Bank Penerima adalah bank selain bank perantara yang menerima pengalihan aset dan/atau kewajiban dari bank asal. Bank selain bank sistemik wajib menyampaikan action plan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan menyampaikan daftar lengkap pihak terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a dan huruf c paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja. sejak tanggal Bank berbeda dengan bank sistemik, yang dimaksud dengan bank sistemik adalah dalam pengawasan intensif. PSP mencakup pihak-pihak yang melakukan pengendalian terhadap bank selain bank sistemik dalam struktur kelompok usaha bank selain bank sistemik.
OJK memperkirakan kondisi perbankan, kecuali bank sistem, semakin memburuk; dan/atau. terdapat pelanggaran peraturan perbankan yang dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan/atau PSP. Dalam hal bank non-sistemik dalam pengawasan khusus memenuhi kriteria sebagai bank non-sistemik.
BANK SISTEMIK
Dalam hal LPS memutuskan untuk tidak melakukan penyelamatan bank selain Bank Sistemik, OJK akan mencabut izin usaha bank selain Bank Sistemik setelah menerima pemberitahuan keputusan tersebut dari LPS. Bank sistemik yang ditunjuk dalam pengawasan intensif, selain melaksanakan recovery plan dan action plan, juga wajib melakukan tindakan pengawasan yang diperintahkan oleh OJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat. Bank sistemik ditetapkan oleh OJK dalam pengawasan khusus apabila memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
Bank sistemik yang ditunjuk dalam pengawasan khusus harus melaksanakan rencana aksi (rehabilitation plan) untuk mengatasi kesulitan keuangan. Dalam hal bank sistemik dalam pengawasan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 alinea kedua, KSSK memutuskan untuk mengajukan pertimbangan kepada LPS berdasarkan Undang-Undang tentang Pencegahan dan Penanggulangan Krisis Sistem Keuangan dan Terhadap Lembaga Penjamin Simpanan, OJK memberitahukan bank sistem atas keputusan KSSK.
SANKSI
UMUM
Sistem perbankan yang sehat merupakan salah satu prasyarat untuk mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan, pertumbuhan ekonomi nasional, dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan. Oleh karena itu, setiap permasalahan Perbankan harus segera diselesaikan agar tidak mengganggu stabilitas sistem keuangan dan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat. Penanganan Bank Bermasalah tidak hanya dilakukan pada saat Bank ditetapkan dalam pengawasan intensif, tetapi sejak Bank dalam pengawasan normal mempunyai permasalahan yang cukup besar dan berpotensi untuk ditetapkan sebagai Bank dalam pengawasan intensif.
Hal ini merupakan langkah preventif yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan Bank secepatnya agar tidak mengganggu kelangsungan usaha Bank dan stabilitas sistem keuangan. Dengan disahkannya UU No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan, dibentuk Komisi Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). KSSK menyelenggarakan pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan untuk melaksanakan kepentingan negara dan stabilitas di bidang perekonomian.
Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan mekanisme tindak lanjut penanganan permasalahan Bank Sistemik (systemically important bank) melalui perubahan ketentuan mengenai penetapan status dan tindak lanjut pengawasan bank umum.
PASAL DEMI PASAL
Perhitungan rasio modal inti (level 1) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan tentang kewajiban penyediaan modal minimum bagi bank umum dan ketentuan OJK yang mengatur kewajiban penyediaan modal minimum bagi bank umum syariah. Modal inti (level 1) bagi kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri merupakan dana usaha yang dialokasikan pada Capital Equivalency Maintenance Assets (CEMA) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan OJK yang mengatur tentang kewajiban penyediaan modal minimum bagi bank umum. Yang dimaksud dengan “GWM dalam rupiah” adalah GWM primer bagi bank umum dan GWM dalam rupiah bagi bank umum syariah.
Yang dimaksud dengan “penilaian gabungan terhadap kesehatan bank” adalah sebagaimana diatur dalam ketentuan OJK yang mengatur tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum dan ketentuan OJK yang mengatur mengenai penilaian tingkat kesehatan bank umum. bank umum syariah dan unit usaha syariah. Yang dimaksud dengan “penilaian faktor tata kelola” adalah sebagaimana diatur dalam ketentuan ZJK tentang penerapan tata kelola bagi bank umum dan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penerapan tata kelola perusahaan yang baik bagi bank umum syariah dan badan usaha syariah. . Yang dimaksud dengan “penilaian gabungan terhadap kesehatan bank” adalah sebagaimana diatur dalam ketentuan OJK yang mengatur tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum dan ketentuan OJK yang mengatur mengenai penilaian tingkat kesehatan bank umum. bank umum syariah dan unit usaha syariah.
Yang dimaksud dengan “peringkat faktor manajemen” adalah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan OJK yang mengatur tentang penerapan tata kelola bagi bank umum dan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penerapan tata kelola perusahaan yang baik bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah. Yang dimaksud dengan “rasio KPMM” adalah rasio sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bagi bank umum dan ketentuan OJK mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bagi bank umum syariah mengaturnya. Yang dimaksud dengan “rasio GWM dalam rupiah” adalah rasio sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai GWM.
Bagi bank selain bank umum konvensional yang bersifat sistemik, yang dimaksud dengan “remunerasi” adalah remunerasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan OJK tentang tata kelola dalam memberikan remunerasi kepada bank umum. Yang dimaksud dengan pihak terkait adalah pihak-pihak terkait sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai batas maksimum pemberian kredit kepada bank umum. Yang dimaksud dengan “direktur statuter” adalah direktur statuter sebagaimana dimaksud dalam ketentuan OJK yang mengatur tata cara pengangkatan direktur statuter pada penyedia jasa keuangan.
Yang dimaksud dengan “laporan proyeksi arus kas” adalah laporan sebagaimana diatur dalam ketentuan OJK mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Peraturan perundang-undangan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan tentang cadangan wajib. Yang dimaksud dengan “bank sistemik dalam pengawasan normal yang dinilai mempunyai masalah berarti” adalah bank sistemik yang mendapat peringkat kekuatan dengan skor keseluruhan 3 (tiga) namun mempunyai kemungkinan untuk ditempatkan dalam pengawasan intensif sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Sentral. OJK. .
Implementasi rencana aksi (recovery plan) mengacu pada ketentuan OJK mengenai rencana aksi (recovery plan) bagi bank sistemik. Yang dimaksud dengan “masalah selain masalah keuangan” adalah permasalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 2, huruf e dan huruf f.