• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satunya adalah di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan Babadan Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Salah satunya adalah di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan Babadan Ponorogo"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

Apa yang melatarbelakangi dilaksanakannya pendidikan Ahlussunnah uel Jama>ah di Madrasah Diniyah Eth-Thohirin Jepang Babadan Ponorogo. Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan Ahlussunnah wal Jama>ah di Madrasah Diniyah Eth-Thohirin.

Sistematika Pembahasan

APLIKASI PENDIDIKAN UBUDIYAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA<'AH, BAHAN PENGAJARAN FIQIH DAN SEMAKAN HASIL PENYELIDIKAN LEPAS.

Penerapan Pendidikan Ubudiyah Ahlussunnah wal Jama>’ah dan Materi Ajar Fiqih

Secara harfiah, istilah Ahlussunnah wal Jama>'ah sama sekali tidak terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jadi Ahlussunnah wal Jama>'ah adalah golongan atau orang yang sentiasa beriman dan berpegang teguh kepada Sunnah Rasulullah SAW.

Artinya : “Ahlussunnah wal Jama>'ah adalah sekelompok ahli tafsir, ahli hadis dan ahli fiqih. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa istilah Ahlussunnah wal Jama>'ah bukanlah suatu aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari sebagian orang. .Sebagai sebuah ideologi, Ahlussunnah wal Jama>'ah sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW dan para sahabat karena hakikat Ahlussunnah wal Jama>'ah sebenarnya adalah ajaran agama Islam.

Seiring dengan kemunculan mazhab-mazhab baru, dengan sendirinya lahir istilah Ahlussunnah wal Jama>'ah, kekuatan revolusi dakwah bagi mereka yang masih berpegang teguh pada ajaran Rasulullah dan para Sahabatnya, yang tetap teguh di jalan kebenaran. . Kedua-dua tokoh di atas menghasilkan karya yang sangat besar tentang Ahlussunnah wal Jama>'ah. Syaikh Abu al-Hasa>n al-Ash'a>ri mendokumentasikan akidah Aswaja dalam kitab-kitabnya, antaranya al-Luma' fi>ar-Radi' 'Ala> Ahli Az-Zaighi wa al-Bida>'i, al -Ibanah 'An Ushul.

Seiring berjalannya waktu, secara organisasi Ahlussunnah wal Jama>'ah di Indonesia mengalami pelembagaan di kalangan umat Islam. Bersama rekan-rekannya, Kyai Hasyim berhasil memelopori berdirinya organisasi Islam Nahd}a>tul Ulama> (NU) yang secara hukum mengaku berlandaskan Ahlussunnah wal Jama>'ah. Selain ketiga prinsip tersebut, Ahlussunnah wal Jama>'ah juga mengamalkan sikap tasamuh (toleransi), yaitu menghargai perbedaan dan menghargai orang yang berbeda prinsip hidup.

ى خبل ه

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

JUDUL: Peran Pendidikan Ahlussunnah wal Jama>'ah (Aswaja) Dalam Meningkatkan Perilaku Ibadah Siswa SMA Terpadu di Pondok Pesantren Ainul. KESIMPULAN: Pasca diperkenalkannya pendidikan Aswaja, terjadi peningkatan ibadah di kalangan santri Pondok Pesantren 'Ainul 'Ulum'. JUDUL: Kaitan dan Relevansi Tujuan dan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Ahlussunnah wal Jama>'ah (Aswaja) di SMK Wahid Hasyim Ponorogo.

JUDUL : Kajian Analisis Pembelajaran Mata Pelajaran Aswaja di Madresah Aliyah Ma'arif 07 Kasihan Kabupaten Pacitan. Proses pengajaran mata pelajaran Aswaja menggunakan metode ceramah, diskusi dan keteladanan, materi meliputi bidang keimanan, syariah dan . tasawuf. Dari penelitian-penelitian terdahulu diatas terlihat bahwa penelitian yang akan dilakukan tidak sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian pertama berfokus pada peran Aswaja dalam meningkatkan perilaku ibadah siswa, penelitian kedua berfokus pada keterkaitan dan relevansi tujuan materi PAI dengan Aswaja, penelitian ketiga menganalisis pengajaran Aswaja. Sedangkan penelitian yang dilakukan menganalisis penerapan Pendidikan Aswaja dan relevansi materi ibadah dalam Aswaja dengan bahan ajar Fiqih. DATA PENELITIAN PENYELENGGARAAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN UBUDIYAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA <'AH DAN FIQIH DI MADRASAH DINIYAH ATH-THOHIRIN JEPANG BABADAN PONOROGO.

