• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Fisiologis Ternak Terhadap Suhu dan Faktor Lingkungan Lain

N/A
N/A
AHMAD FAHMI NUR IRFANI

Academic year: 2023

Membagikan "Respon Fisiologis Ternak Terhadap Suhu dan Faktor Lingkungan Lain"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS RESUME MATERI PPT BANGUNAN PERTANIAN Nama : Ahmad Fahmi Nur Irfani

NIM : 215100200111021 Kelas : E

Absen : 15

Materi : Respon Fisiologis Ternak Terhadap Suhu dan Faktor Lingkungan Lain

a) Respon Hewan terhadap suhu panas dan faktor lingkungan lainnya dapat mempengaruhi fungsi semua organ dan sistem yang memiliki efek pada laju metabolisme pada hewan itu sendiri. Laju metabolisme hewan dapat diketahui melalui beberapa indikator status gizi dan produktivitasnya, yaitu

 Suhu

 Kelembaban

 Kecepatan udara dan

 Radiasi

b) Homeostatis

Homeostatis adalah suatu proses pengaturan diri yang dimana organisme hidup dapat mempertahankan stabilitas internal diri terhadap perubahan kondisi eksternal. Contoh dari homeostatis yaitu

 Homeothermy (pemeliharaan suhu tubuh internal dengan tepat)

 Termoneutral (biasa terjadi kisaran suhu lingkungan, yang dimana mekanisme homeothering tubuh untuk mempertahankan keseimbangan antara hilangnya panas dan produksi panas tanpa stres)

Termoneutral dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang dimana hewan mendekati termonentralitas, namun harus tetap mempertahankan keseimbangan yang tepat antara nilai produktif dan termonentralis.

c) Respon Ternak Terhadap Suhu

 Sapi

Untuk menghitung tekanan panas digunakan indeks suhu kelembapan (Temperature- Humidity Index-(THI)) dan dihitung menggunakan thermohygrometer digital yang dimana THI harus berada antara 72-75 untuk sapi normal dan dengan batas atas temperature udara adalah 25-26oC. Nilai THI yang normal untuk sapi perah yaitu kurang dari 72 dan jika lebih dari itu maka ternak akan mengalami stress, karena makin tinggi nilai THI maka tingkat cekaman panas yang dialami ternak juga makin tinggi.

 Unggas

Ada tiga tipe kadang ayam boiler yaitu Open House, Close House, Dan Semi close house. Dalam ketiga tipe kandang ayam tersebut suhunya dapat dipengaruhi oleh arah kandang dan kepadatan kandang.

Perbedaan suhu lingkungan mungkin terjadi mudah menyebabkan stres sapi sehingga akan mempengaruhi fisiologi dan mengurangi keluaran. Berdasarkan hasil pengukuran suhu berada di atas zona nyaman sapi Interferensi simultan dengan suhu rata-rata sekitar pada siang hari 29oC dan kelembaban 73%. Menenangkan Zona sapi simental 17—28°C menurut asal

(2)

usulnya daerah tropis dan subtropis. Suhu dan kelembapan udara lebih tinggi mengungguli hasil zona nyaman Sapi akan mencoba mengatur suhu tubuhnya masih dalam keadaan normal.

peningkatan beban panas disebabkan oleh kombinasi suhu udara, kelembaban udara, pergerakan udara dan radiasi sinar matahari juga dapat meningkatkan suhu tubuh kecepatan pernapasan dapat dikurangi (Astuti et al.,2015).

d) Respon Ternak Terhadap Cahaya

Ada empat faktor penting dalam pencahayaan pada peternakan, yaitu intensitas cahaya, distribusi cahaya, panjang hari, dan warna cahaya.

 Unggas

Unggas membutuhkan 30-50 lux untuk 80% area tempat tinggalnya.

 Sapi perah dan sapi potong

Sapi perah membutuhkan lebih banyak cahaya sekitar 150 lux selama 16-18 jam per hari, sedangkan sapi potong membutuhkan 80-100 lux cahaya selama 16 jam per hari. Intensitas radiasi yang masuk ke kandang juga sangat mempengaruhi dimana pada daerah dataran tinggi sekitar (38,74 lux) dataran sedang (43,3 lux) dataran rendah (44,08 lux).

