• Tidak ada hasil yang ditemukan

Research using qualitative methods and the type used in this research is to develop a descriptive problem under study, taking informants to do with using a deliberate mechanism (propposive)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Research using qualitative methods and the type used in this research is to develop a descriptive problem under study, taking informants to do with using a deliberate mechanism (propposive)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENGENDARA SEPEDA MOTOR TIDAK MENGGUNAKAN HELM

(Studi Kasus: Jalan Purus IV-V Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat)

JURNAL

RIO SAPUTRA 10070146

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2014

(2)

FAKTOR PENGENDARA SEPEDA MOTOR TIDAK MENGGUNAKAN HELM (Studi Kasus: Jalan Purus IV-V Kelurahan Purus Kecamatan Padan Barat)

Oleh:

Rio Saputra* Erianjoni* Surya Prahara *

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat*

Dosen Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatra Barat**

ABSTRACT

Transportation serves to overcome the communication gap and the distance between the origin and the destination, it was developed for the infrastructure system. In addition to supporting the smooth transportation system also ruquired traffic system that is safe to drive. In order to create a safe and orderly society in road traffic, where the government has made a legislation that is in the form of Act 22 of 2009 on the traffic and road transport, with this rule, the government in this stakeholders such as the police are empowered to crack down on traffic violators, including issues regarding the factors bikers do not use helmets. Regulations regarding the use of helmets has been set up in Act 22 of 2009 Article 57 paragraph (2) of the traffic and road transport that explains mandatory for motorcyclists to wear safety helmets. The purpose of this study was to describe factors motorcyclist not wearing a helmet at ro Padang District West Purus.

The theory used in this study is the theory of social action in which social action to obtain a valid understanding of subjective meanings in other words in the form of self introspection. Research using qualitative methods and the type used in this research is to develop a descriptive problem under study, taking informants to do with using a deliberate mechanism (propposive). In collecting data using primary data obtained through observation and in-depth interviews. The unit of analysis of data comprising the steps of data reduction, data presentation and conclusion.

From the conclusion, there are many motorcycle riders do not obey traffic discipline that is not using a helmet with various factors: A. Internal factors are: (1). Lack of awareness about public awareness law that not using helmets are very at least, whereas the existing traffic regulation order. (2). Factor is a sense of comfort. That informant stated that the use of helmets they feel less comfortable when using the helmet. (3). Destructive force which resulted in the appearance of his appearance will be damaged if use helmet. (4). Safety is the most important thing any society when riding a motorcycle. B. External factors are: (1). Distance or location of the residence where the destination is close informants and the absence of police at the site (2). Violations of the police is to sanction those who violate the traffic rules.

Key Words: Riders, Motorcycles and Helment.

(3)

Pendahuluan

Menyadari penting dan strategisnya peranan transportasi dan lalu lintas yang berhubungan hajat hidup orang banyak tersebut maka lalu lintas dan angkutan jalan yang ditata dalam satu sistem transportasi terpadu harus mewujudkan tersedianya jasa transportasi dengan tingkatan kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang aman, tertib dan lancar dengan karakteristik dan keunggulan tersendiri yang sangat signifikasikan dalam mendukung pemerintah dan polantas dalam menegakkan supremasi hukum (Vademikum, 1999:85)

Tuntunan reformasi untuk penegakan supremasi hukum terutama di jalan raya dituntut kepada penegak hukum atau aparat yang mempunyai wewenang, semestinya dapat memanfaatkan kewenangan itu yakni dalam penegakan peraturan lalu lintas yang ada di jalan raya kepada pengguna jalan raya yang melakukan tindakan pelanggaran lalu lintas dalam

mengendarai sepeda motor (Soekanto, 1982:51-53)

Tindakan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh masyarakat sekarang dianggap sebagai suatu fenomena yang wajar.

Karena aparat penegak hukum di jalan raya yaitu polantas sepertinya tidak lagi memberi tindakan yang tegas atau adanya upaya-upaya yang dilakukannya dalam mengurangi angka pelanggaran lalu lintas di jalan raya sehingga kebiasaan ini sering terjadi terus menerus (Soekanto, 1982:58-59)

Transportasi berfungsi untuk mengatasi kesenjangan jarak dan komunikasi antara tempat asal dan tempat tujuan. Untuk itu dikembangkan sistem dalam wujud sarana kendaraan dan prasarana jalan, selain itu untuk menunjang sistem kelancaran transportasi juga diperlukan sistem lalu lintas yang aman untuk berkendara. Demi menciptakan masyarakat yang aman dan tertib dalam berlalu lintas, pemerintah membuat suatu

(4)

perundangan yaitu dalam bentuk Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Suatu perundang-undang merupakan syarat mutlak untuk menjamin adanya ketertiban dalam masyarakat, bila mana tidak ada suatu undang atau kebijakan maka akan timbul kekacauan didalam masyarakat karena pemerintah yang didukung oleh banyaknya Undang- Undang aneka peraturan dan kebijakan ini pemerintah baranggapan dapat menjamin berhasilnya pengaturan masyarakat (Daldjoeni, 1985:22).