Deskripsi Data Umum

  • Sejarah Berdirinya Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan Babadan Ponorogo
  • Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan Babadan Ponorogo
  • Letak Geografis Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan Babadan Ponorogo
  • Struktur Organisasi Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan Babadan Ponorogo
  • Keadaan Guru dan Siswa Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan Babadan Ponorogo
  • Sarana dan Prasarana Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan Babadan Ponorogo

DATA PENELITIAN PENYELENGGARAAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN UBUDIJEH EHLUSSUNNAH WAL JAMA <'AH DAN FIKIH DI MADRESAH DINIJAH ETH-THOHIRIN JEPANG BABADAN PONOROGO. Karimah. Akhirnya pada tanggal 10 Juli 2000 diresmikan berdirinya Madrasah Diniyah Eth-Thohirin oleh LP Ma'arif NU Cabang Ponorogo.49. Awalnya kegiatan pendidikan santri Madrasah Diniyah Eth-Thohirin berlangsung di lobi masjid Eth-Thohirin dan di rumah-rumah kosong warga.

Sebagai lembaga pendidikan, Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Jepang mempunyai visi, misi dan tujuan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan lembaga tersebut. Rincian lengkap mengenai struktur organisasi Madrasah Diniyah Ath-Thohirin dapat dilihat pada lampiran laporan penelitian ini.56. Madrasah Diniyah Ath-Thohirin mempunyai guru tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 13 orang, yaitu 7 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.

Selengkapnya daftar pegawai/guru Madrasah Diniyah Eth-Thohirin tahun ajaran 2015/2016 terdapat pada transkrip dokumentasi terlampir.57. Secara keseluruhan di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin pada tahun ajaran 2015/2016 jumlah siswanya sebanyak 122 orang, dengan rincian laki-laki sebanyak 69 orang dan 53 orang. Keadaan sarana/prasarana di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin cukup memadai, karena mempunyai gedung sendiri. dan jalur transportasi juga sepi. .

Deskripsi Data Khusus

  • Latar Belakang Penerapan Pendidikan Aswaja di Madrasah Diniyah Ath- Thohirin Japan Babadan Ponorogo
  • Pembelajaran Ubudiyah dalam Pendidikan Aswaja di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan Babadan Ponorogo
  • Kurikulum Pendidikan Aswaja dan Fiqih di Madrasah Diniyah Ath- Thohirin Japan Babadan Ponorogo

Oleh karena itu, dengan pendidikan Aswaj yang masih berkaitan dengan mata pelajaran Fiqih, maka siswa di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin juga dibiasakan mengamalkan materi yang dipelajari untuk ibadah. Pembelajaran Ubudiyah di Madrasah Aswaja Pendidikan Diniyah Ath-Thohirin Jepang Babadan Ponorogo Ath-Thohirin Jepang Babadan Ponorogo. Materi pembelajaran ubudiyah (ibadah) di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin dipadukan dengan mata pelajaran Pendidikan Aswaja dan Fiqih sehingga jadwalnya bertepatan.

Dalam penelitian ini peneliti mempelajari materi ibadah pada Pendidikan Aswaja di Madresah Diniyah Eth-Thohirin. Pembelajaran Ubudiyah di Medresah Diniyah Eth-Thohirin tidak hanya mencakup aspek kognitif saja, namun lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik. Kurikulum Pendidikan Aswaja dan Fiqih di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Jepang Babadan Ponorogo Thohirin Jepang Babadan Ponorogo.

Dari data tersebut terlihat bahwa materi ajar Fiqih di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin mencakup bidang ibadah dan mu’amalah. Proses pembelajaran di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin demikian terstruktur dengan baik, layaknya di sekolah formal. ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN UBUDIYAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA <'AH DAN RELEVANSINYA DENGAN MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH DINIYAH ATH-THOHIRIN JEPANG BABADAN PONOROGO.

Analisis tentang Latar Belakang Diterapkannya Pendidikan Ahlussunnah wal Jama>’ah di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan Babadan Ponorogo

Karena pembelajaran ibadah Fiqih belum ada penerapannya, maka guru melengkapinya dengan pendidikan Aswaj yang menekankan pada penerapan hasil belajar di kelas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala madrasah bahwa Madrasah Diniyah Ath-Thohirin selalu melakukan pembenahan manajemen kelembagaan dan sistem pembelajaran guna meningkatkan mutu. Penerapan ajaran Aswaja juga menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan demokratis serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Apa yang diharapkan guru terhadap pelaksanaan pendidikan Ahlussunnah wal Jama>ah di Madrasah Diniyah Eth-Thohirin khususnya mengenai materi. Berdasarkan analisa penulis, hal ini tidak dimaksudkan untuk menjadikan masyarakat fanatik dalam bidang ibadah. Untuk itu diharapkan mahasiswa dapat bersikap fleksibel dan moderat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul di masyarakat yang disebabkan oleh banyaknya adat-istiadat dalam bidang keagamaan yang masih belum mempunyai dasar hukum syariat sehingga masih menjadi perdebatan disetiap individu.

