Ringkasan Eksekutif
POJK tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemisahan Unit Usaha Syariah (POJK Pemisahan UUS)
1. Latar belakang penerbitan POJK Pemisahan UUS
a. Harmonisasi dengan POJK terkini dalam rangka penguatan BUS hasil pemisahan UUS, seperti POJK mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum; Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi, dan Konversi; dan Konsolidasi Bank Umum.
b. Mendukung konsolidasi perbankan, antara lain melalui skema pengambilalihan dan/atau perubahan kegiatan usaha BUK menjadi BUS.
c. Sebagai pedoman bagi BUK yang akan melakukan pemisahan UUS.
2. Pokok pengaturan
a. Pemisahan UUS dapat dilakukan dengan cara:
1) mendirikan BUS baru; atau
2) mengalihkan hak dan kewajiban UUS kepada BUS yang telah ada.
b. Pemisahan UUS dengan cara mendirikan BUS baru dapat dilakukan oleh 1 (satu) atau lebih BUK yang memiliki UUS.
c. Pendirian BUS hasil pemisahan wajib memperoleh izin OJK dengan modal disetor paling sedikit Rp1 triliun (untuk anggota Kelompok Usaha Bank) atau Rp3 triliun (selain anggota Kelompok Usaha Bank) dan dalam bentuk tunai.
d. Pemisahan UUS dengan cara mengalihkan hak dan kewajiban BUS yang telah ada dapat dilakukan kepada BUS yang memiliki atau tidak memiliki hubungan kepemilikan dengan BUS yang memiliki UUS.
e. Persyaratan BUS hasil Pemisahan mencakup:
1) pemenuhan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) sesuai POJK mengenai kewajiban penyediaan modal minimum BUS;
dan
2) rasio non performing financing (NPF) bruto paling tinggi 5% (lima persen).
f. Penyelesaian pelampauan batas maksimum penyaluran dana (BMPD) akibat pemisahan UUS paling lama 18 (delapan belas) bulan. BUS hasil pemisahan
atau BUS penerima pemisahan dapat mengajukan perpanjangan jangka waktu penyelesaian BMPD apabila berdasarkan penilaian BUS hasil pemisahan atau BUS penerima pemisahan dimaksud memerlukan waktu penyelesaian BMPD melampaui 18 (delapan belas) bulan.
g. BUK yang melakukan penyertaan modal karena melakukan pemisahan UUS dikecualikan dari persyaratan tingkat kesehatan bagi bank yang akan melakukan penyertaan modal sesuai dengan POJK mengenai prinsip kehati- hatian dalam kegiatan penyertaan modal.
h. BUK yang memiliki UUS dapat mengajukan permohonan persetujuan untuk melaksanakan sinergi perbankan dengan BUS hasil pemisahan secara bersamaan dengan permohonan pendirian BUS hasil pemisahan atau permohonan persetujuan pemisahan UUS.
i. Pemisahan dengan cara mengalihkan hak dan kewajiban UUS dapat dilakukan kepada BUK lain dengan syarat BUK lain harus melakukan perubahan kegiatan usaha BUK menjadi BUS.
FREQUENTLY ASKED QUESTION
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 59/POJK.03/2020 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemisahan Unit Usaha Syariah
1. Apakah POJK ini mengatur kewajiban bagi BUK yang memiliki UUS untuk melaksanakan Pemisahan UUS?
POJK ini tidak mengatur mengenai kewajiban bagi BUK yang memiliki UUS untuk melaksanakan Pemisahan UUS. POJK ini hanya mengatur mengenai persyaratan dan tata cara Pemisahan UUS, sedangkan kewajiban BUK yang memiliki UUS untuk melaksanakan Pemisahan UUS mengacu pada Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
2. Apakah modal disetor minimum BUS hasil Pemisahan sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) dalam jangka waktu tertentu harus dilakukan penyesuaian menjadi Rp3.000.000.000.000,00 (tiga triliun rupiah)?
Apabila BUS hasil Pemisahan merupakan:
a. anak perusahaan dalam struktur kelompok usaha bank maka modal disetor paling sedikit Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah), atau
b. pelaksana perusahaan induk atau tidak berada dalam struktur kelompok usaha bank maka modal disetor paling sedikit Rp Rp3.000.000.000.000,00 (tiga triliun rupiah)
3. Apakah BUK yang memiliki UUS dan akan melakukan penyertaan modal dalam rangka Pemisahan UUS wajib memenuhi persyaratan Tingkat Kesehatan sebagaimana diatur dalam POJK No.36/POJK.03/2017 tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Penyertaan Modal?
BUK yang akan melakukan penyertaan modal dalam rangka Pemisahan UUS dikecualikan dari persyaratan Tingkat Kesehatan sebagaimana diatur dalam POJK No.36/POJK.03/2017 tersebut.
4. Apakah penambahan atas kekurangan modal disetor minimum BUS hasil Pemisahan dapat dilakukan dalam bentuk tanah dan bangunan sebagaimana diatur dalam ketentuan sebelumnya PBI No.11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah?
Dalam POJK ini penambahan atas kekurangan modal disetor minimum BUS hasil Pemisahan harus dalam bentuk tunai. Adapun tambahan modal disetor dalam tanah dan bangunan dapat dilakukan oleh BUK yang memiliki UUS apabila modal disetor minimum BUS hasil Pemisahan yang disyaratkan dalam POJK ini telah terpenuhi.
5. Apakah proses permohonan Pemisahan UUS dapat dilakukan bersamaan dengan permohonan persetujuan sinergi perbankan antara BUK yang memiliki UUS dengan BUS hasil Pemisahan atau BUS penerima Pemisahan?
Proses permohonan Pemisahan UUS dapat dilakukan bersamaan dengan proses permohonan sinergi perbankan antara BUK yang memiliki UUS dengan BUS hasil Pemisahan atau BUS penerima Pemisahan.
POJK 59/POJK.03/2020
tentang PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMISAHAN UNIT USAHA SYARIAH
Jakarta, Desember 2020
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
Sosialisasi
LATAR BELAKANG
Penguatan BUS hasil Pemisahan
Mendorong konsolidasi
perbankan
Pedoman bagi bank yang akan
melaksanakan
Pemisahan
HIGHLIGHT PENGATURAN
● POJK ini hanya mengatur persyaratan dan tata cara Pemisahan UUS
● Sementara kewajiban Pemisahan UUS telah diatur dalam UU Perbankan Syariah Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (Pasal 68 ayat (1))
● Pokok-pokok pengaturan:
● mengatur persyaratan Pemisahan UUS;
● mengatur tata cara Pemisahan UUS dengan cara pendirian BUS baru;
● mengatur tata cara Pemisahan UUS dengan cara pengalihan hak dan kewajiban UUS
kepada BUS yang telah ada.