Menurut UU No. 22 Tahun 2009 tentang peraturan lalu lintas yang mengatur ketentuan pidana berupa kurungan denda yang dikenakan bagi pelanggaran peraturan lalu lintas. Pelanggaran yang dimaksud meliputi antara lain soal aspek kepemilikan kendaraan,

kepatuhan terhadap

marka/rambu/sinyal pengguna sabuk keselamatan penanganan kecelakaan, asuransi kendaraan/awak angkutan umum dan lain-lain. Lamanya kurungan dan besarnya denda diharapkan dapat menimbulkan efek jera (Welas, 2010:51). Penggunaan

helm ditingkat pengemudi sepeda motor sangat minim dengan artian, bahwa tingkat kesadaran masyarakat pengendara sepeda motor sangat rendah. Dalam mengemudi sepeda motor, masyarakat lebih cenderung tidak mempedulikan keselamatan diri sendiri, pengemudi sepeda motor tidak mempedulikan pentingnya penggunaan helm untuk melindungi kepalanya. Hal tersebut dapat dilihat dari pengemudi sepeda motor yang tidak menggunakan helm saat mengendarai kendaraan, khususnya di Jalan Purus IV-V Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa faktor pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm di Jalan Purus IV-V Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif (Afrizal, 2008:17). dengan tipe deskriptif (Surya, 1983:75-79).

Penelitian ini dilakukan di Jalan Purus IV-V Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat, Jumlah informan dalam penelitian adalah 14 orang informan.

(5)

Teknik penarikan informan dalam penelitian ini adalah mekanisme disengaja (puposive) (Afrizal, 2008:100-101). Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil dan Pembahasan

A. Faktor Internal yang merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu untuk melakukan tindakan yang diinginkan, dalam sub ini menjelaskan hal-hal internal yang menyebabkan faktor pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm yaitu: 1. Kurangnya kesadaran tentang hukum, hukum adalah suatu aturan yang dibentuk secara kolektif bersama yang setiap mensepakati harus mematuhi hukum yang telah dibentuk. Keasadarn seseorang tidak menggunakan helm sangatlah minim sekali, padahal sudah ada aturan tata tertib lalu lintas, tapi masih banyak juga yang melanggarnya. 2. Faktor rasa nyaman yaitu suatu rasa yang dimiliki manusia ketika dalam suatu kejadian, dimana pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm mengatakan jika menggunakan helm itu merasa terganggu dan merasa

kurang nyaman saat menggunakan helm tersebut dan berbagai alasan- alasan. 3. Merusak penampilan yaitu manusia merupakan makhluk sosial yang dapat kita lihat dari segi penampilan, penampilan merupakan salah satu hal yang paling terpenting dalam hidup individu, dimana saat menggunakan helm mereka akan merasa terganggu jika menggunakan dan jika menggukan helm akan merusak penampilan mereka di bagian rambut dan jilbab. 4.

Keselamatan merupakan hal yang terpenting dalam diri manusia, didalam mengendarai sepeda motor adalah hal yang sangat berbahaya, jika kita ceroboh saat mengendarai sepeda motor, dan tidak mematuhi tata tertib lalu lintas akan vatal untuk diri kita sendiri.

B. Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar dan tindakan yang dilakukan karena adanya ransangan dari luar. 1. Jarak atau lokasi Eksternal, tujuan merupakan hal yang terpenting sebelum seseorang berpergian, pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm di Jalan Purus dikarenakan akan ajarak atau loksai informan dekat dan di Jalan Purus kurang

(6)

sering dijaga polisi (Razia), sehingga mereka aman dalam berkendara, kadang kala rasa aman itu muncul dari diri sipengendara apa bila mengendarai sepeda motor di jalan ini sangat baik dan aman dari polisi. 2. Tindakn pelanggaran dari Polisi yaitu pelanggaran merupakan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan aturan yang ada.

Setiap pengendara sepeda motor yang melakukan pelanggaran lalu lintas akan ditilang, penilangan itu seperti SIM, STNK dan bahkan ada juga motornya yang dibawa kekantor polantas.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di Jalan Purus IV-V Kelurahan Purus Kecamatan Padang Barat, Faktor pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm dapat disimpulkan.

1. Faktor Internal, bahwa sebab- sebab terjadi pelanggaran lalu lintas disebabkan oleh tindakan masyarakat itu sendiri, kurangnya kesadaran tenta g hukum.

2. Faktor Eksternal, bahwa lokasi tujuan merupakan suatu tindakan pengendara pat tinggal yang dekat

dan tidak adanya polisi yang razia yang di temuai . tindakn yang diberikan oleh polantas terhadap pengendara sepeda motor yaitu untuk lebih meningkatkan mematuhi tata tertib lalu lintas.

Daftar Pustaka

Afrizal, 2008. Pengantar Penelitian Kualitatif. Padang:

Laboratorium Sosiologi FISIP Unand.

Daldjoeni, N. 1985. Seluk Beluk Masyarakat Kota. Bandung:

Alumni.

Soekanto, Soerjono.1982. Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: Cv.

Rajawali.

Vademekum. 1999. Polisi Lalu Lintas, Sk. Dit. Lantas Polisi.

Jakarta.

Welas Trias. 2010. Undang-Undang Lalu Lintas (UU RI Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan). New Merah Putih(Anggota IKAPI).

Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait