ANALISIS RASIO AKTIVITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT TASPEN (PERSERO) KCU MAKASSAR
Maksimilia Jenia1 Rahmawati Umar2 Harry Yulianto3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1[email protected]. 2[email protected], 3[email protected]
ABSTRACT
The aim of this research was to analyze the financial performance of PT Taspen (Persero) KCU Makassar through asset ratio analysis which was located at Jl. Borolempangan No. 27 Makassar city.
The object of this research was the financial statements of PT Taspen ( Persero) KCU Makassar, from 2015 to 2017 which consisted of a balance sheet and income statement. The data of the research was obtained from documentation. The results of financial performance research for the asset ratio from the debit to total assets ratio decreased in 2017. Debit to total equity ratio from 2015 to 2017 was decreased.
Return on equity from 2015 to 2017 was up and down. Return on assets from 2015 to 2017 was up and down.
Keywords: asset Ratio and financial performance.
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk terus berkembang dan mampu bersaing untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kelangsungan hidup dan keunggulan perusahaan sangat ditentukan oleh bagaimana cara perusahaan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya secara efisien.
Untuk tercapainya efisiensi dan efektivitas disuatu perusahaan maka harus dilakukan komunikasi yang baik antara pimpinan dengan para karyawannya maupun sebaliknya agar informasi yang diberikan tidak salah presepsi dan dapat merugikan perusahaan yang disebabkan karena salah informasi.
Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media bagi manajer untuk mengkomunikasikan performance keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktik bisnis yang sehat
Agar masyarakat mengetahui suatu perusahaan dalam keadaan baik atau sehat, maka langkah yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah melakukan pengawasan
dengan mengukur tingkat kesehatan perusahaan yang dapat dilihat dari laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan.
Didalam suatu perusahaan dibutuhkan manajemen keuangan yang baik untuk melakukan analisis terhadap laporan keuangan dan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua periode atau lebih.
Melalui analisis laporan keuangan , manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan (Financial strengh) yang dimiliki.
Bagi pihak manajemen perusahaan, hasil dari analisa ini dijadikan sebagai alat ukur dalam menilai kemajuan usaha perusahaan. Selain itu hasil analisis juga dapat menjadi dasar bagi pengambilan keputusan atau penetapan kebijakan internal perusahaan.
TINJAUAN LITERATUR
Kasmir (2017) Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan.
Sujarweni (2017) menerangkan bahwa rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahan, seberapa jauh aktiva perusahan dibiayai dengan hutang atau dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar.
Arief (2016) Secara umum Return on Asset adalah pengukuran kemampuan sebuah perusahaan untuk menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Kasmir (2014) Perputaran piutang adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama peenagihan piutang selama satu periode dengan kata lain berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Harmono (2017) kinerja perusahaan umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi.
Lestari (2015) menerangkan bahwa kinerja keuangan merupakan proses evaluasi prospek ekonomi dan resiko perusahaan. Wibowo (2017) penilaian kinerja adalah suatu metode formal untuk mengukur seberapa baik pekerjaan individual melakukan perkerjaan dalam hubungan dengan tujuan yang diberikan. Fahmi (2016) bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Fahmi (2014) menerangkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahan telah melaksanakan dengan mengunakan aturan aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Rodomi (2014) menerangkan bahwa kinerja keuangan adalah untuk mengukur kinerja keuangan perusahan.
Analisis rasio yang digunakan sebagai dasar mengukur kinerja kuangan yang terdiri dari Debet to Total Assets Ratio (DAR), Debet to Total Equuity Ratio (DER) Return on Equity,(ROE) dan Return on Asset (ROA).
Harahap (2013) Debet to Total Assets Ratio merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Arief (2016) return on Asset adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan utuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam akiva yang digunakan untuk operasi
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Muchlis (2014) menerangkan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi keuangan yang tergambar dalam laporan keuangan perusahan yaitu neraca rugi-laba dan kinerja keuangan menggambarkan usaha perusahan.
Uman dan Susanto (2017) kinerja keuangan adalahalat skrining awal dalam pemilihan investasi, alat diagnosis terhadap masalah manajerial , operasiona atau masalah- masalah lainya, alat untuk menilai manajemen perusahan, dan alat pemikiran terhadap hasil dan kondisi perusahan.
Fahmi (2014) menyatakan bagi pihak lembaga keuangan penilaian kinerja suatu organisasi adalah sangat penting, karena itu mengambarkan bagaimana sebenarnya kondisi pengelolaan organisasi tersebut secara keseluruhan.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, desain penelitian yang gunakan adalah deskriptif kuantitatif merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasi serta menginterprestasikan data sehingga dapat mengetahui gambaran yang jelas masalah yang diteliti (Sugiono, 2014).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan ( Yulianto, 2016) data kuantitatif berupa laporan keuangan (neracaa dan laba rugi) PT Taspen (Persero) KCU Makassar mulai dari tahun 2015 sampai dengan 2017.
Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan yaitu neraca dan laba rugi pada PT Taspen (Persero) KCU Makassar. Data skunder merupakan data yang diperoleh dari bahan tersedia yang berhubungan dengan penelitian ini, yang akan membantu penulis dalam mengolah dan menginterprestasikan data keuangan perusahaan yang diperoleh (Supomo, 2014).
Teknik pengumpulan data yang gunakan adalah teknik dokumentasi.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti antara lain berupa faktur, jurnal, surat, dan bentuk laporan program (Supomo, 2014).
Teknik analisis data yang digunakan sebagai dasar mengukur kinerja keuangan terdiri dari:
Rasio Aktivitas
1. Debet to Total Assets Ratio (DAR)=
2. Debt to Total Equity Ratio (DER) =
3. Return on Equity (ROE) =
4. Return on Asset (ROA) =
HASIL DAN PEMBAHASAN Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya (Kasmir, 2017) Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan.
Debt to Total Assets Ratio =
2015 = x 100% = 94%
2016 = x 100% = 94%
2017 = x 100% = 93%
Debt to Total Equity Ratio
=
2015 = x 100% = 17%
2016= x 100% = 16%
2017= x 100% = 15%
Return on Equity Return on Equity =
2015 = x 100% = 6%
2016 = x 100% = 2%
2017 = x 100% = 5%
Return On Assets Return on Asset
=
2015 = x 100% = 0,33%
2016 = x 100%= 0,12%
2017 = x 100% = 0,31%
Berdasarkan analisis data yang penulis telah uraikan di atas, maka dengan ini dilakukan pembahasan untuk menjawab tingkat debt to Total Assets Ratio (DAR), Debt to Total Eqquity Ratio (DER), Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA) pada PT.TASPEN (Persero) KCU Makassar yang tidak menentu. (1) Analisis Debt to Total Assets Ratio pada PT.TASPEN (Persero) KCU Makassar Nilai debt to total asset ratio pada PT. TASPEN(Persero) KCU Makassar untuk tahun 2015 dan tahun 2016 sebesar 94%, dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 93%. Peningkatan ini terjadi dikarenakan meningkatnya jumlah aset perusahaan dibandingkan jumlah hutang yang dimiliki, dimana total hutang yang dimiliki pada tahun 2015 sebesar Rp 163,181.413.274.952 sementara jumlah asset
yang dimiliki sebanyak Rp
172.560.999.475.916 sementara pada tahun 2016 total hutang yang dimiliki sebanyak Rp 187.316.541,570.742 dan jumlah asset yang dimilki sebesar Rp 198.619.245.913.108.
Begitu juga tahun 2017 peningkatan sangat signivikan dirasakan karena mengalami peningkatan sebanyak 93% dibandingkan jumlah hutang yang dimiliki oleh PT TASPEN(Persero) KCU Makassar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aktiva perusahaan berpengaruh dalam pengelolahan hutang, karena jumlah hutang lebih kecil dinbandingkan total aset yang dimiliki. (2) Analisis Debt to Total Equity Ratio pada PT.TASPEN (Persero) KCU Nilai debt to total equity ratio pada tahun 2016 mengalami penurunan, dimana pada tahun 2015 sebesar 17% dengan total hutang sebesar Rp 163.181.413.274.952 sementara total equity Rp 9.379.586.200.964 dan pada tahun 2016 16%, dengan total hutang Rp 18.316.541.570.74, sementara total equity Rp 11.302.704.342.366 hal serupa juga terjadi pada tahun 2017 sebesar 15% dimana total hutang sebesar Rp 216.419.900.709.574 dan total equity sebesar 13.958.650.748.416.
Berdasarkan data di atas, debt to equity ratio PT TASPEN (Persero) KCU Makasar secara keseluruhan dapat dikatakan kurang baik karena nilai debt to equity ratio yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena total hutang
pada debt to equity ratio lebih tinggi dibandingkan nilai modal sendiri.(3) Analisis Return on Equity pada PT Taspen (Persero) KCU Makassar sebesar 6%. Dengan laba bersih sebesar Rp 577.903.036.372 dan total modal sebesar Rp 9.379.586.200.964 Pada tahun 2016 dan tahun 2017 mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2016 sebesar 2%. Dengan total laba bersih Rp 247.253.436.334 dan total modal Rp 11.302.704.342.366 sementara tahun 2017 sebesar 5% serta total laba sebesar Rp 721.726.411.859 dan jumlah modal sebesar Rp 13.958.650.748.416 Kondisi return on equity pada PT TASPEN (Persero) KCU Makassar dapat dikatakan kurang baik karena return on equity lebih cendrung mengalami penurunan.
Ini disebabkan karena kurang efesiensinya penggunaan modal untuk menghasilkan laba, dapat dilihat nilai modal lebih tinggi dibandingkan nilai laba bersih. Nilai return on euity masih dibawah standar rata-rata industri, dimana standar rata-rata industri sebesar
≥15%. Maka dapat disimpulkan perusahaan belum mampu menghasilkan laba dengan modal yang dimiliki. (Kasmir, 2012) rasio ini menunjukkan efesiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.
Artinya posisi perusahaan semakin kuat, demikian pulak sebaliknya. (4). Analisis
Return on Asset pada
PT TASPEN (Persero) KCU
MakaBerdasarkan data diatas, return on Asset pada tahun 2015 sebesar 0,33%. Mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar 0,12%.
Dan pengalami peningkatan pada tahun 2017.
Sebesar 0,31%. Kondisi return on Asset pada PT TASPEN (Persero) KCU Makassar dapat dikatakan kurang baik, karena nilai return on Asset yang kecil dan cenderung mengalami penurunan serta nilai return on asset masih dibawah standar rata-rata industri,dimana standar rata-rata industri sebesar ≥1,25%.
Maka dapat disimpulkan perusahaan belum efektif dalam mengatur aktiva yang dimiliki untuk mencapai laba yang diinginkan.
(Kasmir, 2012) hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil rasio ini, semakin kurang baik.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian di perusahaan dan analisis data berdasarkan penilaian kinerja keuangan perusahaan melalui analisis laporaan keuangan dengan menggunakan alat berupa rasio keuangan yang meliputi debt to total asset ratios, debt to equity ratio, return on equity, return on investmen yang dilakukan penelitian dari tahun 2015 sampai tahun 2017, maka dapat disimpulkan: (1) Dari tingkat rasio keuangan Debt to Total Assets Ratio pada PT Taspen (Persero) KCU Makassar dikatakan buruk, karena nilai rata-rata rasio yang berada diatas standar industri. Tetapi perusahaan masih dalam kondisi aman, dikarenakan nilai aset lebih tinggi dari hutang perusahaan. Dimana nilai aset masih bisa menutupi hutang yang dimiliki. (2) Dilihat dari rasio keuangan Debt to Equity Ratio PT TASPEN (Persero) KCU Makassar dikatakan buruk. Dikarenakan nilai rata-rata Debt to Equity Ratio jauh berada diatas standar indutri. Hal ini dikarenakan nilai modal pemilik lebih rendah dari hutang perusahaan, dimana modal tidak bisa menjadi jaminan untuk membayar hutang perusahaan (3) Pada nilai rasio keuang Return on Equity PT Taspen (Persero) KCU Makassar dikatakatan kurang baik, karena nilai rata-rata rasio ini berada dibawah standar industry (4) Dari rasio Return on Asset pada PT TASPEN (Persero) KCU Makassar dikatakan cukup baik, karena nilai rata-rata rasio Return on Asset sama dengan nilai standar industri yang ditetapkan. (5) Kinerja keuangan PT TASPEN (Persero) KCU Makassar yang diukur dengan debt to total asset ratio, debt to total equity ratio, return on equity kurang efektif dan efisien. Dimana perusahaan tidak dapat memanfatkan aktiva dan modal yang dimiliki untuk menutupi hutang dan menghasilkan laba. Dan untuk rasio return on asset masih bisa dikategorikan cukup baik.
Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran yang diberikan penulis yang diharapkan dapat bergunabagi pihak perusahaan adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan hendaknya menganalisis rasio keuangan yang ada pada perusahaan, dan menerapkan sebaik mungkin agar ditahun mendatang menjadi semakin baik.
(2) Sebaiknya pihak manjemen tidak menumpukkan asset perusahaan, sehingga hutang perusahaan dapat tertutupi, dan ditahun-tahun berikutnya. (3) hutang
perusahaan dapat tertutupi dengan lebih baik.
(4) Sebaiknya perusahaan bisa meningkatkan jumlah modal sendiri agar dapat menjamin untuk keseluruhan hutangnya. Dan agar dapat berkurang dampak beban perusahaan terhadap pihak luar. (5) Hendaknya dimasa yang akan datang perusahaan lebih menganalisis dengan tepat dalam rasio return on equity agar semakin meningkat umlah laba pada perusahaan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan laba adalah dengan melakukan efesiensi dan mengefektifkan penggunaan biaya-baya operasional yang dikeluarkan perusahaan. (6) Pada rasio return on asset meskipun nilai return on asset perusahaan masih dikategorikan cukup baik, akan tetapi dimasa yang akan datang sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan nilai return on asset agar perusahaan lebih aman dari tahun sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
Arief. (2016). Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Pertama. PT Grasindo Jakarta.
Astuti. (2016). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta
Elsye, R., Suwanda, D., & Muchidi, U. (2016).
Dasar-Dasar Akuntansi Akrual Pemerintah Daerah. Cetakan Pertama. Bogor. Ghalia Indonesia
Fahmi, I. (2014). Analisis Kinerja Keuangan, Panduan Bagi Akademis, Manajer dan Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan. Cetakan Ketiga. Bandung: Alfabeta.
Harmono. (2017). Manajemen Keuangan, Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Edisi pertama. Cetakan keenam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harahap, S.S. (2015). Laporan Keuangan, Analisis Kritis. Edisi pertama. Cetakan Keduabelas. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
Hery. (2014). Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Kesatu. Cetakan Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kasmir. (2017). Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Keenam, Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Kasmir. (2017). Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Satu. Cetakan Sepuluh. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Rodoni, A., & Ali, H. (2014). Manajemen Keuangan Modern. Edisi Asli. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Sujarweni, V.W. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sudana, I.M. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan, Teori dan Praktik. Edisi kedua. Erlangga: PT Gelora Aksara Pratama.
Umam, K., & Sutanto, H. (2017). Manajemen Investasi. Cetakan Kesatu. Bandung: CV Pustaka Setia.
Yulianto, A. (2016), Statistik 1. Yogyakarta:
Ladangkata.
Wibowo. (2017). Manajemen Kinerja. Edisi Kelima. Cetakan Keduabelas. Depok: PT Rajagrafindo Persada.