• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rianto Migrasi Sosial Tugas 1

N/A
N/A
Rianto 2

Academic year: 2024

Membagikan " Rianto Migrasi Sosial Tugas 1"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Rianto

NIM : 215120101111005 Kelas : Migrasi Sosial A-4

Tugas Terstruktur 1

1. Apa perbedaan antara konsep mobilitas sosial (social mobility) dengan mobilitas penduduk (population mobility)? Jelaskan disertai contohnya dalam kehidupan masyarakat!

Jawab:

Mobilitas sosial menurut Pitirim A. Sorokin dalam Fitriani (2019) menjelaskan bahwa mobilitas sosial sebagai bentuk perpindahan atau transisi individu dari satu tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi ataupun sebaliknya. Perpindahan tingkatan tersebut berarti individu melakukan transisi dari satu posisi sosial ke posisi sosial lainnya.

Sehingga dapat diartikan bahwa mobilitas sosial sebagai bentuk perpindahan atau gerak sosial yang dilakukan oleh individu atau sekelompok masyarakat dari satu strata sosial ke strata sosial lain, transisi tersebut biasanya bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup individu. Mobilitas sosial dibedakan menjadi dua yaitu mobilitas vertikal dan horizontal.

Mobilitas sosial horizontal mengacu pada perpindahan tempat tinggal individu dari suatu kelompok sosial ke kelompok lainnya yang sederajat. Sedangkan mobilitas sosial vertikal merupakan peralihan individu dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang menyebabkan terjadinya perubahan status sosial individu yang mengalaminya. Contoh mobilitas sosial horizontal adalah ketika pegawai ditugaskan ke daerah lain, sehingga harus berpindah tempat karena tuntutan pekerjaan. Contoh mobilitas sosial vertikal adalah ketika anak petani mengenyam pendidikan dokter hingga berhasil meraih sarjana dan menjadi dokter, hal tersebut menunjukkan seseorang naik ke posisi yang lebih tinggi dalam suatu hirarki sosial.

Sementara itu, mobilitas penduduk menurut Mantra dalam Puspitosari &

Hariyanto (2013) merupakan keseluruhan gerak penduduk dalam waktu dan batas wilayah administrasi tertentu, seperti batas provinsi, kabupaten, kecamatan, dan sebagainya. Pergerakan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun kebutuhan sosial individu.

Contoh dari mobilitas penduduk yaitu ketika seorang kepala keluarga dari desa berpindah ke kota atau provinsi lain untuk mencari pekerjaan lebih baik yang tidak ditemukan di desa. Perpindahan kepala keluarga tersebut termasuk ke dalam mobilitas penduduk karena seseorang pindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

2. Pola migrasi non-permanen (komutasi dan sirkulasi) dalam negeri semakin diminati masyarakat dibandingkan pola migrasi permanen. Mengapa demikian?

Jawab:

(2)

Pola migrasi non-permanen yang bersifat sementara semakin diminati oleh banyak masyarakat di Indonesia, hal tersebut diakibatkan karena pola migrasi non- permanen dirasa menguntungkan bagi masyarakat dibandingkan migrasi permanen.

Apabila dilihat pada aspek sosial dan budaya, pola migrasi non-permanen memungkinkan individu atau masyarakat dapat tetap terhubung dengan keluarga dan kerabat di tempat asal, sehingga individu tetap memiliki ikatan emosional yang kuat dengan keluarga maupun kerabatnya. Disamping itu menurut Siregar dan Iswandi (2019), pola migrasi non-permanen juga memungkinkan masyarakat untuk tetap mempertahankan identitas budaya mereka karena mereka masih bisa kembali ke tempat asal dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.

Apabila dilihat dari segi ekonomi, pola migrasi non-permanen memungkinkan individu untuk mengejar peluang ekonomi di tempat lain tanpa harus meninggalkan keluarga dan jaringan sosial di tempat asal. Individu dapat melakukan pekerjaan di wilayah lain yang dianggap memiliki peluang besar, dan dapat kembali ke tempat asal dengan mudah. Hal ini juga tentunya dapat mengurangi biaya hidup karena individu tidak perlu menanggung biaya hidup di dua tempat secara bersamaan.

Kemudian yang terakhir dilihat secara geografis, pola migrasi non-permanen memungkinkan individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial maupun ekonominya dengan berpindah ke lokasi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, pola migrasi ini juga dapat membantu individu dalam mengurangi resiko seperti bencana alam dengan berpindah ke daerah yang lebih aman (Kusumawardhani, 2019). Sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan individu dapat berpindah tempat tinggal di wilayah lain dengan mudah.

Daftar Pustaka

Fitriani, R. (2019). Mobilitas Sosial pada Keluarga Transmigrasi (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kecamatan Singkohor Kabupaten Aceh Singkil). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, 4(2).

Kusumawardhani, N. (2019). Pola Migrasi Non-Permanen di Indonesia. Jurnal Studi Pemuda, 8(2), 109-118.

Puspitosari, P., & Hariyanto, B. (2013). Kajian Mobilitas Penduduk Sirkuler di Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. Jurnal S1 Pendidikan Geografi: Sidoarjo.

Siregar, R. A., Sari, I. P., & Iswandi, E. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Masyarakat Memilih Pola Migrasi Non Permanen. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan Indonesia, 20(1), 1-16.

Referensi

Dokumen terkait