• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risalah-Rapat-Pembah..>

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Risalah-Rapat-Pembah..>"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Sebagaimana kita ketahui, DPR RI sesuai dengan tugas dan fungsinya di bidang legislasi dan pengawasan anggaran telah sepakat untuk menginisiasi dan mengusulkan rancangan undang-undang tentang penyandang disabilitas. Mekanisme koordinasi di tingkat nasional, provinsi, dan kota-kabupaten untuk melaksanakan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. RUU Disabilitas mengamanatkan pemerintah dan pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran bagi penyelenggaraan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas;

Penghargaan bagi perseorangan, badan hukum, dan lembaga negara yang berkontribusi terhadap terselenggaranya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas; Ketentuan pidana dan sanksi administratif bagi pihak yang melanggar ketentuan undang-undang ini agar penegakan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas dapat berjalan efektif. Baiklah Saudara sekalian, begitulah sikap Komite VIII terhadap RUU Disabilitas.

9 Izinkan kami membaca pandangan dan pendapat Presiden Republik mengenai rancangan undang-undang tentang penyandang disabilitas. Untuk itu, RUU Penyandang Disabilitas disusun sebagai pengesahan Pasal (2) ayat 28H, (1) Pasal 28i ayat (2), ayat. Usai mengkaji dan meninjau RUU Penyandang Disabilitas, Presiden menyambut baik usulan inisiatif DPR RI terkait RUU Penyandang Disabilitas.

Sedangkan pemerintah daerah berdasarkan Pasal 1 angka 17 RUU Penyandang Disabilitas adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Selanjutnya, kami siap membahas usulan inisiatif DPR untuk RUU Penyandang Disabilitas pada rapat-rapat berikutnya. Terima kasih Pak Menteri yang telah menjelaskan kepada kami sikap Pemerintah terhadap RUU Penyandang Disabilitas.

Baiklah bapak ibu, setelah kita mendengarkan penjelasan Komisi VIII DPR RI dan juga pandangan pemerintah mengenai RUU Penyandang Disabilitas, maka langkah selanjutnya adalah pengaturan pengesahan mekanisme pembahasan RUU Penyandang Disabilitas. kecacatan. Rintangan. Nah itulah nama-nama anggota Panja RUU Penyandang Disabilitas Komisi VIII DPR RI. Kami berharap RUU tentang penyandang disabilitas ini dapat segera disahkan pada rapat paripurna besok.

PKB (H. MAMAN IMANUL HAQ)

Hal ini akhirnya membawa kita pada agenda berikutnya, yaitu mendengarkan pandangan dari fraksi-fraksi kecil yang telah disepakati dalam agenda kita pada pertemuan malam ini.

PDIP (ITET TRIDJAJATI SUMARIJANTO, MBA.)

Jadi segala dalil dan sebagainya mengenai undang-undang ini sudah tidak ada lagi. Sehingga, Fraksi Partai Golkar menyatakan sepakat untuk melanjutkan pembahasan RUU Penyandang Disabilitas pada tahap pembahasan pengambilan keputusan tingkat II dalam Rapat Paripurna untuk disahkan menjadi undang-undang.

PD (KHATIBUL UMAM WIRANU, M.Hum.)

Menurut Fraksi Partai Demokrat, Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia dan dibangun atas dasar keberagaman, harus memberikan ruang dan perlindungan kepada penyandang disabilitas. Itu sebabnya kehadiran RUU ini juga menjamin kesetaraan kesempatan bagi penyandang disabilitas. peluang bagi penyandang disabilitas, berekspresi dan berkreasi di ruang publik Indonesia. Dengan sebagian yang kami baca dari pandangan fraksi kecil ini dan telah menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dan dengan menyebut nama Allah SWT, kami Fraksi Partai Demokrat DPR RI menyetujui RUU tentang Penyandang Disabilitas ini. . dibahas pada tingkat kedua dan menyatakan persetujuan kita agar RUU ini menjadi undang-undang. Untuk mewujudkan persamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri dan bebas dari diskriminasi, maka diperlukan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin pelaksanaannya.

