ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK
PENGGANTIAN JEMBATAN KASIAN RUAS KENCONG-KASIAN
Muhammad Rafli Bimo Prasetyo; Gabriel Hotasi Stieward; Sumaidi UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR Koresponden :
Abstrak
Bangunan akonstruksi yang dimana berfungsi untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan ayang berada lebih arendah. Rintangan ini dapat berupa jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa) ialah jembatan. Sehingga majunya sebuah perkembangan moda trasportasi yang berkaitan dengan pembangunan, baik berupa pembangunan jalan ataupun jembatan yang berfungsi untuk mempercepat arus kendaraan sehingga menciptakan efisiensi waktu yang cepat dalam menjalankan aktifitas. Jembatan aadalah suatu abangunan strukturala yang digunakan auntuk melewatkana orang atau akendaraan di atas dua adaerah/kawasan atau aruang terpisah oleh sungai, lembah, jurang atau hambatan fisik lainnya. Lalu pekerjaan konstruksi merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai risiko yang tinggi aterutama pada saat atahap apelaksanaana konstruksi, tak terkecuali adalam pekerjaan pelaksanaana konstruksi jalan maupun jembatan.
Pengukuran dan penilaian risiko serta pengembangan strategi untuk mengelolanya dikenal sebagai manajemen risiko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko, menganalisis risiko, dan mengevaluasi respons terhadap risiko selama proses pekerjaan proyek konstruksi jembatan. 20 faktor yang berisiko telah diidentifikasi dari studi literatur dan sudah tervalidasi oleh pakar. Kemudian, faktor-faktor tersebut dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas untuk memastikan bahwa tidak ada variabel yang mengurangi faktor risiko dan hasilnya.Analisa level risiko dilakukan untuk mendapatkan risiko dominan, di mana terdapat lima faktor risiko dominan yang diidentifikasi. Faktor risiko tertinggi dengan bobot 115 adalah kondisi lokasi site yang sulit, timbulnya kemacetan di sekitar proyek, dan pemadaman listrik. Faktor risiko dengan bobot paling tinggi berikutnya adalah peralatan cacat karena gangguan dengan bobot 79 dan volume material yang dikirim tidak tepat dengan bobot 79.
Setelah itu, dilakukan validasi kepadaa pakar untuk kelima faktor yang dominan.
menurut hasil kuesioner tahap yang ketiga, para pakar telah setuju dengan kelima faktor dominan yang dapat amempengaruhi pelaksanaan apekerjaan konstruksi jembatan. Proses ini menunjukkan pentingnya manajemen risiko dalam proyek konstruksi untuk mengidentifikasi potensi masalah sebelum terjadi dan mengembangkan strategi mitigasi
yang efektif. Dengan demikian, penerapan manajemen risiko yang baik dapat meningkatkan keberhasilan proyek dan mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek konstruksi jembatan. Strategi respons risiko yang diusulkan juga harus mempertimbangkan kelayakan dan efektivitas tindakan mitigasi yang akan diterapkan untuk masing-masing risiko dominan.
Kata kunci: manajemen risiko, jembatan, risiko dominan
Abstract
A construction structure that functions to continue a road through an obstacle that is lower. This obstacle can be another road (waterway or regular traffic road), which is a bridge. Thus, the advancement of transportation modes related to development, whether in the form of road or bridge construction, functions to accelerate vehicle flow, thereby creating quick time efficiency in carrying out activities. A bridge is a structural building used to allow people or vehicles to pass over two areas/regions or spaces separated by a river, valley, gorge, or other physical obstacles. Then construction work is one of the jobs that has a high risk, especially during the construction phase, including in road and bridge construction work.
Risk management is the process of measuring or assessing risk and developing management strategies. The purpose of this research is to identify risks, analyze risks, and respond to risks in the implementation of bridge construction projects. Based on the identification of risk factors obtained from the literature study and validated by experts, 20 risk factors were identified. Subsequently, a risk analysis was conducted by performing validity and reliability tests, ensuring that the risk factors and results had no reduced variables. Risk level analysis is conducted to identify the dominant risk, where five dominant risk factors have been identified. The highest risk factor with a weight of 115 is the difficult site conditions, the occurrence of traffic jams around the project, and power outages. The next highest risk factors are defective equipment due to disturbances with a weight of 79 and incorrect volume of delivered materials with a weight of 79.
After that, validation was conducted with experts for the five dominant factors. Based on the results of the third stage questionnaire, the experts agreed with the four dominant factors that influence the implementation of bridge construction. This process demonstrates the importance of risk management in construction projects to identify
potential problems before they occur and develop effective mitigation strategies. Thus, the application of good risk management can enhance project success and reduce negative impacts that may occur during the implementation of bridge construction projects. The proposed risk response strategies should also consider the feasibility and effectiveness of the mitigation actions to be applied for each dominant risk.
Keywords: risk management, bridge ,domain risk
I. Pendahuluan
Bangunan konstruksi yang dimana berfungsi auntuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih arendah. aRintangan ini dapat berupaa jalan lain (jalan air atau jalan lalu alintas biasa) ialah jembatan.
Sehingga majunya sebuah perkembangan moda trasportasi yang berkaitan dengan apembangunan, baik berupa pembangunan jalan ataupun jembatan ayang aberfungsi untuk mempercepat arus akendaraan sehinggaa menciptakan efisiensi waktu yang cepat dalam menjalankan aktifitas.(Bastian & Rulhendri, 2023)
Jembatan aadalah suatu bangunan astruktural yang adigunakan untuk amelewatkan orang aatau kendaraan di atas dua daerah/kawasan atau aruang terpisah oleh asungai, lembah, jurang atau hambatan fisik lainnya.(Manalip & Dwi Handono, 2018) Pekerjaan akonstruksi merupakan asalah satu apekerjaan yang mempunyai resiko atinggi terutama pada atahap pelaksanaan konstruksi, tidak terkecuali dalam pekerjaan pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan. (Arsyad et al., 2023).
Risiko adapat memberikan pengaruh aterhadap produktivitas, kinerja, a kualitas dan abatasan biaya dari aproyek. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin,
namun tetap mengandung
ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana, (Labombang, 2011). Manajemen risiko proyek adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan menanggapi risiko sepanjang siklus proyek untuk mencapai tujuan.(Firdausi, 2024).
Meskipun sering diabaikan, manajemen risiko dapat meningkatkan keberhasilan proyek, termasuk pada proyek penggantian jembatan Kasian ruas Kencong-Kasian. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko, amenganalisis risiko dan respons risiko didalam pelaksanaan kegiatan proyek penggantian jembatan Kasian ruas Kencong-Kasian.
II. Metode Penelitian
Metode Dalam penelitian ini, data yang telah dikumpulkan tidak hanya dari sumber literatur, tetapi juga dari hasil penyebaran data kuesioner terhadap pihak-pihak terkait di bidang konstruksi jembatan dan manajemen risiko. Kuesioner tersebut didasarkan pada daftar faktor risiko yang telah diidentifikasi sebelumnya melalui metode check list dan diverifikasi oleh para pakar, sehingga lebih relevan dan sesuai dengan konteks penelitian ini.
Melalui analisis skala Likert terhadap hasil kuesioner, risiko mayor (major risk) dapat diidentifikasi, yaitu risiko- risiko yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap proyek. Setelah itu, risiko mayor ini dianalisis lebih mendalam menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui dampak keseluruhan terhadap proyek konstruksi. Proses ini penting karena proyek konstruksi sering kali dipengaruhi oleh banyak variabel yang tidak pasti, seperti keterlambatan waktu, masalah biaya, dan gangguan teknis. Oleh karena itu, analisis frekuensi dan dampak risiko membantu mengidentifikasi level risiko yang perlu dikelola untuk memastikan kelancaran proyek.
Sebagai contoh, struktur konsep penelitian proyek konstruksi jembatan dapat digambarkan sebagai berikut:
Data Kuesioner Tahap 1
Kuesioner tahap pertama ini dirancang untuk mengumpulkan data yang komprehensif mengenai peristiwa risiko
yang kemungkinan terjadi dalam kegiatan proyek konstruksi jembatan. Dari 83 faktor yang sudah diidentifikasi, pakar yang berkompeten di bidang struktur jalan dan jembatan , dengan data dibawah ini:
Tabel 1. Data Profil Pakar untuk Validasi Kuesioner Tahap Pertama
No Pakar Posisi Pendidikan Pengalaman 1. Pakar 1 Supervision
Engineer S2 20 tahun
Sumber: Hasil olahan data
Data Kuesioner Tahap 2
Pada kuesioner pada tahap yang kedua, kuesioner disebarkan kepada 25 respondenyang terlibat merupakan stakeholder terkait kegiatan proyek pembangunan jembatan. Pemilihan jumlah responden ini didasarkan pada pendekatan formulasi Slovin.
