• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koreksi nilai Penghasilan Neto Tahun Pajak 2013 sebesar Rp76.075.863.553,00

N/A
N/A
Nathania

Academic year: 2023

Membagikan "Koreksi nilai Penghasilan Neto Tahun Pajak 2013 sebesar Rp76.075.863.553,00"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Nomor : PUT-112254.15/2013/PP/M.IB Tahun 2018

Jenis Pajak : PPh. Bd Tahun Pajak : 2013

Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam Banding ini adalah koreksi nilai Penghasilan Neto Tahun Pajak 2013 sebesar Rp76.075.863.553,00 dengan pokok sengketa sebagai berikut:

Pokok Sengketa Nilai Sengketa

1. Koreksi Peredaran Usaha:

a. Koreksi Diskon Penjualan Rp 66.067.097.270,00

b. Koreksi Retur Penjualan Rp 184.767.276,00

c. Koreksi Selisih Penjualan Berdasarkan Pengujian Arus Piutang

Rp 550.677.490,00

d. Jumlah Rp 66.802.542.036,00

2. Koreksi Penyesuaian Fiskal Positif:

a. Koreksi Penyesuaian Fiskal Positif - Biaya Gaji Rp 7.378.377.557,00 b. Koreksi Penyesuaian Fiskal Positif - Biaya Promosi Rp 1.037.032.482,00 c. Koreksi Penyesuaian Fiskal Positif - Natura dan

Kenikmatan

Rp 93.081.820,00 d. Koreksi Penyesuaian Fiskal Positif - Biaya

Penyusutan

Rp 764.829.658,00

e. Jumlah Rp 9.273.321.517,00

3. Jumlah Rp 76.075.863.553,00

yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

1. Koreksi Peredaran Usaha, terdiri dari :

1.a. Koreksi Diskon Penjualan sebesar Rp66.067.097.270,00 Menurut Terbanding :

a. bahwa berdasarkan fakta catatan 17 laporan keuangan Audit Tahun 2013 PT KGI dinyatakan struktur penjualan Pemohon Banding tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Local Rp 285.050.339.830

Export Rp 29.166.534.680

Total Rp 314.216.874.510

Sales discounts and return Rp (66.994.332.044)

Net Rp 247.222.542.466

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan data buku besar (General Ledger),tidak ditemukan adanya akun atau transaksi diskon penjualan dalam pembukuan Pemohon Banding.

Begitu juga hasil pemeriksaan atas dokumen faktur penjualan dan faktur pajak tidak terdapat transaksi diskon penjualan. Dalam proses pemeriksaan, Pemohon Banding tidak menjelaskan mengenai informasi terkait diskon penjualan yang antara lain : nama distributor yang mendapatkan diskon penjualan, NPWP Distributor, harga penjualan, diskon penjualan, rumus/cara menghitung diskon, barang yang dijual, tanggal transaksi, bulan transaksi, tahun transaksi. Informasi tersebut tidak tersedia dalam buku besar penjualan Pemohon Banding;

bahwa berkaitan dengan fakta hasil pemeriksaan tersebut, Terbanding berpendapat sebagai berikut :

 Bahwa setiap transaksi termasuk diskon penjualan/atau potongan penjualan harus didukung dengan dokumen yang sah mengenai eksistensi diskon.

 Bahwa setiap pengurang penghasilan bruto termasuk diskon penjualan harus memenuhi batas-batas yang wajar sesuai dengan adat kebiasaan pedagang yang baik. Oleh karena itu, kejelasan atas substansi diskon penjualan harus dibuktikan.

 Bahwa sesuai adat kebiasaan pedagang yang baik, pemberian diskon akan dilakukan dalam strategi/konsep yang jelas sehingga mempunyai tujuan yang jelas pula.

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(2)

 Bahwa eksistensi diskon/potongan harga juga harus tercermin dalam faktur pajak untuk dapat dikurangkan dalam menghitung DPP PPN. Sepanjang diskon/potongan tidak dicantumkan dalam faktur pajak maka potongan harga tersebut tidak bisa dijadikan pengurang dari harga jual sebagai DPP PPN;

b. bahwa berdasarkan fakta pembukuan dan penjelasan tertulis Pemohon Banding dalam persidangan, Pemohon Banding tidak mencatat akun diskon dalam akun tersendiri melainkan mencatat pengurangan atas nilai penjualan dalam akun penjualan (akun 51010010) sebagaisales positif. (mengurangi nilai penjualan bruto);

Praktek ini tidak lazim dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku umum dan cenderung merupakan praktek saling hapus yang menurut paragraf 30 PSAK No.01 Penyajian Laporan Keuangan, tidak diperbolehkan (PSAK No.01 sudah diserahkan kepada Majelis Hakim pada persidangan tanggal 4 April 2018).

Paragraf 30 PSAK 01 menyatakan :

Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan libilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK.”

Sehingga dapat dipahami bahwa ketika Auditor mereklas transaksi positif penjualan (sales positif) menjadi diskon penjualan (sales discount) ini dalam rangka meluruskan praktek yang tidak lazim secara standar akuntansi;

Hal tersebut sejalan dengan ketentuan perpajakan yang menghendaki pelaporan penghasilan dalam konsep bruto sebagaimana tercermin dalam Pasal 4 dan Pasal 6 UU PPh serta Penjelasan Pasal 28 ayat (3) dan ayat (7) UU KUP dimana pembukuan harus dibuat agar pajak dapat dihitung dengan benar baik dari sisi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah maupun pajak lain yang bersifat pemotongan atau pemungutan;

Meskipun, secara akuntansi transaksi sales positif tersebut diperlakukan sebagai diskon penjualan, namun secara pajak harus dilakukan uji kebenaran material atas substansi diskon penjualan tersebut sehingga konsepsubtance over formyang dianut undang-undang pajak penghasilan bisa dipenuhi;

Pengujian atas kebenaran material diskon juga menjadi pertimbangan Majelis hakim Pengadlian Pajak dalam beberapa putusan atas sengketa yang sejenis antara lain dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor PUT.44189/PP/M.XII/15/2013 dan PUT.49244/PP/M.XI/15/2013(Dokumen sudah diserahkan kepada Majelis Hakim pada persidangan tanggal 4 April 2018);

c. Bahwa berdasarkan fakta invoice, Pemohon Banding mencatat nilai penjualan dengan nilai bersih (nett) tanpa mencantumkan nilai penjualan bruto beserta potongan penjualan dalam invoice. Begitu juga fakta Faktur Pajak, Pemohon Banding mencantumkan nilai DPP PPN dengan nilai bersih (nett) tanpa mencantumkan Harga Jual Bruto beserta potongan penjualan;

Praktek ini juga tidak dikehendaki oleh undang-undang pajak khususnya Undang- Undang PPN beserta peraturan pelaksanaannya yang sudah mengatur mekanisme pelaporan objek PPN dengan mekanisme bruto dan mencantumkan potongan harga (apabila ada) dalam faktur pajak;

d. Bahwa dalam persidangan, Pemohon Banding menyampaikan dokumen perjanjian distribusi (Distribution Agreement for XXX Product) dengan distributor berikut :

1) PT Wbp 2) PT IPS

3) PT Partiwa Unggul Abadi 4) PT Bumi Karunia

5) PT Star Prisma Konstruksi 6) CV Tirta Kencana

7) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk.

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(3)

besertaDaftar Price List Tahun 2013 PT KGI;

Contoh Perjanjian Distribusi dan Daftar List tahun 2013 Terbanding lampirkan pada Lampiran 4. (Dokumen sudah diserahkan kepada Majelis Hakim pada persidangan tanggal 4 April 2018);

bahwa berkaitan dengan dokumen tersebut, Terbanding menanggapi sebagai berikut : a) Berdasarkan konfirmasi kepada Pemeriksa maupun penelusuran bukti dokumen

pemeriksaan dan keberatan, dokumen tersebut baru ditunjukkan di persidangan sehingga dokumen tersebut tidak pernah disampaikan baik dalam pemeriksaan maupun dalam proses keberatan. (Bukti Peminjaman Dokumen sudah diserahkan kepada Majelis Hakim pada persidangan tanggal 4 April 2018);

b) Bahwa berkaitan dengan dokumen perjanjian tersebut Pemohon Banding menyatakan bahwa Pemohon Banding sudah menentukan (mematok) harga jual distributor kepada pembeli (konsumen akhir/end user) yang dicantumkan pada price list maka selama proses penjualan produk barang jadi kepada distributor dimungkinkan untuk terjadi proses tawar menawar dengan berpatokan pada harga jual yang tercantum padaprice listsehingga timbulnya penyesuaian harga;

c) Berkaitan dengan penjelasan Pemohon Banding pada butir b) di atas, Terbanding telah membaca dan menelaah materi perjanjian distribusi dengan pendapat sebagai berikut : 1) Berdasarkan fakta Perjanjian Distribusi (Distribution Agreement), penentuan harga

jual dan penyesuaian harga diatur pada bagian 4 (Syarat dan Ketentuan) yang menyatakan :

Pihak Pertama (Pemohon Banding) menentukan harga jual Kepada Pihak Kedua (Distributor), sesuai yang tercantum dalam daftar harga. Penyesuaian harga akan diinformasikan kepada pihak kedua setidak-tidaknya 7 (Tujuh) hari sebelum pelaksanaannya.”

2) Berdasarkan bunyi ketentuan di atas, harga jual yang diatur dalam perjanjian tersebut adalah jelas harga jual dari produsen (Pemohon Banding) kepada Distributor. Tidak ada bukti lain yang mengkonfirmasi bahwa harga jual yang dimaksud adalah harga jual kepada pelanggan akhir / end user sebagaimana dijelaskan oleh Pemohon Banding dalam penjelasan tertulisnya. Hal ini mengkonfirmasi bahwa harga jual yang tercantum dalam Daftar Pricelist 2013 adalah harga jual yang sebenarnya dari Pemohon Banding yang sejatinya dicatat sebagai penjualan bruto Pemohon Banding;

3) Jika dikaitkan dengan fakta pembukuan dimana Pemohon Banding mencatat penjualan dalam harga bruto dan selanjutnya melakukan penyesuaian atas penjualan bruto,sulit dipahami oleh Terbanding bagaimana mungkin harga end user yang sejatinya merupakan penjualan dari distributor atau retailer diakui sebagai penjualan bruto oleh Pemohon Banding dalam pembukuannya;

4) Adapun klausul “penyesuaian harga” sebagaimana diatur dalam ketentuan di atas masih harus dibuktikan dengan adanya bukti yang menunjukkan adanya penyesuaian harga yang diinformasikan dari Pemohon Banding kepada Pihak Distributor baik itu dalam bentuk Purchase Order, dokumen negosiasi harga, maupun arus uang untuk masing-masing transaksi mengingat faktanya pengurangan harga sangat bervariatif dari 9,5% sampai dengan 52,4% tetapi terdapat juga penjualan yang tidak diebrikan diskon (terlampir sampel rincian besaran diskon (sales positif) berdasarkan data general ledger padaLampiran 6).(General Ledger sudah diserahkan kepada Majelis Hakim pada persidangan tanggal 4 April 2018);

Alasan Pemohon Banding yang menyatakan “Penyesuaian harga jual kepada distributor memperhatikan beberapa hal, diantaranya lokasi pembeli, ongkos angkut dan harga kompetitor”, harus dibuktikan dengan penjelasan dan perhitungan yang dapat diyakini serta kebijakan diskon perusahaan yang jelas;

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(4)

e. bahwa berdasarkan uraian atas fakta-fakta tersebut di atas, Terbanding berpendapat bahwa tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa diskon benar-benar terjadi dan wajar sehingga koreksi Terbanding telah sesuai dengan fakta dan peraturan perpajakan yang berlaku;

Menurut Pemohon Banding :

Konsekuensi dari Perikatan Pemohon Banding dengan Distributor sebagai Lawan Transaksi

bahwa sebagaimana Pemohon Banding sampaikan selama proses persidangan bahwa penjualan yang dilakukan selama tahun 2013 dilakukan kepada pihak distributor dan bukan kepada pengguna akhir (end user). Hal ini tertuang di dalam perjanjian dengan pihak distributor yang secara umum memuat poin-poin di bawah ini,

- Persetujuan dari Pemohon Banding atas area pemasaran pihak distributor

- Penentuan syarat minimum kuantitas pembelian (target pembelian) pihak distributor - Penentuan Harga Jual oleh Pemohon Banding kepada pihak distributor.

- Mekanisme Pemesanan produk dari distributor kepada Pemohon Banding

- Jaminan kualitas dari Pemohon Banding serta jaminan klaim dan mekanisme retur bahwa merujuk kepada perjanjian dengan pihak distributor, bahwa harga jual pihak distributor kepada konsumen akhir sudah ditentukan oleh Pemohon Banding dan dicantumkan di dalam daftar harga (price list). Konsekuensi dari adanya penetapan harga jual kepada konsumen akhir menimbulkan adanya proses tawar menawar harga yang dilakukan oleh pihak distributor kepada Pemohn Banding untuk mendapatkan keuntungan dari pihak distributor. Proses tawar menawar tersebut menjadi penyesuaian harga sebagai bagian dari margin kepada distributor. Pemohon Banding lampirkan kembali perjanjian dengan pihak distributor;

bahwa Terbanding dalam tanggapannya telah keliru dalam memaknai klausul yang tercantum dalam Bagian 4 tentang Syarat dan Ketentuan yang dalam tanggapan tertulis halaman 11 menyatakan bahwa :

“harga jual yang diatur dalam perjanjian tersebut adalah jelas harga jual dari produsen (Pemohon Banding) kepada distributor”

bahwa Terbanding telah salah memahami tentang harga jual yang tercantum dalam perjanjian antara Pemohon Banding dan distributor;

bahwa Klausul bagian 4 pada perjanjian tersebut dinyatakan bahwa Pihak Pertama menentukan harga jual kepada Pihak Kedua sesuai yang tercantum dalam daftar harga.

Penyesuaian harga akan diinformasikan kepada pihak kedua setidak-tidaknya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaannya;

bahwa atas klausul Bagian 4 tidak dapat dipisahkan dari klausul sebelumnya pada bagian 1 tentang Status dari Kedua Belah Pihak. Pada klausul bagian 1, Pemohon Banding memberikan posisi kepada pihak kedua sebagai distributor dari produk Pemohon Banding.

Dalam hal ini, distributor diharuskan untuk menjual produk dari Pemohon Banding.

Distributor akan melakukan penjualan produk Pemohon Banding dari distributor kepada konsumen akhir;

bahwa Pemohon Banding perlu mengatur mengenai harga jual yang diterima oleh konsumen akhir dari distributor sehingga harga yang diberikan oleh Pemohon Banding dapat kompetitif untuk seluruh wilayah. Maksud dari klausul bagian 4 dari Pihak Pertama menentukan harga jual kepada Pihak Kedua sesuai yang tercantum dalam daftar harga adalah Pemohon Banding menentukan harga jual oleh pihak distributor pada saat melakukan penjualan produk kepada konsumen akhir. Adapun harga jual Pemohon Banding kepada distributor adalah harga setelah adanya penyesuaian harga merujuk kepada price list sesuai dengan penjelasan yang disampaikan selama proses persidangan. Terlampir price list tahun 2013 yang juga menjadi lampiran dalam perjanjian dengan distributor;

Mekanisme Pencatatan Diskon Penjualan/Penyesuaian Harga oleh Pemohon Banding

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(5)

bahwa dalam melakukan pencatatan penjualan yang dilakukan oleh Pemohon Banding, tidak terdapat pencatatan nilai diskon/penyesuaian harga pada akun tersendiri. Bahwa selisih antara harga jual yang disepakati kepada distributor dengan harga jual yang tercantum dalam price list merupakan penyesuaian harga yang diberikan oleh Pemohon Banding kepada distributor. Penyesuaian harga jual kepada distributor memperhatikan beberapa hal, di antaranya lokasi pembeli, ongkos angkut dan harga kompetitor;

bahwa dalam sistem pembukuan Pemohon Banding, harga jual yang tercantum di dalam sistem sudah sesuai dengan harga jual yang tercantum dalam daftar harga (price list).

Bahwa Pemohon Banding mencatat nilai penjualan dengan menampilkan nilai penjualan sesuai daftar harga (price list) di dalam akun penjualan (sales) dan dalam akun penjualan (sales) tersebut atas penyesuaian harga yang diberikan kepada distributor dicatat di akun penjualan (sales) juga dengan menjadi pengurang;

bahwa secara umum, pencatatan atau pembukuan terkait penjualan yang dilakukan oleh Pemohon Banding sesuai skema pencatatan sebagai berikut :

A k u n D r C r K e t e r a n g a n

A c c o u n t R e c e iv a b le x x x

S a le s x x x P e n y e s u a ia n H a r g a ( S a le s P o s it if )

S a le s ( x x x )

H a r g a J u a l m e n u r u t P r ic e L is t d ik a lik a n ju m la h u n it t e r ju a l ( S a le s N e g a t if )

V A T O u t p u t ( x x x )

bahwa Pemohon Banding dapat menunjukkan selama proses persidangan dan ditegaskan kembali pada kesimpulan akhir ini bahwa Pemohon Banding telah secara konsisten dalam melakukan pencatatan, membuat invoice (melakukan penagihan) dan membuat Faktur Pajak. Bersama surat ini, Pemohon Banding sampaikan sampel jurnal penjualan hingga pelunasan yang menunjukkan konsistensi pencatatan penjualan hingga penagihan yang dilakukan oleh Pemohon Banding. Berikut Pemohon Banding sampaikan jurnal pencatatan pada saat mencatat penjualan kepada distributor dengannomor dokumen 8800012090:

bahwa berdasarkan pencatatan tersebut faktanya bahwa Pemohon Banding tidak pernah mencatat penyesuaian harga sebagai diskon/penyesuaian harga seperti halnya yang disampikan oleh Terbanding. Adapun fakta bahwa Pemohon Banding tidak menampilkan diskon/penyesuaian harga dalam tampilan invoice dan faktur pajak semata mata untuk menyesuaikan dengan tampilan dalam pembukuan Pemohon Banding. Merujuk pada contoh jurnal di atas, Pemohon Banding mencatat penyesuaian harga pada akun yang sama dengan akun penjualan kepada distributor;

bahwa sehubungan dengan contoh transaksi tersebut diatas, Pemohon Banding melakukan penagihan kepada distributor dengan mengeluarkan invoice atau tagihan sesuai dengan nomor dokumen 8800012090sebagai berikut :

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(6)

Invoice Penjualan

bahwa Pemohon Banding pun menerbitkan Faktur Pajak sesuai dengan invoice yang ditagihkan kepada distributor dengan total yang harus dibayarkan oleh distributor dengan total tagihan nett setelah penyesuaian harga. Berikut Pemohon Banding sampaikan sampel Faktur Pajak berdasarkan invoice yang ditagihkan kepada distributor dengan nomor 8800012090 :

Faktur Pajak

bahwa merujuk pada invoice penjualan dan faktur pajak tersebut, Pemohon Banding telah secara konsisten membuat invoice dan faktur pajak dimana invoice yang ditagihkan adalah nett tanpa diskon sesuai dengan pembukuan. Lebih lanjut, Faktur Pajak yang diterbitkan oleh Pemohon Banding merujuk kepada invoice yang ditagihkan kepada distributor tanpa nilai diskon;

bahwa pada saat pelunasan, Pemohon Banding melakukan pembukuan atau melakukan penjurnalan sesuai dengan jumlah tagihan kepada distributor. Pelunasan yang diterima oleh Pemohon Banding didasarkan pada penjualan nett setelah dikurangi penyesuaian harga.

Adapun pelunasan tersebut dicatat oleh Pemohon Banding pada akun bank dengan akun kontra piutang (account receivable). Hal tersebut dapat dilihat dalam pencatatan jurnal berikut dimana pelunasan yang terjadi berhubungan dengan penjualan kepada distributor dengan

SEKRETARIAT

nomor invoice 8800012090dan beberapa invoice lainnya;

PENGADILAN

PAJAK

(7)

bahwa Pemohon Banding lampirkan kembali contoh lain terkait pencatatan, penerbitan faktur pajak dan invoice dimana telah konsisten dengan penjelasan yang disampaikan di atas;

bahwa pelunasan yang benar-benar diterima oleh Pemohon Banding adalah pelunasan yang tercermin dari angka nett penjualan dimana jumlah pelunasan yang diterima selama tahun 2013 sudah divalidasi oleh auditor yang independen. Apabila Terbanding melakukan koreksi atas penyesuaian harga, angka penjualan Pemohon Banding yang diperoleh oleh Terbanding tidak menggambarkan kondisi yang sesungguhnya;

bahwa Terbanding beranggapan bahwa mekanisme pencatatan yang dilakukan oleh Pemohon Banding terkait penyesuaian harga sesuai dengan penjelasan di atas, tidak sesuai dengan PSAK Nomor 01 Paragraf 30 yang menyebutkan bahwa :

“30. Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK”.

bahwa Terbanding menganggap bahwa sales positif atau penyesuaian harga yang dicatat di dalam akun sales merupakan praktek yang tidak tepat menurut standar akuntansi. Hal ini disampaikan oleh Terbanding di dalam surat tanggapan halaman 9 atas surat penjelasan tambahan yang disampaikan oleh Pemohon Banding dengan argumentasi sebagai berikut :

“Sehingga dapat dipahami bahwa ketika Auditor mereklas transaksi positif penjualan (sales positif) menjadi diskon penjualan (sales discount) ini dalam rangka meluruskan praktek yang tidak lazim secara standar akuntansi”.

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan argumentasi Terbanding terkait ketidaklaziman pencatatan atas penyesuaian harga dengan merujuk kepada PSAK Nomor 01 Paragraf 30. Perlu Pemohon Banding sampaikan bahwa pencatatan yang dilakukan sudah memenuhi kaidan dan standar akutansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Merujuk kepada PSAK 23 Paragraf 9, disebutkan bahwa :

“Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara entitas dengan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas”

bahwa berdasarkan PSAK tersebut disebutkan dengan jelas bahwa penjualan yang dilakukan oleh Pemohon Banding dapat dikurangi dengan diskon dagang yang merupakan persetujuan antara entitas dengan pembeli, dalam hal ini distributor. Jika merujuk kepada PSAK tersebut, pengurangan jumlah penjualan dengan penyesuaian harga atas kesepakatan dengan pembeli merupakan hal yang lazim dan diperbolehkan. Lebih lanjut, penyesuaian harga tidak termasuk ke dalam definisi dari beban ataupun liabilitas sebagaimana dimaksud dalam PSAK tersebut. Adapun beban didefinisikan tersendiri di dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan poin 4.33 yang menyebutkan bahwa :

“Definisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(8)

aktivitas entitas yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi, sebagai contoh, beban pokok penjualan, gaji, dan penyusutan. Beban biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas, persediaan, dan aset tetap”.

bahwa penyesuaian harga yang dilakukan oleh Pemohon Banding tidak menjadikan adanya arus keluar ataupun berkurangnya aset karena dalam pencatatanya Pemohon Banding tidak memisahkan antara penjualan dengan penyesuaian harga, dicatat dalam satu akun penjualan yang sama. Pencatatan sisi aset (cash/bank atau receivable) mengikuti net penjualan setelah adanya penyesuaian harga sehingga tidak terdapat penurunan atau berkurangnya nilai aset pada sisi aktiva. Adapun definisi dalam PSAK tersebut mengatur saling hapus buku antara pendapatan dengan beban yang tentunya dicatat pada akun yang berbeda antara penjualan dengan beban. Maka dari itu, menjadi tidak tepat apabila Terbanding mendasarkan argumentasi terkait penyesuaian harga merujuk pada PSAK Nomor 01 Paragraf 30;

Pelaporan Total Penjualan pada Tahun 2013 oleh Pemohon Banding

bahwa seperti yang sudah Pemohon Banding sampaikan pada proses persidangan, berdasarkan perjanjian penjualan dengan distributor bahwa Pemohon Banding sudah menentukan (mematok) harga jual distributor kepada pembeli (konsumen akhir/end user) yang dicantumkan pada price list maka selama proses penjualan produk barang jadi kepada distributor dimungkinkan untuk terjadi proses tawar menawar dengan berpatokan pada harga jual yang tercantum pada price list sehingga timbulnya penyesuain harga. Proses tawar menawar merupakan upaya distributor untuk mendapatkan margin atau keuntungan karena Pemohon Banding telah mematok harga jual kepada konsumen akhir;

bahwa pada tahun 2013, penjualan yang dimiliki oleh Pemohon Banding adalah sebesar Rp.247.222.542.466,00. Jumlah tersebut sudah Pemohon Banding catat atau bukukan pada pembukuan Pemohon Banding menggunakan sistem SAP. Terlampir detail penjualan menurut General Ledger 2013. Berikut Pemohon Banding sampaikan screenshot mutasi penjualan yang diperoleh dari sistem SAP :

bahwa lebih lanjut, jumlah penjualan selama tahun 2013 sudah divalidasi dan diaudit oleh auditor yang merupakan pihak ketiga yang independen, persekutuan Osman Bing Satrio, Eny dan Rekan. Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit, total penjualan yang dicantumkan pada laporan keuangan yang telah diaudit adalah sama dengan total penjualan yang dibukukan dalam sistem SAP yaitu sebesar Rp 247.222.542.466,00. Berikut Pemohon Banding sampaikan screenshot jumlah penjualan pada laporan keuangan yang telah diaudit

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(9)

note 17 :

bahwa berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh pihak ketiga yang independen, Pemohon Banding melakukan pengisian dan penyusunan SPT PPh Badan tahun 2013.

Pemohon Banding sampaikan jumlah penjualan yang terjadi selama tahun 2013 pada SPT PPh Badan adalah sebesar Rp. 247.222.542.466,00 sehingga total penjualan atau peredaran usaha yang dilaporkan dalam SPT Badan tahun 2013 formulir 1771-I telah sesuai dengan yang dicatat dan ditampilkan di Ledger dan Laporan Keuangan yang telah diaudit (audit report) sebagaimana ditunjukkan di bawah ini :

bahwa berdasarkan keterangan dan penjelasan tersebut, Pemohon Banding tegaskan bahwa tidak terdapat penjualan yang kurang atau belum dilaporkan pada SPT PPh Badan tahun 2013 sebagaimana koreksi yang dilakukan oleh Terbanding. Terlampir SPT PPh Badan tahun 2013 yang telah dilaporkan;

Putusan Banding yang disampikan Terbanding Tidak Relevan dengan sengketa Pemohon Banding

bahwa lebih lanjut, Terbanding melampirkan Putusan Pengadilan Nomor 44180/PP/M.XII/15/2013 mengenai sengketa diskon penjualan sebagai rujukan putusan pengadilan terkait sengketa Pemohon Banding. Setelah mempelajari putusan tersebut, sengketa yang diputus dalam putusan banding tersebut tidak sama dengan sengketa yang dialami oleh Pemohon Banding. Dalam putusan tersebut, sengketa yang dibahas adalah kewajaran pemberian diskon oleh PT Gold Coin Specialities sebagai Pemohon Banding. Hal ini jelas berbeda dengan sengketa yang diajukan mengenai penyesuaian harga. Dengan demikian putusan banding yang disampaikan oleh Terbanding tersebut tidak relevan dan tidak dapat diajadikan rujukan atas sengketa Pemohon Banding;

bahwa selain itu, Terbanding juga melampirkan Putusan Pengadilan Nomor 49244/PP/M.XI/15/2013 yang menjadi rujukan Terbanding terkait sengketa diskon penjualan.

