• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repository UMA - Universitas Medan Area

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Repository UMA - Universitas Medan Area"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

Kajian Penerapan Total Production Maintenance (TPM) Untuk Meningkatkan Efisiensi Pada Perkebunan Sei Intan Pabrik Kelapa Sawit PTPN Di Riau. Kata kunci: pemeliharaan produktif penuh; PKS Sei Intan PTPN V; Efisiensi peralatan umum; Enam kerugian besar. Kajian pemanfaatan pemeliharaan produksi komprehensif untuk meningkatkan efisiensi pada pabrik kelapa sawit Kecamatan Sei Intan PTPN V Riau.

Tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada program studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Medan Area. Akhir kata penulis berharap semoga apa yang telah penulis sampaikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan referensi bagi rekan-rekan dan pembaca sekalian.

DAFTAR ISI ( LANJUTAN)

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Batasan Masalah
  • Asumsi – Asumsi yang Digunakan

Selain itu kerugian lain akibat rusaknya mesin boiler adalah menurunnya kecepatan produksi mesin. Dengan berkurangnya efisiensi mesin boiler ini maka efisiensi produksi juga akan menurun di Pabrik CPO Perkebunan Sei Intan PTPN V Riau. Perkebunan Nusantara V Kebun Sei Intan, kegagalan mesin boiler menyebabkan penurunan efisiensi produksi perusahaan.

Apa penyebab sering terjadinya kerusakan pada mesin boiler I di pabrik kelapa sawit Kebun Sei Intan PTPN V. Apakah Total Productive Maintenance (TPM) dapat diterapkan dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) pada mesin boiler I untuk meningkatkan efisiensi mesin boiler I? dan efisiensi produksi? secara umum.

TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan Maintenance

Pemeliharaan dilakukan terhadap mesin/peralatan suatu perusahaan dengan tujuan untuk mencapai tujuan komersial, serta kegiatan perusahaan. Dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka mesin/peralatan produksi dapat digunakan sesuai rencana dan tidak mengalami kerusakan pada saat mesin/peralatan tersebut digunakan atau sebelum jangka waktu yang direncanakan tercapai. Menjaga agar setiap mesin/peralatan pada sistem produksi berada dalam kondisi baik dan berfungsi dengan baik.

Jenis-jenis Maintenance

  • Planned Maintenance (Pemeliharaan Terencana)

Karena pemeliharaan adalah kegiatan pendukung untuk tujuan komersial, pemeliharaan, seperti kegiatan lainnya, harus berhasil, berhasil, dan murah. Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang diselenggarakan dan dilaksanakan dengan pertimbangan untuk masa yang akan datang, pemantauan dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Oleh karena itu, program pemeliharaan yang akan dilaksanakan harus bersifat dinamis dan memerlukan pengawasan dan pengendalian aktif oleh bagian pemeliharaan melalui informasi dari catatan sejarah mesin/peralatan.

Data penting dalam kegiatan pemeliharaan adalah laporan pemeliharaan, laporan inspeksi, laporan perbaikan, dll. Mesin/peralatan akan lebih sering diperiksa/ditangani dan jika tidak ditangani dengan benar justru dapat menimbulkan kerugian.

Preventive maintenance (pemeliharaan pencegahan)

Menurut The Japan Institute of Plant Maintenance3, tujuan pemeliharaan preventif adalah untuk memastikan mesin produksi yang digunakan di lantai pabrik tidak mengalami kerusakan pada saat produksi dan tidak terjadi produk cacat. Kerusakan pada mesin/peralatan akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan dan dapat menimbulkan hambatan dalam proses produksi. Mesin/peralatan yang akan dirawat telah diidentifikasi dan diuraikan komponen-komponennya (tertulis dalam daftar).

Perawatan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin setiap hari, yang dapat berupa penyetelan, pelumasan mesin selama beberapa menit sebelum digunakan sehari-hari. Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali, dengan menggunakan jam kerja suatu mesin atau pabrik produksi sebagai jadwal pelaksanaannya. misalnya setiap seratus jam kerja mesin dll.

Corrective Maintenance (Pemeliharaan Perbaikan)

Predictive Maintenance

  • Unplanned Maintenance (Pemeliharaan Tak Terencana)
  • Tugas dan Pelaksanaan Kegiatan Maintenance
    • Pengertian TPM (Total Productive Maintenace)
  • Analisis Produktivitas : Six Big Losses (Enam Kerugian Besar) 5
    • Set-up and Adjustment Losses (Kerugian karena pemasangan dan penyetelan) penyetelan)
    • Idling and Minor Stoppages Losses (Kerugian karena beroperasi tanpa beban maupun karena berhenti sesaat) beban maupun karena berhenti sesaat)
    • Reduced Speed Losses (Kerugian karena penurunan kecepatan Operasi) Menurunya kecepatan produksi timbul jika operasi aktual lebih kecil dari
    • Process Defect Losses (Kerugian karena produk cacat maupun karena kerja produk diproses ulang) kerja produk diproses ulang)
    • Reduced Yield Losses ( Kerugian pada awal waktu produksi hingga mencapai kondisi produksi yang stabil)
  • Delapan Pilar TPM (Total Productive Maintenance)
  • Autonomous Maintenance (Pemeliharaan Mandiri)
  • Manfaat dari Total Produtive Maintenance (TPM) 6
  • Overall Equipment Effectiveness (OEE)
    • Availability
    • Performance Efficiency
  • Diagram Sebab Akibat (Cause and Effects Diagram)
  • Studi Literatur

Menjaga kondisi mesin/peralatan yang menunjang terlaksananya proses produksi merupakan bagian penting dalam melaksanakan pemeliharaan pada unit produksi. Corrective maintenance (melakukan pengembangan dan penyesuaian terhadap mesin/peralatan untuk mencegah kerusakan dan mempermudah langkah-langkah dalam melakukan perbaikan. Mesin/peralatan yang digunakan secara efisien akan memudahkan pekerjaan dan pemeliharaan mesin/peralatan serta lebih menghasilkan keuntungan bagi perusahaan .

Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan yang digunakan, maka perlu dilakukan analisis produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan terhadap enam kerugian besar. Kecepatan mesin yang dihitung tidak dapat dicapai karena adanya perubahan jenis produk atau material yang tidak sesuai dengan mesin/peralatan yang digunakan. Kecepatan produksi sengaja dikurangi untuk mencegah terjadinya masalah pada mesin/peralatan dan kualitas produk yang dihasilkan jika produksi dilakukan pada kecepatan produksi yang lebih tinggi.

Namun jika kita bisa mengukur seberapa besar masing-masing dari enam kerugian besar yang terjadi pada mesin/peralatan tersebut. Mencegah kerusakan yang dapat disebabkan oleh debu dan kotoran pada permukaan mesin/perangkat; Meningkatkan kualitas dengan TPM, meminimalkan kerusakan mesin/peralatan dan downtime mesin dengan metode yang terfokus.

Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah ukuran komprehensif yang menentukan tingkat produktivitas mesin/peralatan dan kinerja teoritis. Dari enam kerugian besar, hanya penghentian kecil yang dihitung untuk efisiensi mesin/peralatan. Waktu idle mesin adalah waktu proses yang seharusnya digunakan mesin tetapi tidak digunakan karena kerusakan mesin/peralatan (kegagalan peralatan).

𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 x TPM mengurangi kerugian mesin/peralatan dengan meningkatkan ketersediaan, kinerja, efisiensi, dan kualitas produk. Hilangkan enam kerugian besar untuk meningkatkan efisiensi mesin/peralatan dengan menganalisis menggunakan diagram sebab-akibat.

Gambar 2.1. Diagram Profitable PM
Gambar 2.1. Diagram Profitable PM

METODE PENELITIAN

  • Deskripsi Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Deskripsi Lokasi
    • Waktu Penelitian
  • Jenis Penelitian dan Sumber Data Penelitian
    • Data Primer
    • Data Sekunder
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengolahan Data
  • Teknik Pemecahan Masalah
  • Kerangka Berfikir
  • Data Sekunder (Dokumen Perusahaan)

Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan PT.perkebunan Nusantara V Perkebunan Sei Intan yang terdiri dari data sebagai berikut. Data yang nantinya digunakan dalam penyusunan dan pengolahan adalah data yang diperoleh secara langsung melalui observasi dan registrasi, serta data dari dokumen perusahaan di Kebun Sei Intan. Objek yang diperiksa adalah mesin uap atau boiler pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN V Riau perkebunan Sei Intan.

Wawancara dilakukan secara sistematis terhadap beberapa pihak antara lain: pengelola perkebunan Sei Intan, pengelola pabrik kelapa sawit, dan operator mesin boiler. Data yang dikumpulkan pada tahap ini meliputi data input output produksi, data alur produksi dan data wawancara dengan operator mesin boiler. Setelah dilakukan perhitungan efektivitas peralatan secara keseluruhan (OEE), maka akan dilakukan perhitungan OEE dengan menggunakan data Six Big Losses dari mesin yang diteliti.

Kerangka berpikir merupakan pemahaman paling mendasar yang menjadi landasan bagi segala pemikiran selanjutnya.Dalam penelitian ini proses berpikir dimulai dan terfokus pada kerusakan Mesin Boiler I di Perkebunan Sei Intan PTPN di Riau. Penyebab menurunnya efisiensi dan produktivitas pabrik kelapa sawit secara keseluruhan adalah karena boiler menghasilkan uap panas yang digunakan pada beberapa mesin pengolahan kelapa sawit, antara lain: mesin sterilisasi, mesin perebusan, mesin penyulingan minyak (klarifikasi), turbin uap serta pembangkit listrik dan mesin lain yang memerlukan uap super panas di pabrik kelapa sawit. Berdasarkan penilaian tersebut, salah satu langkah pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan menerapkan sistem Total Productive Maintenance dengan mengukur total efektifitas peralatan (OEE) pada mesin boiler I yang menjadi penyebab menurunnya efisiensi produksi.

Setelah melakukan pengukuran efisiensi peralatan boiler I secara keseluruhan, kami akan melanjutkan pengukuran six mayor Loss sebagai langkah tindak lanjut untuk mengetahui faktor dominan penyebab turunnya produktivitas efisiensi pengolahan kelapa sawit di perkebunan Sei Intan. Kemudian enam faktor kerugian utama yang dominan akan diidentifikasi lebih lanjut melalui diagram sebab akibat (fishbone diagram). Melalui diagram sebab akibat akan diberikan saran perbaikan terhadap enam faktor kerugian utama yang paling dominan.

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual BerfikirKerusakan
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual BerfikirKerusakan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pengawasan dan kedisiplinan bagian teknik dan perbengkelan pada saat perbaikan kerusakan mesin boiler. Stock part atau suku cadang mesin boiler dipasang dan kemudian disimpan di bengkel untuk memudahkan perbaikan mesin. Meningkatkan frekuensi perawatan mesin boiler baik harian maupun bulanan terutama untuk memeriksa kebocoran air dan pelumas serta baut yang kendor jika diperlukan pengelasan.

Merancang dan menata ulang area kerja operator boiler agar komponen bekas tidak menumpuk. Pengawasan dan sanksi tegas terhadap operator mesin boiler apabila merusak peralatan dan menunda pengoperasian mesin. Menerapkan standar pelaksanaan kerja dengan konsep ENASE (Efisien, Nyaman, Sehat dan Efisien) bagi operator mesin. 4) Bahan.

Mengurangi waktu kegagalan boiler dengan meningkatkan nilai ketersediaan, nilai ideal OEE ≥ 85% setiap bulannya dalam satu periode dimana harus dilakukan pemeliharaan mandiri mesin secara menyeluruh (autonomous maintenance). Meningkatkan koordinasi antara manajemen pabrik dan petugas lapangan terkait keterlambatan pengiriman minyak sawit sebagai langkah awal peningkatan nilai ketersediaan mesin boiler. Kami berharap dapat terus melakukan perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) terhadap mesin dan peralatan produksi guna memperoleh informasi faktual dalam perencanaan perbaikan mesin dan peralatan secara berkesinambungan sebagai upaya peningkatan efisiensi produksi mesin di PT. Perkebunan Sei Intan V.

Pengukuran efektivitas mesin boiler dengan metode OEE memerlukan pengukuran dan perhitungan lebih lanjut untuk mengetahui enam faktor kerugian utama yang paling berkontribusi terhadap penurunan efektivitas mesin boiler. Kesadaran para karyawan terhadap pemeliharaan mesin dan peralatan hendaknya ditingkatkan sebagai langkah meningkatkan efisiensi perusahaan, mulai dari level operator pabrik hingga manajemen puncak perusahaan. Perusahaan harus lebih cepat dalam merespon laporan kerusakan yang dilampirkan operator pada logbook pemeriksaan operator mesin.

DAFTAR PUSTAKA

STRUKTUR ORGANISASI KEBUN SEI INTAN

Proses produksi yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Intan untuk produksi minyak sawit (CPO) dan inti buah segar (TBS) adalah sebagai berikut. Penyaringan minyak mentah dilakukan dengan bantuan vibro separator untuk menyaring pengotor berupa serat atau Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota dalam struktur organisasi pengurus perusahaan di Perkebunan Sei Intan.

Tujuan dari posisi Plant Assistant adalah mengarahkan seluruh kegiatan divisi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan kinerja divisi sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku. Tujuan dari jabatan Asisten Teknis Umum adalah merencanakan dan melaksanakan kegiatan teknis umum pada unit untuk mendukung efektivitas kegiatan operasional unit sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku. Pelaksanaan kegiatan teknis umum sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku untuk mendukung efektivitas operasional unit.

Tujuan dari posisi Asisten Pengolahan adalah melakukan kegiatan operasional proses pengolahan karet dan memantau shift secara efisien dan efektif untuk mencapai target pengolahan baik kuantitas maupun kualitas sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku. Tujuan dari jabatan HR/asisten umum adalah untuk menangani kegiatan HR/administrasi umum di Unit secara efektif dan efisien sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku. Melaksanakan seluruh kegiatan SDM/administrasi umum di Unit secara efektif dan efisien sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

Tujuan dari jabatan Pegawai Administrasi Keuangan adalah melaksanakan kegiatan administrasi keuangan di lingkungan Unit secara efektif dan efisien sesuai dengan. Melaksanakan seluruh kegiatan administrasi keuangan di lingkungan Unit secara efektif dan efisien sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

Gambar

Gambar 2.1. Diagram Profitable PM
Tabel 2.1. Tujuh Langkah Pengembangan Kegiatan Automous Maintenance
2.12. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effects Diagram)
Gambar 2.2. Diagram Sebab Akibat ( Cause and Effect Diagram)  2.13. Efisiensi Produksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Agenda Ÿ Perkembangan manajemen pemeliharaan Ÿ Organisasi dan manajemen pemeliharaan Ÿ Pemilihan sistem perawatan Ÿ Preventive Maintenance dan penerapannya Ÿ Predictive maintenance