Dari 25 kuesioner tersebut, yang mengembalikan adalah sebanyak 2 (dua) orang.
yang mempertimbangkan tingkat kesalahan dan ukuran populasi untuk mendapatkan sampel yang representatif.
Dengan data sebagai berikut:
Tabel 2. Data Profil Responden
No Uraian Profil Jumlah
sampel Presentase 1 Pendidikan Terakhir
a) SMA / SMK 8 35%
b) Diploma 0 0%
c) Sarjana (S1) 15 65%
d) Pasca Sarjana (S2) 0 0%
2 Lama bekerja di bidang konstruksi:
a) < 5 tahun 8 35%
b) 5-10 tahun 5 22%
c) > 10 tahun 10 43%
Sumber: Hasil olahan data
Identifikasi risiko
Pada Pengolahan data identifikasi risiko dilakukan dengan cara mentabulasi hasil yang diperoleh.
Variabel yang tidak signifikan dan serta harus dihilangkan adalah variabel yang tidak disetujui oleh pakar.
Dari hasil evaluasi beberapa data yang diklarifikasi dan divalidasi oleh pakar terhadap 83 (delapan puluh tiga) variabel yang disampaikan, maka hasil yang didapatkan sebanyak 20 (dua puluh) variabel yang disetujui menjadi variabel yang signifikan untuk diberikan kepada responden, yang di mana faktor risiko tereduksi sebanyak 73 (tujuh puluh tiga) variabel dari usulan semula yang didapatkan dari studi literatur.
Uji validitas dan Realiabilitas
Uji validitas dan reabilitas dilakukan dengan hasil perkalian
tingkat pengaruh risiko (dampak) dengan tingkat frekuensi dampak.(Rahman, 2017).
Menurut (Puspasari et al., 2022) Uji validitas dilakukan perbandingan antara r hitung dengan r tabel produk momen.
Lalu kemudian dilaksanakan pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. r hitung > r tabel produk momen, maka variabel tersebut adalah valid.
2. r hitung < r tabel produk momen, maka variabel tersebut adalah tidak valid.
Untuk menentukan reliabilitas variabel, metode pengambilan keputusan menghitung nilai akhir cronbach's alpha.
Nilai cronbach's alpha ini dapat dianggap baik atau reliabel, berdasarkan kaidah Guiltford. Dengan data sebagai berikut:
Tabel 3. Kaidah Reliabilitas Guiltford
Kriteria Koefisien Realiabilitas
Sangat Reliabel <0.9
Reliabel 0,7 - 0.9
Cukup Reliabel 0,4 - 0.7 Kurang Reliabel 0,2 - 0.4
Tidak Reliabel >0.2
Sumber: Hasil olahan data
Menurut analisis reliabilitas, nilai akhir cronbach's alpha adalah 0,966 yang menunjukkan bahwa cronbach's alpha lebih besar daripada 0,9. Ini menunjukkan hasil data tersebut sangat reliabel. Oleh karena itu, dari hasil uji reliabilitas dan validasi, jumlah variabel data sebelumnya berjumlah 20 dan tidak tereduksi.
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah metode pengujian sampel diperuntukan mengetahui tingkat ke normalan data jawaban dari responden.(Hidayat, 2013). Tujuannya yakni untuk mengetahui distribusi data dari variabel penelitian yang digunakan, yang Keputusan akan dibuat kemudian.
Apakah data olahan akan menggunakan baik parametrik maupun non-parametrik statistik parametrik parametrik perlu dipenuhi anggapan, sampai informasi yang akan harus terdistribusi normal, tetapi statistik non-parametrik tidak membutuhkan banyak yakin, sampai dapat di distribusikan secara bebas (distribution free).
Trial terhadap penyebaran data ini dilakukan menggunakan tes Kolmogrov-Smirnov. Kriteria untuk Uji Kolomogrov-Smirnov memanfaatkan hipotesis berikut:
1. Data terdistribusi normal, jika angka signifikan Uji Kolmogorov- Smirnov Sig > 0,05.
2. Data tidak terdistribusi secara normal, jika angka signifikan Uji Kolmogorov- Smirnov Sig < 0,05.
Berdasarkan Dalam penelitian, ada nilai Kolmogorov-Smirnov di atas dan di bawah 0,05, yang menunjukkan
bahwa sebagian besar data sampel terdistribusi baik tidak normal maupun tidak normal.
Analisa Hasil Level Risiko
Uji Indeks level risiko digunakan untuk melakukan analisis level risiko.
Indeks dibagi menjadi tiga level, dan masing-masing level dinilai berdasarkan rentang kelas yang menghasilkan perbedaan antara nilai tertinggi dan terendah. Hasil dari perbedaan ini kemudian dibagi menjadi tiga setiap level. Berikut table data:
Tabel 4. Nilai Level Risiko
Kriteria Koefisien
Realiabilitas Risiko Rendah (Low) 0 - 38,3 Risiko Moderat (Medium) 38,3 - 76,3
Risiko Tinggi (High) 76,6 - 115 Sumber: Hasil olahan data
III. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian dari serangkaian proses penelitian menunjukkan bahwa ada 20 variabel yang menunjukkan risiko yang terkait dengan pelaksanaan konstruksi jembatan. Setelah validasi pakar, uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 20 variabel, dan tidak ada variabel yang tereduksi.
Ada analisis level risiko yang dilakukan terhadap indeks level risiko.
Hasilnya menunjukkan bahwa ada 5 faktor untuk risiko tinggi, 12 faktor untuk risiko moderat, dan 6 faktor untuk
risiko yang rendah.
Hasil evaluasi perhitungan level risiko adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Perhitungan Level Risiko
No Peristiwa Risiko Mean Level Risiko 1 peralatan cacat karena
gangguan 79 H
2 kerusakan atau
kehilangan material 43 M 3
keterlambatan pengiriman material dan suplier
59 M
4 volume material yang
dikirim kurang tepat 31 L 5
kurang tepatnya pengadaan material dan peraltan
71 M
6 pemadaman listrik 115 H 7 peralatan tidak sesuai
kondisi lapangan 31 L
8
kesulitan
mendapatkan material dan peralatan
43 M
9 timbulnya kemacetan
di sekitar proyek 115 H 10 kondisi lokasi site
yang sulit 115 H
11 tidak
tersedianya/kurangnya tenaga kerja
berkeahlian khusus
71 M
12
kegagalan kontraktor dalam memulai proyek/pekerjaan sesuai jadwal
71 M
13
kesalahan estimasi waktu pelaksanaan proyek
51 M
14 staff yang kurang
berpengalaman 43 M
15
perubahan prioritas dalam program yang sudah berjalan
59 M
16 penggunaan desain
yang belum teruji 51 M 17 data desaain tidak
lengkap 31 L
18
ketelitian dan ketidaksesuain spesifikasi detail desain
51 M
19 penundaan waktu
konstruksi 79 H
20 protes lingkungan
akibat gangguan 47 M
Sumber: Hasil olahan data
Dari hasil tabulasi perhitungan indeks level risiko didapat level risikoyang cukup tinggi dan patut harus dipertimbangkan (H) yakni sebanyak 5 variabel. Dan level risiko yang signifikan (M) sebanyak 12 variabel dan level risiko yang rendah (L) terdiri 6 variabel yang dapat diabaikan.
Respon Risiko
Hasil kuesioner tahap ketiga menunjukkan bahwa pakar secara umum setuju bahwa ada lima faktor dominan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek penggantian jembatan Kasian.
Oleh karena itu, faktor-faktor dominan ini memiliki dampak yang signifikan terhadap pelaksanaan konstruksi jembatan. Tabel berikut menunjukkan hasil validasi kuesioner tahap ketiga kepada pakar:
Dominan Pakar 1. Pemadaman
listrik SETUJU - Perencanaan Kebutuhan Energi
yang Baik - Penambahan Genset dengan Kapasitas Besar
- Penggunaan Genset atau Sumber
Listrik Cadangan - Kerja Sama dengan Pihak Terkait - Koordinasi dengan Penyedia Listrik
2.
Timbulnya kemacetan di sekitar proyek
SETUJU - Merencanakan Lalu Lintas yang
Baik - Pemantauan Lalu Lintas Secara Real-Time
- Penjadwalan Pekerjaan di Luar Jam
Sibuk - Penyesuaian Jadwal Proyek
- Pemasangan Rambu dan Petunjuk
Lalu Lintas - Rekayasa Lalu Lintas Lanjutan
- Koordinasi dengan Pihak Terkait - Peningkatan Komunikasi dan Informasi - Penggunaan Teknologi dan
Informasi - Evaluasi Risiko dan Penyesuaian Kebijakan
3 Peralatan cacat
karena gangguan SETUJU - Melakukan inspeksi rutin pada peralatan
- Lakukan perawatan preventif secara rutin sesuai dengan rekomendasi pabrik.