Dalam sengketa tersebut, diskon penjualan yang dipermasalahkan adalah basis atau dasar

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(10)

pemberian diskon penjualan. Dalam dokumentasi dari Pemohon Banding dalam putusan tersebut, dalam hal ini PT Sumber Selatan Nusa sebagai Pemohon Banding, mencantumkan nilai diskon dalam invoice dan faktur pajak. Akan tetapi, sengketa yang timbul adalah basis atau dasar pemberian diskon. Hal ini tentu berbeda dengan sengketa yang diajukan banding oleh Pemohon Banding terkait penyesuaian harga jual kepada pihak distributor. Dengan demikian sama halnya diatas putusan banding yang disampaikan oleh Terbanding tersebut tidak relevan dan tidak dapat diajadikan rujukan atas sengketa Pemohon Banding;

bahwa dalam sistem hukum di Indonesia, tidak dikenal adanya asas yurisprudensi sehingga putusan pengadilan yang disampaikan Terbanding hanya sebatas lampiran dan apalagi dalam hal ini putusan banding yang disampaikan tersebut tidak relevan atau tidak berkaitan dengan sengketa yang dimiliki oleh Pemohon Banding;

Dasar Hukum Terbanding tidak Relevan

bahwa dasar hukum Terbanding untuk melakukan koreksi dengan Pasal 13 ayat (5) UU PPN adalah tidak relevan dan sangat tidak tepat. Bahwa Pasal 13 ayat (5) UU PPN adalah mengatur tentang informasi yang harus dicantumkan dalam Faktur Pajak. Seperti halnya yang Pemohon Banding pahami bahwa ketentuan yang mengatur tentang pengakuan penghasilan adalah Pasal 4 UU PPh;

Terbanding telah setuju dan telah menyakini Total Penjualan Pemohon Banding telah Benar dengan Pengujian PPh Badan dibandingkan dengan DPP PPN

bahwa faktanya Bahwa pada saat proses pemeriksaan Terbanding telah melakukan pengujian penjualan Pemohon Banding dengan membandingkan penjualan pemohon Banding yang tercantum dalam SPT PPh Badan dengan DPP SPT PPN Tahun Pajak 2013.

Dimana berdasarkan pengujian tersebut Terbanding telah menyatakan dan setuju bahwa Penjualan Pemohon Banding adalah sudah sesuai dan benar yaitu sejumlah Rp 247.222.542.466,00. Sebagai bukti Pendukung adalah risalah pembahasan pemeriksaan halaman 4 Tahun Pajak 2013 yang menunjukan bahwa Terbanding telah setuju dengan jumlah penjualan Pemohon Banding yang dilaporkan di SPT PPh Badan. Seperti halnya yang Pemohon Banding sampaikan diatas bahwa total Penjualan sebesar Rp247.222.542.466,00 adalah net penjualan Pemohon Banding Tahun 2013 setelah dikurangi penyesuain harga (diskon) sebesar Rp66.067.097.270,00 dan Retur Penjualan sebesar Rp 927.234.774,00. Dengan demikian apabila Terbanding telah setuju dengan nilai penjualan Pemohon Banding sebesar Rp247.222.542.466,00 maka secara tidak langsung Terbanding telah mengakui pula adanya penyesuaian harga (diskon) sebesar Rp66.067.097.270,00;

Terbanding Tidak Konsisten

bahwa faktanya Terbanding juga telah menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) PPN dimana alasan penerbitan STP tersebut bahwa Pemohon Banding tidak mencantumkan diskon penjualan dalam Faktur Pajak. Alasan penerbitan STP tersebut menunjukan bahwa pada prinsipnya Terbanding telah menyetujui adanya penyesuain harga yang telah diakui oleh Pemohon Banding yang disebut oleh Terbanding sebagi diskon. Dengan koreksi dilakukan oleh Terbanding jelas menunjukan bahwa Terbanding tidak konsisten di satu sisi Terbanding tidak mengakui penyesuaian harga yang telah diakui oleh Pemohon Banding pada SPT PPh Badan di sisi lain Terbanding mengakui adanya penyesuaian harga tersebut yang disebut diskon oleh Terbanding pada PPN. Terlampir STP PPN Masa Pajak Januari – Desember 2013 yang diterbitkan oleh Terbanding;

Menurut Majelis :

bahwa menurut Terbanding, berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2013 (audited) dinyatakan struktur penjualan tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Penjualan Lokal : Rp 285.050.339.830,00 Penjualan Ekspor : Rp 29.166.534.680,00

Jumlah : Rp 314.216.874.510,00

Diskon Penjualan : Rp 66.994.332.044,00

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(11)

Penjualan Bersih : Rp 247.222.542.466,00

bahwa informasi diskon penjualan sebesar Rp66.994.332.044,00 yang teradapat dalam Laporan Keuangan Audited tersebut tidak terdapat dalam pembukuan dan tidak terdapat bukti- bukti yang mendukung adanya diskon penjualan tersebut, sehingga Terbanding berkesimpulan tidak terdapat diskon penjualan yang diberikan oleh Pemohon Banding kepada distributornya, oleh karena itu dikoreksi sebagai penjualan yang belum dilaporkan oleh Pemohon Banding;

bahwa menurut Pemohon Banding, diskon penjualan yang disajikan pada Laporan Keuangan Audited tersebut merupakan selisih Harga Jual yang terdapat dalam Price List tahun 2013 yang telah ditetapkan oleh Pemohon Banding dengan harga jual yang sebenarnya kepada distributor namun Pemohon banding tidak pernah memberikan diskon penjualan kepada para distributor;

bahwa Price List yang disusun merupakan harga patokan/standar harga jual kepada konsumen akhir, sedangkan harga jual kepada distributor didasarkan pada hasil negosiasi antara Pemohon Banding dengan masing-masing distributor, dan Pemohon Banding tidak pernah menetapkan adanya kebijakan diskon penjualan kepada para distributor;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen dan bukti-bukti yang diserahkan dalam persidangan yang terkait dengan sengketa antara lain berupa General ledger, Invoice, Faktur Pajak, Perjanjian Distribusi dengan para Distributor, Jurnal Entry, Laporan Keuangan Audited, General Ledger dan dokumen serta bukti lainnya yang terkait, diuraikan sebagai berikut:

bahwa Pemohon Banding menerapkan sistem pembukuan dengan menggunakan metode standar (Standard Method), baik dalam mencatat Biaya Produksi, Inventory, Harga Pokok Penjualan serta hasil Pejualan produknya;

bahwa Pemohon Banding telah menetapkan Price List tahun 2013 untuk seluruh jenis produk yang dihasilkan sebagai Harga Jual kepada konsumen akhir, sedangkan harga jual kepada masing-masing distributor didasarkan pada hasil negoisasi dengan mempertimbangkan biaya pengangkutan produk dan margin masing-masing distributor;

bahwa pada saat terjadi penjualan kepada distributor dengan harga yang lebih rendah dari harga yang tercantum dalam Price List, penjualan tersebut dicatat oleh Pemohon Banding sebagai berikut (sebagai simulasi):

- Penjualan Rp 10.000,00 (Dr)

- Piutang Rp 99.000,00 (Dr)

- Penjualan Rp 100.000,00 (Cr)

- PPN Keluaran Rp 9.000,00 (Cr)

bahwa nilai sebesar Rp10.000,00 yang dicatat pada Akun Penjualan sebelah debet, merupakan selisih antara realisasi harga jual kepada distributor dengan harga yang terdapat dalam Price List, sedangkan nilai sebesar Rp100.000,00 yang dicatat pada Akun Penjualan sebelah kredit merupakan harga yang terdapat dalam Price List;

bahwa pencatatan penjualan tersebut dilakukan secara konsisten oleh Pemohon Banding sepanjang tahun 2013, sehingga dalam periode Januari sd Desember 2013 pada Akun Penjulan terdapat saldo-saldo sebagai berikut:

- Saldo Kredit sebesar : Rp 315.431.073.356,00 - Saldo Debet sebesar : Rp 68.208.530.890,00 - Saldo Bersih (Kredit) : Rp 247.222.542.466,00

bahwa saldo debet sebesar Rp68.208.530.890,00 terdiri dari:

- sebesar Rp66.994.332.044,00 merupakan selisih antara harga jual yang terdapat dalam Price List dengan harga jual yang direalisasikan, dan

- sebesar Rp927.234.774,00 merupakan retur penjualan;

- sebesar Rp286.964.072,00 merupakan mutasi debet lainnya;

bahwa saldo bersih (saldo kredit) sebesar Rp247.222.542.466,00 merupakan nilai realisasi penjualan yang sebenarnya selama tahun 2013;

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(12)

bahwa selama tahun 2013 Pemohon Banding tidak pernah menetapkan adanya kebijakan pemberian diskon kepada para distributor, sehingga dalam Invoice maupun Faktur Pajak yang diterbitkan oleh Pemohon Banding disajikan nilai penjualan yang sebenarnya berdasarkan harga yang disepakati, dan tidak pernah mencantumkan nilai diskon karena memang tidak pernah ada;

bahwa pencatatan penjualan, penerbitan Invoice dan Faktur Pajak yang dilakukan oleh Pemohon Banding telah sesuai dengan sistem pembukuan yang diterapkan oleh Pemohon Banding, dan nilai penjulan yang dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT PPh Badan tahun 2013 sebesar Rp247.222.542.466,00 telah sesuai dengan realisasi penjualan yang sebenarnya dan didukung dengan bukti-bukti yang cukup, serta sesuai dengan jumlah Penjualan Neto yang disajikan dalam Laporan Keuangan Audited;

bahwa dalam Laporan Hasil Pemeriksaan maupun Surat Uraian Banding, Terbanding secara eksplisit menyatakan bahwa dalam seluruh dokumen penjualan yang diterbitkan oleh Pemohon Banding disimpulkan bahwa Pemohon Banding tidak pernah memberikan diskon penjualan kepada para distributornya;

bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Peredaran Usaha dikarenakan adanya diskon penjualan sebesar Rp66.994.332.044,00 yang disajikan dalam Laporan Keuangan Audited yang tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya bahwa Pemohon Banding tidak pernah memberikan diskon penjualan;

bahwa dalam persidangan, Terbanding memberikan argumentasi secara tertulis yang pada pokoknya menyatakan Pemohon Banding telah memberikan diskon penjualan kepada para distributornya, namun pemberian diskon tersebut tidak dicatat dalam akun tersendiri dan tidak didukung dengan bukti-bukti yang seharusnya, sehingga Peredaran Usaha yang dilaporkan dalam SPT PPh Badan merupakan Penjualan Neto yang telah dioffset dengan diskon penjualan;

bahwa argument Terbanding dalam persidangan tersebut bertentangan dengan argumentasi yang disajikan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan dan Laporan Penelitian Keberatan, yang secara eksplisit Terbanding melakukan koreksi terhadap Peredaran Usaha sebesar Rp66.994.332.044,00 dikarenakan adanya diskon penjualan yang disajikan dalam Laporan Keuangan Audited, yang tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya dan tidak didukung dengan bukti-bukti adanya diskon penjualan;

bahwa Majelis berpendapat, penyajian Diskon Penjualan dalam Laporan Keuangan Audited adalah tidak tepat, karena tidak sesuai dengan fakta sebenarnya bahwa Pemohon Banding tidak pernah memberikan Diskon Penjualan kepada para distributornya, namun nilai penjualan neto yang terdapat dalam Laporan Keuangan Audited sebesar Rp247.222.542.466,00 telah sesuai dengan pencatatan yang dilakukan oleh Pemohon Banding serta telah sesuai dengan bukti-bukti yang berkaitan dengan penjualan tahun 2013;

bahwa Majelis berpendapat, adanya kesalahan penyajian diskon penjualan dalam Laporan Keuangan Audited tersebut tidak serta merta dapat dijadikan dasar untuk melakukan koreksi atas Peredaran Usaha, tanpa didukung dengan bukti yang kuat dan berkaitan bahwa terdapat Peredaran Usaha yang nyata-nyata belum/tidak dilaporkan;

bahwa dalam SPT PPh Badan tahun 2013, Pemohon Banding melaporkan Peredaran Usaha sebesar Rp247.222.542.466,00 sesuai dengan nilai realisasi penjualan tahun 2013, dan tidak menyajikan adanya diskon penjualan sebesar Rp66.994.332.044,00 karena memang tidak pernah memberikan diskon penjualan kepada para distributornya;

bahwa berdasarkan uraian tersebut, Majelis berpendapat jumlah Peredaran Usaha yang dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT PPh badan tahun 2013 sebesar Rp247.222.542.466,00 telah sesuai dengan dengan keadaan yang sebenarnya yang didukung dengan bukti-bukti yang cukup;

bahwa dalam persidangan Terbanding tidak dapat menunjukkan bukti-bukti yang kuat bahwa terdapat penjualan yang nyata-nyata tidak dilaporkan oleh Pemohon Banding, sehingga koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha tahun 2013 semata-mata karena adanya

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(13)

kesalahan/ketidaktepatan penyajian diskon penjualan dalam Laporan Keuangan Audited;

bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan tersebut, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha yang berasal dari diskon penjualan sebesar Rp66.994.332.044, 00 tidak didasarkan pada bukti-bukti yang kuat dan berkaitan, oleh karena itu harus dibatalkan seluruhnya;

bahwa Hakim Winarsih mempunyai pendapat berbeda (Concurring Opinion) atas koreksi peredaran usaha terkait koreksi diskon penjualan sebesar Rp 66.067.097.270, dengan pendapat sebagai berikut :

bahwa menurut Terbanding, berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2013 (audited) dinyatakan struktur penjualan tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Penjualan Lokal : Rp 285.050.339.830,00 Penjualan Ekspor : Rp 29.166.534.680,00 Jumlah : Rp 314.216.874.510,00

Diskon Penjualan : Rp 66.994.332.044,00 Penjualan Bersih : Rp 247.222.542.466,00

bahwa menurut Terbanding informasi diskon penjualan sebesar Rp66.994.332.044,00 yang terdapat dalam Laporan Keuangan Audited tersebut tidak terdapat dalam pembukuan dan tidak terdapat bukti-bukti yang mendukung adanya diskon penjualan tersebut, sehingga Terbanding berkesimpulan tidak terdapat diskon penjualan yang diberikan oleh Pemohon Banding kepada distributornya, oleh karena itu dikoreksi sebagai penjualan yang belum dilaporkan oleh Pemohon Banding;

bahwa menurut Pemohon Banding, diskon penjualan yang disajikan pada Laporan Keuangan Audited tersebut merupakan selisih Harga Jual yang terdapat dalam Price List tahun 2013 yang telah ditetapkan oleh Pemohon Banding dengan harga jual yang sebenarnya kepada distributor namun Pemohon Banding tidak pernah memberikan diskon penjualan kepada para distributor;

bahwa menurut Pemohon Banding Price List yang disusun merupakan harga patokan/standar harga jual kepada konsumen akhir, sedangkan harga jual kepada distributor didasarkan pada hasil negosiasi antara Pemohon Banding dengan masing-masing distributor, dan Pemohon Banding tidak pernah menetapkan adanya kebijakan diskon penjualan kepada para distributor;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen dan bukti-bukti yang diserahkan dalam persidangan yang terkait dengan sengketa antara lain berupa General ledger, Invoice, Faktur Pajak, Perjanjian Distribusi dengan para Distributor, Jurnal Entry, Laporan Keuangan Audited, General Ledger dan dokumen serta bukti lainnya yang terkait, diuraikan sebagai berikut:

bahwa Pemohon Banding menerapkan sistem pembukuan dengan menggunakan metode standar (Standard Method), baik dalam mencatat Biaya Produksi, Inventory, Harga Pokok Penjualan serta hasil Pejualan produknya;

bahwa Pemohon Banding telah menetapkan Price List tahun 2013 untuk seluruh jenis produk yang dihasilkan sebagai Harga Jual kepada konsumen akhir, sedangkan harga jual kepada masing-masing distributor didasarkan pada hasil negoisasi dengan mempertimbangkan biaya pengangkutan produk dan margin masing-masing distributor;

bahwa pada saat terjadi penjualan kepada distributor dengan harga yang lebih rendah dari harga yang tercantum dalam Price List, penjualan tersebut dicatat oleh Pemohon Banding sebagai berikut (sebagai simulasi):

Penjualan Rp 10.000,00 (Dr) Piutang Rp 99.000,00 (Dr)

Penjualan Rp 100.000,00 (Cr)

PPN Keluaran Rp 9.000,00 (Cr)

bahwa nilai sebesar Rp10.000,00 yang dicatat pada Akun Penjualan sebelah debet, merupakan

SEKRETARIAT PENGADILAN

PAJAK

(14)

selisih antara realisasi harga jual kepada distributor dengan harga yang terdapat dalam Price List, sedangkan nilai sebesar Rp100.000,00 yang dicatat pada Akun Penjualan sebelah kredit merupakan harga yang terdapat dalam Price List;

bahwa pencatatan penjualan tersebut dilakukan secara konsisten oleh Pemohon Banding sepanjang tahun 2013, sehingga dalam periode Januari sd Desember 2013 pada Akun Penjulan terdapat saldo-saldo sebagai berikut:

Saldo Kredit sebesar : Rp 315.431.073.356,00 Saldo Debet sebesar : Rp 68.208.530.890,00 Saldo Bersih (Kredit) : Rp 247.222.542.466,00

bahwa saldo debet sebesar Rp68.208.530.890,00 terdiri dari:

- sebesar Rp66.994.332.044,00 merupakan selisih antara harga jual yang terdapat dalam Price List dengan harga jual yang direalisasikan, dan

- sebesar Rp927.234.774,00 merupakan retur penjualan;

- sebesar Rp286.964.072,00 merupakan mutasi debet lainnya;

bahwa berdasarkan pencatatan Pemohon Banding diketahui penjualan yang diakui dalam sisi kredit adalah sebesar price list Pemohon Banding, sedangkan pengurang harga jual berdasarkan negosiasi dengan distributor dicatat sebagai pengurang penjualan dalam sisi debet;

bahwa Hakim Winarsih berpendapat pada dasarnya saldo debet dalam pencatatan Pemohon Banding sebesar Rp66.994.332.044,00 yang merupakan selisih antara harga jual yang terdapat dalam Price List dengan harga jual yang direalisasikan berdasarkan negosiasi antara Pemohon Banding dengan distributor adalah merupakan diskon penjualan yang diberikan Pemohon Banding kepada para distributor tersebut;

bahwa dalam Laporan Keuangan Audited Pemohon Banding, selisih harga jual tersebut juga telah diakui sebagai diskon penjualan yang mengurangi penjualan Pemohn Banding;

bahwa Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 (selanjutnya disebut UU PPh) antara lain mengatur: “Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun

bahwa Hakim Winarsih berpendapat atas diskon yang mengurangi harga jual Pemohon Banding kepada para distibutor bukan merupakan penghasilan Pemohon Banding sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1) UU PPh;

bahwa oleh karenanya Hakim Winarsih berpendapat koreksi Terbanding atas peredaran usaha berupa diskon penjualan sebesar Rp66.994.332.044,00 yang terdapat dalam Laporan Keuangan Audited tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan;

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas diskon penjualan sebesar Rp 66.067.097.270 harus dibatalkan;

1.b. Koreksi Retur Penjualan sebesar Rp.184.767.276,00 Menurut Terbanding :

a. bahwa substansi koreksi adalah selisih antara total retur penjualan di SPT Masa PPN Masa Pajak Januari s.d Desember 2013 sebesar Rp 742.467.498 dengan retur penjualan yang dicatat di pembukuan Pemohon Banding sebesar Rp 927.234.774 sehngga terdapat selisih sebesar Rp 184.767.276 yang tidak diyakini kebenarannya;

b. bahwa dalam persidangan, Pemohon Banding menyampaikan data rincian transaksi sebesar Rp 927.234.774 yang terdiri dari akun nomor 51010010, 51010030, 51010050, dan

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(15)

51010080namun tidak menyampaikan bukti transaksi;

c. bahwa berdasarkan fakta tersebut, Pemohon Banding tidak memberikan pembuktian atas substansi retur penjualan yang disengketakan sebesar Rp 184.767.276 sehingga Terbanding berpendapat koreksi atas retur penjualan sudah sesuai dengan fakta dan ketentuan yang berlaku;

Menurut Pemohon Banding :

Penjualan Pemohon Banding yang dilaporkan telah sesuai dan benar.

bahwa Pemohon Banding tegaskan disini bahwa faktanya penjualan yang telah Pemohon Banding laporkan dalam SPT PPh Badan Tahun 2013 telah sesuai dengan pencatatan penjualan Pemohon Banding dalam General Ledger dan Laporan Keuangan yang telah diaudit (audit report) tahun 2013 sebesar Rp247.222.542.466,00. Seperti halnya yang Pemohon Banding sampaikan diatas bahwa total penjualan sebesar Rp247.222.542.466,00 adalah net penjualan Pemohon Banding Tahun 2013 setelah dikurangi penyesuaian harga (diskon) sebesar Rp66.067.097.270,00 dan Retur Penjualan sebesar Rp 927.234.774,00.

Rincian retur penjualan sebagaimana yang tercatat dalam General Ledger sebesar Rp927.234.774,00 sudah disampaikan selama proses persidangan;

Terbanding telah setuju dan telah menyakini Total Penjualan Pemohon Banding telah Benar dengan Pengujian PPh Badan dibandingkan dengan DPP PPN

bahwa pada saat proses pemeriksaan Terbanding telah melakukan pengujian penjualan Pemohon Banding dengan membandingkan penjualan pemohon Banding yang tercantum dalam SPT PPh Badan dengan DPP SPT PPN Tahun Pajak 2013. Dimana berdasarkan pengujian tersebut Terbanding telah menyatakan dan setuju bahwa Penjualan Pemohon Banding adalah sudah sesuai dan benar yaitu sejumlah Rp 247.222.542.466,00. Seperti halnya yang Pemohon Banding sampaikan diatas bahwa total Penjualan sebesar Rp 247.222.542.466,00 adalah net penjualan Pemohon Banding Tahun 2013 setelah dikurangi penyesuain harga (diskon) sebesar Rp 66.067.097.270,00 dan Retur Penjualan sebesar Rp 927.234.774,00. Dengan demikian apabila Terbanding telah setuju dengan nilai penjualan Pemohon Banding sebesar Rp 247.222.542.466,00 maka secara tidak langsung Terbanding telah mengakui pula adanya retur penjualan sebesar Rp 927.234.774,00;

bahwa berdasarkan fakta tersebut, menjadi sangat tidak tepat apabila Terbanding melakukan koreksi retur dengan membandingkan antara retur penjualan yang tercatat dalam pembukuan Pemohon Banding dengan retur penjualan yang tercantum dalam SPT Masa PPN. Dikarenakan pelaporan retur penjualan berdasarkan SPT PPN didasari formalitas dokumen PPN yang telah terpenuhi pada periode tahun 2013 bukan berdasarkan realisasi retur penjualan tahun 2013.

Apabila Pemohon Banding kurang melaporkan jumlah retur dalam SPT Masa PPN hanyalah permasalahan administratif dalam pelaporan PPN dan tidak dapat dianggap sebagai jumlah retur penjualan yang lebih dilaporkan pada PPh Badan;

bahwa dengan penjelasan Pemohon tersebut diatas jelas bahwa koreksi Terbanding sebesar Rp. 184.767.276,00 tidak mempunyai dasar dan Pemohon Banding memohon koreksi sebesar Rp. 184.767.276,00 tersebut dibatalkan;

Menurut Majelis :

bahwa menurut Terbanding, terdapat perbedaan jumlah Retur Penjualan pada Ledger dengan jumlah Retur Penjualan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN sebesar Rp184.767.276,00 dengan rincian sebagai berikut:

- Jumlah Retur Penjualan Cfm Ledger : Rp 927.234.774,00 - Jumlah Retur Penjualan Cfm SPT Masa PPN : Rp 742.467.498,00

- Selisih : Rp 184.767.276,00

bahwa menurut Terbanding, Pemohon Banding tidak dapat memberikan penjelasan dan bukti- bukti adanya selisih tersebut, sehingga Terbanding melakukan koreksi atas Retur Penjualan tersebut sebagai penjualan yang tidak dilaporkan oleh Pemohon Banding sebesar

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(16)

Rp184.767.276,00;

bahwa menurut Pemohon Banding, jumlah Penjualan yang dilaporkan dalam SPT PPh Badan sebesar Rp247.222.542.466,00 telah sesuai dengan data penjualan yang sebenarnya yang dicatat di General Ledger, yang telah memperhitungkan penyesuaian harga (variance) sebesar Rp66.994.332.044,00 dan Retur Penjualan sebesar Rp 927.234.774,00;

bahwa Terbanding telah melakukan ekualisasi antara Peredaran Usaha yang dilaporkan dalam PPh Badan dengan jumlah Penyerahan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN, dan dalam proses pemeriksaan Terbanding menyatakan jumlah Peredaran Usaha yang dilaporkan dalam SPT PPh Badan sebesar Rp247.222.542.466,00 telah sesuai dengan jumlah Penyerahan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN, oleh karena itu koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha tersebut seharusnya dibatalkan;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap berkas sengketa, penjelasan para pihak serta hasil pemeriksaan terhadap dokumen dan bukti-bukti yang diserahkan dalam persidangan, diuraikan sebagai berikut:

bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Peredaran Usaha karena adanya perbedaan jumlah Retur Penjualan yang terdapat pada Ledger/Buku Besar dengan jumlah Retur Penjualan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN sebesar Rp184.767.276,00 (Rp927.234.774,00 - Rp742.467.498,00)

bahwa jumlah Penjualan yang dilaporkan dalam SPT PPh Badan sebesar Rp247.222.542.466,00 telah sesuai dengan saldo penjualan neto yang terdapat dalam Ledger dan jumlah Penjualan Neto yang disajikan dalam Laporan Keuangan Audited;

bahwa Majelis berpendapat, perbedaan antara jumlah Retur Penjualan yang terdapat dalam Ledger dengan Retur Penjualan yang terdapat dalam SPT Masa PPN sebesar Rp184.767.276,00 tidak serta merta dapat dijadikan dasar untuk melakukan koreksi atas Peradaran Usaha yang dilaporkan dalam SPT PPh Badan, dikarenakan adanya perbedaan waktu pengakuan dan pelaporan penjualan dan retur penjualan dalam SPT PPh Badan dengan pengakuan dan pelaporannya dalam SPT Masa PPN;

bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Peredaran Usaha berdasarkan perbedaan antara jumlah Retur Penjualan yang terdapat dalam Ledger dengan jumlah Retur Penjualan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN, tanpa melakukan pemeriksaan lebih mendalam terhadap penyebab terjadinya perbedaan tersebut dan tanpa didukung dengan bukti yang kuat adanya penjualan yang nyata-nyata tidak dilaporkan oleh Pemohon Banding;

bahwa dalam persidangan, Pemohon Banding memyerahkan daftar rincian penjualan periode Januari sd Desember 2013 yang menjadi dasar perhitungan jumlah penjualan yang dilaporkan dalam SPT PPh Badan tahun 2013 sebesar Rp247.222.542.466,00 yang didalamnya terdapat rincian atas Retur Penjualan dan Selisih Harga Jual (variance) selama tahun 2013;

bahwa dalam persidangan Terbanding tidak dapat menunjukkan bukti yang kuat bahwa terdapat penjualan sebesar Rp184.767.276,00 yang nyata-nyata tidak dilaporkan oleh Pemohon Banding, sehingga koreksi yang dilakukan semata-mata didasarkan adanya hasil ekualisasi;

bahwa Majelis berpendapat adanya selisih jumlah Retur Penjualan dalam Ledger dengan jumlah Retur Penjualan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN sebesar Rp184.767.276,00 dapat terjadi karena adanya perbedaan waktu pelaporan atau faktor pencatatan lainnya, namun tidak secara langsung dapat dijadikan dasar untuk melakukan koreksi atas Peredaran Usaha tanpa didukung dengan bukti-bukti yang kuat adanya Peredaran Usaha yang nyata-nyata tidak dilaporkan;

bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan tersebut Majelis berpendapat koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha yang berasal dari Retur Penjualan sebesar Rp184.767.276,00 tidak didasarkan pada bukti-bukti yang kuat dan berkaitan, oleh karena itu harus dibatalkan;

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(17)

1.c. Koreksi Selisih Penjualan Berdasarkan Pengujian Arus Piutang sebesar Rp550.677.490,00

Menurut Terbanding :

> bahwa berdasarkan Pengujian Arus Piutang yang dilakukan oleh Pemeriksa dan oleh Pemohon Banding, diketahui sebagai berikut:

cfm KNAUF cfm Pemeriksa Selisih Pelunasan / Penerimaan melalui Kas/Bank 226.535.511.089 226.535.511.089 - Ditambah : Saldo Akhir Piutang Usaha 54.931.039.826 54.931.039.826 - Dikurangi : Saldo Awal Piutang Usaha (41.143.989.487) (41.143.989.487) -

(189.728.183)

(189.728.183) - (5.335.217)

(5.335.217) - (21.847.505.584)

(20.594.137.372) (1.253.368.213) 29.903.469.090

29.903.469.090 - (410.241.578)

(410.241.578) - 247.773.219.956

249.026.588.168 (1.253.368.213) 247.222.542.466

247.222.542.466 - 550.677.490

1.804.045.702 (1.253.368.213) Sales Advanced

Accrued Sales Rebates

Peredaran Usaha cfm. Arus Piutang Peredaran Usaha cfm. WP Selisih

Keterangan

Penyesuaian:

Penghapusan Piutang Retur Penjualan (-) PPN Keluaran (-)

> bahwa Pemohon Banding melakukan perhitungan Pengujian Arus Piutang dan terdapat selisih Peredaran Usaha sebesar Rp550.677.490,00;

> bahwa berdasarkan hasil Pembahasan Akhir Pemeriksaan, diketahui bahwa Pemeriksa setuju dengan perhitungan Pemohon Banding atas Pengujian Arus Piutang terdapat selisih sebesar Rp550.677.490,00;

> bahwa perhitungan Pengujian Arus Piutang sesuai dengan data dan dokumen Pemohon Banding. Terbanding sependapat dengan Pemeriksa atas koreksi Peredaran Usaha berdasarkan Pengujian Arus Piutang sebesar Rp550.677.490,00;

Menurut Pemohon Banding :

bahwa Pemohon Banding setuju dengan koreksi yang dilakukan Terbanding dikarenakan terdapat kesulitan dalam penelusuran selisih peredaran usaha berdasarkan pengujian arus piutang;

Menurut Majelis :

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap berkas sengketa, penjelasan para pihak dan berdasarkan hasil pemeriksaan atas dokumen dan bukti-bukti yang diserahkan dalam persidangan, diuraikan sebagai berikut:

bahwa berdasarkan hasil pengujian Peredaran Usaha melalui analisis arus Kas, Bank dan Piutang yang dilakukan oleh Terbanding, disimpulkan terdapat selisih sebesar Rp1.804.056.702,00 sehingga dilakukan koreksi terhadap Peredaran Usaha sebesar Rp1.804.056.702,00;

bahwa berdasarkan hasil pengujian Peredaran Usaha yang dilakukan oleh Pemohon Banding dengan menggunakan anlisis yang sama dengan yang dilakukan oleh Terbanding, terdapat selisih sebesar Rp550.677.490,00 yang tidak dapat dijelaskan lebih lanjut oleh Pemohon Banding, sehingga menyatakan menyetujui koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp550.677.490,00;

bahwa dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, Terbanding menyatakan menyetujui perhitungan Pemohon Banding tersebut, sehingga koreksi Peredaran Usaha yang dipertahankan oleh Terbanding sadalah ebesar Rp550.677.490,00;

bahwa berdasarkan uraian tersebut, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Peredaran

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(18)

Usaha yang berasal dari hasil analisis arus Piutang sebesar Rp550.677.490,00 tetap dipertahankan;

bahwa berdasarkan uraian dan pertimbangan sebagaimana disajikan pada butir 1a, 1b dan 1c tersebut, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha sebesar Rp66.802.542.036,00 sebesar Rp550.677.490,00 tetap dipertahankan, sedangkan sebesar Rp66.251.864.546,00 harus dibatalkan dengan rincian sebagai berikut:

Uraian Koreksi Cfm Terbanding

Rp Dipertahankan

Rp Dibatalkan

Rp

Diskon Penjualan 66.067.097.270,00 0,00 66.067.097.270,00

Retur penjualan 184.767.276,00 0,00 184.767.276,00

Arus Piutang 550.677.490,00 550.677.490,00 0,00

Jumlah 66.802.542.036,00 550.677.490,00 66.251.864.546,00

2. Koreksi Penyesuaian Fiskal Positif, terdiri dari :

2.a. Koreksi Penyesuaian Fiskal Positif – Biaya Gaji sebesar Rp7.378.377.557,00 Menurut Terbanding :

a. bahwa substansi koreksi adalah selisih ekualisasi antara biaya gaji dengan objek PPh Pasal 21 sebesar Rp 7.378.377.557,00 yang tidak didukung dengan bukti yang dapat diyakini;

b. bahwa Pemohon Banding mengemukakan alasan bahwa biaya sebesar Rp 7.378.377.557,00 merupakan alokasi biaya Harga Pokok Penjualan yang merupakan variance dari biaya produksi yang ditujukan untuk kepentingan Pemohon Banding yang digunakan sebagai kontrol atas barang yang diproduksi dengan barang yang nantinya akan dijual. Biaya tersebut bukan objek PPh Pasal 21;

c. bahwa pada persidangan tanggal 4 April 2018 Pemohon Banding menyampaikan penjelasan tambahan tanpa nomor tanggal 4 April 2018 dengan mengampaikan penjelasan sebagai berikut :

1) bahwa berdasarkan analisa Pemohon Banding terhadap equalisasi yang dilakukan Terbanding atas selisih dari rekonsiliasi antara biaya gaji dengan obyek PPh Pasal 21 yang dilaporkan pada SPT PPh Pasal 21 Pemohon Banding, maka Pemohon Banding simpulkan bahwa selisih rekonsiliasi sebesar Rp 7.378.377.557,00 tersebut disebabkan oleh 2 hal sebagai berikut :

 Terdapat reklasifikasi biaya-biaya dari akun COGS (biaya persediaan barang yang terjual) ke akun Salary sebesar Rp 7.204.339.562,00 yang secara bentuk (nature) atas biaya tersebut adalah secara nature bukan biaya salary dan sehingga juga bukan objek PPh Pasal 21 walaupun biaya tersebut di reklas ke akun salary.

Dikarenakan secara nature bukan biaya salary walaupun direklas ke akun salary maka atas biaya sejumlah tersebut tidak Pemohon Banding laporkan sebagai objek PPh Pasal 21 akan tetapi nature dari biaya tersebut adalah biaya yang dapat dibebankan sengai pengurang Pajak Penghasilan;

 Selisih yang tidak dapat diidentifikasi sebesar Rp 174.037.995,00. Atas selisih tersebut, Pemohon Banding setuju dengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding;

2) bahwa perbedaan total biaya gaji yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 21 dengan jumlah biaya gaji yang dibebankan dalam laporan laba rugi sebesar Rp 7.204.339.562,00 disebabkan oleh adanya hal sebagai berikut :

a) Pencatatan di COGS dilakukan beberapa reklasifikasi biaya ke dalam akun biaya gaji dengan menggunakan perhitungan proporsi sehingga dapat dimungkinkan seolah-olah biaya gaji yang dicatat lebih besar dengan yang dilaporkan;

b) Bahwa reklasifikasi tersebut di atas menggunakan perhitungan proporsional dari biaya aktual yang terjadi sehingga dimungkinkan biaya overhead lainnya tereklas ke biaya gaji;

c) Secara penjurnalan atas selisih biaya COGS aktual dan biaya COGS standar telah

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(19)

dicatat oleh Pemohon Banding sebagai biaya variance di akun COGS (tidak dicatat di akun biaya variance COGS tersendiri);

d) Bahwa biaya COGS termasuk di dalamnya biaya gaji telah dicatat dengan benar dan adapun reklasifikasi semat-mata untuk keperluan manajemen mengetahui apakah biaya aktual COGS yang terjadi lebih besar atau lebih kecil dari biaya standar COGS;

3) bahwa pada halaman 6 penjelasan tertulis, Pemohon Banding menjelaskan bahwa selama tahun 2013 mencatat Biaya Produksi Aktual sebesar Rp 119.500.400.819,00 sedangkan biaya produksi standar sebesar Rp 131.747.816.000,00 sehingga terdapat selisih yang merupakan variance sebesar Rp 12.247.415.181,00. Adapun rincian Biaya Produksi Aktual tahun 2013 menurut Pemohon Banding adalah sebagai berikut :

COA Description COA Amount (Rp)

41020010 PRODUCTION INPUT-SALARY NORMAL TIME 1.968.731.337 41020020 PRODUCTION INPUT-SALARY OV ERTIME 261.033.136 41020030 PRODUCTION INPUT-SALARY BONUS 248.733.336 41020040 PRODUCTION INPUT-SALARY JAMSOSTEK 87.131.721 41020050 PRODUCTION INPUT-SALARY PENSION 128.040.864 41021010 PRODUCTION INPUT - GAS 18.083.581.475 41021020 PRODUCTION INPUT - ELECTRICITY 2.632.825.465 41021030 PRODUCTION INPUT - WATER 32.400.000 42000010 PRODUCTION INPUT - BOARD 85.636.706.130 PRODUCTION INPUT - BOARD FROM STUCCO 6.117.000.094 54011010 COGS Salary, basic 3.071.391.514 54011010 COGS Salary, basic - FG V ariance - 54011012 COGS Salary, Overtime 452.778.026 54011012 COGS Salary, Overtime - FG V ariance - 54011014 COGS Salary, bonus 515.112.518 54011014 COGS Salary, bonus - FG V ariance - 54011020 COGS Salary, jamsostek 135.455.670 54011020 COGS Salary, jamsostek - FG V ariance - 54011030 COGS Salary, pension 129.479.532 54011030 COGS Salary, pension - FG V ariance - 119.500.400.818

Jumlah

4) bahwa pada halaman 7 penjelasan tertulis, Pemohon Banding menjelaskan bahwa selama tahun 2013 mencatat COGS Standar atas barang yang terjual sebesar Rp 135.630.271.896,00 dan variance biaya sebesar Rp 13.129.636.797,00. Selanjutnya variance dijurnal debet Inventory, kredit COGS untuk mengurangi COGS standar menuju COGS aktual. Menurut Pemohon Banding, biaya yang tercermin pada laporan keuangan menjadi biaya COGS aktual terjadi selama tahun 2013;

5) bahwa pada data Summary Alokasi COGS – Januari s.d Desember 2013 yang dilampirkan oleh Pemohon Banding pada penjelasan tertulis tanggal 4 April 2018 tergambar rincian dari nilai sebesar Rp 7.204.339.562,00 adalah sebagai berikut :

CO A Description CO A Am ount (Rp)

54011010 CO G S Salary, basic - FG Variance 5.191.255.409 54011012 CO G S Salary, O v e rtime - FG Variance 731.136.314 54011014 CO G S Salary, bonus - FG Variance 788.719.543 54011020 CO G S Salary, jamsoste k - FG Variance 228.561.959 54011030 CO G S Salary, pe nsion - FG Variance 264.666.338 7.204.339.563 Jum lah

6) bahwa selanjutnya dari data biaya produksi aktual tahun 2013, data alokasi COGS, dan Rincian COGS pada Kertas Kerja Auditor pada halaman 10 penjelasan Pemohon Banding tanggal 4 April 2018, dapat diresume data sebagai berikut :

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

(20)

COA Description COA Biaya Aktual (Rp) Variance (Rp)

Biaya Dibebankan di

COGS

(1) (2) (3) (4) (5)

54011010 COGS Salary, basic - FG Variance 3.071.391.514 5.191.255.409 8.262.646.923 54011012 COGS Salary, Overtime - FG Variance 452.778.026 731.136.314 1.183.914.340 54011014 COGS Salary, bonus - FG Variance 515.112.518 788.719.543 1.303.832.061 54011020 COGS Salary, jamsostek - FG Variance 135.455.670 228.561.959 364.017.629 54011030 COGS Salary, pension - FG Variance 129.479.532 264.666.338 394.145.870

4.304.217.260

7.204.339.563 11.508.556.823 Jumlah

bahwa berdasarkan fakta tersebut dan pembahasan dalam persidangan, sudah dapat dibuktikan dan diyakinkan bahwa pokok sengketa sebesar Rp7.204.339.563,00 yang dibebankan oleh Pemohon Banding dalam akun Salary pada COGS Pemohon Banding adalah bukan biaya aktual melainkan variance. Dengan demikian biaya tersebut tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena bukan biaya sebenarnya yang berkaitan dengan kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;

d. bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Terbanding berpendapat bahwa koreksi atas penyesuaian fiskal positif berupa biaya gaji sebesar Rp 7.378.377.557,00 sudah sesuai dengan fakta dan ketentuan perpajakan yang berlaku;

Menurut Pemohon Banding :

bahwa berdasarkan analisa Pemohon Banding terhadap equalisasi yang dilakukan Terbanding atas selisih dari rekonsiliasi antara biaya gaji dengan obyek PPh Pasal 21 yang dilaporkan pada SPT PPh 21 Pemohon Banding, maka dapat Pemohon Banding simpulkan bahwa selisih rekonsiliasi sebesar Rp 7.378.377.557,00 tersebut disebabkan oleh 2 hal sebagai berikut :

 Terdapat reklasifikasi biaya-biaya dari akun COGS (biaya persediaan barang yang terjual) ke akun Salary sebesar Rp. 7.204.339.562,00 yang secara bentuk (nature) atas biaya tersebut adalah secara nature bukan merupakan biaya salary dan sehingga juga bukan objek PPh Pasal 21 walaupun biaya tersebut direklas ke akun salary. Dikarenakan secara nature bukan biaya salary walaupun direklas ke akun salary maka atas biaya sejumlah tersebut tidak Pemohon Banding laporkan sebagai objek PPh Pasal 21 akan tetapi nature dari biaya tersebut adalah biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang Pajak Penghasilan;

 Selisih yang tidak dapat diidentifikasi sebesar Rp. 174.037.995,00. Atas selisih tersebut, Pemohon Bandingsetujudengan koreksi yang dilakukan oleh Terbanding;

bahwa perbedaan total biaya gaji yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 21 dengan jumlah biaya gaji yang dibebankan dalam laporan laba rugi sebesar Rp7.204.339.562,00 disebabkan oleh adanya beberapa hal sebagai berikut :

bahwa sebelumnya Pemohon Banding sajikan nilai reklasifikasi sejumlah Rp7.204.339.562,00 tersebut, dibawah ini Pemohon Banding sajikan simulasi jurnal atas biaya COGS.

Step 1 : Tahap Produksi

Aktual Standar Cost

Quantity 10 10

Biaya Per unit 10 15

Total Biaya 100 150

bahwa pada tahap ini yaitu pada saat tahap perhitungan biaya produksi sebagai contoh bahwa total biaya produksi aktual adalah sebesar 100 sedangkan biaya produksi standar adalah 150.

Dengan demkian terdapat variance antara biaya produksi aktual dan biaya produksi standar sebesar 50 yang dicatat dengan penjurnalan dibawah ini;

Jurnal Pencatatan Biaya Produksi

SEKRETARIAT

PENGADILAN

PAJAK

Referensi

Dokumen terkait

The World Health Organization WHO recommends exclusive breastfeeding for the first 6 months of life, and continuing for 2, or more years while introducing appropriate complimentary