PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang masalah ini, maka masalah utama penelitian ini adalah mengetahui risiko eksternal operasional KC Pegadaian Syariah. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya risiko eksternal dan bagaimana cara mengatasi risiko eksternal pada Pegadaian Syariah KC.
Tujuan Penelitian
KAJIAN TEORI
Kajian Teori
- Definisi Risiko
- Jenis risiko perusahaan
- Penerapan Manajemen Risiko Operasional
- Three Lines of Defense
- Definisi gadai
- Mekanisme Pengoperasionalan Gadai Syariah
- Dasar Hukum Gadai Syariah Dasar
- Rukun dan Syarat Gadai
- Hak dan Kewajiban Para Pihak Gadai Syariah
- Mekanisme Pemberian Pinjaman, Sistem
Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 1/POJK.05/2015 tentang penerapan manajemen risiko bagi lembaga jasa keuangan non-bank. Risiko eksternal merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan risiko operasional yang disebabkan oleh bencana alam atau ulah manusia, lingkungan bisnis dan persaingan serta terjadi di luar kendali langsung perusahaan. Risiko Bisnis, yaitu risiko yang berkaitan dengan posisi kompetitif Perusahaan dan prospek keberhasilan dalam pasar yang terus berubah.
Risiko pasar, yaitu risiko yang disebabkan oleh pergerakan variabel pasar, seperti pergerakan nilai agunan akibat jatuhnya harga emas dan gejolak pasar, yang dapat mempengaruhi suku bunga pinjaman. Risiko reputasi merupakan risiko yang diakibatkan oleh publikasi negatif terkait kegiatan usaha Perseroan atau persepsi negatif terhadap Perseroan. Risiko operasional adalah risiko yang diakibatkan oleh tidak memadainya dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan atau penyalahgunaan wewenang oleh pegawai, kesalahan sistem, bencana alam dan permasalahan eksternal lainnya yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan.
Risiko yang timbul dari proses, risiko yang timbul dari manusia, risiko yang timbul dari sistem, risiko yang timbul dari suatu peristiwa21.. a) Sumber risiko operasional adalah struktur organisasi, sumber daya manusia, volume dan beban kerja sendiri, tingkat kompleksitas perusahaan yang tinggi, sistem informasi dan teknologi yang kurang memadai, perusahaan mempunyai permasalahan penipuan dan hukum, terdapat gangguan terhadap operasional bisnis perusahaan. Tujuan utama Manajemen Risiko Operasional adalah meminimalkan kemungkinan terjadinya akibat negatif akibat ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, manusia, sistem teknologi informasi dan/atau kejadian yang berasal dari luar lingkungan Perusahaan sehingga mengakibatkan kegagalan. perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada tertanggung dan pemegang polis. Politeknik Negeri Banjarmasin, hal. 16-17. mempunyai kewenangan untuk memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan kebijakan, strategi dan kerangka manajemen risiko.
Pengukuran dan Identifikasi Risiko Operasional Dalam penilaian risiko, Perseroan menggunakan metode Risk Control Self-Assessment (RCSA) di seluruh unit kerja di Perseroan. Dalam metode RCSA, unit kerja Kantor Cabang, Unit Layanan Cabang, Kantor Area, dan Kantor Wilayah melakukan proses identifikasi dan pengukuran risiko operasional yang melekat pada unit kerjanya. Berdasarkan proses tersebut, satuan kerja menentukan langkah-langkah mitigasi risiko yang diperlukan untuk memantau, mengendalikan dan meminimalkan terjadinya risiko, yang kemudian dikaji dan disetujui oleh Unit Manajemen Risiko.
Secara umum, proses manajemen risiko suatu perusahaan dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan utama yang dikenal dengan Three Lines of Defense, yang masing-masing lini mempunyai perannya masing-masing. Lebih lanjut IIA (2013) menjelaskan bahwa setiap perusahaan mempunyai beberapa tim profesional, seperti audit internal, spesialis manajemen risiko dan pengawas audit lainnya, yang fungsinya membantu perusahaan menghadapi dan mengatasi risiko yang mungkin timbul dalam perusahaan. Pada Lini Pertahanan Kedua, fungsi manajemen risiko dan kepatuhan merupakan pengawas risiko yang bertugas mengawasi pengendalian pada lini pertahanan pertama/manajemen operasi.
Pada Lini Pertahanan Ketiga, audit internal bertindak sebagai penyedia layanan jaminan independen yang bertugas memberikan jaminan kepada manajemen senior dan dewan komisaris bahwa tata kelola perusahaan, manajemen risiko, dan pengendalian internal dalam perusahaan telah efektif, dan juga mencakup jaminan bahwa lini pertahanan pertama dan kedua telah memenuhi tugasnya dalam manajemen dan pengendalian risiko.24. Hutama Karya (Persero) AKBIS Vol. 2. Tidak. 1, 2018, hal. 5. bertanggung jawab dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko yang melekat pada setiap aktivitas, proses dan sistem yang diterapkan, serta memiliki kesadaran risiko yang tinggi agar mampu melaksanakan manajemen risiko secara efektif.
METODE PENELITIAN
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu sumber data yang memberikan data pihak pertama secara langsung kepada pengumpul data, biasanya melalui wawancara. Dan sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh melalui membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain, yang diambil dari literatur, buku-buku dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.37.
Teknik Pengumpulan Data
38 Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam yang dilakukan dalam rangka observasi partisipatif. Peneliti terlibat secara intensif dalam lingkungan penelitian, terutama dalam kehidupan informan.39 Oleh karena itu, wawancara mendalam adalah suatu proses memperoleh informasi untuk keperluan penelitian dengan bantuan dialog antara peneliti sebagai pewawancara dan informan. yang memberikan informasi dalam konteks observasi partisipan.40 Dalam hal ini peneliti juga mengumpulkan data dari buku, arsip, dan lain-lain yang terdapat di perpustakaan dan sekitar lokasi penelitian di Pegadaian Syari'ah KC.
Teknik Analisis Data
Cabang Pegadaian Syariah (CPS) Kota Bengkulu berdiri pada tanggal 29 April 2009 hingga saat ini dan mempunyai 5 unit Pegadaian Syariah (UPS) di Kota Bengkulu, antara lain: UPS Tingkat Bawah, UPS Timur. Ketiga orang ini dipilih karena dianggap sebagai nasabah yang mengetahui risiko operasional pegadaian syariah KC. Karena potensi risiko paparan penularan penyakit Covid-19, nasabah pegadaian syariah memiliki keterbatasan waktu untuk bertransaksi di pegadaian syariah KC.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab risiko operasional, diantaranya menghambat operasional KC Pegadaian Syariah. Analisis Manajemen Risiko Pada Studi Kasus Pembiayaan Gadai Emas di Pt Pegadaian Syariah Cabang Ciputat. 46 Arum Satria Rini, “Risiko Produk Elektronik Rahn Pada Unit Pegadaian Syariah Jalan Semangka Kota Bengkulu”.
52 Arum Satria Rini, “Risiko Produk Elektronik Rahn Pada Unit Pegadaian Syariah Jalan Semangka Kota Bengkulu.” Dampak pandemi Covid-19 pada tahun ini membuat sebagian pegadaian syariah harus kembali memberikan perhatian untuk menghadapi rumor-rumor buruk yang berdampak pada pegadaian syariah. Sebab proses pengoperasian sistem pada pegadaian syariah tidak lepas dari resiko-resiko yang ada pada sistem dan pengembangannya.
Beberapa risiko operasional yang akan terjadi pada pegadaian syariah terutama kesalahan dari sumber daya manusia (SDM) sebagai faktor internal pegadaian syariah dan dari pihak nasabah sebagai faktor eksternal. Dengan demikian tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko operasional pegadaian syariah KD. 64 Eki Nur Cahyati, “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Produk Mulia Studi Kasus Pegadaian Syariah Cabang Solo Baru” (IAIN Surakarta, 2019).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara narasumber kepada staf KC Pegadaian Syariah. Faktor internal ini dengan mempertimbangkan manajemen yang ada pada Pegadaian Syariah khususnya Pegadaian Syariah KC. “Risiko Produk Elektronik Rahn Pada Unit Pegadaian Syariah Jalan Semangka Kota Bengkulu.” IAIN Bengkulu, 2017.
HASIL DAN PEMBAHASAN