• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM REPRODUKSI VEGETATIF TUMBUHAN DAN REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN GYMNOSPERMAE DAN ANGIOSPERMAE BESERTA PENYERBUKAN DAN PEMENCARANNYA

N/A
N/A
Ramdany Rumas

Academic year: 2024

Membagikan "SISTEM REPRODUKSI VEGETATIF TUMBUHAN DAN REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN GYMNOSPERMAE DAN ANGIOSPERMAE BESERTA PENYERBUKAN DAN PEMENCARANNYA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH STRUKTUR

PERKEMBANGAN TUMBUHAN

SISTEM REPRODUKSI VEGETATIF TUMBUHAN DAN REPRODUKSI GENERATIF PADA TUMBUHAN

GYMNOSPERMAE DAN ANGIOSPERMAE

BESERTA PENYERBUKAN DAN PEMENCARANNYA

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. Medi Hendra M,Si

Disusun oleh : Ika Rachmanila

1307025013

Program Studi Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman

2014

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt, Karena rahmat dan karunianya disini penulis masih dapat menulis sebuah makalah dengan judul ”Sistem Reproduktif Vegetatif Tumbuhan dan Reproduksi Generatif Pada Tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae Beserta Penyerbukan dan Penyebarannya”. Makalah ini menyajikan bahan pembelajaran untuk mahasiswa untuk lebih mengenali system reproduksi baik secara vegetatif maupun generatif pada tumbuhan Gynospermae dan Angiosperma beserta cara penyerbukan dan penyebarannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan masukan dari pembaca tentang isi dari makalah ini untuk dapat menyempurnakan penulisan makalah ini. Terima kasih atas perhatian pembaca sekalian, mohon maaf bila masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Guli-Guli, 22 Oktober 2022

Penulis

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada umumnya, tumbuhan memiliki bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan hidupnya. Yaitu untuk proses penyerapan makanan, pengolahan bahan-bahan yang diserap menjadi bahan-bahan yang digunakan untuk keperluan hidupnya (pernafasan, pertumbuhan,dll). Tumbuhan itu sendiri selama pertumbuhannya , membutuhkan alat-alat tersebut yang seringkali dinamakan juga dengan alat-alat reproduksi secara vegetatif.

Karena itu, tumbuhan memerlukan alat-alat perkembangbiakan yang nantinya akan membantu untuk dapat menghasilkan tumbuhan baru (organ reproduksi), yang dapat dibedakan menjadi alat reproduksi vegetatif, dan alat reproduksi generatif. Alat perkembangbiakan generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya. Tapi pada tumbuhan berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian dari tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Pada bunga inilah, terjadi peristiwa-peristiwa penyerbukan (persarian), serta pembuahan yang akan menghasilkan bagian tumbuhan yang disebut dengan buah, yang didalamnya terkandung biji. Dan biji inilah yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa bunga merupakan suatu bagian tumbuhan yang amat penting.

1.2 Rumusan Masalah

- Apa perbedaan dari reproduksi vegetatif dan generative pada angiosperma dan gymnosperma?

- Apa saja macam-macam tipe dari penyerbukan pada angiosperma dan gymnospermae?

- Mengapa perlu diadakan pemencaran pada proses penyerbukan?

- Siapa saja yang berperan dalam proses penyerbukan bunga?

1.3 Tujuan

- Untuk mengetahui perbedaan dari reproduksi vegetatif dan generatif pada angiosperma dan gymnosperma

-Untuk mengetahui macam-macam tipe dari penyerbukan pada angiosperma dan gymnospermae

-Untuk mengetahui fungsi pemencaran pada proses penyerbukan

-Untuk mengetahui siapa saja yang berperan dalam proses penyerbukan bunga

(4)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Perbandingan alat-alat reproduksi pada angiosperma dan gymnosperma a.Angiospermae

Pada Angiospermae, waktu tumbuhan berbunga dihasilkan mikrospora dan megaspore.

Mikropora berkembang menjadi gametofit jantan yang memancar sebagai serbuk sari, sedangkan maegaspora berkembang menjadi gametofit betina yang merupakan kantung embrio yang tetap berada dalam ovarium, dan merupakan bagian dari bakal biji.

b.Gymnospermae

Gymnospermae merupakan tumbuhan yang berbiji dimana spermae bakal biji tidak dilindungi oleh dinding ovarium sehingga dikatakan tumbuhan berbiji terbuka. Megaspora tetap erada dalam bakal biji, megasporangium dilindungi oleh beberapa integument, kecuali pada bagian ujung memiliki lubang kecil disebut mikrofil.

Gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut, bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah. Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan floemnya tanpa sel-sel pengiring. Mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Bentuk perakaran tunggang. Daun sempit, tebal dan kaku. Tulang daun tidak beraneka ragam. Tidak memiliki bunga sejati. Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina. Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung. Setiap biji mengandung bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji. Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan. Gymnospermae memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.

2. ANGIOSPREMAE

Tumbuhan Angiospermae dikelompokkan ke dalam satu divisi, yaitu Anthophyta dan di bagi menjadi dua kelas yaitu Dikotil dan monokotil.

a.Monokotil

Ciri : mempunyai satu kotiledon, akarnya serabut, batang biasanya tidak bercabang dan tidak membesar karena tidak mempunyai kambium, berkas pembuluh pada batang tersebar atau tidak teratur. Daunnya memiliki pertulangan sejajar atau melengkung. Bagian-bagian bunga kelipatan tiga. Tumbuhan yang termasuk ke dalam golongan ini banyak berperan dalam kehidupan manusia. Makanan pokok seperti beras/padi, jagung dan sagu termasuk anggota tumbuhan monokotil. Buah-buahan seperti salak, siwalan, dan pinang termasuk anggota kelompok ini. Tanaman hias contohnya anggrek gladiol, lili, dan bunga bakung. Contoh lainnya adlaah genjer (limnocharis flava), talas ( Colocasia esculenta), dan anggrek kasut lurik (Paphiopedilum tonsum).

b.Dikotil

Ciri: mempunyai dua kotiledon atau daun biji didalam embrio, akarnya tunggang, batang

(5)

mempunyai kambium, pada tumbuhan berkayu dapat terlihat adanya aktivitas cambium melalui pembesaran diameter batang. Berkas pembuluh pada batang tersusun dalam lingkaran mengelilingi empulur ditengahnya. Daunnya memiliki pertulangan daun menjala, menyirip atau menjari. Bagian bunga umumnya kelipatan 4 atau 5.

Tumbuhan dikotil mempunyai manfaat dalam kehidupan manusia, yaitu:

1. Sebagai makanan, seperti mangga, jambu, kacang-kacangan dan sayuran 2. Sebagai bahan pakaian misalnya kapas

3. Untuk obat-obatan seperti kumis kucing, mahkota dewa dan sebagainya

4. Tanaman hias contohnya teratai (Nelumbo nucifera), krisan (Chrysanthemum rubellum), dan kaktus (Opuntia compressa)

Morfologi Bunga Angios Permae

Bagian-bagian bunga sempurna. 1. Bunga sempurna, 2. Kepala putik (stigma), 3. Tangkai putik (stilus), 4. Tangkai sari (filament, bagian dari benang sari), 5. Sumbu bunga (axis), 6.

artikulasi, 7. Tangkai bunga (pedicel), 8.Kelenjar nektar, 9. Benang sari

A. Reproduksi Aseksual / Vegetatif

Dibagi menjadi 2 :

1. Reproduksi aseksual alami seperti :

Pembentukan spora, dimulai dari pembelahan sel pada bagian tertentu dari tumbuhan.

Contoh : lumut dan tumbuhan paku.

a) Fragmentasi

Reproduksi dengan fragmentasi berarti melepaskan sebagian dari tubuhnya untuk tumbuh menjadi individu baru.

b) Pembentukan tunas, pada dasarnya juga dimulai dari pembelahan sel pada bagian jaringan embrional atau meristematis, dll.

2. Reproduksi aseksual buatan seperti :

Menyetek, mencangkok dan merunduk yang merupakan cara pembiakan yang melibatkan satu individu tumbuhan. Sedangkan menyambung dan menempel melibatkan 2 individu tumbuhan.

B. Reproduksi Seksual / Generatif

Proses reproduksi seksual memerlukan gamet jantan dan betina. Proses perkawinan tumbuhan berbiji diawali oleh proses penyerbukan dan dilanjutkan dengan proses pembuahan.

1. Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) adalah menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji). Dan terjadi pembuahan tunggal.

Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan dan strobilus betina.

Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan berbiji terbuka ini antara lain :

Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas.

 Manfaat gymnospermae

a. Bahan makanan, misalnya : biji melinjo

b. Bahan industri kertas, misalnya : batang pinus dan batang melinjo c. Bahan obat-obatan, misalnya juniper dan pinus

d. Bahan terpentin dan plister, misalnya : tusam/pinus e. Bahan damar, misalnya : pohon damar

2. Penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)

Adalah menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda.

Alat perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan bunga dan alat kelamin bunga.

a. Perhiasan bunga meliputi kelopak dan mahkota bunga.

b. Alat kelamin bunga (alat perkembangbiakan)

Bagian sebelah dalam dari lingkaran perhiasan bunga adalah alat kelamin bunga. Bagian alat kelamin bunga terdiri dari benang sari sebagai alat pembiakan jantan dan putik sebagai alat pembiakan betina. Benang sari berada pada lingkaran sebelah luar dari putik.

Berdasarkan kelengkapan bagian bunga :

a. Bunga lengkap adalah bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, benang sari dan putik.

Misal : bunga sepatu, cabai, kecubung, mawar, melati, dan jeruk.

(6)

b. Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak mempunyai salah satu atau beberapa bagian bunga baik perhiasan maupun alat kelamin.

Berdasarkan kelengkapan alat kelamin : a. Bunga sempurna

b. Bunga tidak sempurna

Berdasarkan jumlah keping bijinya pada saat tumbuhan berkecambah, tumbuhan berbiji tertutup dikelompokkan menjadi 2 :

a. Tumbuhan berkeping dua (dikotiledonea atau dikotil), jika tumbuhan memiliki dua keping biji bila berkecambah.

Ciri-ciri :

- Memiliki sistem perakaran berupa akar tunggang

- Pertulangan daun menjala dengan ibu tulang daun menyirip atau mengari - Memiliki bagian-bagian bunga 4 – 5 atau kelipatannya

- Bila biji berkecambah memiliki dua daun lembaya

b. Tumbuhan berkeping satu (monokotiledonea atau monokotil), jika tumbuhan memiliki satu keping biji bila berkecambah.

Ciri-ciri :

- Memiliki sistem perakaran berupa akar serabut - Pertulangan daun sejajar atau melengkung

- Memiliki bagian-bagian bunga 3 atau kelipatannya - Bila biji berkecambah memiliki satu daun lembaya Contoh tumbuhan angiospermae antara lain :

Jambu, mangga, padi, jagung, pandan, bambu, rambutan, dan teratai.

C. Penyerbukan

Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan. Pada angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala putik, sedangkan pada gymnospermae merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari pada bala biji.

1. Macam-macam penyerbukan

Macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan faktor yang membantu proses penyerbukan.

- Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari

Serbuk sari dapat berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan asal serbuk sari, (1) Otogami

Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan putik. Berikut ini beberapa istilah atau bentuk gangguan yang menghalangi penyerbukan.

a. Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu dari pada putik b. Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari c. Serbuk sari tidak dapat sampai di kepala putik

(2) Kleistogami

Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum mekar.

(3) Geistonogami

Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga penyerbukan tetangga.

(4) Alogami

Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami disebut juga penyerbukan silang.

(5) Penyerbukan bastar (hibridogami)

Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat berbeda.

(7)

Macam bastar :

i. Bastar antar kultivar (varietas). Contohnya antara mangga golek dengan mangga gadung.

ii. Bastar antar jenis (spesies). Contoh antara mangga dengan kweni.

iii. Bastar antar mangga (genus). Contoh cabai dengan terong.

(6) Pemencaran Tumbuhan

- Pemencaran tumbuhan tanpa bantuan faktor luar

Pemencaran alat perkembangbiakan tanpa bantuan faktor luar pada umumnya tidak memungkinkan terjadi penyebaran secara luas. Beberapa cara reproduksi memungkinkan bantuan memencar antara lain dengan stolon (geragih), rizoma (rimpang), umbi lapis dan umbi batang. Di samping itu pemencaran tumbuhan dapat disebabkan oleh gerak higroskopis.

Gerak higroskopis merupakan gerak yang disebabkan oleh perubahan air.

