• Tidak ada hasil yang ditemukan

The results of this research are: (1) Background of Amlis in involment to sustain the Rantak Kudo dance at pesisir Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "The results of this research are: (1) Background of Amlis in involment to sustain the Rantak Kudo dance at pesisir Selatan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

AMLIS PENARI TRADISIONAL KESENIAN RANTAK KUDO DI PESISIR SELATAN (TAHUN 1992-2015)

Pepi Candra1,Zulfa2,Livia Ersi2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2DosenProgram Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

Purpose of this research is thematic biography of Amlis that raised the character of traditional dance who calced as Rantak Kudo from Pesisir Selatan. Problem of this research was background of Amlis in maintaining the Rantak Kundo dance at Pesisir Selatan. Amlis is as dancer of Rantak Kudo at Pesisir selatan in 1992-2015 and also the system of inheritance Rantak Kudo dance at Pesisir selatan. The methode of this research are consist of four steps: first is a heuristic, second is criticism of sources. Source criticism is divided into two. It is namely external and internal criticism of criticism. The third step is stage, the stage of the interpretation of the information who bad beed gathered, this stage linking, comparing data and interpret the data. The fourth step is the historiography. The results of this research are: (1) Background of Amlis in involment to sustain the Rantak Kudo dance at pesisir Selatan. It was tarted when Amlis in lo years old in 1958. The sur vival of the Amlis as a dance in Rantak Kudo at Pesisir selatan was started in 1992. In 2006 Amlis in defend on studio of Sigayua it is the first studio famously that people knaw. (2) Defense of Amlis as dancer of traditional Rantak Kudo dance retained as a form of local at Pesisir Selatan. The existence of Amlis did not need doubt because in the year 2008 at the Mall Dago, Bandung by Rantak Kudo dance. (3) The system of succession in Rantak Kudo dance in the district of Pesisir Selatan was influenced by internal and external factors. Internal factors are related to the inheritance pattern of the community of owners of these traditions. Rantak Kudo dance inheritance is very important to do. This is due to a tradition of sustainability is very dependent for inheritance.

Keywords: Traditional dance dancer, Rantak Kudo, defense

PENDAHULUAN

Tari Rantak Kudo di daerah minangkabau diiringi oleh alat musik gendang dan Adok, nyanyiannya diiringi oleh pepatah petitih nenek moyang terdahulu, dari segi istilah penamaan tarinya juga berbeda kalau daerah Kerinci menamainya tarian Ntok Kudo dan dari daerah minangkabau menamainya tari Rantak Kudo.1

1Wawancara dengan Indra Yudha Dosen Seni Tari Universitas Negeri Padang, pada tanggal 3 Desember 2016.

Dari 66 buah sanggar yang ada kabupaten Pesisir Selatan, hanya ada satu sanggar yang tetap eksis dalam melestarikan tari Rantak Kudo. Salah satu sanggar yang masih tetap eksis itu adalah Sanggar Sigayua Ambun Tambulun.

Pimpinan sanggar inilah yang masih melestarikan kesenian ini adalah Amlis.

Sebagai seorang guru Tari Rantak Kudo di daerah Painan Timur cukup diakui keberadaannya. Artinya tarian tersebut sering digunakan oleh masyarakat dalam berbagai aktivitas sosial dan adat di daerah

(2)

Pesisir Selatan. Pertunjukan yang diadakan oleh Amlis masih diterima oleh masyarakat. Tarian Rantak Kudo ini masih ada saat sekarang dan diterima dikalangan lapisan masyarakat.Namun generasi muda sudah tidak mau lagi mempelajari tarian ini karena dianggap tarian yang sudah kuno dan ketinggalan zaman. Tarian Rantak Kudo sudah tergantikan dengan tarian kreasi maupun tarian yang sudah jauh dari nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Pesisir Selatan2.

Permasalahannya di daerah ini sedikit sekali generasi muda yang masih mau mempelajari tarian ini. Jika ada yang mau berlatih inipun sifatnya musiman.

Jika ada Festival atau pertandingan baru mereka berlatih. Jika tidak ada acara umumnya penari jarang yang mau diajak serta untuk belajar tari Rantak Kudo.Umumnya mereka enggan untuk belajar dan mewarisi tarian tersebut.