STRUKTUR POJK
KETENTUAN 01
UMUM
PEMISAHAN UUS 02
DENGAN CARA PENDIRIAN BUS
PEMISAHAN UUS 03
DENGAN CARA PENGALIHAN HAK
DAN KEWAJIBAN KEPADA BUS
PENYAMPAIAN 04 05
KETENTUAN LAIN-LAIN
KETENTUAN 06
PENUTUP
KETENTUAN UMUM
01
CARA PEMISAHAN UUS
Mendirikan BUS baru
O1
Mengalihkan hak dan kewajiban UUS kepada BUS yang telah ada
02
Pemisahan UUS dapat dilakukan oleh 1 (satu)
atau lebih BUK yang memiliki UUS
Pemisahan UUS dapat dilakukan kepada BUS yang memiliki atau tidak memiliki
hubungan kepemilikan
dengan BUK yang
memiliki UUS
PERSYARATAN PEMISAHAN UUS
Sesuai POJK mengenai kewajiban penyediaan modal minimum BUS
BUS hasil Pemisahan atau BUS penerima Pemisahan wajib menyelesaikan pelampauan BMPD dalam waktu paling lama
18 (delapan belas) bulan
RASIO KPMM BMPD
Rasio NPF bruto paling tinggi 5% (lima persen)
BUK yang melakukan penyertaan modal karena melakukan Pemisahan UUS dikecualikan dari persyaratan tingkat kesehatan bagi bank yang melakukan penyertaan modal sesuai POJK mengenai prinsip kehati-hatian dalam kegiatan penyertaan modal
RASIO NPF
TINGKAT KESEHATAN
PEMISAHAN UUS DENGAN CARA PENDIRIAN BUS
02
DENGAN CARA PENDIRIAN BUS
Untuk BUS hasil Pemisahan yang menjadi anak dalam struktur KUB
Penambahan atas kekurangan pemenuhan modal disetor harus dilakukan dalam bentuk tunai
● Rp1 triliun
● Tambahan
modal disetor
Untuk BUS hasil Pemisahan yang menjadi perusahaan induk, ditunjuk
sebagai pelaksana perusahaan induk, atau tidak berada dalam struktur KUB
● Rp3 triliun
Wajib memperoleh izin OJK 01
02
Persetujuan prinsip Izin usaha
Pemberian izin dilakukan dalam 2 (dua) tahap
MODAL DISETOR
TATA CARA PEMISAHAN UUS
berlaku sejak tanggal pelaksanaan kegiatan usaha BUS hasil Pemisahan
SINERGI PERBANKAN
● BUK yang memiliki UUS dapat mengajukan permohonan persetujuan untuk melaksanakan sinergi perbankan dengan BUS hasil Pemisahan
● BUS hasil Pemisahan yang melaksanakan sinergi perbankan dengan BUK yang memiliki UUS dikecualikan dari persyaratan pencantuman rencana sinergi perbankan dalam rencana bisnis BUS hasil Pemisahan
● Rancangan perjanjian kerja sama pelaksanaan sinergi perbankan antara BUK yang memiliki UUS dan BUS hasil Pemisahan;
● Standar prosedur operasional bagi BUK yang memiliki UUS dan BUS hasil Pemisahan untuk pelaksanaan sinergi perbankan; dan
● Laporan kesiapan pelaksanaan sinergi perbankan
Dokumen disampaikan bersamaan dengan penyampaian permohonan persetujuan prinsip
●
Perjanjian kerja sama pelaksanaan sinergi perbankan antara BUK yang memiliki UUS dan BUS hasil Pemisahan;●
Opini DPS terkait pelaksanaan sinergi perbankan; dan●
Surat pernyataan direktur BUK yang memiliki UUS yang membawahkan fungsi kepatuhan atas kelengkapan dan kebenaran dokumen pendukung pengajuan permohonan persetujuanDokumen disampaikan bersamaan dengan
penyampaian permohonan izin usaha
2 HK
TATA CARA PEMISAHAN UUS DENGAN CARA PENDIRIAN BUS
Rancangan Pemisahan
Disusun oleh Direksi BUK
Disetujui oleh Komisaris BUK
Aktivitas
Menyampaikan informasi perkembangan
penyusunan rancangan kepada OJK
Permohonan Persetujuan Prinsip
Pengajuan Persetujuan prinsip
Persetujuan prinsip diperoleh
• Permohonan Persetujuan Prinsip kepada OJK disertai kelengkapan dokumen
• Pengumuman ringkasan rancangan pemisahan dilakukan paling sedikit melalui 1 (satu) surat kabar dan situs web BUK
20 HK Pengumuman
ringkasan rancangan pemisahan
RUPS
RUPS
Meminta persetujuan RUPS mengenai:
• pemisahan;
• rancangan pemisahan;
• konsep akta pemisahan; dan
• rancangan akta pendirian BUS hasil pemisahan
6 Bulan 7 HK
Permohonan Izin Usaha
Pengajuan
Izin Usaha Izin Usaha diperoleh
Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Permohonan Izin Usaha kepada OJK disertai kelengkapan dokumen
Pelaksanaan kegiatan usaha BUS ditandai dengan pengalihan hak dan kewajiban UUS dari BUK
BUS melaporkan
pelaksanaan kegiatan usaha paling lambat 7 HK kepada OJK setelah tanggal pelaksanaan kegiatan usaha
Cabut Izin Usaha UUS
Pengajuan CIU UUS
Permohonan CIU UUS kepada OJK disertai kelengkapan dokumen
Keterangan:
BUK adalah BUK yang memiliki UUS.
BUS adalah BUS baru hasil pemisahan.
PEMISAHAN UUS DENGAN CARA PENGALIHAN HAK
DAN KEWAJIBAN KEPADA BUS
03
DENGAN CARA PENGALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN KEPADA BUS
Wajib memperoleh persetujuan OJK TATA CARA PEMISAHAN UUS
Penyampaian Rencana Pemisahan
Permohonan Persetujuan Pemisahan UUS
Disampaikan paling lambat bersamaan dengan pengumuman ringkasan rancangan Pemisahan
Disampaikan paling lambat 3 (tiga) Hari Kerja setelah keputusan RUPS yang menyetujui Pemisahan
Persetujuan OJK berlaku sejak:
● tanggal persetujuan Menteri atau tanggal kemudian yang ditetapkan dalam persetujuan Menteri; atau
● tanggal pemberitahuan perubahan anggaran dasar diterima Menteri, atau tanggal kemudian yang ditetapkan dalam akta Pemisahan
BUK yang memiliki UUS dapat mengajukan permohonan persetujuan untuk melaksanakan sinergi perbankan dengan BUS hasil Pemisahan secara bersamaan dengan permohonan persetujuan pemisahan UUS
SINERGI PERBANKAN
TATA CARA PEMISAHAN UUS DENGAN CARA PENGALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN KEPADA BUS
Rancangan Pemisahan
Disusun oleh Direksi BUK &
BUS
Disetujui oleh Komisaris BUK &
BUS
Aktivitas
Menyampaikan informasi perkembangan
penyusunan rancangan kepada OJK
Penyampaian Dokumen Rencana Pemisahan
Penyampaian dokumen *)
• BUK dan BUS menyampaikan dokumen rencana pemisahan kepada OJK paling lambat bersamaan dengan pengumuman
• Pengumuman ringkasan rancangan pemisahan dilakukan paling sedikit melalui melalui 1 (satu) surat kabar dan situs web BUK dan BUS
Pengumuman ringkasan rancangan pemisahan
RUPS
RUPS
Meminta persetujuan RUPS mengenai:
• pemisahan;
• rancangan pemisahan;
• konsep akta pemisahan; dan
• rancangan perubahan anggaran dasar BUS penerima pemisahan
Permohonan Persetujuan Pemisahan
Pengajuan Persetujuan Pemisahan
Persetujuan Pemisahan OJK
Pelaksanaan Pemisahan
• Permohonan Persetujuan Pemisahan kepada OJK disertai kelengkapan dokumen
• OJK memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan persetujuan Pemisahan dalam jangka waktu 14 HK sejak dokumen diterima lengkap
• Persetujuan Pemisahan OJK berlaku sejak:
a. tanggal persetujuan Menteri atau tanggal kemudian yang ditetapkan dalam persetujuan Menteri; atau b. tanggal pemberitahuan
perubahan anggaran dasar diterima Menteri, atau tanggal kemudian yang ditetapkan dalam akta Pemisahan
Pengalihan hak & kewajiban UUS kepada BUS penerima
Pemisahan
BUS melaporkan pelaksanaan pemisahan paling lambat 7 HK kepada OJK setelah tanggal pelaksanaan pemisahan
Cabut Izin Usaha UUS
Pengajuan CIU UUS
Permohonan CIU UUS kepada OJK disertai kelengkapan dokumen 7 HK
Keterangan:
BUK adalah BUK yang memiliki UUS.
BUS adalah BUS penerima pemisahan.
3 HK
*) paling lambat bersamaan dengan pengumuman
2 HK
PENYAMPAIAN 04
PENYAMPAIAN
● permohonan
persetujuan prinsipPemisahan UUS dengan cara pendirian BUS
● permohonan
izin usahaPemisahan UUS dengan cara pendirian BUS
●
rencana Pemisahan UUS dengan cara pengalihan hak dan kewajiban kepada BUS● permohonan
persetujuan Pemisahan UUSdengan cara pengalihan hak dan kewajiban kepada BUS
● permohonan
persetujuan sinergi perbankan● permohonan
pencabutan izin usaha UUSDokumen dalam POJK ini disampaikan secara daring melalui:
SISTEM PERIZINAN OJK
● laporan
pelaksanaan kegiatan usaha● laporan
pelaksanaan PemisahanSISTEM PELAPORAN OJK
Dalam hal sistem belum tersedia, dokumen & laporan
di atas disampaikan secara luring kepada OJK
KETENTUAN LAIN-LAIN
05
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pemisahan dengan cara mengalihkan hak dan kewajiban UUS dapat dilakukan kepada BUK lain dengan syarat BUK lain harus melakukan perubahan kegiatan usaha BUK menjadi BUS
● Rencana pemisahan disampaikan kepada OJK bersamaan dengan permohonan izin perubahan kegiatan usaha BUK menjadi BUS
● Persetujuan Pemisahan hanya dapat diberikan setelah BUK lain memperoleh izin perubahan kegiatan usaha menjadi BUS
● Perubahan kegiatan usaha dilaksanakan sesuai dengan POJK mengenai perubahan kegiatan usaha bank konvensional menjadi bank syariah
Permohonan dilengkapi dengan rencana tindak yang memuat langkah penyelesaian yang dilakukan beserta target waktu penyelesaian
BUS hasil Pemisahan atau BUS penerima Pemisahan dapat mengajukan permohonan
perpanjangan jangka waktu penyelesaian pelampauan BMPD apabila berdasarkan penilaian
penyelesaian pelampauan BMPD melampaui 18 (delapan belas) bulan
KETENTUAN PENUTUP
06
● Pasal 41, Pasal 42, dan Pasal 45 sampai dengan Pasal 54
KETENTUAN PENUTUP
PBI Nomor 11/10/PBI/2009 tentang
Unit Usaha Syariah SEBI Nomor 11/28/DPbS tentang Unit Usaha Syariah
● Bab X dan Bab XI Dicabut dan tidak berlaku
Dicabut dan tidak berlaku
YUK FOLLOW MEDSOS PERBANKANSYARIAH.ID
perbankansyariah.id
Perbankan Syariah Indonesia
Dapatkan informasi dan edukasi seputar perbankan syariah Indonesia yang pastinya valid dan terkini
TERIMA KASIH
PEMISAHAN PANDUAN UNIT USAHA SYARIAH
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
2020
PANDUAN
PEMISAHAN UNIT USAHA SYARIAH
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah 2020
Panduan Pemisahan Unit Usaha Syariah
i
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan anugerah dan hidayah-Nya atas penerbitan buku Panduan Pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS). Buku panduan ini merupakan media publikasi yang menyajikan informasi sistematis mengenai tata cara pemisahan UUS sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 59/POJK.03/2020 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemisahan Unit Usaha Syariah dan ketentuan peraturan perundang- undangan lain terkait pemisahan. Dengan adanya buku Panduan Pemisahan UUS ini, diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pembaca khususnya Bank Umum Konvensional (BUK) yang akan melakukan pemisahan UUS.
Materi yang disajikan mencakup informasi tentang hal-hal yang harus dipersiapkan dan dilalui BUK yang akan melakukan pemisahan UUS pada tiap tahapannya untuk memperoleh izin atau persetujuan pemisahan UUS. Selanjutnya, untuk melakukan pemisahan UUS disarankan agar pembaca terlebih dahulu memahami ketentuan terkait pemisahan khususnya mengenai kewajiban yang harus terpenuhi dan akan mengakibatkan sanksi apabila tidak terpenuhi.
Dengan keterbatasan buku Panduan Pemisahan UUS ini, kami berharap agar materi yang disajikan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pembaca.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Desember 2020
Deden Firman Hendarsyah Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
Panduan Pemisahan Unit Usaha Syariah
ii
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR SINGKATAN ... iii I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Daftar Ketentuan ... 2 II. PEMISAHAN UUS DENGAN CARA PENDIRIAN BUS ... 4 A. Persetujuan Prinsip ... 4 B. Izin Usaha ... 8 III. PEMISAHAN UUS DENGAN CARA PENGALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN
KEPADA BUS ... 11 A. Rencana Pemisahan ... 11 B. Persetujuan Pemisahan ... 16 IV. PEMISAHAN UUS DENGAN CARA PENGALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN
KEPADA BUK YANG MELAKUKAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA
MENJADI BUS... 19 A. Permohonan Izin Perubahan Kegiatan Usaha ... 19 B. Persetujuan OJK ... 19 V. SINERGI PERBANKAN ... 20 A. Pemisahan UUS dengan Cara Pendirian BUS ... 20 B. Pemisahan UUS dengan Cara Pengalihan Hak dan Kewajiban
kepada BUS ... 21 VI. KETENTUAN TERKAIT ... 22 A. Kepemilikan Saham Bank Umum ... 22 B. Penyertaan Modal Bank Milik Pemerintah Daerah ... 22 C. Bank yang Merupakan Perusahaan Terbuka ... 22 VII. PENUTUP ... 23
Panduan Pemisahan Unit Usaha Syariah
iii
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
DAFTAR SINGKATAN
BUK Bank Umum Konvensional
BUKU Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha BUS Bank Umum Syariah
KUB Kelompok Usaha Bank OJK Otoritas Jasa Keuangan PBI Peraturan Bank Indonesia
POJK Peraturan Otoritas Jasa Keuangan RUPS Rapat Umum Pemegang Saham SEBI Surat Edaran Bank Indonesia
SEOJK Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
UU Undang-Undang
UUS Unit Usaha Syariah
Panduan Pemisahan Unit Usaha Syariah
1
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perbankan syariah di Indonesia semakin berkembang pasca diterbitkannya UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (UU Perbankan Syariah) yang memberikan landasan hukum yang semakin kuat bagi bank syariah di Indonesia. Dalam UU Perbankan Syariah diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah di Indonesia. UU tersebut juga yang mengarahkan bahwa BUK dapat beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan membuka UUS. UUS merupakan sebuah unit yang dimiliki BUK untuk tujuan melaksanakan kegiatan usaha dengan prinsip syariah.
Sesuai amanah UU Perbankan Syariah, ketentuan lanjutan mengenai pemisahan tersebut diatur dalam PBI Nomor 11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah (PBI UUS) sebagaimana terakhir diubah dengan PBI Nomor 15/14/PBI/2013.
Dalam perkembangannya, OJK yang menjadi otoritas pengawas industri jasa keuangan (perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non bank) sejak tahun 2011, mengeluarkan kebijakan-kebijakan strategis yang antara lain bertujuan untuk menciptakan perbankan nasional yang stabil dan berdaya saing sehingga mampu merespon tantangan terhadap perkembangan industri jasa keuangan yang semakin dinamis dan kompleks. Salah satu kebijakan strategis yang dikeluarkan oleh OJK, yaitu mendorong industri perbankan menjalankan upaya konsolidasi guna menciptakan struktur perbankan yang kuat, memperbesar skala usaha serta peningkatan daya saing melalui kemampuan inovasi, serta dapat berkontribusi signifikan dalam perekonomian nasional.
Sehubungan dengan itu, penyusunan POJK tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemisahan Unit Usaha Syariah (POJK Pemisahan UUS) dilakukan untuk menyempurnakan persyaratan dan tata cara pemisahan UUS sehingga selaras dengan kebijakan-kebijakan strategis OJK tersebut. Penyempurnaan ketentuan dimaksudkan sebagai upaya untuk memperkuat BUS hasil pemisahan sehingga tidak mengalami penurunan kinerja dan diharapkan dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.
Panduan Pemisahan Unit Usaha Syariah
2
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
Untuk mempermudah BUK yang akan melakukan pemisahan UUS dalam mengidentifikasi tahapan pemisahan, maka penerbitan POJK Pemisahan UUS juga disertai dengan buku panduan yang disusun secara sistematis mengenai tata cara pemisahan UUS. Untuk menjadi perhatian bahwa buku panduan ini merupakan kompilasi berbagai ketentuan terkait pemisahan dan bukan merupakan produk hukum.
B. Daftar Ketentuan
Buku panduan ini mengacu pada ketentuan peraturan perundang- undangan yang terkait dalam rangka melakukan aksi korporasi berupa pemisahan UUS. Dalam hal terjadi perubahan, maka isi buku panduan ini menyesuaikan perubahan pada ketentuan peraturan perundang- undangan tersebut. Ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut antara lain:
No. Nomor Ketentuan Perihal
1. UU Nomor 40 Tahun 2007 Perseroan Terbatas (UU Perseroan Terbatas)
2. PBI Nomor 11/3/PBI/2009 Bank Umum Syariah (PBI BUS) 3. SEBI 11/9/DPbS Bank Umum Syariah (SEBI BUS) 4. PBI Nomor 11/10/PBI/2009 Unit Usaha Syariah (PBI UUS) 5. SEBI Nomor 11/28/DPbS Unit Usaha Syariah (SEBI UUS) 6. POJK Nomor
64/POJK.03/2016
Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah (POJK Perubahan Kegiatan Usaha)
7. SEOJK Nomor 2 /SEOJK.03/2017
Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Syariah (SEOJK Perubahan Kegiatan Usaha)
8. PBI Nomor 19/13/PBI/2017 Pelayanan Perizinan Terpadu Terkait Hubungan Operasional Bank Umum dengan Bank Indonesia (PBI Perizinan Terpadu)
9. POJK Nomor 28/POJK.03/2019
Sinergi Perbankan Dalam Satu Kepemilikan untuk Pengembangan
Panduan Pemisahan Unit Usaha Syariah
3
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
Perbankan Syariah (POJK Sinergi Perbankan)
10. POJK Nomor 37/POJK.03/2019
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank (POJK Transparansi dan Publikasi Laporan Bank)
11. SEOJK Nomor 10/SEOJK.03/2020
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (SEOJK Transparansi dan Publikasi Laporan BUS dan UUS)
12. POJK Nomor 41/POJK.03/2019
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi, dan Konversi Bank Umum (POJK P3IK)
13. POJK Nomor 12/POJK.03/2020
Konsolidasi Bank Umum (POJK Konsolidasi Bank Umum)
14. PBI Nomor 22/8/PBI/2020 Perizinan Terpadu Bank Indonesia Melalui Front Office Perizinan (PBI Front Office Perizinan)
15. POJK Nomor 59/POJK.03/2020
Persyaratan dan Tata Cara Pemisahan Unit Usaha Syariah (POJK Pemisahan UUS)
4
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
II. PEMISAHAN UUS DENGAN CARA PENDIRIAN BUS
Pemisahan UUS dengan cara pendirian BUS dilakukan dengan izin dari OJK.
Pendirian BUS dilakukan oleh BUK yang memiliki UUS. Pemberian izin pendirian BUS hasil Pemisahan oleh OJK dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu persetujuan prinsip dan izin usaha.
Dalam rangka mendirikan BUS untuk memisahkan UUS pada prinsipnya mengacu pada PBI BUS, namun dalam hal terdapat ketentuan khusus yang diatur dalam POJK Pemisahan UUS, maka pendirian BUS mengacu pada POJK Pemisahan UUS.
A. Persetujuan Prinsip
1. Penyusunan Rancangan Pemisahan
a. Direksi BUK yang memiliki UUS menyusun rancangan Pemisahan.
b. Dalam menyusun rancangan Pemisahan, Direksi BUK yang memiliki UUS perlu memperhatikan cakupan informasi sesuai dengan Pasal 10 POJK Pemisahan UUS.
c. Dalam menyusun rancangan Pemisahan, Direksi BUK yang memiliki UUS melakukan koordinasi terkait perkembangan penyusunan rancangan Pemisahan dengan pengawas OJK untuk memastikan bahwa rancangan Pemisahan telah sesuai dengan POJK Pemisahan UUS dan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
d. Sebelum disampaikan kepada OJK sebagai lampiran permohonan persetujuan prinsip, Dewan Komisaris BUK yang memiliki UUS memberikan persetujuan atas rancangan Pemisahan yang disusun oleh Direksi sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat (1) POJK Pemisahan UUS.
2. Pengajuan Permohonan Persetujuan Prinsip BUS Hasil Pemisahan Rancangan Pemisahan pada angka 1 di atas merupakan salah satu dokumen persyaratan dalam permohonan persetujuan prinsip pendirian BUS dalam rangka Pemisahan. Selain rancangan Pemisahan, dokumen lain juga perlu disampaikan dalam permohonan persetujuan prinsip. Dalam mengajukan permohonan tersebut, BUK yang memiliki UUS menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 POJK Pemisahan UUS secara
5
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
lengkap. Selain itu, dokumen yang disampaikan juga termasuk dokumen permohonan persetujuan prinsip pendirian BUS yang diatur dalam SEBI BUS pada Romawi II huruf A.
Pendirian BUS dalam rangka Pemisahan dimungkinkan mengakibatkan BUK awal dan BUS hasil Pemisahan membentuk KUB. Dalam hal Pemisahan UUS dengan mendirikan BUS baru mengakibatkan pembentukan KUB, BUK yang memiliki UUS sebagai perusahaan induk atau pelaksana perusahaan induk menyampaikan dokumen kepada OJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) POJK Konsolidasi Bank Umum.
3. Pengumuman Ringkasan Rancangan Pemisahan
a. Dalam proses pendirian BUS dalam rangka Pemisahan terdapat kewajiban bagi BUK yang memiliki UUS untuk melakukan pengumuman terkait dengan informasi atau fakta material dan aksi korporasi Pemisahan.
1) Berdasarkan POJK Transparansi dan Publikasi Laporan Bank, Pemisahan merupakan informasi atau fakta material yang diumumkan. Oleh karena itu, Direksi BUK yang memiliki UUS yang akan melakukan Pemisahan mengumumkan ringkasan rancangan Pemisahan kepada masyarakat melalui situs web BUK yang memiliki UUS paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah adanya informasi atau fakta material yang diatur dalam Pasal 27 ayat (2) POJK Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. Dalam hal ini adanya informasi atau fakta material ditandai dengan telah diperolehnya persetujuan prinsip.
2) Berdasarkan UU Perseroan Terbatas, ringkasan rancangan Pemisahan diumumkan paling sedikit dalam 1 (satu) surat kabar dan secara tertulis kepada karyawan BUK yang memiliki UUS dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS yang diatur dalam Pasal 127 ayat (2) UU Perseroan Terbatas.
b. Pengumuman ringkasan rancangan Pemisahan juga memuat pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat memperoleh rancangan Pemisahan di kantor BUK yang
6
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
memiliki UUS terhitung sejak tanggal diumumkan sampai dengan tanggal RUPS diselenggarakan yang diatur dalam Pasal 127 ayat (3) UU Perseroan Terbatas.
c. BUK yang memiliki UUS menyampaikan rencana Pemisahan sebagai informasi atau fakta material kepada pengawas OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah persetujuan prinsip diterima oleh BUK yang memiliki UUS dengan format mengacu pada Romawi III Lampiran SEOJK Transparansi dan Publikasi Laporan BUS dan UUS.
4. Pengajuan Keberatan oleh Kreditur
Pengumuman kepada masyarakat selain dimaksudkan sebagai transparansi, juga untuk memberikan kesempatan kepada pihak- pihak yang terkait dengan BUK yang memiliki UUS atas rencana Pemisahan yang akan dilaksanakan. Salah satu kepentingan yang perlu dilindungi atas Pemisahan tersebut adalah kepentingan kreditur. Dalam proses Pemisahan, kreditur memiliki hak-hak tertentu yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang- undangan sebagai berikut.
a. Kreditur dapat mengajukan keberatan kepada BUK yang memiliki UUS dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman ringkasan rancangan Pemisahan kepada masyarakat sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (4) UU Perseroan Terbatas.
b. Apabila dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari tersebut kreditur tidak mengajukan keberatan, kreditur dianggap menyetujui Pemisahan sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (5) UU Perseroan Terbatas.
c. Dalam hal keberatan kreditur sampai dengan tanggal diselenggarakan RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi BUK yang memiliki UUS, keberatan harus disampaikan dalam RUPS untuk memperoleh penyelesaian sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (6) UU Perseroan Terbatas.
d. Penyelesaian oleh Direksi maupun RUPS dapat berupa penyelesaian keberatan atau penetapan skema penyelesaian keberatan yang disepakati dengan kreditur, yang dimuat dalam akta yang dibuat oleh notaris dalam bahasa Indonesia.
7
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
e. Selama penyelesaian tersebut belum tercapai, Pemisahan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (7) UU Perseroan Terbatas.
5. Pelaksanaan RUPS
RUPS merupakan salah satu proses penting dalam pengambilan keputusan untuk melakukan Pemisahan. Sesuai dengan Pasal 127 ayat (1) UU Perseroan Terbatas, RUPS dalam rangka Pemisahan dilaksanakan dengan tata cara RUPS yang diatur dalam Pasal 87 ayat (1) dan Pasal 89 UU Perseroan Terbatas. BUK yang memiliki UUS melakukan RUPS dalam rangka Pemisahan sebagai berikut.
a. Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan pemanggilan dan tanggal RUPS sebagaimana diatur dalam Pasal 82 ayat (1) UU Perseroan Terbatas. Pemanggilan RUPS dilakukan dengan surat tercatat dan/atau dengan iklan dalam surat kabar.
Dalam panggilan RUPS dicantumkan tanggal, waktu, tempat, dan mata acara rapat disertai pemberitahuan bahwa materi aksi korporasi Pemisahan tersedia di kantor BUK yang memiliki UUS sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diselenggarakan sebagaimana diatur dalam Pasal 82 ayat (3) UU Perseroan Terbatas. Selain itu, sesuai Pasal 83 ayat (4) UU Perseroan Terbatas, BUK yang memiliki UUS memberikan salinan materi aksi korporasi Pemisahan kepada pemegang saham secara cuma-cuma jika diminta.
b. RUPS untuk menyetujui Pemisahan dapat dilangsungkan jika dalam rapat paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali anggaran dasar menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar sebagaimana diatur dalam Pasal 89 ayat (1) UU Perseroan Terbatas.
Selanjutnya sesuai dengan Pasal 87 ayat (1) UU Perseroan
8
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
Terbatas, keputusan RUPS dimaksud diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
c. RUPS BUK yang memiliki UUS menyetujui hal sebagai berikut:
1) Pemisahan yang akan dilakukan;
2) rancangan Pemisahan;
3) konsep akta Pemisahan; dan
4) rancangan akta pendirian BUS hasil Pemisahan.
d. Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan RUPS tersebut, hanya dapat menggunakan hak untuk meminta sahamnya dibeli dengan harga yang wajar oleh BUK yang memiliki UUS sebagaimana diatur dalam Pasal 62 ayat (1) UU Perseroan Terbatas.
e. Penggunaan hak tersebut tidak menghentikan proses pelaksanaan Pemisahan sebagaimana diatur dalam Pasal 126 ayat (3) UU Perseroan Terbatas.
f. Persetujuan RUPS tersebut dituangkan ke dalam akta Pemisahan yang dibuat oleh notaris dalam bahasa Indonesia sebagaimana diatur dalam Pasal 128 ayat (1) UU Perseroan Terbatas.
6. Pengesahan Badan Hukum BUS Hasil Pemisahan
a. Direksi BUS yang memiliki UUS mengajukan permohonan pengesahan badan hukum BUS hasil Pemisahan kepada Menteri paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal akta pendirian BUS hasil Pemisahan disertai dengan salinan akta Pemisahan sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat (1) UU Perseroan Terbatas.
b. Setelah semua persyaratan dipenuhi secara lengkap, Menteri menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum Perseroan yang ditandatangani secara elektronik paling lambat 14 (empat belas) hari sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat (6) UU Perseroan Terbatas.
B. Izin Usaha
1. Pengajuan Permohonan Izin Usaha
Setelah RUPS menyetujui Pemisahan, langkah selanjutnya BUK yang memiliki UUS mengajukan permohonan izin usaha kepada
9
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
OJK. Perlu menjadi perhatian bahwa persetujuan prinsip hanya berlaku selama 6 (enam) bulan sejak persetujuan prinsip diberikan, termasuk didalamnya proses RUPS sebagaimana diuraikan di atas.
BUK yang memiliki UUS mengajukan permohonan izin usaha sebagai berikut:
a. BUK yang memiliki UUS mengajukan permohonan izin usaha BUS hasil Pemisahan paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal persetujuan prinsip diberikan disertai dengan dokumen sebagaimana diatur dalam Pasal 13 POJK Pemisahan UUS. Selain itu, dokumen yang disampaikan juga termasuk dokumen permohonan izin usaha BUS hasil Pemisahan yang diatur dalam SEBI BUS pada Romawi II huruf B.
b. BUK yang memiliki UUS menyampaikan informasi secara tertulis kepada Bank Indonesia mengenai permohonan izin usaha kepada OJK bersamaan dengan pengajuan permohonan izin usaha BUS hasil Pemisahan kepada OJK, sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (2) PBI Perizinan Terpadu.
2. Pelaksanaan Kegiatan Usaha BUS Hasil Pemisahan
a. BUS hasil Pemisahan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK, mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bank Indonesia untuk memperoleh perizinan yang diperlukan sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (2) PBI Perizinan Terpadu.
Permohonan perizinan kepada Bank Indonesia disampaikan melalui Front Office Perizinan Bank Indonesia sesuai dengan PBI Front Office Perizinan.
Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (Sistem BI-RTGS, BI-SSSS, BI-ETP, dan SKNBI) telah mengatur mengenai perubahan status kepesertaan dalam sistem BI- RTGS, BI-SSSS, BI-ETP, dan SKNBI karena pemisahan UUS dari BUK.
b. BUS hasil Pemisahan melaksanakan kegiatan usaha paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diperolehnya izin usaha BUS hasil Pemisahan sebagaimana
10
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
diatur dalam Pasal 17 ayat (1) POJK Pemisahan UUS.
Pelaksanaan kegiatan usaha BUS hasil Pemisahan tersebut ditandai dengan pengalihan hak dan kewajiban UUS dari BUK kepada BUS hasil Pemisahan.
c. Pelaksanaan kegiatan usaha BUS hasil Pemisahan dilaporkan kepada OJK paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan dengan melampirkan laporan keuangan BUS hasil Pemisahan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat (3) POJK Pemisahan UUS.
3. Pencabutan Izin Usaha UUS
Setelah BUS hasil Pemisahan memperoleh pengalihan hak dan kewajiban dari BUK, maka izin usaha UUS yang dimiliki oleh BUK dicabut. Pencabutan izin usaha UUS dilakukan sebagai berikut.
a. BUK mengajukan permohonan pencabutan izin usaha UUS kepada OJK paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah hak dan kewajiban UUS dialihkan kepada BUS sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (1) POJK Pemisahan UUS.
b. Permohonan pencabutan izin usaha UUS dilampiri dengan dokumen sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (2) POJK Pemisahan UUS.
11
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
III. PEMISAHAN UUS DENGAN CARA PENGALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN KEPADA BUS
POJK Pemisahan UUS mengatur mekanisme lain untuk melakukan Pemisahan UUS yaitu dengan cara mengalihkan hak dan kewajiban UUS kepada BUS yang telah ada. Pengalihan tersebut dapat dilakukan baik terhadap BUS dalam 1 (satu) kelompok usaha maupun diluar kelompok usaha. Pemisahan dengan mekanisme ini lebih sederhana karena hanya melalui 1 (satu) tahap perizinan di OJK. Tata cara Pemisahan UUS dengan cara mengalihkan hak dan kewajiban kepada BUS yang telah ada dilakukan sebagai berikut.
A. Rencana Pemisahan
1. Penyusunan Rancangan Pemisahan
a. Direksi BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan secara bersama-sama menyusun rancangan Pemisahan.
b. Dalam menyusun rancangan Pemisahan, Direksi BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan perlu memperhatikan cakupan informasi sesuai dengan Pasal 23 POJK Pemisahan UUS.
c. Dalam menyusun rancangan Pemisahan, Direksi BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan melakukan koordinasi terkait perkembangan penyusunan rancangan Pemisahan dengan masing-masing pengawas OJK untuk memastikan bahwa rancangan Pemisahan telah sesuai dengan POJK Pemisahan UUS dan ketentuan peraturan perundang- undangan terkait lainnya.
d. Sebelum rencana Pemisahan disampaikan kepada OJK, Dewan Komisaris BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan memberikan persetujuan atas rancangan Pemisahan sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a POJK Pemisahan UUS.
2. Penyampaian Rencana Pemisahan
a. BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan menyampaikan dokumen rencana Pemisahan kepada OJK sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (2) POJK Pemisahan UUS. Penyampaian rencana Pemisahan tersebut dilakukan paling lambat bersamaan dengan pengumuman ringkasan
12
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
rancangan Pemisahan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar secara nasional.
b. Pemisahan UUS dengan mekanisme pengalihan kepada BUS penerima pemisahan dimungkinkan mengakibatkan pembentukan KUB, sehingga bank sebagai perusahaan induk atau pelaksana perusahaan induk menyampaikan dokumen kepada OJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) POJK Konsolidasi Bank Umum.
3. Pengumuman Ringkasan Rancangan Pemisahan
a. Dalam proses Pemisahan dengan mekanisme pengalihan hak dan kewajiban kepada BUS penerima Pemisahan terdapat kewajiban bagi BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan untuk melakukan pengumuman terkait dengan informasi atau fakta material dan aksi korporasi Pemisahan.
1) Berdasarkan POJK Transparansi dan Publikasi Laporan Bank, Pemisahan merupakan informasi atau fakta material yang diumumkan. Oleh karena itu, Direksi BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan mengumumkan ringkasan rancangan Pemisahan kepada masyarakat melalui situs web paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah adanya informasi atau fakta material yang diatur dalam Pasal 27 ayat (2) POJK Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. Dalam hal ini adanya informasi atau fakta material ditandai dengan telah disetujuinya rancangan Pemisahan oleh masing-masing Dewan Komisaris BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan.
2) Berdasarkan UU Perseroan Terbatas, ringkasan rancangan Pemisahan diumumkan paling sedikit dalam 1 (satu) surat kabar dan secara tertulis kepada karyawan BUK yang memiliki UUS dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS yang diatur dalam Pasal 127 ayat (2) UU Perseroan Terbatas.
b. Pengumuman ringkasan rancangan Pemisahan juga memuat pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat
13
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
memperoleh rancangan Pemisahan di kantor BUK yang memiliki UUS terhitung sejak tanggal diumumkan sampai dengan tanggal RUPS diselenggarakan yang diatur dalam Pasal 127 ayat (3) UU Perseroan Terbatas.
c. BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan menyampaikan rencana Pemisahan sebagai informasi atau fakta material kepada pengawas OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah rancangan Pemisahan disetujui oleh masing- masing Dewan Komisaris BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan dengan format mengacu pada Romawi III Lampiran SEOJK Transparansi dan Publikasi Laporan BUS dan UUS.
4. Pengajuan Keberatan oleh Kreditur
Pengumuman kepada masyarakat selain dimaksudkan sebagai transparansi, juga untuk memberikan kesempatan kepada pihak- pihak yang terkait dengan BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan atas rencana Pemisahan yang akan dilaksanakan. Salah satu kepentingan yang perlu dilindungi atas Pemisahan tersebut adalah kepentingan kreditur. Dalam proses Pemisahan, kreditur memiliki hak-hak tertentu yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut.
a. Kreditur dapat mengajukan keberatan kepada BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman ringkasan rancangan Pemisahan kepada masyarakat sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (4) UU Perseroan Terbatas.
b. Apabila dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari tersebut kreditur tidak mengajukan keberatan, kreditur dianggap menyetujui Pemisahan sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (5) UU Perseroan Terbatas.
c. Dalam hal keberatan kreditur sampai dengan tanggal diselenggarakan RUPS tidak dapat diselesaikan oleh Direksi BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan, keberatan harus disampaikan dalam RUPS untuk memperoleh
14
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
penyelesaian sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (6) UU Perseroan Terbatas.
d. Penyelesaian oleh Direksi maupun RUPS dapat berupa penyelesaian keberatan atau penetapan skema penyelesaian keberatan yang disepakati dengan kreditur, yang dimuat dalam akta yang dibuat oleh notaris dalam bahasa Indonesia.
e. Selama penyelesaian tersebut belum tercapai, Pemisahan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (7) UU Perseroan Terbatas.
5. Pelaksanaan RUPS
RUPS merupakan salah satu proses penting dalam pengambilan keputusan untuk melakukan Pemisahan. Sesuai dengan Pasal 127 ayat (1) UU Perseroan Terbatas, RUPS dalam rangka Pemisahan dilaksanakan dengan tata cara RUPS yang diatur dalam Pasal 87 ayat (1) dan Pasal 89 UU Perseroan Terbatas. BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan masing-masing melakukan RUPS dalam rangka Pemisahan sebagai berikut.
a. Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan pemanggilan dan tanggal RUPS sebagaimana diatur dalam Pasal 82 ayat (1) UU Perseroan Terbatas. Pemanggilan RUPS dilakukan dengan surat tercatat dan/atau dengan iklan dalam surat kabar.
Dalam panggilan RUPS dicantumkan tanggal, waktu, tempat, dan mata acara rapat disertai pemberitahuan bahwa materi aksi korporasi Pemisahan tersedia di kantor BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diselenggarakan sebagaimana diatur dalam Pasal 82 ayat (3) UU Perseroan Terbatas. Selain itu, sesuai Pasal 83 ayat (4) UU Perseroan Terbatas, BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan memberikan salinan materi aksi korporasi Pemisahan kepada pemegang saham secara cuma- cuma jika diminta.
b. RUPS untuk menyetujui Pemisahan dapat dilangsungkan jika dalam rapat paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari
15
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali anggaran dasar menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar sebagaimana diatur dalam Pasal 89 ayat (1) UU Perseroan Terbatas.
Selanjutnya sesuai dengan Pasal 87 ayat (1) UU Perseroan Terbatas, keputusan RUPS dimaksud diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
c. RUPS BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan menyetujui hal sebagai berikut:
1) Pemisahan yang akan dilakukan;
2) rancangan Pemisahan;
3) konsep akta Pemisahan; dan
4) rancangan perubahan anggaran dasar BUS penerima Pemisahan.
d. Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan RUPS tersebut, hanya dapat menggunakan hak untuk meminta sahamnya dibeli dengan harga yang wajar oleh BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan sebagaimana diatur dalam Pasal 62 ayat (1) UU Perseroan Terbatas.
e. Penggunaan hak tersebut tidak menghentikan proses pelaksanaan Pemisahan sebagaimana diatur dalam Pasal 126 ayat (3) UU Perseroan Terbatas.
f. Persetujuan RUPS tersebut dituangkan ke dalam akta Pemisahan yang dibuat oleh notaris dalam bahasa Indonesia sebagaimana diatur dalam Pasal 128 ayat (1) UU Perseroan Terbatas.
g. Dalam hal terdapat perubahan anggaran dasar BUS penerima Pemisahan, perubahan tersebut disetujui RUPS dan dinyatakan dalam akta yang dibuat oleh notaris dalam Bahasa Indonesia sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat (4) UU Perseroan Terbatas.
16
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
B. Persetujuan Pemisahan
1. Pengajuan Permohonan Persetujuan Pemisahan
Setelah rencana Pemisahan mendapatkan persetujuan dari RUPS BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan, hasil RUPS tersebut disampaikan kepada OJK sebagai permohonan persetujuan Pemisahan. OJK memberikan persetujuan Pemisahan kepada BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak dokumen permohonan persetujuan diterima secara lengkap sebagaimana diatur dalam Pasal 25 ayat (2) POJK Pemisahan UUS. Dengan demikian persetujuan OJK diberikan sebelum hasil RUPS disampaikan kepada Menteri. Permohonan persetujuan Pemisahan dilakukan sebagai berikut.
a. BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan secara bersama-sama mengajukan permohonan persetujuan Pemisahan kepada OJK paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah keputusan RUPS yang menyetujui Pemisahan disertai dengan dokumen sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat (2) POJK Pemisahan UUS.
b. BUK yang memiliki UUS menyampaikan informasi secara tertulis kepada Bank Indonesia mengenai rencana pelaksanaan Pemisahan UUS bersamaan dengan pengajuan permohonan persetujuan Pemisahan kepada OJK sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (1) PBI Perizinan Terpadu.
2. Persetujuan atau Pemberitahuan Menteri
Setelah memperoleh persetujuan Pemisahan dari OJK:
a. BUS penerima Pemisahan mengajukan perubahan anggaran dasar kepada Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal akta notaris yang memuat perubahan anggaran dasar, untuk memperoleh persetujuan atau sebagai pemberitahuan kepada Menteri sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat (3) dan ayat (7) UU Perseroan Terbatas.
b. BUK yang memiliki UUS yang telah memperoleh persetujuan dari OJK mengajukan permohonan secara tertulis kepada
17
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
Bank Indonesia untuk memperoleh perizinan yang diperlukan sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1) PBI Perizinan Terpadu.
Permohonan perizinan kepada Bank Indonesia disampaikan melalui Front Office Perizinan Bank Indonesia sesuai dengan PBI Front Office Perizinan.
Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penyelenggaraan sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (Sistem BI-RTGS, BI-SSSS, BI-ETP, dan SKNBI) telah mengatur mengenai perubahan status kepesertaan dalam sistem BI- RTGS, BI-SSSS, BI-ETP, dan SKNBI karena pemisahan UUS dari bank konvensional.
3. Pelaksanaan Pemisahan
a. Persetujuan Pemisahan dari OJK berlaku sejak:
1) tanggal persetujuan Menteri atau tanggal kemudian yang ditetapkan dalam persetujuan Menteri; atau
2) tanggal pemberitahuan perubahan anggaran dasar diterima Menteri, atau tanggal kemudian yang ditetapkan dalam akta Pemisahan,
sebagaimana diatur dalam Pasal 26 ayat (1) POJK Pemisahan UUS.
b. BUS hasil Pemisahan melaporkan pelaksanaan Pemisahan kepada OJK paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan dilampiri dengan dokumen sebagaimana diatur dalam Pasal 26 ayat (2) POJK Pemisahan UUS.
4. Pencabutan Izin Usaha UUS
Setelah BUS penerima Pemisahan memperoleh pengalihan hak dan kewajiban dari BUK, maka izin usaha UUS yang dimiliki oleh BUK dicabut. Pencabutan izin usaha UUS dilakukan sebagai berikut.
a. BUK mengajukan permohonan pencabutan izin usaha UUS kepada OJK paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah hak dan kewajiban UUS dialihkan kepada BUS sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (1) POJK Pemisahan UUS.
18
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
b. Permohonan pencabutan izin usaha UUS dilampiri dengan dokumen sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (2) POJK Pemisahan UUS.
19
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
IV. PEMISAHAN UUS DENGAN CARA PENGALIHAN HAK DAN KEWAJIBAN KEPADA BUK YANG MELAKUKAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA MENJADI BUS
Mekanisme Pemisahan dalam POJK Pemisahan UUS juga mengakomodasi bagi BUK yang memiliki UUS untuk melakukan Pemisahan dengan cara mengalihkan hak dan kewajiban kepada BUK. Pemisahan UUS kepada BUK lain harus didahului dengan perubahan kegiatan usaha BUK menjadi BUS sesuai dengan POJK Perubahan Kegiatan Usaha. Pemberian izin untuk perubahan kegiatan usaha BUK menjadi BUS diberikan terlebih dahulu sebelum memberikan persetujuan Pemisahan.
A. Permohonan Izin Perubahan Kegiatan Usaha
1. Permohonan izin perubahan kegiatan usaha BUK lain disampaikan bersamaan dengan penyampaian rencana Pemisahan sebagaimana diatur dalam Pasal 32 ayat (2) POJK Pemisahan UUS.
2. Dokumen yang disampaikan oleh BUK lain dalam rangka permohonan izin perubahan kegiatan usaha mengacu pada Romawi I huruf A SEOJK Perubahan Kegiatan Usaha.
B. Persetujuan OJK
Persetujuan Pemisahan hanya dapat diberikan setelah BUK lain memperoleh izin perubahan kegiatan usaha menjadi BUS sebagaimana diatur dalam Pasal 32 ayat (3) POJK Pemisahan UUS.
20
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
V. SINERGI PERBANKAN
Dalam rangka Pemisahan dimungkinkan BUS hasil Pemisahan maupun BUS penerima Pemisahan melakukan kerjasama sinergi perbankan dengan BUK induk. BUK yang memiliki UUS dapat mengajukan permohonan persetujuan untuk melaksanakan sinergi perbankan dengan BUS hasil Pemisahan atau BUS penerima Pemisahan. Pengajuan permohonan sinergi perbankan dilakukan bersamaan dengan pengajuan permohonan Pemisahan.
A. Pemisahan UUS dengan Cara Pendirian BUS
1. BUK yang memiliki UUS menyusun rancangan perjanjian kerja sama pelaksanaan sinergi perbankan dengan BUS hasil Pemisahan sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a POJK Pemisahan UUS.
2. Rancangan perjanjian kerja sama pelaksanaan sinergi perbankan memuat informasi paling sedikit sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) POJK Sinergi Perbankan.
3. Bersamaan dengan permohonan persetujuan prinsip, BUK yang memiliki UUS dapat mengajukan permohonan persetujuan untuk melaksanakan sinergi perbankan disertai rancangan perjanjian kerja sama pelaksanaan sinergi perbankan dan dokumen lainnya sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (2) POJK Pemisahan UUS.
4. Bersamaan dengan permohonan izin usaha, BUK yang memiliki UUS menyampaikan perjanjian kerja sama pelaksanaan sinergi perbankan dan dokumen lainnya sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1) POJK Pemisahan UUS.
5. BUS hasil Pemisahan yang akan melaksanakan sinergi perbankan dengan BUK yang memiliki UUS dikecualikan dari persyaratan pencantuman rencana sinergi perbankan dalam rencana bisnis BUS hasil Pemisahan sesuai dengan POJK Sinergi Perbankan sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (4) POJK Pemisahan UUS.
6. POJK Sinergi Perbankan yang mengatur BUS sebagai pihak yang menyampaikan permohonan persetujuan pelaksanaan sinergi perbankan, dikecualikan dalam POJK Pemisahan UUS karena BUS hasil Pemisahan belum berdiri.
21
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
B. Pemisahan UUS dengan Cara Pengalihan Hak dan Kewajiban kepada BUS 1. BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan menyusun rancangan perjanjian kerja sama pelaksanaan sinergi perbankan sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (1) huruf i POJK Pemisahan UUS.
2. Rancangan perjanjian kerja sama pelaksanaan sinergi perbankan memuat informasi paling sedikit sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) POJK Sinergi Perbankan.
3. BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan dapat mengajukan permohonan persetujuan untuk melaksanakan sinergi perbankan dengan menyampaikan rancangan perjanjian kerja sama pelaksanaan sinergi perbankan yang telah disusun dan dokumen pendukung lainnya pada saat penyampaian rencana Pemisahan UUS kepada OJK sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (1) huruf i POJK Pemisahan UUS.
4. BUK yang memiliki UUS dan BUS penerima Pemisahan menyampaikan perjanjian kerja sama pelaksanaan sinergi perbankan dan dokumen pendukung lainnya pada saat mengajukan permohonan persetujuan Pemisahan UUS kepada OJK sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat (2) huruf f POJK Pemisahan UUS.
22
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
VI. KETENTUAN TERKAIT
A. Kepemilikan Saham Bank Umum
BUK yang memiliki UUS yang melakukan Pemisahan UUS dikecualikan dari ketentuan dalam POJK mengenai kepemilikan saham bank umum sehingga dapat memiliki BUS hasil Pemisahan lebih dari 40% (empat puluh persen) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 POJK Konsolidasi Bank Umum.
B. Penyertaan Modal Bank Milik Pemerintah Daerah
Bank milik pemerintah daerah yang melakukan Pemisahan UUS dikecualikan dari ketentuan mengenai batasan penyertaan modal dalam POJK mengenai kegiatan usaha dan jaringan kantor berdasarkan modal inti bank sehingga dapat melakukan penyertaan modal kepada BUS hasil Pemisahan lebih dari:
1. 15% (lima belas persen) dari modal bank bagi BUKU 2;
2. 25% (dua puluh lima persen) dari modal bank bagi BUKU 3; dan 3. 35% (tiga puluh lima persen) dari modal bank bagi BUKU 4,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 POJK Konsolidasi Bank Umum.
C. Bank yang Merupakan Perusahaan Terbuka
Dalam hal BUK yang memiliki UUS atau BUS penerima pemisahan merupakan perusahaan terbuka maka perlu memperhatikan pula ketentuan peraturan perundang-undangan terkait perusahaan terbuka antara lain POJK Nomor 15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.
23
Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah
VII. PENUTUP
Demikian buku Panduan Pemisahan Unit Usaha Syariah ini disusun untuk dapat dijadikan panduan dasar dan pertimbangan dalam pelaksanaan Pemisahan UUS. Diharapkan dengan telah disusunnya buku panduan ini dapat memberikan kemudahan bagi industri khususnya BUK yang akan melakukan Pemisahan UUS. Semoga buku panduan ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebaik-baiknya.
Otoritas Jasa Keuangan
Menara Radius Prawiro, Kompleks Perkantoran Bank Indonesia Jl. MH. Thamrin No.2 Jakarta 10350
Foto dari Floriane Vita/unsplash.com