• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIEW JURNAL: KEPEMIMPINAN BERKARAKTER SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN KARAKTER

N/A
N/A
Muhammad Polem

Academic year: 2023

Membagikan "REVIEW JURNAL: KEPEMIMPINAN BERKARAKTER SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN KARAKTER"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Dinda Putri Arini

Nim : 1811210056

Kelas : B / C.7.6 Jurusan/prodi : Tarbiyah/PAI

Matkul : Kepemimpinan Pendidikan Dosen Pengampu : Dr. Alfauzan Amin, M.Ag

REVIEW JURNAL

KEPEMIMPINAN BERKARAKTER SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN KARAKTER

Judul KEPEMIMPINAN BERKARAKTER SEBAGAI

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER

Penulis Husaini Usman

Jumlah Halaman 9 Halaman

Tahun 2013

Reviewer Dinda Putri Arini (1811210056)

Tanggal 21 Maret 2020

Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan budayanya. Budaya kepemimpinan bangsa Indonesia cenderung menganut budaya paternalistik. Budaya paternalistik adalah nilai-nilai, norma-norma,kepercayaan-kepercayaan,keyakinan- keyakinan, kebiasaan-kebiasaan untuk menghormati orang tua atau orang yang dituakan (senior). Orang yang dituakan dalam arti luastua dalam hal segala- galanya seperti tua usianya, tua pengalamannya, tua

(2)

pendidikannya, “tua kekayaannya”,dan seterusnya.

Intinya adalah yang muda atau “yunior”

menghormati “seniornya”.

Kepemimpinan Berkarakter sebagai Model Pendidikan Karakter menjadi teladan bagi bawahannya. Terdapat perbedaan menjadi contoh dengan memberi contoh. Menjadi contoh artinya sudah menjadi kebiasaan pemimpin sehari-hari secara tidak sengaja menampakkan ucapan, tulisan, bahasa tubuh, sikap, dan tindakan positif yang dapat dicontohorang lain; sedangkan memberi contoh, pemimpin secara sengaja menampakkan ucapan, tulisan, bahasa tubuh, sikap, dan tindakan positif yang dapat dicontoh orang lain.

Pemimpin adalah imam di kelompok. Sebagai makmum, mereka wajib mencontoh gerak-gerik yang dilakukan oleh imamnya. Imam memberikan teladan yang wajib diikuti makmumnya. Imam sebagai pemimpin wajib selalu berada di depan agar mudah dilihat dan dicontoh oleh makmumnya.

Pemimpin yang berada didepan dalam teori kepemimpinan pendidikan yang dikembangkan Ki Hajar Dewantara disebut Ing ngarso sung tulodo, artinya,di depan menjadi teladan. Sebagai teladan, setiap pemimpin dituntut memiliki kepe-mimpinan yang berkarakter.

Artikel ini membatasi pem-bahasannya pada karakter (1) jujur, (2) memandang ke depan, (3) memberi inspirasi, dan (4), cakap karena keempat karakter inilah yang menjadi urutan prioritas sebagai pemimpin yang berkarakter.

(3)

Metode penelitian Metode penelitian kualitatif

Tujuan penelitian

Tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui arti dari kepemimpinan yang berkarakter, dengan melakukan keteladanan secara nyata kepada bawahan atau pengikut sehingga mereka terpengaruh untuk mengikuti pemimpinnya.

Setelah bawahan atau pengikut mengikuti karakter yang diteladankan oleh pemimpinnya, maka kepemimpinan berkarakter merupa-kan sarana pendidikan karakter bagi bawahan atau pengikutnya.

Hasil Penelitian

Kepemimpinan yang berkarakter dalam hal ini pemimpin melalui kepemimpinannya mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok agar melakukan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan pemimpin melalui keteladanannya.

Kemudian kejujuran tidak saja menjadikan proses komunikasi tetapi juga mampu menciptakan pemahaman yang baik antara pemimpin dan bawahan. Pendidikan tidak hanya menciptakan tamatan yang pintar, tetapi juga harus jujur. Setiap pemimpin diharapkan mempunyai kemampuan memandang kedepan yaitu kemampuan pemimpin melihat kedepan untuk menetapkan atau memilih tujuan pendidikan atau organisasi. Pemimpin menjadi teladan bagi bawahan karenaitu pemimpin harus mampu memberi contoh ke bawahannya.

Kelebihan penelitian Dalam jurnal ini telah dipaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan atau latar belakang dari permasalahan tentang kepemimpinan yang berkarakter, keteladanan yang dicontohkan oleh

(4)

pemimpin. Penulisan jurnal ini teratur sesuai dengan kaidah pembuatan penulisan jurnal. Kata yang digunakan bersifat baku. sehingga memudahkan pembaca dalam memahami artikel ilmiah ini.

Kekurangan penelitian

Di sub bagian kesimpulan seharusnya dapat menyimpulkan lagi lebih lengkap sesuai dengan permasalahan isi jurnal, sehingga barulah jurnal ini menjadi sebuah jurnal yang complete. Dan dalam jurnal ini banyak penggunakan pendapat para ahli tetapi tidak menggunakan pendapat dari penulis sendiri.

Kesimpulan Pemimpin sebagai senior atau orang yang dituakan disegani bawahan. Pemimpin menjadi teladan bagi bawahan karena itu ia harus mampu memberi keteladanan untuk dicontoh bawahannya. Budaya paternalistik memberikan sumbangan yang efektif bagi pemimpin untuk memengaruhi bawahannya.

Bawahan mengharapkan kepemimpinan yang berkarakter, yaitu yang memiliki sifat jujur, memandang jauh ke depan, memberi inspirasi, dan cakap. Keempat sifat tersebut membentuk kredibitas. Pemimpin yang kredibel dapat dipercaya. Esensi kepemimpinan adalah kepercayaan. Sesorang diangkat sebagai pemimpin karena dipercaya. Cara melakukan kepemimpinan berkarakter adalah dengan melakukan keteladanan secara nyata kepada bawahan atau pengikut sehingga mereka terpengaruh untuk mengikuti pemimpinnya. Setelah bawahan atau pengikut mengikuti karakter yang diteladankan oleh

(5)

pemimpinnya, maka kepemimpinan berkarakter merupakan sarana pendidikan karakter bagi bawahan atau pengikutnya.

Referensi

Dokumen terkait