Kenyataannya masyarakat hanya berperanan lebih banyak sebagai penikmat saja. Namun mereka tidak pernah berpikir bagaimana agar tari ini tetap hidup dan berkembang di nagari tersebut.3

2Wawancara dengan Irfan Rizal, Kasi Seni dan Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan, , Data Jumlah Sanggar-sanggar di Kabupaten Pesisir Selatan, Painan: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan, pada tanggal 23 Juni 2016.

3Wawancara dengan Amlis, di Painan Timur kabupaten Pesisir Selatan, pada tanggal 14 Agustus 2016.

Dari uraian diatas maka penulistertarik untuk melakukan penelitian tentang Amlis sebagai seorang guru tari selalu berusaha mempertahankan tradisi tari Rantak Kudo di daerah Pesisir Selatan.

Amlis salah seorang pelatih tari yang berusaha Mempertahankan tari Rantak Kudo sebagai warisan nenek moyang Minangkabau. Mengapa pewarisan tari Rantak Kudo mengalami kendala, padahal secara kenyataannya tari Rantak Kudo masih mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat nagari Painan Timur bahkan sampai ke daerah Pesisir Selatan. Pada umumnya masyarakat antusias untuk menyaksikan setiap pertunjukan tari Rantak Kudo yang dilakukan oleh Amlis.

Oleh karena itu penelitian ini perlu diungkapkan untuk menjawab fenomena dan realitas tersebut. Sehingga dibuatlah penelitian ini mengenai “Amlis Penari Tradisional Kesenian Rantak Kudo di Pesisir Selatan (Tahun 1992-2015)”.

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

Bagaimanakah latarbelakang keterlibatan Amlis dalam mempertahankan kesenian tradisi tari Rantak Kudo di Pesisir Selatan? Bagaimanakah kebertahanan Amlis sebagai penari tradisi kesenian tari Rantak Kudo di Pesisir Selatan dari tahun 1992-2015. Bagaimanakah sistem

(3)

pewarisan tari Rantak Kudo di Pesisir Selatan

Adapun Tujuan penelitian ini yang sesuai dengan permasalahan yang telah di rumuskan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mendeskripsikan latarbelakang keterlibatan Amlis dalam mempertahankan kesenian tradisi tari Rantak Kudo di Pesisir Selatan.

b. Menganalisis kebertahanan Amlis sebagai penari traadisi kesenian tari Rantak Kudo di Pesisir Selatan dari tahun 1992-2015.

c. Mendeskripsikan sistem pewarisan tari Rantak Kudo di Pesisir Selatan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini metode ini adalah metode penelitian historis, yang mengacu pada kaidah kaidah sejarah yaitu proses pengujian dan meganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.

Tahapannya adalah sebagai berikut:

heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi dan histografi. Tahap pertama adalah heuristik, mengumpulkan data dan bahan sumber dengan jalan mengumpulkan data yang di anggap relevan dengan permasalahan mengenai pelestarian tradisi Minangkabau dalam tari

Rantak Kudo.4 Tahap kedua, kritik sumber, kritik sumber terbagi dua yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern yaitu menguji keaslian data, sedang kritik intern adalah memilih data yang akan dijadikan sejarah. Tahap ketiga, interpretasi tahap informasi yang

dikumpulkan,tahap ini

menghubungkan,membandingkan dan menginterpretasikan data data yang ada.5 Tahap keempat adalah historiografi. pada tahap ini dilakukan penulis yang menjadi tujuan akhir pada sebuah studi sejara

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Masa Kecil Amlis

Amlis sebagai seorang guru tari yang lahir pada tanggal 1 Agustus 1948.

waktu berusia 1-5 tahun Amlis hidup dalam masa-masa kecil yang bahagia. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamental dalam kehidupan anak selanjudnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang penciri masa usia dini adalah periode keemasan6.

4 Mestika Zed, Metode Penelitian Sejarah, (Padang:FIS,, 1993), hal. 38.

5 Ibid.

6 Dadan Surya, Pendidikan Anak Usia Dini, (Padang:UNP PRESS, 2013), Hal. 25.

(4)

Permainan anak nagari ini selalu dimainkan oleh Amlis sebagai bentuk pengisi waktu senggang, permainan ini dituntut ketangkasan fisik, kecerdasan dan kecerdikan, kecepatan dan ketepatan, kreativitas dan imajinasi, keberanian, kepemimpinan dan tanggung jawab. Hal inilah yang dilakukan oleh Amlis sebagai anak nagari Painan Timur yang memiliki ketangkasan fisik, kecerdasan, kreatifitas dan imajinasi serta sifat kepemimpinan yang sudah ada sejak dari Amlis kecil.

Sampai akhirnya Amlis menjadi seorang pemimpin sanggar tradisi yang terbaik.7 b. Masa Usia Sekolah

Masa Usia Sekolah adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk suatu kehidupan yang bermakna.8 Kebermaknaan hidup ini dirasakan oleh Amlis, pada tahun 1958 Amlis masih berumur 10 tahun, diusia inilah Amlis memasuki sekolah dasar kelas satu. Sambil bersekolah Amlis membantu orang tuanya bekerja di rumah, pekerjaan yang dilakukan Amlis yaitu membantu orang tuanya mengangkat air di tepi sungai untuk di masak dan diminum oleh seluruh anggota keluarga.

Menari adalah hobi bagi Amlis dan menari adalah sesuatu yang sangat

7Wawancara dengan Amlis, pada tanggal 26 Nopember 2016, di Painan Timur kabupaten Pesisir Selatan.

8 Didin Jamaluddin, Metode Pendidikan Anak, (Bandung: Pustaka Al-Fikriis, 2013), hal.

36.

menyenangkan yang bisa mengobati rasa lelah bekerja dalam dirinya. Ketika Amlis mempunyai uang yang lebih saat Amlis pergi latihan Amlis membelikan gurunya Rokok, Gula, Kopi dan Gorengan.9

Pada tahun 1969, Amlis berusia 21 tahun. Pekerjaan yang dilakukan Amlis diusia ini adalah Amlis bekerja sebagai pembuat gading-gading kapal dan meengolah kayu-kayu di hutan. Batang kayu yang besar ditemukan dalam hutan diolah dan dijadikan papan atau tonggak sesuai dengan permintaan orang yang membeli kayu atau memesannya kepada Amlis. Amlis sebagai seorang pembuat gading-gading kapal dan juga sebagai pembuat papan, tonggak yang bisa dipergunakan untuk mendirikan rumah.10 c. Amlis Membina Rumah Tangga

Pada tahun 1973, Amlis menikah dengan Nuryati, Amlis menjalani rumah tangga yang bahagia, begitu juga dengan istri Amlis, menerima Amlis apa adanya dan tidak malu dengan pekerjaan suaminya. Setelah menikah Amlis tidak lagi tinggal di Painan Timur, tetapi Amlis tinggal di kampung Istrinya di daerah Batang Kapeh.

Keberadaan Amlis sebagai penari tradisi sangat diterima oleh masyarakat-

9Wawancara dengan Amlis, Pada tanggal 7 Januari 2017, di Painan Timur kabupaten Pesisir Selatan.

10Wawancara dengan Amlis, pada tanggal 7 Januari 2017, di Painan Timur kabupaten Pesisir Selatan.

(5)

masyarakat Pesisir-Selatan, begitu juga dengan tarian yang ditarikan oleh Amlis.

Masyarakat sangat antusias dan senang melihat Amlis dalam menari dan mangajarkan tarian kepada masyarakat, walaupun masyarakat lebih banyak berperan sebagai penonton dan penikmat tari saja.11

d. Amlis Dalam Pengembangan Kesenian Tradisi Rantak Kudo Tahun 1992

Amlis dalam pengembangan kesenian tradisi Rantak Kudo pada tahun 1992. Pada tahun inilah Amlis mulai membangun sanggar. Sanggar tersebut bernama Sigayua. Sejak sanggar ini berdiri Amlis mulai mengembangkan tari tradisi Rantak Kudo. Kesenian tari tradisi Rantak Kudo sangat terkenal di daerah kabupaten Pesisir Selatan. Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah yang terletak di bagian selatan Sumatera Barat.

Daerah dengan ibukota Painan ini sebagian besar terbentang di sepanjang Samudera Hindia.

e. Peranan Amlis Sebagai Penari Tradisional Rantak Kudo Tahun 1993- 1995

Peranan Amlis sebagai penari tradisional Rantak Kudo. Pada tahun 1993 dalam Seni Tradisional Minangkabau sudah mulai terlibat dalam acara adat.

11Ibid.

Pada acara adat Amlis selalu terlibat dalam setiap kegiatan yang terkait dengan seni.