Berpegang pada ideologi Ahlussunnah wal Jama>'ah, piagam NU menyatakan bahwa ajarannya menganut salah satu dari 4 mazhab dan berbuat apa pun untuk kemaslahatan umat. Ajaran Ahlussunnah wal Jama>'ah sendiri menekankan pada konsep tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), i'tidal (persegi panjang) dan tasamuh (toleransi). Oleh karena itu, kami berharap dengan dilaksanakannya pendidikan Aswaja dapat menghindari perpecahan antar umat dan menghilangkan anggapan keliru bahwa ajaran Aswaja NU hanya mengajarkan tradisi amaliyah tanpa ada dasar hukum yang membenarkannya.

Strategi Penerapan Pendidikan Ubudiyah Ahlussunnah wal Jama>’ah di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan Babadan Ponorogo

Materi ibadah merupakan materi yang memerlukan penerapan/praktik dari siswa itu sendiri, bukan sekedar memahaminya dengan berpikir. Siswa tidak dapat menguasai materi ini dengan baik jika hanya disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah di kelas, namun harus ada tindak lanjutnya juga. Di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin, pembelajaran materi ibadah pada Pendidikan Aswaja dilaksanakan di dalam dan di luar kelas melalui metode ceramah dan praktek langsung.

Oleh karena itu, guru mempunyai waktu khusus untuk melatih siswa melalui praktik dan penggunaan materi yang telah mereka pelajari sendiri. Pembelajaran melalui praktek langsung dapat meningkatkan pemahaman siswa dan menanamkan materi dengan baik dalam ingatan siswa. Guru madrasah Diniyah Ath-Thohirin selalu memantau siswanya mengenai perilaku, ucapan dan ibadahnya di luar kelas selama berada di dalam madrasah.

Selain itu, proses pembiasaan dan keteladanan yang dilakukan oleh para pendidik akan mampu melahirkan peserta didik yang unggul dan berkualitas sesuai tujuan pembelajaran yang diinginkan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Guru juga hendaknya memberikan penguatan kepada siswa yang selalu berbuat positif agar siswa lain juga dapat meniru temannya selain gurunya.

Analisis tentang Relevansi antara Materi Ajar Ibadah dalam Pendidikan Aswaja dengan Materi Ajar Fiqih di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin Japan

Kurikulum yang digunakan di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memungkinkan para tenaga pendidikan berinovasi dalam mengembangkan konten pembelajaran, seperti materi ibadah. Bahan ajar ibadah di Madrasah Diniyah Ath-Thohirin dipelajari pada mata pelajaran Pendidikan Aswaja dan mata pelajaran Fiqih. Dalam Pendidikan Aswaja, materi ibadah yang dipelajari meliputi ibadah dasar seperti bersuci dan berdoa, serta tradisi amaliyah SEKARANG.

Sedangkan pada mata pelajaran Fiqih materinya mencakup bidang kajian Fiqih secara umum yaitu ibadah dan mu'amalah. Karena sama-sama mempelajari materi ibadah, maka pendidikan Aswaja dan mata pelajaran Fiqih mempunyai relevansi/kesesuaian yang pasti di dalamnya. Dari data penelitian salah satu dosen menyatakan bahwa pembelajaran Fiqh cenderung bersifat teoritis yang artinya penerapan bahan ajar sangat minim.

Dalam bahan ajar Fiqih juga terdapat materi ini, kemudian ditambah dengan materi mu'amalah. Berkenaan dengan kebutuhan peserta didik, maka pengajaran Aswaja dan mata pelajaran Fiqih apabila melalui pengajaran yang baik dapat dijadikan sebagai pedoman dan tameng untuk menghadapi perkembangan era globalisasi seperti yang telah dijelaskan di atas, terutama dalam hal implementasinya. ibadah. Pembelajaran yang baik bukan hanya karena tersedianya materi yang lengkap dan valid, namun harus ada penerapan komponen pembelajaran yang seimbang dan juga keteladanan para praktisi pendidikan.

Kesimpulan

Saran

Ridlwan, Agus Abdul Qodir dkk. Gerbang Pesantren Pengantar Memahami Ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah.

Referensi

Dokumen terkait