Oleh karena itu, filosofi dasar RUU Penyandang Disabilitas adalah mengubah paradigma dari zakat menjadi hak, yakni penyandang disabilitas dipandang sebagai subjek dalam pemenuhan hak yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya. Selain itu, Fraksi Partai Amanat Nasional juga mendukung pembentukan Komisi Nasional Disabilitas sebagai lembaga nonstruktural yang bertugas memantau, mengevaluasi, dan mengadvokasi pelaksanaan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas. Fraksi Partai Amanat Nasional berharap dengan selesainya pembahasan RUU ini dapat memberikan kepastian hukum untuk meningkatkan kualitas hidup, kemandirian dan kesetaraan bagi penyandang disabilitas sebagai warga negara Indonesia dan yang terakhir, kata Bisillaahirrahmaanirrahiim, Fraksi Partai Amanat Nasional. pada kesempatan ini menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Penyandang Disabilitas yang akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan tingkat II pada Rapat Paripurna DPR RI untuk disahkan menjadi undang-undang.

Saya Maman Imanul Haq, Anggota nomor urut 48, membacakan opini mini terakhir Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa tentang RUU Disabilitas. Pertama, Fraksi Kebangkitan Nasional mengucapkan terima kasih kepada Panitia Kerja RUU Penyandang Disabilitas baik DPSH maupun Pemerintah atas kerja kerasnya menyelesaikan RUU ini dan kita berharap ketentuan dalam RUU ini dapat terpenuhi. diterbitkan. Undang-undang tersebut akan mendorong negara untuk hadir memberikan solusi bagi terwujudnya harkat dan martabat penyandang disabilitas sebagai bagian dari warga negara Indonesia guna mencapai paradigma yang kita bangun dari amal yang berbasis hak asasi manusia. Maka dari itu, sambil mengucap Bismillaahirrahmaanirrahiim, Fraksi Kebangkitan Nasional menyatakan persetujuannya untuk melanjutkan pembahasan RUU Penyandang Disabilitas pada pembahasan pengambilan keputusan tahap kedua dalam Rapat Paripurna yang akan disahkan menjadi undang-undang.

Kemudian, ketujuh, Fraksi PKS berpendapat bahwa pada hakekatnya isi RUU Penyandang Disabilitas mengatur hal-hal yang bertujuan untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas dan memberikan bentuk akomodasi yang sesuai serta memberikan akses yang lebih luas bagi penyandang disabilitas untuk mendapatkan pelayanan. memasuki sektor-sektor tersebut. kehidupan. Memperhatikan beberapa hal yang telah kami uraikan di atas, maka kami Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menyatakan dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim bahwa kami menyetujui RUU Penyandang Disabilitas yang dilanjutkan ke pembahasan tingkat II yang akan disahkan menjadi undang-undang dalam rapat paripurna akan diterima.

PPP (ACHMAD MUSTAQIM, S.P., M.M.)

Keempat, Fraksi PKS juga menilai tidak perlu ada upaya besar untuk menerapkan kebijakan kuota 2% bagi pekerja penyandang disabilitas karena menurut WHO diperkirakan 10% atau 24 juta penduduk Indonesia merupakan penyandang disabilitas. . Kemudian, kelima, undang-undang ini berdimensi lintas sektoral dan perlu ditegaskan bahwa koordinasi di tingkat nasional dilakukan oleh menteri dengan kementerian terkait dan lembaga pemerintah nonkementerian. Keenam, Fraksi PKS mendorong Komisi Nasional Disabilitas menjadi lembaga yang benar-benar independen.

Kedelapan, Fraksi PKS meminta agar undang-undang ini segera ditindaklanjuti dengan menerbitkan peraturan turunannya, dalam hal ini pemerintah segera menerbitkan peraturan turunannya sesuai batas waktu yang ditentukan dalam undang-undang tersebut. Demikian Pendapat Akhir Fraksi Mini PKS yang kami sampaikan sebagai upaya mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh warga negara Indonesia. Mengucapkan Bismilahirrahmaanirrahiim, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan menyatakan sepakat RUU Penyandang Disabilitas tetap melanjutkan pembahasan tahap II dan mungkin akan segera disahkan menjadi undang-undang besok dalam rapat paripurna.

Malam ini bapak dan ibu Fraksi Nasdem kami mohon izin untuk tidak bisa hadir, anggota disini ada 3 orang. Namun, sebelumnya Kepala Staf sudah menyampaikan pernyataan mengenai posisi akhir fraksi kecilnya dalam RUU Penyandang Disabilitas. Supaya kita semua bisa dengar, saya baca saja poin-poinnya saja, satu poin penting saja yang ingin disampaikan di sini.

Maka beberapa argumentasi di atas dikemukakan oleh Fraksi Nasdem, dan pada akhirnya mereka mengatakan demikian setelah melalui banyak pembahasan mendalam pada sidang ketiga kali ini, dan berdasarkan hal-hal tersebut di atas, melalui Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI hari ini, Fraksi Partai Nasdem mengatakan bahwa disepakati bahwa RUU Penyandang Disabilitas dapat dibawa ke tahap pengambilan keputusan tingkat II dan segera diadopsi menjadi peraturan perundang-undangan yang berfungsi di Indonesia. Oleh karena itu, Fraksi Nasdem pun menyatakan persetujuannya jika RUU Penyandang Disabilitas dibawa ke pembahasan tingkat II.

HANURA (LALU GEDE SYAMSUL MUJAHIDIN, S.E.)

Melalui kesempatan yang baik ini, kami di Fraksi Partai Hanura secara resmi dan tegas menyetujui rancangan akhir RUU Penyandang Disabilitas dan mendorong agar segera disahkan menjadi undang-undang agar dapat segera dilaksanakan. Pendapat akhir atau mini opini dari fraksi-fraksi tersebut sebelumnya telah kita dengarkan dan berdasarkan mini opini final dari fraksi-fraksi tersebut dapat kita simpulkan bahwa RUU Penyandang Disabilitas dapat disetujui untuk maju dalam pembahasan Tingkat II untuk mendapatkan pengesahan pada tingkat yang lebih tinggi. tingkat tertinggi. Rapat paripurna DPR RI bakal berlangsung. Setelah pembahasan RUU Penyandang Disabilitas baik di tingkat Rapat Kerja Komisi VIII, Panitia Kerja, Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi, terdapat beberapa permasalahan substantif yang dapat dipahami, dipahami dan diselesaikan.

Data nasional tersebut digunakan oleh kementerian atau lembaga dan/atau pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Atas perhatian Presiden dan Anggota Komisi VIII DPR RI yang kami hormati, kami mengucapkan terima kasih dan atas nama pemerintah kami sepakat untuk melanjutkan pembahasan RUU Penyandang Disabilitas untuk melanjutkan pembahasan pada tingkat II. rapat paripurna RP Baru dan selanjutnya disahkan menjadi UU Penyandang Disabilitas. Agenda rapat berikutnya yang sudah kita sepakati adalah penandatanganan RUU tentang Penyandang Disabilitas yang kita minta agar disiapkan oleh sekretariat.

Saya mohon persetujuannya sekali lagi apabila kita sepakat RUU Penyandang Disabilitas ini dilanjutkan pada pembahasan Tingkat II pada Rapat Paripurna DPR RI mendatang. Alhamdulillah, proses pembahasan RUU Penyandang Disabilitas, Perubahan UU Penyandang Disabilitas UU No 4 Tahun 1997, melalui berbagai pembahasan yang sangat intensif, berbagai substansi yang diperdebatkan, dibahas, akhirnya kita ambil keputusan. . Perpres yang diamanatkan RUU Penyandang Disabilitas ada dua, PP yang diamanatkan RUU ini ada 15 PP, meski amanahnya 15 PP, tak menutup kemungkinan perhitungan kita akan mengkristal menjadi 11 PP.

Peraturan pemerintah ini berkaitan dengan kewenangan berbagai kementerian dan lembaga, oleh karena itu kita semua tentunya berharap kepada pimpinan dan anggota Komisi VIII DPR RI, saudara-saudara penyandang disabilitas semua mengusahakan agar rancangan undang-undang ini insya Allah dapat terwujud. dilanjutkan besok malam dalam pembahasan rapat Paripurna tingkat II DPR RI untuk diambil alih UU Penyandang Disabilitas. Kami atas nama Kementerian Sosial juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh lembaga kementerian, termasuk para ahli bahasa yang telah mendampingi proses pembahasan RUU Penyandang Disabilitas.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor