewasa.

Meningkatkan tanggung jawab, kemandirian dan mengurangi tingkat ketergantungan remaja terhadap orang tua merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi pada masa remaja. Menurut John Echols dan Hasan Shadil (dalam Barus, 2017), gender adalah perbedaan yang terjadi pada laki-laki dan perempuan dalam hal nilai dan perilaku.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menyelidiki permasalahan tersebut secara empiris dalam suatu kajian ilmiah. Untuk lebih membuktikan fenomena dua variabel tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “perbedaan gender pada kemandirian mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Stambuk 2017”. Laki-laki dinilai lebih mandiri dibandingkan perempuan karena laki-laki lebih mampu menyelesaikan masalahnya tanpa meminta bantuan orang lain.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tugas-tugas perkembangan remaja

Masa remaja ditandai dengan matangnya hormon seks, yang menjadikan remaja lebih peka terhadap peran seksual yang dimilikinya sendiri dan orang dewasa di sekitarnya. Rasa ingin tahu dikalangan remaja seringkali menimbulkan kecemasan jika remaja terlibat dalam pergaulan bebas dan kecanduan pornografi. Remaja bisa lebih kuat dalam menjalani hidup dan tidak bergantung secara emosional pada orang tuanya.

Sebagai seorang remaja, hendaknya Anda mulai menanamkan nilai-nilai norma yang ada dalam keluarga dan lingkungan tempat tinggal remaja tersebut sebagai pedoman berperilaku. Remaja juga harus mampu memahami kepentingan dirinya dan mampu menerapkan nilai-nilai normatif dalam kehidupan sehari-hari. Namun remaja perlu dipersiapkan mulai dari kematangan emosi, pemikiran, karakter dll, guna membangun ikatan rumah tangga yang memerlukan persiapan mental dan finansial.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan remaja adalah mampu menerima kondisi fisik, mampu menerima dan memahami peran seksual orang dewasa, mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok lawan jenis. . untuk mencapai kemandirian emosional, untuk mencapai kemandirian ekonomi, untuk memahami dan memperoleh nilai-nilai.Orang dewasa, dengan mengembangkan perilaku yang bertanggung jawab secara sosial, berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosional pada orang tua dan orang dewasa lainnya.

Kemandirian

  • Pengertian kemandirian
  • Aspek kemandirian
  • Ciri-ciri kemandirian
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan dorongan atau keinginannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemampuan mengambil keputusan tanpa bergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggung jawab. Segala sikap dan tindakan saat ini atau yang akan datang dilakukan atas kemauan sendiri dan bukan karena orang lain atau ketergantungan pada orang lain.

Tanggung jawab merupakan kesadaran yang ada dalam diri seseorang bahwa setiap perbuatannya akan mempunyai dampak terhadap orang lain dan terhadap dirinya sendiri. Mempunyai pemikiran, pertimbangan dan pendapat tersendiri dalam mengambil keputusan yang dapat mengatasi permasalahannya serta berani menghadapi resiko apapun pengaruh atau bantuan pihak lain. Kreatifitas, individu mampu menghasilkan ide-ide baru yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat serta tidak mudah menerima ide-ide orang lain.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kemandirian terdiri dari mampu menentukan nasib sendiri, mampu mengendalikan diri, bertanggung jawab, kreatif dan inisiatif, mengambil keputusan dan menyelesaikan permasalahan sendiri, memiliki kebebasan, pertimbangan, perasaan aman ketika Anda berbeda dari orang lain. Terdapat perbedaan sifat kemandirian pada laki-laki dan perempuan, hal ini berkaitan dengan perbedaan perlakuan yang diberikan pada saat individu masih kecil. Anak laki-laki diberi lebih banyak kesempatan untuk berdiri sendiri dan mengambil risiko serta dituntut untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas dibandingkan anak perempuan.

Misalnya, di setiap masyarakat terdapat pandangan mengenai norma perilaku yang sesuai dengan gender anak, misalnya anak laki-laki mempunyai lebih banyak kebebasan berperilaku dibandingkan anak perempuan. Hal serupa juga dikemukakan dalam Santrock (2003), bahwa perbedaan karakteristik antara laki-laki dan perempuan salah satunya disebabkan oleh peran gender. Pengaruh orang lain lambat laun akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia remaja.

Jenis kelamin

  • Pengertian jenis kelamin
  • Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terhadap

Pada usia dua atau tiga tahun, anak-anak sudah menyadari jenis kelamin mereka sendiri dan dapat membedakan apakah mereka laki-laki atau perempuan. Klasifikasi peran gender mempengaruhi perilaku dan sikap laki-laki dan perempuan, walaupun dengan cara yang berbeda. Superioritas maskulin biasanya diungkapkan dengan mengharapkan anak laki-laki memainkan peran kepemimpinan dalam kegiatan sosial, sekolah, dan komunitas yang melibatkan gender tersebut.

Mengetahui bahwa ada laki-laki dan perempuan tidak berarti Anda akan selalu memikirkan gender. Penting atau tidaknya suatu identitas tergantung pada banyak hal, termasuk rasio laki-laki dan perempuan di wilayah tersebut. Anak laki-laki dan perempuan dua kali lebih mungkin untuk menunjukkan jenis kelamin mereka jika terdapat lebih banyak anak dari lawan jenis di lingkungan sekitar mereka.

Pada anak laki-laki, ciri seksual primer yang sangat penting dibuktikan dengan pertumbuhan batang kemaluan dan skrotum yang sangat pesat, terjadi sekitar usia 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum. Tanda-tanda fisik atau tanda-tanda seksual sekunder pada pria antara lain adalah tumbuhnya kumis dan janggut, jakun, melebarnya bahu dan dada, suara berat, tumbuhnya bulu ketiak di dada dan lengan serta sekitar kemaluan, serta tumbuhnya otot. lebih kuat. Secara umum gender ditunjukkan dengan ciri-ciri yang terdapat pada tubuh fisik seseorang, misalnya rambut, bentuk wajah dan pakaian yang dikenakan atau perbedaan biologis dan fisiologis antara laki-laki dan perempuan serta perbedaan anatomi sistem reproduksi laki-laki dan perempuan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa gender merupakan konstruksi manusia yang didasarkan pada dimensi sosial budaya apakah seseorang itu laki-laki atau perempuan. Ketika hormon mulai membanjiri tubuh mereka, banyak anak perempuan yang ingin menjadi wanita terbaik, dan banyak anak laki-laki yang ingin menjadi suami terbaik. Misalnya, Erikson mencontohkan, karena struktur alat kelaminnya, laki-laki lebih menyukai alat kelamin dan agresif, sedangkan perempuan lebih tenang dan pasif.

Perbedaan kemandirian ditinjau dari jenis kelamin

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Tung dan Dhillon (dalam Rizkawati, 2012) yang menunjukkan bahwa remaja laki-laki lebih mandiri dibandingkan remaja perempuan. Anak laki-laki pada umumnya mendapatkan kebebasan dari orang tuanya dalam bertindak, sedangkan anak perempuan lebih banyak diawasi oleh orang tuanya dalam bertindak. Hal di atas sesuai dengan hasil penelitian Partosuwido yang menunjukkan bahwa laki-laki dipandang lebih aktif, mandiri, agresif, berani, terbuka, dominan bertindak rasional, sedangkan perempuan cenderung tergantung, tertutup, pemalu, pasif dan bertindak. secara emosional. .

Hurlock (dalam Audy dan Tience, 2013) mengatakan bahwa perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan menyebabkan perbedaan kemandirian. Anak laki-laki diberi lebih banyak kesempatan untuk menyendiri dan mengambil risiko serta diminta untuk lebih menunjukkan inisiatif dibandingkan anak perempuan. Hasil penelitian ditemukan oleh Ulfa (2017) bahwa terdapat perbedaan kemandirian antara remaja laki-laki dan perempuan di Mts Aulia Cendikia Palembang.

Secara umum, perempuan sering digambarkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai sosok yang emosional, perhatian, mudah menyerah, komunikatif, mudah dipahami, lemah dalam matematika, subjektif, pasif, mudah terpengaruh dan memiliki gairah seks yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Sedangkan laki-laki digambarkan sebagai sosok yang rasional, mandiri, agresif, dominan, obyektif, berorientasi pada prestasi, aktif, dan memiliki dorongan seks yang kuat. Selain itu terdapat perbedaan sikap hidup antara laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki adalah anggota yang aktif, cenderung melindungi, tertarik pada hal-hal yang bersifat intelektual, abstrak, berusaha mengambil keputusan sendiri dan berpartisipasi dalam percakapan serta objektif.

Penelitian yang dilakukan Himaningsih (2005) membuktikan adanya perbedaan perlakuan yang diterima anak laki-laki dan perempuan sejak lahir. Melihat uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemandirian antara laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini laki-laki lebih mandiri karena orang tua memberikan perlakuan yang tegas kepada laki-laki sehingga menyebabkan laki-laki lebih mandiri.

Kerangka Konseptual

Hipotesis

METODOLOGI PENELITIAN

  • Tipe Penelitian
  • Identifikasi Variabel Penelitian
  • Definisi Operasional Variabel penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data
  • Pelaksanaan Penelitian
  • Analisis Data dan Hasil Penelitian
  • Pembahasan

Kemandirian merupakan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak menurut dorongan atau keinginannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Pada usia empat atau lima tahun, anak-anak sudah mampu mengidentifikasi jenis kelamin orang lain dengan benar. Pengelompokan gender baik laki-laki atau perempuan diperoleh sejak lahir, kemudian diperlakukan sebagai laki-laki atau perempuan oleh orang tua sejak kecil dan dengan mudah mempelajari jenis kelamin laki-laki dan perempuan ketika kita dewasa.

Suatu karya ilmiah memerlukan data yang akurat di lapangan untuk meyakini bahwa laporan tersebut benar dan sesuai dengan permasalahan yang terjadi di lapangan. Hadi (2004), menyatakan bahwa skala adalah suatu teknik pengumpulan data yang terdiri dari daftar pernyataan-pernyataan tertulis yang harus dijawab atau dilakukan oleh orang yang menjadi subjek penelitian dan diberikan dengan tujuan untuk mengungkap kondisi dalam diri subjek, yaitu: ingin tahu. Grid atau rencana alat ukur variabel independen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Azwar (2005) menambahkan bahwa suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki validasi yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsinya atau menghasilkan hasil pengukuran yang sesuai dengan tujuan penggunaan alat ukur tersebut. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas alat ukur, dalam hal ini validitas angket diuji menggunakan teknik analisis Product Moment dengan α 0,05. Konsep reliabilitas alat ukur adalah mencari dan mengetahui sejauh mana suatu hasil pengukuran dapat dipercaya.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ANOVA 1 arah dengan desain sebagai berikut. Uji homogenitas, uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai tingkat varians data yang sama atau berbeda. Perbedaan penyesuaian diri dilihat dari gender pada santri Pondok Pesantren Ullumul Qur'an Stabat.

Perbedaan kemandirian pada remaja anak tunggal menurut persepsi pola asuh orang tua. Yogyakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. http://www.epsychologi.com/epsi).

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Blueprint Sebaran Item Skala Kemandirian
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Blueprint Sebaran Item Skala Kemandirian

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Blueprint Sebaran Item Skala Kemandirian

Referensi

Dokumen terkait

Based on the test results of each network with some data set, different from those used in the training phase, it was shown that RBF neural model has superior performance than BP