Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 28 Mei 2016 1
Risalah Rapat Pleno MWA ITB
Ruang Rapat MWA, 28 Mei 2016
I. JADWAL
Hari, tanggal : Sabtu , 28 Mei 2016 Waktu : 09.00 – 12.00 Tempat
Hadir
: :
Ruang Rapat MWA Bandung
Anggota MWA
1. Betti S. Alisjahbana (Ketua MWA) 2. Jann Hidajat(Wakil MWA)
3. Emmy Suparka (Sekretaris Eksekutif)
4. Intan Ahmad(mewakili Mentri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi)
5. Kadarsyah Suryadi (Rektor ITB) 6. Indratmo Soekarno (Ketua SA) 7. Muchammad Arya Zamal 8. Kuntoro Mangkusubroto 9. Syafruddin A. Temenggung 10. Suharto
11. Richard Mengko 12. Irfan Setiaputra
Non Anggota MWA
1. Bermawi P Iskandar (WRAM) 2. Bambang Riyanto Trilaksono
(WRRIM)
3. Miming Miharja (WRAK) 4. Irawati (WRSO)
TIDAK HADIR
1. Marzuki Usman 2. Rochim Suratman 3. Gubernur Jawa Barat
4. Wawan Gunawan A. Kadir (WRURK)
I. ACARA / TOPIK BAHASAN
1. Rumusan Startegic Obejctive
2. Kesiapan Modal Insani dan Fasilitas ITB serta Strategi untuk pencapaian Startegic Objective ITB.
3. Pembahasan ‘’Green (Environment Friendly) Campus“
4. Pemilihan Anggota Kehormatan MWA
II. MATERI YANG DIBAGIKAN a. Bahan yang dibagikan
1. Risalah Rapat Pleno tanggal 23 April 2016 2. Daftar Calon Anggota Kehormatan b. Bahan tayangan :
1. Slide Presentasi Startegic Obejctive
2. Slide Kesiapan Modal Insani dan Fasilitas ITB serta Strategi untuk pencapaian Startegic Objective ITB.
3. Slide Pembahasan ‘’Green (Environment Friendly) Campus“
Versi
Resume
Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 28 Mei 2016 2 III. PELAKSANAAN RAPAT
Rapat Pleno dibuka oleh Ketua MWA pada pukul 09.20 yang dihadiri oleh 12 anggota MWA. Rapat Pleno diawali penjelasan penjelasan Agenda Rapat Pleno dan Risalah Rapat Pleno tanggal 23 April 2016.
Seluruh anggota menyetujui Agenda Rapat Pleno dan RIsalah Rapat Pleno tanggal 23 April 2016.
AGENDA-1 : Rumusan Strategic Objective
Presentasi oleh Pak Rektor (slide presentasi terlampir) yang diwakilkan ke Prof Bambang Riyanto
DISKUSI
Beberapa masukan terkait Rumusan Strategic Objective :
Materi yang dipresentasikan sepertinya mengulang dari apa yang dipresentasikan pada rapat pleno sebelumnya, belum terlihat adanya perubahan. Objective yg non “business as usual”
sesuai masukan pada rapat sebelumnya belum terlihat. Sebaiknya ITB memiliki objective yg mencirikan sesuatu yg berbeda
Masukan senat terhadap rektorat setelah pertemuan 11 SA se-Indonesia menetapkan bahwa ITB akan memiliki fokus utama di Energi.
Mengenai bidang unggulan selalu muncul dua pendekatan : berbasis isu dan berbasis keahlian. Oleh karena itu perlu dibuat matrix dua dimensi : 5 bidang berbasis isu dan 7 bidang berbasis keahlian.
Pembahasana tentang sasaran stratejik ITB harus segera diselesaikan, agar ITB fokus pada aktivitas selanjutnya, seperti mendetilkan proses dan cara bagaimana ITB mencapai sasaran stratejik tersebut. Termasuk budgeting, perencanaan SDM, peningkatan infrastruktur dan adjusment organisasi.
Lebih spesifik terkait budgeting, ITB segera menyiapkan program budgeting yang merupakan bagian dari plan. How to reach sasaran strategik menjadi realistis.
Karena posisi ITB amat strategis, maka apa yang dilakukan ITB sekarang dilihat dan menjadi contoh bagi PT lain. Termasuk bagaimana ITB mencapai Enterpreneurial university akan menjadi contoh bagi PTN lain. Kampus jangan hanya cost center tapi juga menggerakkan ekonomi. Dengan otonomi yang dimiliki ITB sebagai PTN BH, ITB ditunggu agar beyond pemerintah.
Tentang ranking, sekarang menjadi sesuatu National Pride. ITB dan beberapa PTN BH lainnya diminta meningkatkan ranking. ITB harus mengevaluasi mana yang kurang; misalnya kurang mahasiswa asing. ITB diminta masuk ranking 200 besar dunia.
Sedangkan terkait H-Index.Tidak bisa semua sama harus bergantung bidangnya. Sebaiknya ITB perlu mengevaluasi mana yg lemah selama ini di ITB.
Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 28 Mei 2016 3 AGENDA-2 : Kesiapan Modal Insani dan Fasilitas ITB serta Strategi untuk pencapaian Startegic Objective ITB.
DISKUSI
Beberapa masukan terkait Kesiapan Modal Insani dan Fasilitas ITB :
Untuk mendukung visi dan misi ITB, modal insani ITB harus disiapkan dan disesuaikan terhadap kebutuhan ke depan sesuai objective ITB.
Jumlah dosen jangan hanya based on SKS,namun dapat menggunakan parameter lain seperti enterpreneurship.
ITB harus bisa menjadi contoh Nasional dan diketahui orang lain. ITB perlu menunjukkan produktivitas Guru Besar. Guru Besar sebaiknya menunjukkan produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan jabatan dibawahnya.
Tentang calon dosen baru, ITB bisa memanfaatkan lulusan atau yang sedang S3 LPDP. ITB sebaiknya tidak hanya merekrut dari lulusan sendiri. Dosen baru nantinya perlu memahami manajemen kampus dan business processes. Pelatihan jangan hanya akademik saja, tetapi termasuk juga manajemen pendidikan dan administrasi pendidikan.
Terkait pengembangan modal insani, ITB perlu segera mendetailkan strategi agar modal insani yang dimiliki ITB dapat mendukung pencapaian sasaran stratejik ITB. ITB harus menuntaskan sasaran stratejik ITB dan selanjutnya merumuskan kapabilitas ITB agar supaya sasaran tersebut dapat tercapai. Misalnya :
o Untuk naik ranking ke 200, Dosen yang bagaimana yang diperlukan untuk menuju ke arah sana? Berapa target dosen dan mahasiswa asing ? bagaimana mengejarnya ? o Enterpreneurial university, dosen seperti apa yang dibutuhkan ? perlu pelatihan apa?
Proses belajarnya seperti apa ?
o Terkait dengan aturan tentang profesi, ITB harus menambah pelatihan kepada para alumninya agar dapat sertifikasi profesi. Bagaimana dosennya ?.
o Kedepan dampak digital juga perlu diantisipasi ITB terkait penyiapan modal insani.
o ITB kekurangan GB, tapi banyak yang pindah jadi pejabat. Ada tidak kebijakan / strategi supaya GB tidak dibebani oleh administrasi ?
ITB harus mengevaluasi berapa jumlah “Orang yang tidak berguna “ dan “Orang yang berguna”? Yang tidak berguna di “cut” saja. Dari statistik tadi berapa SDM di ITB yg tidak berbobot? Cara berpikir PNS harus diubah menjadi cara berpikir korporasi
ITB juga perlu menyiapkan opex and capex (belanja operasional dan belanja modal) untuk perencanaan modal insani menuju tercapainya objective ITB.
Data tentang modal insani ITB merupakan fakta, namun demikian yang lebih penting adalah melakukan perencanaan modal insani kedepan agar sesuai dengan objective ITB. ITB harus membahas vektornya bukan skalarnya yang arahnya menuju ke objective. Termasuk budget dan perubahan organisasi SDM ITB serta persiapan langkah strategis apa yg akan ditempuh oleh rektor dan jajarannya?
Isu strategis lainnya adalah bagaimana mencapai enterpreneur dan berapa profesor yang diperlukan untuk menuju ke arah sana ?
Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 28 Mei 2016 4
ITB berbeda dengan PTN BH lainnya.Sehingga ITB memiliki ukuran yg berbeda dg PTN lain.
Sebaiknya ITB membuat kurva S baru. Pada saat penyiapan kurva S baru tersebut, ITB akan memberikan ruang gerak yang lebih besar ke fakultas-fakultas.
Perlu dievaluasi terkait dengan dosen dosen yang banyak bicara tapi tidak produktif.Perlu diperhatikan juga bahwa di Indonesia ada tridharma bukan hanya publikasi saja. Dengan PTN BH, seharusnya ITB bisa mengoptimalkan untuk melakukan adjusment yang diperlukan termasuk terkait penyiapan modal insani agar sasaran stratgeik ITB tercapai.
AGENDA-3 : Pembahasan ‘’Green (Environment Friendly) Campus“
Presentasi oleh Ibu Irawati DISKUSI
Beberapa masukan terkait Green Campus :
Belum ada pembahasan tentang fasilitas untuk yang berkebutuhan khusus
ITB hendaknya memikirkan masalah Kuda di depan kampus
Terkait penanganan banjir didalam kampus, sebaiknya tidak dilakukan oleh dosen ITB sendiri tetapi tenderkan ke luar ke pihak ketiga agar masalah banjir lebih tuntas.
Sebaiknya segera dibuat detail desain dan konservasi. Masalah nya di time schedule implementation. Sejumlah 14 sumur resapan ada di ITB (kampus ganesha) yang dapat dioptimalkan untuk mengatasi banjir di ITB.
Yang paling sulit dalam mengimplementasikan program green campus adalah attitude and behavior penghuninya .
Masalah Green Campus tidak secara spesifik hanya menunjuk 1 fakultas/ 1 prodi, semua fakultas / prodi harus berkontribusi untuk mencapai green campus ini.
Perlu diperhatian masalah pemakaian air, terutama masalah penghematan biaya penyediaan air di kampus.
MWA harus membatasi hal yang perlu dibahas. Di MWA , terlalu berlebihan bicara tentang green campus. Green campus tidak proporsional dibicarakan di MWA. Seharusnya Ketua MWA memutuskan agar rektor memfollow up konsep green campus.
Green adalah masalah masa depan, sedangkan banjir adalah masalah yang saat ini dihadapi.
Risalah Rapat Pleno MWA Tanggal 28 Mei 2016 5
==================================================================================
KEPUTUSAN
RAPAT PLENO BERIKUTNYA :