• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pembelajaran Berbasis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

N/A
N/A
vita nur humaidah

Academic year: 2024

Membagikan "Konsep Pembelajaran Berbasis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS

1. Konseptual Pembelajaran Berorientasi Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal sebagai Higher Order Thinking Skill (HOTS) dipicu oleh empat kondisi.

a. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya. tu

b. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi dan kesadaran dalam belajar.

c. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.

d. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

2. Pengajaran Sesuai Level (Teaching at the Right Level) a. Pendekatan TaRL

Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia dikelompokkan berdasarkan usia peserta didik.

Padahal, jika kita ketahui lebih lagi pertambahan usia tak sejajar dengan perkembangan b elajar.

Setiap perkembangan peserta didik memiliki pendekatan yang berbeda. Teaching at the right level adalah proses intervensi yang harus dilakukan guru dengan memberikan masukan pembel ajaran yangrelevan dan spesifik untuk menjembatani perbedaan yang ditemukan.

Peserta didik tidak terikat pada tingkatan kelas, namun di sesuaikan berdasarkan kemampuan peserta didik y ang sama. Setiap fase, ataupun t ingkatan tersebut mempunyai capaian pembelajaran yang harus dicapai.

b. Pahami Peserta Didik

Pahami peserta didik, denga napa yang mereka sukai, tipe gaya belajar apa yang membuat mereka nyaman, serta bagaimana karakteristik setiap peserta didik. Dan selalu ingat bahwa setiap peserta didik itu unik dan memiliki kemampuannya masing-masing.

c. Rancang Perencanaan Pembelajaran

Rancang perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan hasil identifikasi peserta didik serta pengelompokan peserta didik dalam tingkat yang sama.

d. Mengikuti Ragam Pelatihan

Sebagai seorang pendidik, pentingnya untuk mengikuti berbgaia ragam pelatihan guru memahami konsep pendekatan serta Teknik yang sesuai agar TaRL dapat diimplementasikan dengan baik.

(2)

B. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS H OTS A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukaan perangkat – perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku, film, komputer dan kurikulum.

2. Model – model pembeajaran Higher Order Thinking Skill (HOTS )26

Implementasi kurikulum 2013 menurut permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran yang diharapkan dapat membentukprilaku saintifik, social, serta mengembangkan rasa keingintahuan, ketiga model tersebut adalah:

a. Model Discovery/Inquiry Learning

Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi,

b. Model Pembelajaran Problem-based Learning (PBL)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan,dankontekstual (Tan Onn Seng, 2000).

c. Model Pembelajaran Project-Based Learning

Model Project-based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.

3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Higher Order Thinking SkillHOTS a. Aktif dalam berpikir

b. Mengkaji permasalahan kompleks

c. Berpikir Divergen dan mengembangkan ide Pengembangan d. Mencari informasi dari berbagai sumber

e. Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah secara kreatif f. Berpikir Analitik, Evaluatif dan membuat keputusan Belajar

(3)

C. JENIS DAN TEKHNIK PENILAIAN

1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.

2. Asesmen Sumatif Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan peserta didik dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sumarli, penerapan model pembelajaran tipe Think-PairShare berbasis pemecahan masalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang berdampak

menggunakan perangkat pembelajaran pada konsep daur ulang sampah terhadap hasil belajar dan keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi di SMA. 2) Bagi siswa,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data nilai pretes dan postes keterampilan berpikir tingkat tinggi yang bersumber dari siswa kelas kontrol

menggunakan perangkat pembelajaran pada konsep daur ulang sampah terhadap hasil belajar dan keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi di SMA. 2) Bagi siswa,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan rata-rata

KOLABORATIF BERBASIS DARING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA SISWA BERKEMAMPUAN AKADEMIK ATAS DAN BAWAH. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai postes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan rata-rata

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan apabila kualitas RPS, RTM, modul, media pembelajaran dan Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi