• Tidak ada hasil yang ditemukan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

N/A
N/A
M Jasmin

Academic year: 2024

Membagikan "SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

Penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) harus dituangkan dalam suatu pedoman yang paling sedikit harus diwujudkan dalam:. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, Dewan Komisaris dan DPS; pelaksanaan tugas satuan kerja dan komite yang menjalankan fungsi pengendalian intern Perusahaan Perasuransian; pelaksanaan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal;. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern dan penerapan pengelolaan teknologi informasi; rencana strategis perusahaan asuransi; Dan. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan perusahaan asuransi. 1) ABS Perusahaan Perasuransian harus disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar Perusahaan Perasuransian yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. 2) Dalam mengambil keputusan, ABS harus berusaha menjaga keseimbangan kepentingan semua pihak, terutama kepentingan pemegang polis, tertanggung, peserta, pihak yang berhak menerima manfaat, dan kepentingan pemegang saham minoritas. 3) Setiap kali SMV diadakan, harus dibuat berita acara SMV yang memuat sekurang-kurangnya waktu, agenda, peserta, pendapat yang dikembangkan pada SMV, dan keputusan SMV.

DIREKSI

Tugas utama Komisaris Independen adalah menjalankan fungsi pengawasan untuk mewakili kepentingan pemegang polis, tertanggung, peserta dan/atau penerima manfaat. Perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi syariah dilarang memberhentikan komisaris independen akibat tindakan komisaris independen dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29.

ETIKA BISNIS

1), Perusahaan Asuransi wajib melakukan hal-hal sebagai berikut: bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Asuransi Syariah untuk memenuhi kewajiban kontrak dengan pemegang polis, tertanggung, peserta dan/atau pihak yang berhak menerima manfaat; bagi perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, dan perusahaan pialang asuransi yang menilai kebutuhan pemegang polis, tertanggung, atau peserta dan/atau pihak penerima manfaat; bagi perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, dan perusahaan pialang asuransi, mengungkapkan informasi yang material dan relevan mengenai pemegang polis, tertanggung, peserta dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat; Dan. bahwa Perusahaan Perasuransian bertindak dengan integritas, kompetensi, dan itikad baik yang maksimal. menghormati hak-hak pihak yang berkepentingan; Dan. melaksanakan kewajiban yang timbul berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau perjanjian yang dibuat dengan karyawan, pemegang polis, tertanggung, peserta dan/atau pemangku kepentingan lainnya. terkait dengan transaksi asuransi, bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku. 2) Direksi, Dewan Komisaris, DPS dan pegawai Perusahaan Perasuransian dilarang menerima segala sesuatu untuk kepentingan pribadinya yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku baik langsung maupun tidak langsung dari siapapun yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam transaksi perasuransian. Perusahaan Perasuransian wajib membuat pedoman perilaku etis yang memuat nilai-nilai etika usaha, sebagai pedoman bagi Badan Perusahaan Perasuransian dan seluruh pegawai Perusahaan Perasuransian. 1) Perusahaan Asuransi dapat memberikan sumbangan untuk tujuan amal dalam batas yang pantas dan wajar serta tidak merugikan kesehatan keuangan Perusahaan Asuransi. 2) Perusahaan Asuransi dapat memberikan sumbangan selain yang disebutkan pada ayat (1), sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak mempengaruhi kesehatan keuangan perusahaan asuransi. PENILAIAN SENDIRI DAN LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK. 1) Perusahaan asuransi wajib melakukan self-assessment secara berkala terhadap penerapan Good Corporate Governance. 2) Penilaian sendiri (self-assessment) terhadap penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik sebagaimana dimaksud. ZJK memantau dan mengevaluasi laporan pelaksanaan Good Corporate Governance yang disampaikan oleh Perusahaan Perasuransian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78.

SANKSI

UMUM

Tata kelola perusahaan yang baik merupakan salah satu pilar dalam membangun kondisi perekonomian yang sehat. Penerapan Good Corporate Governance erat kaitannya dengan kredibilitas perusahaan yang dikelolanya dan lingkungan perekonomian di suatu negara. Untuk mendukung tercapainya lingkungan usaha yang kondusif dan persaingan usaha yang sehat, penting bagi sektor asuransi untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

Penerapan Good Corporate Governance yang dilakukan oleh industri asuransi merupakan bagian penting dalam pengelolaan risiko. Jika penerapan pengelolaan perusahaan asuransi dapat berjalan dengan baik maka pengelolaan risiko juga akan berjalan efektif. Keterbukaan (transparansi), yaitu keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam keterbukaan dan pemberian informasi relevan tentang perusahaan, yang mudah diperoleh Stakeholder sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang asuransi, serta standar, prinsip dan praktik pengelolaan bisnis asuransi yang sehat;.

Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan tanggung jawab badan perusahaan asuransi, sehingga kinerja perusahaan dapat transparan, adil, efektif dan efisien; Akuntabilitas, yaitu kepatuhan pengurus perusahaan asuransi terhadap peraturan perundang-undangan di bidang asuransi dan nilai-nilai etika, serta standar, prinsip, dan praktik dalam penyelenggaraan usaha asuransi yang sehat; Independensi yaitu kondisi perusahaan asuransi yang dikelola secara independen dan profesional serta bebas dari benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang asuransi serta nilai-nilai etika dan standar, prinsip dan penerapan praktik bisnis asuransi yang sehat; Dan.

Kesetaraan dan Kewajaran, yaitu persamaan, keseimbangan, dan keadilan dalam pemenuhan hak-hak pemangku kepentingan yang timbul dari perjanjian, peraturan hukum, dan nilai etika, serta standar, prinsip, dan praktik dalam penyelenggaraan usaha perasuransian yang sehat. Dalam menerapkan prinsip tata kelola di atas, perusahaan asuransi harus berpedoman pada serangkaian ketentuan, persyaratan dan pedoman terkait penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Pedoman tersebut tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 2/POJK.05/2014 tentang tata kelola perusahaan yang baik bagi perusahaan asuransi.

Namun dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, khususnya terkait amanat pada Pasal 11, maka perlu dilakukan penyesuaian dan perbaikan yang selanjutnya akan dituangkan dalam peraturan OJK ini. Dalam penerapan Good Corporate Governance bagi Perusahaan Perasuransian perlu memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan ketentuan ini, termasuk peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai perseroan terbatas, koperasi, pasar modal dan ketentuan lainnya.

PASAL DEMI PASAL

Sedangkan jika jumlah anggota dewan tidak seimbang, maka jumlah anggota dewan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang manajemen risiko harus lebih banyak dibandingkan anggota dewan yang tidak memiliki pengetahuan. dan pengalaman dalam manajemen risiko. Misalnya jumlah anggota dewan 3 (tiga) orang, maka jumlah anggota dewan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang manajemen risiko paling sedikit 2 (dua) orang. Yang dimaksud dengan fungsi rekayasa asuransi meliputi fungsi aktuaria, pengembangan dan pemantauan produk, penjaminan dan klaim.

Yang dimaksud dengan hubungan keluarga dalam ketentuan ini adalah hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua, baik vertikal maupun horizontal, meliputi suami istri, mertua, menantu, mertua, dan saudara laki-laki/saudara perempuan/saudara tiri/angkat. dan saudara perempuan dari suami atau istri dan pasangan dari anggota keluarga yang bersangkutan. Berdasarkan ketentuan ini, apabila jumlah anggota Dewan Pengawas genap, maka jumlah Direktur Pengawas Independen paling kurang sama dengan jumlah Direktur Pengawas non-independen. Apabila jumlah anggota Dewan Pengawas ganjil, maka jumlah direktur pengawas independen harus lebih banyak daripada jumlah direktur pengawas non-independen.

Misalnya jumlah anggota Dewan Komisaris 3 (tiga) orang, maka jumlah Komisaris Independen paling sedikit 2 (dua) orang. Yang dimaksud dengan kepatuhan 80% (delapan puluh persen) dalam rapat anggota Dewan Komisaris termasuk kehadiran dalam pengambilan keputusan secara sirkular. Yang dimaksud dengan lembaga jasa keuangan lainnya antara lain perusahaan asuransi syariah dan perusahaan reasuransi syariah lainnya, bank, perusahaan efek, perusahaan pembiayaan, dan dana pensiun.

Yang dimaksud dengan penatausahaan efek pada ayat ini adalah penitipan seluruh instrumen investasi di pasar modal pada pihak lain (kustodian/lembaga penyimpanan efek). Tenaga ahli di bidang penanaman modal telah lulus ujian sebagai wakil manajer investasi yang dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh komisi standar profesi pasar modal atau sertifikat keahlian dari lembaga pendidikan khusus bidang pasar modal yang mendapat pengakuan dari LSM. Tenaga ahli di bidang penanaman modal pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi tidak wajib memiliki izin perseorangan sebagai perwakilan manajer investasi dari ZJK.

Rencana bisnis adalah suatu dokumen tertulis yang menggambarkan rencana kegiatan usaha perusahaan asuransi dan reasuransi untuk jangka waktu 1 (satu) dan 3 (tiga) tahun, termasuk rencana peningkatan kinerja usaha dan strategi untuk mewujudkan rencana tersebut sesuai dengan rencana. tujuan dan waktu yang ditetapkan, dengan tetap memperhatikan pemenuhan ketentuan pemeringkatan kredit dan penerapan manajemen risiko. Yang dimaksud dengan “informasi lain” meliputi informasi yang wajib dikomunikasikan karena mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi, yang tidak tercantum dalam ruang lingkup rencana bisnis sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a sampai dengan huruf l. . Pedoman Tata Kelola Perusahaan Asuransi yang Baik dan Checklist Penilaian Diri disusun oleh sebuah komite yang dibentuk oleh pemerintah untuk merumuskan kebijakan tata kelola perusahaan yang baik.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(3) Rencana tindak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a wajib disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lama 15 (lima belas)

berupa teguran tertulis ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dan belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), OJK dapat mewajibkan direksi,

(6) Perintah Tindakan Tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) didasarkan atas penilaian Otoritas Jasa Keuangan terhadap permasalahan Pihak sebagaimana dimaksud dalam

(2) Apabila pada saat Perusahaan Terbuka melakukan penambahan modal tanpa memberikan HMETD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a masih terdapat pelaksanaan

 Anggota Komite Bank yang berasal dari pihak independen, tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau keluarga dengan anggota Dewan

(2) Dukungan reasuransi fakultatif dari perusahaan reasuransi syariah atau perusahaan reasuransi luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat

3 Format dan dokumen permohonan izin atau laporan kegiatan yang dilakukan oleh Bank untuk kepentingan Bank sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat 4 atau Pasal 30 ayat 1

Pasal 7 1 Tanggung jawab pembayaran klaim atau manfaat yang timbul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 2 dan Pasal 6 ayat 2 wajib dilakukan oleh Perusahaan Pialang Asuransi atau