- Pemencaran tumbuhan dengan bantuan faktor luar Dapat dibedakan menjadi 4 :

A. Anemokori

Adalah pemencaran tumbuhan dengan bantuan angin. Pemencaran dengan bantuan angin dapat menjangkau daerah yang luas.

Beberapa ciri tumbuhan anemokori adalah sebagai berikut : - Biji kecil dan ringan

- Buah dan biji bersayap - Buah dan biji berbulu

B. Hidrokori

Adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan air. Contoh : enceng gondok yaitu dengan tunas-tunas yang memisahkan diri dari induknya.

Ciri-ciri jenis tumbuhan ini adalah mempunyai buah yang kulit buahnya tersusun oleh 3 lapis yaitu :

1) Lapisan eksokarp yaitu lapisan terluar yang tipis, namun kuat dan mengkilap.

2) Lapisan mesokarp yaitu lapisan tengah yang paling tebal.

3) Lapisan endocarp yaitu lapisan paling dalam yang kuat dan keras.

Contohnya : tumbuhan kelapa dan nyamplung.

C. Zookori

Adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan hewan.

Berdasarkan jenis hewan yang membantu penyebarannya, zookori dibedakan menjadi 4 macam :

1) Entomokori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan serangga, misal : tumbuhan bakau.

2) Ornitokori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan burung. Misal : beringin dan benalu.

3) Kiroptekori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan kelelawar.

Misal : tumbuhan jambu biji.

4) Mamokori yaitu pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan mamalia. Misal : kopi, trembesi dan aren.

D. Antropokori

Adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan manusia. Bantuan itu dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. Bantuan manusia yang dilakukan secara sengaja karena tumbuhan yang bersangkutan mendatangkan keuntungan atau bernilai ekonomi bagi manusia. Contoh : kopi, cengkeh, kelapa, karet, padi, jagung, dll.

Sedangkan yang tidak disengaja biasanya terjadi karena tumbuhan yang bersangkutan memiliki alat perekat pada buah atau biji yang mudah menempel pada pakaian.

Contohnya : rumput, jarum.

(8)

BAB 3 PEMBAHASAN

Pada reproduksi aseksual/ vegetatif, dibagi menjadi dua. Yaitu reproduksi seksual secara alami, dan reproduksi seksual secara buatan. Reproduksi Seksual adalah reproduksi melalui persatuan antar gamet jantan dan betina, disebut juga sebagai reproduksi generatif karena individu baru berasal dari bagian generatif tumbuhan. Pada reproduksi seksual secara alami, yaitu dimulai dari pembelahan sel pada bagian tertentu tumbuhan. Pembelahan ini ada yang berupa fragmentasi dan pembentukan tunas. Pada fragmentasi sendiri, proses ini membuat sebagian sel dapat melepaskan sebagian selnya yang akan tumbuh menjadi individu baru. Sedangkan pada pembentukan tunas, pembelahan selnya dilakukan dalam sel yang masih bersifat embrio atau yang secara meristematis. Ada pula reproduksi Aseksual adalah reproduksi tanpa melalui persatuan antar gamet jantan dan betina, disebut pula sebagai reproduksi vegetatif karena individu baru berasal dari bagian vegetatif tumbuhan satu induk.Pada reproduksi seksual secara buatan, yaitu dengan cara penyetekan, pencangkokan, yang membutuhkan satu atau dua individu yang lain untuk dapat ditempelkan atau dibuat menyatu dengan media tertentu yang akan membuat tanaman menjadi lebih subur dan menghasilkan tanaman yang lebih unggul dari induknnya. Mencangkok,menyetek,&

merunduk merupakan cara pembiakan yang melibatkan satu individu. Sedangkan menyambung&menempel tidak memperbanyak tanaman namun menggabungkan dua sifat tanaman yang berbeda.

Gambar bagian-bagian bunga sempurna/bunga lengkap Bagian bunga dan fungsinya :

1. Kelopak (kalik) (Melindungi kuncup bunga) 2. Mahkota (korola) (Menarik perhatian serangga) 3. Benang sari (stamen) terdiri dari :

a.tangkai sari (filamen)

b.kepala sari (antera) terdiri atas 4 kantong sari (Sebagai penghasil gamet jantan, yaitu serbuk sari (pollen)

4. Putik (pistilus) terdiri atas : a.tangkai putik (stilus)

b.kepala putik (stigma)

c.bakal buah (ovarium) di dalam bakal buah terdapat bakal biji (ovule) (Sebagai penghasil gamet betina)

Pembentukan Gamet Betina, Pada Angiospermae Gamet betina dibentuk di dalam

bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel

induk kantug lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel

(9)

induk kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari.

Gambar pembentukan gamet betina pada angiosperma

Sedangkan pada reproduksi secara seksual/generatif, dibutuhkan pasangan gamet

betina dan jantan untuk bias melakukan reproduksi untuk bias menghasilkan individu yang

baru.

Proses reproduksi secara generatif adalah dengan menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda. Sedangkan alat perkembangbiakan angiospermae adalah bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan bunga dan alat kelamin bunga. ada penyerbukan generatif, terdapat dua jenis penyerbukan, yaitu penyerbukan pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnosperma), dan penyerbukan pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiosperma). Pada penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) terjadi proses menempelnya serbuk sari ke mikrofil (liang bakal biji). Dan terjadi pembuahan tunggal. Alat reproduksi gymnospermae berupa strobilus jantan dan strobilus betina. Proses penyerbukan pada gymnospermae umumnya dibantu oleh angin. Contoh tumbuhan berbiji terbuka ini antara lain, Melinjo, pinus, damar, pakis haji dan cycas. Sedangkan penyerbukan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae), merupakan proses menempelnya serbuk sari ke kepala putik dan terjadi pembuahan ganda. Dengan alat perkembangbiakan angiospermae yaitu bunga. Bunga meliputi berdasarkan perhiasan bunga dan alat kelamin bunga.
(10)

Gambar proses penyerbukan (polinasi)

Penyerbukan atau polinasi merupakan proses awal sebelum terjadinya pembuahan. Pada angiospermae, penyerbukan adalah proses melekatnya serbuk sari di kepala putik, sedangkan pada gymnospermae merupakan peristiwa melekatnya serbuk sari pada bala biji. Polinasi dapat dibagi menjadi macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan faktor yang membantu proses penyerbukan. Pada penyerbukan berdasarkan serbuk sari, dapat berasal dari beberapa sumber.

Yaitu serbuk sari tidak hanya dapat pada satu sumber, namun dapat juga dari sumber-sumber yang lainnya. Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan putik. Berikut ini beberapa istilah atau bentuk gangguan yang menghalangi penyerbukan. Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum mekar.

Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga penyerbukan tetangga

.

Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami disebut juga penyerbukan silang

.

Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat berbeda

.

Proses Penyerbukan dan Pembuahan, yaitu diawali butir serbuk/serbuk sari →menempel pada kepala putik → membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) → inti generatif membelah → 2 inti sperma → sampai di mikropil, inti vegetatif mati → satu inti sperma membuahi sel telur → embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga → endosperma (makanan cadangan bagi embrio). Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda. Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab. yaitu melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis), serta tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas: Apogami, yaitu embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda. Partenogenesis embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi. Embrio adventif merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga.

Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.

Pemencaran alat perkembangbiakan tanpa bantuan faktor luar pada umumnya tidak memungkinkan terjadi penyebaran secara luas. Beberapa cara reproduksi memungkinkan bantuan memencar antara lain dengan stolon (geragih), rizoma (rimpang), umbi lapis dan umbi batang. Di samping itu pemencaran tumbuhan dapat disebabkan oleh gerak higroskopis. Gerak higroskopis merupakan gerak yang disebabkan oleh perubahan air. Anemokori adalah pemencaran tumbuhan dengan bantuan angin.

(11)

Gambar penyerbukan (polinasi) anemokori

Pemencaran dengan bantuan angin dapat menjangkau daerah yang luas. Sedangkan hidrokori Adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan air. Contoh : enceng gondok yaitu dengan tunas-tunas yang memisahkan diri dari induknya. Ciri-ciri jenis tumbuhan ini adalah mempunyai buah yang kulit buahnya tersusun oleh 3 lapis. Zookori adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan hewan. Berdasarkan jenis hewan yang membantu penyebarannya. Yaitu entomokori (serangga), ornitokori (burung), kiroptekori (kelelawar), dan mamokori (mamalia).

Gambar penyerbukan (polinasi) entomokori

Gambar penyerbukan (polinasi) kiroptekori

(12)

Gambar penyerbukan (polinasi) ornitokori

Antropokori adalah pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan manusia. Bantuan itu dapat terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. Bantuan manusia yang dilakukan secara sengaja karena tumbuhan yang bersangkutan mendatangkan keuntungan atau bernilai ekonomi bagi manusia.

Gambar penyerbukan (polinasi) antropokori

Proses Penyerbukan dan Pembuahan, yaitu diawali butir serbuk/serbuk sari

→menempel pada kepala putik → membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) → inti generatif membelah → 2 inti sperma → sampai di mikropil, inti vegetatif mati → satu inti sperma membuahi sel telur

→ embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga → endosperma (makanan cadangan bagi embrio). Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda. Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab. yaitu melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis), serta tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:

Apogami, yaitu embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda. Partenogenesis embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi. Embrio adventif merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga. Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.

(13)

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

- Perbedaan reproduksi vegetatif dan generatif pada angiosperma dan gymnosperma yaitu, pada gymnospermae, terjadi pembuahan tunggal_membentuk biji. Sedangkan pada

angiospermae, pembuahan ganda_membentuk biji dan buah.

Pada Angiospermae, waktu tumbuhan berbunga dihasilkan mikrospora dan megaspore.

Mikropora berkembang menjadi gametofit jantan yang memancar sebagai serbuk sari, sedangkan maegaspora berkembang menjadi gametofit betina yang merupakan kantung embrio yang tetap berada dalam ovarium, dan merupakan bagian dari bakal biji.

Gymnospermae merupakan tumbuhan yang berbiji dimana spermae bakal biji tidak dilindungi oleh dinding ovarium sehingga dikatakan tumbuhan berbiji terbuka. Megaspora tetap erada dalam bakal biji, megasporangium dilindungi oleh beberapa integument, kecuali pada bagian ujung memiliki lubang kecil disebut mikrofil.

- Macam-macam tipe dari penyerbukan pada angiosperma dan gymnospermae adalah

Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari, yang dibagi lagi menjadi 6. Yaitu, Otogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Pada saat otogami, dapat saja terjadi beberapa gangguan yang menghalangi pertemuan antara serbuk sari dan putik. Yang kedua yaitu Kleistogami merupakan bagian dari otogami yang terjadi pada saat bunga belum mekar. Selanjutnya ada Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga penyerbukan tetangga. Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami disebut juga penyerbukan silang. Lalu ada Penyerbukan bastar yang terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat berbeda. Terakhir terdapat pula Pemencaran alat perkembangbiakan tanpa bantuan faktor luar pada umumnya tidak memungkinkan terjadi penyebaran secara luas. Beberapa cara reproduksi memungkinkan bantuan memencar antara lain dengan stolon (geragih), rizoma (rimpang), umbi lapis dan umbi batang.

-

Fungsi pemencaran pada proses penyerbukan adalah untuk

pemencaran alat perkembangbiakan tanpa bantuan faktor luar pada umumnya tidak memungkinkan terjadi penyebaran secara luas.

Beberapa cara reproduksi memungkinkan bantuan memencar antara lain dengan stolon (geragih), rizoma (rimpang), umbi lapis dan umbi batang. Di samping itu pemencaran tumbuhan dapat disebabkan oleh gerak higroskopis. Gerak higroskopis merupakan gerak yang disebabkan oleh perubahan air.

- Y

ang berperan dalam proses penyerbukan bunga adalah angin, air, burung, serangga,

kelelawar, manusia, dan mamalia.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. 1993. Biology, Third Edition. Benjamin Cummings Publishing Company, Inc. Redwood City.

Solomon et. Al. 2005. Biology, Seventh Edition. Thomson Publishing.

Pickering, W. R. 1994. Advanced Biology Revision Handbook. Oxford University Press.

Diktat Biologi Kurikulum Berbasis Kompetensi SLTP Kelas 1. Yudhistira.

Burnie, D. 2000. Jendela Iptek. Kehidupan. Jakarta : Balai Pustaka.

Goodman, A. 1996. Kamus Sains Bergambar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University.

Referensi

Dokumen terkait