Pencahayaan merupakan aspek penting dari habitat hewan. Burung dan mamalia merespons pancaran energi dengan berbagai cara, termasuk pertumbuhan. dan kinerja reproduksi. Pada ayam, cahaya memiliki tiga fungsi utama: mendukung penglihatan, merangsang siklus endokrin akibat perubahan hari, dan memulai pelepasan hormon. Suhu lingkungan yang tinggi erat kaitannya dengan peningkatan respirasi dengan meningkatkan aktivitas otot-otot pernapasan, sehingga membutuhkan lebih banyak darah untuk membawa oksigen dan nutrisi ke dalam darah dengan meningkatkan detak jantung, sehingga mempercepat proses pemompaan darah ke permukaan (Fathan et al.,2023).

e) Respon Ternak Terhadap Pergerakan Udara

Suhu dan kelembaban udara dalam kandang merupakan faktor iklim yang mempengaruhi kenyamanan hewan. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai suhu dan kelembaban di dalam kandang adalah ketinggian dari permukaan laut. Di dataran rendah (15 mdpl), kondisi suhu dan kelembaban di dalam kandang dapat bervariasi, cenderung lebih tinggi dibandingkan pada dataran tinggi (758 mdpl). Kondisi kandang di iklim tropis juga dapat mempengaruhi iklim mikro kandang. Daerah yang beriklim tropis mempunyai intensitas penyinaran matahari yang lebih tinggi (Putri et al.,2020)

Respon terhadap udara ini ditandai dengan adanya ventilasi pada kandang ternak yang memiliki fungsi penting untuk menjaga lingkungan hewan yang nyaman. Pada sistem ventilasi ini memiliki persayaratan khusus yaitu

 Adanya pertukaran udara yang cukup.

 Adanya kontrol untuk menyesuaikan kondisi dalam dan luar kandang yang ditandai dengan didapati tirai, pintu, atau panel ventilasi yang dibuka dan ditutup secara manual.

 Adanya tiga kondisi pengoperasian yang fleksibel sesuai keadaan musim yang berbeda.

(3)

Contoh persyaratan sistem ventilasi

f) Manajemen Bangunan Berventilasi Alami

 Saat musim dingin

- Lubang masuk bubungan dan atap terbuka

- Saat musim dingin parah, lubang udara ditutup sebagian

- Bukaan dinding disamping dan dinding ujung ditutup serta diikat

 Saat musim semi/musim gugur

- Saluran masuk bubungan dan atap terbuka penuh

- Bukaan dinding samping dan dinding ujung atas disesuaikan

 Saat musim panas

- Bubungan dan atap terbuka

- Dinding samping dan ujung terbuka sepenuhnya g) Kesimpulan

Laju metabolisme hewan dapat diketahui melalui beberapa indikator status gizi dan produktivitasnya, yaitu suhu, kelembaban, kecepatan udara, dan radiasi. Respon ternak jenis sapi terhadap suhu dihitung menggunakan thermohygrometer digital yang dimana THI harus berada antara 72-75 untuk sapi normal dan dengan batas atas temperature udara adalah 25-26oC, sedangkan pada unggas suhunya dapat dilihat dari kondisi kandang dimana suhunya dapat dipengaruhi oleh arah kandang dan kepadatan kandang. Perbedaan suhu lingkungan yang mungkin terjadi dapat mudah menyebabkan stres sapi sehingga akan mempengaruhi fisiologi dan mengurangi keluaran. Kemudian respon ternak terhadap cahaya yang dimana cahaya memiliki peran penting sebagai intensitas cahaya, distribusi cahaya, panjang hari, dan warna cahaya. Ternak jenis unggas membutuhkan 30-50 lux untuk 80% area tempat tinggalnya, sedangkan sapi membutuhkan lebih banyak cahaya sekitar 150 lux selama 16-18 jam per hari, sedangkan sapi potong membutuhkan 80-100 lux cahaya selama 16 jam per hari. Pencahayaan merupakan aspek penting dari habitat hewan. Burung dan mamalia merespons pancaran energi dengan berbagai cara, termasuk pertumbuhan dan kinerja reproduksi. Kemudian respon ternak terhadap kecepatan udara, yang dimana suhu dan kelembaban udara dalam kandang merupakan faktor iklim yang mempengaruhi kenyamanan hewan. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai suhu dan kelembaban di dalam kandang adalah ketinggian dari permukaan laut. Di dataran rendah (15 mdpl), kondisi suhu dan kelembaban di dalam kandang dapat bervariasi, cenderung lebih tinggi dibandingkan pada dataran tinggi (758 mdpl). Pada

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti A. Santosa PE. 2015. Pengaruh cara pemberian konsentrat-hijauan terhadap respon fisiologis dan performa sapi peranakan Simmental. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 3(4).

Kabaderan I, Gubali SI, Dako S. dan Fathan S. 2023. Status fisiologi ayam kampung super akibat perbedaan cahaya. Gorontalo Journal of Equatorial Animals, 2(1).

Putri AS, Pamungkas D, Widiyawati R, Firdaus F. 2020, December. Respon fisiologi dan konsumsi pakan sapi peranakan ongole (PO) terhadap kondisi mikroklimat kandang. In Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner (Vol. 20, No. 20 : 133-142).

Referensi

Dokumen terkait