Pada tahun 1993 sampai dengan tahun 1995 sanggar Sigayua mengalami penurunan jumlah murid. Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya hiburan pada televisi pada waktu itu, sehingga murid Amlis menjadi malas untuk latihan setiap minggunya. Latihan di sanggar ini setiap hari malam Jum’at dan malam Sabtu. Pada tahun 1995 Universitas Negeri Padang mengundang Amlis untuk mengadakan pertunjukan yang disaksikan oleh mahasiswa Sendra tasik. Amlis berdua diundang dengan pak Tepan yang tidak lain adalah guru Amlis sendiri.12

f. Amlis di Tahun 1996-2000

Pada tahun 1996 ini sanggar yang didirikan Amlis sudah banyak dikenal orang, dan memiliki perkembangan dan pandangan yang sudah lebih maju dari yang sebelumnya. Murid-murid Amlis sudah lebih banyak dan masyarakat kalau ada acara adat ataupun acara pernikahan,dan acara-acara lain sebagainya, itu Amlis dipanggilnya untuk mengisi dan meramaikan acara dirumahnya dengan melakukan pertunjukan tari Rantak Kudo yang sering diminta oleh masyarakat-masyarakat.

12Wawancara degan Amlis, Pada tanggal 11 Februari 2017, di Painan Timur Kabupaten Pesisir Selatan.

(6)

Tidak hanya masyarakat yang sering meminta Amlis untuk menarikan tari Rantak Kudo, tetapi dari kantor Diknas Pariwisata, Diknas Pendidikan, Kebudayaan dan kantor-kantor yang lain itu sering meminta Amlis untuk menarikan tari Rantak Kudo.

Pada tahun 2000 ada pengangkatan Datuk Tanjung yang bergelar Datuak Rajo Intan. Acara ini ditampilkanlah disiang harinya tari gelombang sebagai penyambutan datuak dan dimalam hariya didalam ruangan ditampilkan tari Rantak Kudo, yang melambangkan aktivitas masyarakat nenek moyang leluhur Pesisir Selatan. Hal ini berkaitan dengan awal adanya tari Rantak Kudo adalah bermula dari sebuah perhelatan di painan, untuk meramaikan acara tersebut maka diciptakanlah tari Rantak Kudo tersebut.13Karena keberadaan tari Rantak Kudo diterima oleh masyarakat Pesisir Selatan, maka tarian itu ditampilkan setiap ada acara perhelatan, acara adat dan acara nagari. Masyarakat pasisir selatan selalu menampilkan tari Rantak Kudo didalam sebuah acara adat, karena itu juga dipengaruhi oleh nenek moyang mereka yang dahulunya selalu memakai tari Rantak Kudo disetiap acara adat. Sampai

13Wawancara dengan Amlis. Pada tanggal 11 Februari 2017. Di Painan Timur Kabupaten Pesisir Selatan.

sekarang ini mentradisi sampai ke anak cucu mereka.

g. Amlis di Tahun 2001-2005

Sejak dicanangkannya tahun kunjungan wisata, Pesisir Selatan sudah mulai menerima kunjungan wisatawan dari luar negeri dan manca negara. Pada Tahun 2001 daerah Painan Timur mendapat kunjungan wisatawan dari Amerika Serikat, hal ini seperti yang dijelaskan oleh Rosman (pemusik tari tradisi) (berusia 70 tahuh) yang pernah menjadi tour guide.

Dengan adanya kunjungan wisatawan ini keberuntungan bagi Amlis. Hal ini disebabkan karena kunjungan wisatawan meminta penampilan tarian tradisi Rantak Kudo. Sehingga Amlis semakin banyak dikenal oleh masyarakat Pesisir Selatan sebagai pemilik sanggar yang aktif dalam melestarikan tari tradisi Rantak Kudo.

h. Kebertahanan Tarian Rantak Kudo Tahun 2006-2010

Tahun 2006 Amlis tetap eksis dalam menari di sanggarnya. Sanggar Sigayua dibawa ke berbagai daerah oleh pemerintah kabupaten Pesisir Selatan.

Keberadaan tarian ini tetap dipertahankan oleh Amlis sebagai suatu bentuk kearifan lokal masyarakat Pesisir Selatan.

Eksistensi Amlis tidak perlu diragukan lagi karena pada tahun 2008 Amlis di Mall Dago Bandung dengan tarian Rantak Kudo

(7)

bersama dengan anak-anak sanggar Sigayua Ambun Timbulun.14

Pada tahun 2009 nama sanggar Sigayua berubah nama menjadi Sigayua Ambun Timbulun diberikan nama ini karena adanya objek wisata air terjun Timbulun di daerah Painan Timur ini.

Daerah Painan Timur ini merupakan kecamatan IV Jurai. Sanggar ini tetap bertahan, ini terbukti seringnya diundang Amlis dengan anak buahnya ke Institut Seni Indonesia untuk menampilkan tari Rantak Kudo pada tahun 2009, sebagai tarian tradisi yang masih dipertahankan oleh Amlis sebagai penari tradisional.

Pada even Festival Langkisau yang diadakan oleh Pesisir Selatan, sanggar Amlis juga Diikut sertakan untuk menampilkan tarinya. Dari 66 sanggar yang tampil dalam ajang Festifal Langkisau. Sanggar sigayua Ambun Timbulun ini mendapatkan predikat sanggar terbaik sepesisir selatan. Selain dari ISI Padang Panjang, mahasiswa S1 Universitas Negeri Padang Jurusan Sendra Tasik sering mengundang Amlis untuk menampilkan tari Tradisi sebagai bahan kuliah bagi mereka.15

14Wawancara degan Amlis, Pada tanggal 11 Februari 2017, Di Painan Timur Kebaupaten Pesisir Selatan.

15Wawancara dengan Indra Yuda, Dosen Seni Tari Universitas Negeri Padang, Tanggal 3 Desember 2016 di Kampus Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Padang.

i. Prestasi Amlis

Prestasi Amlis dimulai sejak tahun 1995 adalah beliau pernah mengikuti Contenporary danceFestival di Universitas Negeri Padang. Pada tahun 2000 Amlis diundang oleh Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Beliau sebagai Penari Rantak Kudo dalam Festival tari Tradisi. Beliau diundang ke TMII menampilkan tradisi klasik Pesisir Selatan.

Pada festival ini beliau menarikan tari Rantak Kudo. Kemudian Amlis mengikuti Festival Langkisau pada tahun 2005, Amlis sebagai penari dan pemusik dengan menggunakan adok. Pada tahun 2006 Amlis mengikuti acara Festival Langkisau dan beliau keluar sebagai penari terbaik sekabupaten Pesisir Selatan. Ditahun 2007 Amlis kemudian mengikuti lagi Festival Langkisau namun beliau sebagai guru tari hanya membawa murid sanggar Sigayua ke Festival ini. Pada Festival ini beliau hanya sebagai pemusik sedangkan yang menari tari Rantak Kudo adalah murid Amlis.

Tahun 2008 Amlis mengikuti Festival Langkisau dan keluar sebagai penari terbaik sekabupaten Pesisir Selatan, pada tahun ini Amlis juga di undang di Bandung Super Mall. Pada tahun 2009 Amlis mendapatkan anugrah sebagai sanggar terbaik sekabupaten Pesisir Selatan dalam acara Vestifal Langkisau. Di tahun 2010 diadakan acara Festival Tari

(8)

kreasi di Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang. Amlis menampilkan tari Rantak Kudo. Kemudian pada tahun itu juga Amlis diundang sebagai Festival tari kreasi pada pekan budaya kabupaten Pesisir Selatan. Pada tahun 2011 kembali diundang oleh dosen-dosen ISI Padang Panjang sebagai dosen tamu di ISI Padang Panjang. Amlis mengajarkan gerakan- gerakan tari Rantak Kudo kepada semua mahasiswa jurusan seni tari yang belajar tarian tradisi. Pada tahun yang sama Amlis juga menampilkan tari kreasi dalam acara Pekan Seni dan Budaya, di Pesisir Selatan.

Pada tahun 2012 Amlis menampilkan tarian tradisi dalam Seminar Nasional tradisi lisan di Propinsi Jambi. Penampilan Amlis memukau para peserta seminar sehingga menjadi pusat perhatian bagi semua peserta seminar nasional. Pada tahun 2013 Amlis juga diundang dalam acara Vestifal Langkisau, penampilan tari kreasi Amlis juga mendapat nomor dua terbaik sekabupaten Pesisir Selatan. Pada tahun 2015 Festival Tari Kreasi kabupaten Pesisir Selatan diikuti oleh Amlis sebagai peserta Festival.

j. Sistem Pewarisan Tarian Rantak Kudo 2011-2015 di Pesisir Selatan

Sistem Pewarisan dalam tarian Rantak Kudo di daerah Pesisir Selatan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terkait dengan pola pewarisan dari masyarakat pemilik

tradisi tersebut. Bagaimana Amlis mewariskan dan mengajarkan kepada generasi yang lebih muda. Pewarisan perlu segera dilakukan, mengingat Amlis sudah berusia tua. Amlis sebagai pewaris tari Rantak Kudo hanya bersisa 3 orang saja.

Sementara faktor eksternal terkait dengan adanya bantuan atau intervensi pihak luar.

Bantuan atau intervensi ini bisa datang dari pemerintah setempat seperti melalui kebijakan. Bisa juga dari kalangan akademisi atau pemerhati budaya dengan melakukan pengkajian guna menemukan metode yang tepat agar tari Rantak Kudo bisa bertahan. Selain itu, sebuah tradisi akan bertahan bila masih memiliki fungsi dalam kehidupan sosial budaya masyarakatnya.16

Pada masa sekarang tari Rantak Kudo dihadapkan dengan perubahan yang cepat, namun pewarisannya tidak dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam menghadapi permasalahan ini keberlangsungan ditempuh kalau tidak kepunahan Rantak Kudo akan terjadi secara berangsur.17Pola pewarisan Rantak Kudo sekarang ditempuh dengan 3 cara yaitu:

1. Pewarisan Pemerintah Daerah Pewarisan tari Rantak Kudo sangat penting dilakukan. Hal ini

16Wawancara degan Amlis, Pada tanggal 11 Februari 2017, Di Painan Timur Kebaupaten Pesisir Selatan.

17Ibid.

(9)

disebabkan keberlanjutan sebuah tradisi sangat bergantung kepada pewarisannya. Tiga tahapan pewarisan Rantak Kudo.

pelaksanaan tari Rantak Kudo masa sekarang, justru datang dari pihak pemerintah sendiri. Pemerintah kabupaten Pesisir Selatan mengadakan pelatihan bagi seluruh kecamatan yang ada di kabupaten Pesisir Selatan. Seluruh kecamatan yang ikut dalam pelatihan ini berjumlah 66 sanggar yan tersebar di semua kecamatan. Setiap sanggar mengirimkan utusan sebanyak 132 orang jadi ada peserta yang mengikuti pelatihan ini. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mempertahankan keberlanjutan tari Rantak Kudo.

Pemerintah ini sebenarnya mendapat respon yang positif bagi masyarakat karena ini dianggap bentuk kepedulian pemerintah pada tradisi budaya masyarakat Pesisir Selatan yang sudah turun temurun.

hal ini artinya adalah bentuk pewarisan yang memang sudah terabaikan pada akhirnya sudah tidak ada generasi muda yang mau mempelajari tari Rantak Kudo ini.18

18Ibid.

2. Pewarisan Pemilik Tradisi

Keberlangsungan suatu tradisi sangat ditentukan oleh pewarisan pemilik tradisi seperti Amlis. Tari Rantak Kudo akan tetap hidup sepanjang penuturnya masih ada. Mengacu pada pandangan ini proses pewarisan sangatlah penting. Masyarakat sebagai pelaku tradisi mewariskan kepada generasinya. Hal ini disebabkan karena pewarisan sebuah tradisi akan mengancam kepunahan tradisi.Tari Rantak Kudo mempunyai perbedaan mendasar dengan tradisi lainnya di Indonesia, pewarisan dalam tari Rantak Kudoterjadi secara formal dan informal. Secara non formal artinya generasi muda mengunjungi rumah Amlis untuk belajar mengenai tari Rantak Kudo.19

3. Pewarisan dalam lingkungan Pemilik Tradisi

Pewarisan akan dapat tetap bertahan jika ada pewaris dari tradisi itu sendiri yang melanjudnya. Tari Rantak Kudo dapat ditemukan pewarisan yang berada dalam lingkungan maupun dari pihak keluarga sendiri. Maksudnya disini adalah tari Rantak Kudodapat diwariskan

19Ibid.

