• Tidak ada hasil yang ditemukan

RTRW Makassar 2015 - 2034

N/A
N/A
Musmuliyadi Paluseri

Academic year: 2023

Membagikan "RTRW Makassar 2015 - 2034"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perdagangan dan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat Angka 3 huruf b meliputi: Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat 3 huruf d meliputi. Ketentuan umum peraturan zonasi tempat penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat 3 huruf e, meliputi:

Ketentuan umum dalam peraturan zonasi kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat 3, huruf f meliputi.

KELEMBAGAAN

Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau e. 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian insentif dan pengenaan disinsentif diatur dengan Peraturan Walikota. Kewajiban masyarakat dalam penataan ruang wilayah terdiri atas: a. mematuhi rencana tata ruang yang telah ditetapkan;. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang telah diberikan;. mematuhi ketentuan yang diatur dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan D. memberikan akses terhadap kawasan yang diatur dengan peraturan perundang-undangan. undangan dinyatakan sebagai milik umum. Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126 huruf a berupa pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, antara lain:. memanfaatkan ruang dengan izin memanfaatkan ruang pada suatu lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukannya;. penggunaan ruang tanpa izin untuk menggunakan ruang pada tempat yang sesuai peruntukannya;. penggunaan ruang tanpa izin untuk penggunaan ruang pada suatu tempat yang tidak sesuai dengan peruntukannya.

Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126 huruf b berupa pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pejabat yang berwenang antara lain:. tidak menindaklanjuti izin pemanfaatan ruang yang telah diterbitkan; dan/atau. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin pemanfaatan ruang. Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126 huruf c berupa pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan persyaratan izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang antara lain:. melanggar batasan yang telah ditentukan; melanggar ketentuan koefisien lantai bangunan yang ditetapkan; melanggar ketentuan tentang koefisien dasar bangunan dan koefisien dasar penghijauan; melakukan perubahan terhadap sebagian atau seluruh fungsi bangunan gedung; melakukan perubahan terhadap sebagian atau seluruh fungsi lahan; dan/atau. tidak menyediakan fasilitas sosial atau fasilitas umum sesuai dengan persyaratan izin penggunaan ruang. Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126 huruf d berupa pemblokiran akses terhadap kawasan yang dinyatakan sebagai milik umum oleh peraturan perundang-undangan antara lain:. penutupan akses terhadap garis pantai, sungai dan sumber daya alam serta prasarana umum; penutupan akses terhadap sumber daya alam; penutupan akses taman dan ruang terbuka hijau; penutupan akses fasilitas pejalan kaki; penutupan akses lokasi dan jalur evakuasi bencana; dan/atau f. memblokir akses jalan umum tanpa izin pejabat yang berwenang.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif dari Pasal 127 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada huruf c (1) ayat 134 dapat berupa: kontribusi yang berkaitan dengan pedoman dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pemberian sanksi; partisipasi dalam pemantauan dan pengendalian pelaksanaan rencana tata ruang yang diadopsi; melaporkan kepada pejabat dan/atau pejabat yang berwenang apabila terdapat dugaan adanya penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; Dan. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang mengenai. konstruksi yang tidak sesuai dengan undang-undang zonasi. Untuk meningkatkan peran masyarakat, pemerintah daerah membangun sistem informasi dan dokumentasi spasial yang mudah diakses oleh masyarakat.

PENYIDIKAN

UMUM

Bahwa kawasan Wilayah Kota Makassar yang merupakan bagian dari kota metropolitan yang bercirikan kota air, dalam kerangka kesatuan perencanaan yang meliputi: ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam daratan, disiapkan berbeda dari berdasarkan. pada peraturan perundang-undangan nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, juga didasari oleh tercapainya Visi Kota Makassar yaitu “Makassar kota dunia yang nyaman bagi semua orang”. Landasan konstitusional ini menjadi pedoman dalam penyusunan rencana pembangunan jangka panjang kota; penyusunan rencana pembangunan jangka menengah kota; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam kawasan kota; tercapainya keterpaduan, interkoneksi, dan keseimbangan pembangunan antar wilayah yang terpadu, serta keselarasan antar sektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang penanaman modal; dan penataan ruang kawasan strategis kota. Dalam rangka memantapkan eksistensi dan pencapaian kota Makassar menuju kota dunia, ditetapkan Tujuan RTRW Penataan Ruang Kota Makassar Tahun 2034 yang merupakan gambaran keinginan kuat untuk mewujudkan ruang kawasan Kota Makassar sebagai kota pesisir pantai. kelas dunia. berbasis keunggulan lokal dan unik menuju kemandirian lokal dalam rangka persaingan global, demi keberlanjutan nasional dan visi nusantara yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

Tujuan penataan ruang ini menjadi kerangka penyusunan RTRWK yang kemudian menjadi jembatan dalam menyikapi dinamika pembangunan yang terus berkembang, antara lain tantangan globalisasi, otonomi dan ambisi daerah, keseimbangan pembangunan antar daerah, kondisi fisik wilayah, dan kondisi fisik wilayah. kawasan rawan bencana, dampak pemanasan global, pengembangan potensi kelautan dan pesisir, penanganan kawasan perbatasan antar kabupaten dan peran teknologi dalam pemanfaatan ruang. Apresiasi pencapaian cita-cita tersebut mendunia merupakan cerminan dari semangat dan suasana Kota Makassar selama ini, yakni Makassar Gloomy and Smart City, Makassar The Living Room Indonesia, Makassar The Centerpoint of Indonesia, Makassar Great Expectation, Makassar For All, All For Makassar, dan Kota Anging Mamiri Makassar, yang selanjutnya dijabarkan dalam kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola tata ruang wilayah kota. Sedangkan berdasarkan pencapaian Makassar menjadi kota global yang berbasis kearifan lokal dan atas dasar menjaga fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, maka pengembangan sumber daya perkotaan dilakukan dalam dua dimensi: pembangunan perkotaan, yaitu Kota Ramah Lingkungan (ecological city) dan kota berorientasi bisnis (economic city).

Untuk kota ramah lingkungan, RTRWK menguraikan esensi kota yang telah lama dikaitkan dan menjadi ikon perkotaan, yaitu kota rendah karbon, kota hijau, kota iklim, kota mitigasi dan adaptasi, kota matahari terbenam. , dan kota-kota di tepi air. . Sedangkan sebagai kota yang berorientasi bisnis, RTRWK memadukan seluruh keunggulan dan potensi Makassar yang menjadi ikon kota sebagai kota konvensi (muse city), kota kuliner (culinary city), kota pintar (smart city), kota bersejarah. (kota warisan budaya), dan kota perbelanjaan, istirahat dan rekreasi (kota rekreasi). Struktur ruang kawasan perkotaan meliputi sistem pusat pelayanan kegiatan perkotaan dan jaringan infrastruktur kawasan perkotaan.

Selain rencana pengembangan struktur ruang dan pola ruang, RTRWK ini juga menetapkan kriteria penetapan struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis kota; arahan pemanfaatan ruang yang merupakan indikasi program utama jangka menengah lima tahun; Pada hakekatnya penataan ruang kawasan strategis perkotaan sangat erat kaitannya dengan RTRWK karena merupakan kewenangan pemerintah kota untuk melaksanakannya. Oleh karena itu, ketentuan dalam peraturan daerah ini juga mencakup penetapan kawasan strategis perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) huruf f undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang.

PASAL DEMI PASAL Pasal 1

  • RTH PRIVAT

Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, dan pihak swasta. Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Provinsi, DPRD Kota, dan pihak swasta. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dan Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, dan pihak swasta.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota. Perikanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota dan pihak swasta.

Tabel 1. Jaringan Jalan Arteri dalam Kota Makassar
Tabel 1. Jaringan Jalan Arteri dalam Kota Makassar

Gambar

Tabel 1. Jaringan Jalan Arteri dalam Kota Makassar
Tabel 2. Jaringan Jalan Kolektor dalam Kota Makassar
Tabel 1. Kondisi Eksisting Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kota Makassar
Tabel 3. Indikasi Program Utama, Sumber Pendanaan, Instansi Pelaksana, dan Waktu Pelaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

Summary of 2-way ANOVA of microbial growth affected by culture type with 50% moisture content during 72 hour fermentation ... Summary of 2-way ANOVA of microbial growth affected