• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEHILANGAN BRONDOLAN KELAPA SAWIT PADA TOPOGRAFI BERBEDA DI SEMUA RANTAI PANEN

N/A
N/A
riahdo situmorang

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KEHILANGAN BRONDOLAN KELAPA SAWIT PADA TOPOGRAFI BERBEDA DI SEMUA RANTAI PANEN "

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEHILANGAN BRONDOLAN KELAPA SAWIT PADA TOPOGRAFI BERBEDA DI SEMUA RANTAI PANEN DI PT. KENCANA

GRAHA PERMAI DELIMA ESTATE

Leonardo Wibawa Sembiring 19/21063/BP

Kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang semakin meningkat baik dari hulu hingga hilir kegiatan perkebunan kelapa sawit. Hal ini didukung daerah yang masih luas untuk dilakukan investasi perkebunan kelapa sawit dan permintaan dunia terhadap produk hasil budidaya kelapa sawit baik dalam bentuk mentah (CPO dan PKO) maupun produk turunan (refinery) semakin meningkat (Mustika,2011).

Menurut Fadlietal.(2006), panen adalah kegiatan pemotongan tandan buah daripohon hingga pengangkutan ke pabrik. Urutan kegiatan panen tersebut antara lain:pemotongan pelepah, pemotongan TBS,pengutipan brondolan,pengangkutan TBS dan brondolan ketempat pengumpulan hasil(TPH)serta pengangkutan TBS dan brondolan kepabrik kelapa sawit(PKS). Tujuan utama kegiatan panen kelapa sawit yaitu mencapai produktivitas TBS dan kandungan minyak yang tinggi serta mutu produksi yang baik berupa asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA) yang rendah.Manajemen panen kelapa sawit yang baik merupakan hal yang perlu dilakukan untuk pencapaian tujuan utama tersebut(Pahan,2013).

Komponen-komponen dalam manajemen panen tersebut antara lain:persiapan panen, organisasi panen, pelaksanaan panen dan pengawasan panen. Pengutipan brondolan adalah salah satu aspek teknis penting dalam perkebunan ke. Brondolan sawit adalah bagian buah sawit yang lepas dari tandan buah ketika buah sudah terlalu matang jatuh saat proses pemanenan. Satu hektar tanaman kelapa sawit, terdapat 136 pokok kelapa sawit. Diasumsikan saja apabila satu pokok tanaman kelapa sawit memiliki tujuh brondolan yang dibiarkan tertinggal, maka apabila dikalikan untuk cakupan areal tersebut, maka dapat diketahui persentase kehilangan hasil brondolan yang terjadi dan dampak kerugiaannya(Lubis,2011).

Topografi merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat produksi dan pertumbuhan serta perkembangan tanaman kelapa sawit (Abubakar et al., 2023). Topografi juga mempengaruhi terjadinya losses buah atau brondolan. Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut serta hubungan agronomis dan topografi yang berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit, diharapkan dapat memberikan upaya dalam menekan losses dan meningkatkan hasil produksi kelapa sawit yang optimal dalam pembudidayaan di lahan bergelombang

(2)

Peranan kelapa sawit sangat mempengaruhi perekonomian dalam negeri dikarenakan semakin banyaknya konsumen minyak sawit. Minyak sawit umumnya digunakan untuk industri pangan dan non pangan, dari segi pangan digunakan sebagai bahan untuk membuat minyak goreng, lemak pangan, margarin, lemak khusus, kue, biskuit, atau es krim. Dalam produk non-pangan minyak sawit atau minyak inti sawit digunakan sebagai bahan untuk membuat sabun, detergen, sabun metalik, bahan bakar mesin diesel maupun kosmetika.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tercapainya produktivitas yang lebih tinggi dan keuntungan yang semakin meningkat maka dibutuhkan teknik budidaya pengelolaan kelapa sawit yaitu panen. Panen adalah pemotongan dari pohon sampai dengan pengangkutan ke pabrik yang meliputi kegiatan pemotongan tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan hasil ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), dan pengangkutan hasil ke pabrik kelapa sawit (PKS).

Rata-rata kehilangan losses pada perkebunan kelapa sawit pada topografi datar, rendahan, setelah melakukan tiga kali pengulangan. Rata-rata kerugian/ha akibat pasar pikul atau terasan yang kotor adalah 1,86 kg/ha, Rata-rata kerugian/ha akibat piringan atau tapak kuda sebesar 2,98 kg/ha. pekerjaan perawatan yang sulit pada areal berbukit menyebabkan kondisi piringan menjadi semak. Rata-rata kerugian/ha akibat Tempat Peletakkan Hasil adalah 2,98 kg/ha pada areal dataran, Berdasarkan hasil analisis, TPH tidak bersih tidak berpengaruh terhadap losses pada berbagai topografi.

Yogyakarta, 18 September 2023 Dosen Pembimbing 1

(3)

Dr. Ir. Herry Wirianata,MS

Referensi

Dokumen terkait

kebutuhan lain ( misalnya jika dibandingkan dengan kelapa sawit atau tebu ), minyak jarak yang mempunyai kandungan minyak 40%-50% merupakan trigliserida yang ter diri dari asam