(10)

pada anak sendiri maupun pada tetangga yang memang mau mempelajari Rantak Kudo. Biasanya pada zaman dulu yang pandai menari Rantak Kudo adalah anak Amlis tetapi sekarang jarang sekali anak si pelatih tari yang mau mewarisi tari dari orang tuanya. Pada masa sekarang pemilik tarian tidak mau memaksa anaknya untuk belajar tari. Jika sipelatih tari tidak melihat bakat pada si anak untuk menjadi penari maka sipelatih tari akan mengajak tetangganya untuk belajar tari Rantak Kudo tersebut.20

Pada tahun 2011-2015 ini Amlis sering dipanggil oleh orang-orang untuk tampil diberbagai even-even, Seperti acara Festifal Langkisau. Tidak hanya itu saja, tetapi dari kampus-kampus lain juga ada yang meminta Amlis untuk tampil. Seperti acara yang diadakan oleh Universitas Negeri Padang (UNP), di pentas terapung pantai Cerocok. Tujuan dari acara tersebut adalah untuk mengenalkan kepada mahasiswa kesenian tari tradisi Pesisir Selatan.21

k. Amlis Dimata Tokoh, Masyarakat dan Seniman Pesisir Selatan

Amlis dimata para tokoh, masyarakat dan seniman Pesisir Selatan

20Wawancara dengan Indra Yuda Dosen Seni Tari Universitas Negeri Padang, tanggal 3 Desember 2016, di FBS UNP.

21Wawancara dengan Amlis, Pada tanggal 25 Februari 2017, di Painan Timur Kebaupaten Pesisir Selatan.

disebut sebagai penari yang tidak pernah mati. Pada masyarakat Pesisir Selatan kepedulian terhadap tradisi tari Rantak Kudo ini masih sangat rendah, ini terbukti dari sumbangsih masyarakat terhadap seni ini memang tidak ada. Padahal tari Rantak Kudo ini dapat menjadi ikon bagi kota Painan sebagai ibukota Pesisir Selatan.

KESIMPULAN

Latar belakang keterlibatan Amlis dalam mempertahankan kesenian tari Rantak Kudo di Pesisir Selatan. Dimulai sejak Amlis berusia 10 tahun. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia.

Kebertahanan Amlis sebagai penari tradisi kesenin tari Rantak Kudo di Pesisir Selatan dimulai sejak tahun 1992 sampai dengan 2015. Sampai sekarang Amlis masih tetap mengajar menari, walaupun pemuda dan pemudi di Pesisir Selatan lebih suka menjadi penonton, dari pada terlibat untuk menari. hal itu tidak membuat Amlis berputus asa untuk mengajarkan seni tari tradisi Rantak Kudo, tetapi Amlis akan berusaha supaya nantinya tari tradisi ini tidak punah untuk generasi yang selanjutnya. Sistem Pewarisan dalam tarian Rantak Kudo di daerah Pesisir Selatan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor

(11)

internal terkait dengan pola pewarisan dari masyarakat pemilik tradisi tersebut.

Pewarisan tari Rantak Kudo sangat penting dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Asri MK, 2013. Riwayat Pembelajaran Talempong Unggan Dalam Konteks Pendidikan Seni, yogyakarta: Media Kreativa Indonesia.

Dadan Surya, 2013, Pendidikan Anak Usia Dini, Padang:UNP PRESS

Didin Jamaluddin, Metode Pendidikan Anak, bandung: Pustaka Al- Fikriis

Indrayuda, 2014. Problematika Pewarisan Tari Rantak Kudo dalam Masyarakat Nagari Lumpo, Pesisir Selatan Sumatera Barat, Jurnal Seni Budaya, Vol. 29 No.

1, Bali: Institut Seni Denpasar Press.

Mestika Zed, 2012. Metodologi Penelitian Sejarah. Padang: FIS.

M. Sayuti DT Rajo Pangulu, 2015, Ayo Belajar Silat, LKAAM Sumbar:

Padang

Ninuk Kleden, 2001, Kesenian Dilombok Representasi Dominasi Etnik, Jakarta : LIPI.

Rusyana & Yus, 2008 Tradisi.

Bandung,Jawa Barat: Sunan Ambu STSI Press.

Soekanto, 2003, Pengantar Kebudayaan, Jakarta: Gramedia.

Yanti & Fitri, 2009. Tradisi Pacu Jalur Sebagai Event Wisata di Kecamatan Kuantan Tangan Kabupaten Kuantan Singig.kripsi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Padang.

Referensi

Dokumen terkait

The gap between the goal set by the framework for K-12 science education (National Research Council, 2013) and the typical status of science teaching practices reveals and

Under visible-light irradiation, all the WO3/ FeIII composite nanofibers exhibit higher photocatalytic activity on degradation of MO than pure WO3nanofibers, suggesting that grafting