- Evaluasi dampak gangguan terhadap operasional dan keselamatan kerja.
- Berikan pelatihan kepada operator tentang cara penggunaan peralatan yang benar dan aman.
- Buat dan terapkan SOP (Standard Operating Procedure) untuk penggunaan dan perawatan peralatan
- Pastikan ketersediaan suku cadang yang penting untuk perbaikan segera jika terjadi kerusakan.
4.
volume material yang dikirim tidak tepat
SETUJU
- Buat sistem pelaporan untuk setiap kejadian ketidaktepatan volume material yang dikirim.
- Lakukan evaluasi berkala terhadap prosedur pengukuran dan pengiriman untuk menemukan area yang dapat diperbaiki.
- Lakukan konfirmasi ulang mengenai volume material yang dipesan dengan pelanggan sebelum pengiriman.
- Monitor secara berkala kinerja pengiriman material untuk mendeteksi ketidaktepatan volume.
- Lakukan pengecekan ulang volume material sebelum dikirim untuk memastikan kesesuaiannya dengan pesanan.
- Berikan pelatihan kepada karyawan tentang teknik pengukuran yang benar dan pentingnya ketepatan volume.
5. kondisi lokasi site
yang sulit SETUJU - Survey lokasi site - Perencanaan akses mobility/detour Sumber: Hasil olahan data
IV. Kesimpulan
Variabel risiko dengan level tinggi (H) adalah risiko signifikan yang harus diperhatikan secara serius dan dikelola untuk menghindari dampak negatif yang besar, yaitu:
1. Kondisi lokasi site yang sulit, dengan bobot paling tinggi yaitu 115
2. Timbulnya kemacetan di sekitar proyek, dengan bobot paling tinggi sebesar 115
3. Pemadaman listrik, dengan bobot paling tinggi sebesar 115
4. Peralatan cacat karena gangguan, dengan bobot sebesar 79
5. volume material yang dikirim tidak tepat, dengan bobot sebesar 79
Berdasarkan hasil akuesioner tahap ketiga Sebagian besar pakar setuju abahwa akelima komponen utama yang ditemukan dari analisis level risiko adapat amempengaruhi proses konstruksi pada jembatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, L. ode muhamad nurrakhmad, Witjaksana Budi, Leihitu, D. D. J., Dianty Marelianda Al, & Israjunna.
(2023). TEKNIK SIPIL (A. Asri, Ed.).
Bastian, R., & Rulhendri, R. (2023).
PERENCANAAN PELEBARAN JEMBATAN DESA TAMANSARI.
JURNAL PENGABDIAN
MASYARAKAT UIKA JAYA, 1(3).
https://doi.org/10.32832/jpmuj.v1i3 Firdausi, S. K. A. (2024, March 28). Apa Itu
Manajemen Resiko Proyek? Definisi, Tujuan, & Langkah.
https://dibimbing.id/blog/detail/apa-itu- manajemen-resiko-proyek-definisi- tujuan-langkah
Hidayat, A. (2013). Uji Normalitas dan Metode Perhitungan (Penjelasan Lengkap).
https://www.statistikian.com/2013/01/u ji-normalitas.html
Labombang, M. (2011). MANAJEMEN RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI. SMARTek, 09.
Manalip, A. H., & Dwi Handono, B. (2018).
PERENCANAAN BALOK GIRDER PROFIL I PADA JEMBATAN PRESTRESSED DENGAN VARIASI BENTANG. Jurnal Sipil Statik, 6(2), 67–74.
Puspasari, H., Puspita, W., Farmasi Yarsi Pontianak, A., & Barat, K. (2022). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa terhadap Pemilihan Suplemen Kesehatan dalam
Menghadapi Covid-19 Validity Test and Reliability Instrument Research Level Knowledge and Attitude of Students Towards Elections Health Supplements in Facing Covid-19.
Jurnal Kesehatan, 13(1).
http://ejurnal.poltekkes- tjk.ac.id/index.php/JK
Rahman, F. F. (2017). ANALISIS TINGKAT RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS.