• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAMPAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SAMPAH"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Para ahli lingkungan hidup dan energi pada umumnya berpendapat bahwa tindakan praktis dan teknis untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup dan sumber daya alam dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi bukanlah solusi yang tepat, yang diperlukan adalah perubahan perilaku dan cara hidup yang beretika. Agama Islam mempunyai pandangan dan konsep yang sangat jelas mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Perlunya Perubahan Paradigma 3

Selain itu, agar perubahan paradigma mudah tercapai, diperlukan dukungan masyarakat untuk melakukan kegiatan pengelolaan sampah, misalnya penyediaan sarana pengelolaan sampah. Kemudian diperlukan juga dukungan regulasi terkait pengelolaan sampah yang diterapkan secara konsisten, serta diperlukan juga insentif dan berbagai inovasi terkait pengelolaan sampah agar masyarakat benar-benar menganggap kegiatan pengelolaan sampah sebagai kegiatan yang penting, baik bermanfaat secara pribadi maupun sosial.

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF ISLAM 7

  • Islam dan Lingkungan Hidup 7
  • Menumbuhkan Kepekaan Terhadap Lingkungan 7
  • Islam Agama Rahmatan lil-’Alamin 10
  • Manusia Sebagai Makhluk Allah dan Khalifah-Nya di Muka Bumi 11
    • Pandangan Islam tentang Pengelolaan Sampah 14

Perbuatan boros dan berlebihan dalam memanfaatkan alam dan seisinya akan menimbulkan murka Allah SWT yang berujung pada kehancurannya. Salah satu tugas umat sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi ini adalah mengelola dan memakmurkan bumi demi terwujudnya kesejahteraan seluruh umat manusia.

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH 21

Pentingnya Keterlibatan Masyarakat 21

Membuang sampah langsung ke sungai merupakan bukti rendahnya partisipasi masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. Partisipasi masyarakat ini diperlukan untuk meningkatkan rasa memiliki dalam setiap proses kegiatan. Karena berbagai upaya pengelolaan sampah belum mencapai tujuannya, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan faktor yang sangat penting.

Pemerintah dapat disalahkan karena tidak berfungsi dengan baik, namun pemerintah juga memiliki keterbatasan dalam menangani sampah yang dihasilkannya. Mengurangi produksi atau jumlah sampah tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah sebagai motivator dan penggerak serta penyedia fasilitas untuk mengurangi kemungkinan timbulnya sampah dan mengolah sisa sampah. Meningkatnya jumlah sampah tersebut selain disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat yang tidak ingin mengurangi kemungkinan timbulnya sampah, juga disebabkan oleh rendahnya inovasi pengolahan sampah dan kurangnya fasilitas pengolahan sampah. .

Yang tak kalah pentingnya, jumlah sampah terus meningkat, karena sampah dihasilkan setiap pagi, siang, dan malam, terutama sampah rumah tangga.

Kolaborasi Pemerintah, Pelaku Usaha & Masyarakat 24

Masyarakat dapat membentuk pengelola sedekah sampah khusus yang tugasnya mengelola sedekah sampah yang dipilah oleh masing-masing keluarga. Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (Gradasi) yang diprakarsai oleh Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN-PSL) merupakan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang mandiri, produktif dan ramah lingkungan serta mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke TPS. . Masyarakat perlu memahami pengelolaan sampah, dimulai dengan membangun sistem pemilahan mandiri di rumah masing-masing.

Lembaga pengelola sampah dapat menerima sampah yang telah dipilah dan dikumpulkan berdasarkan jenis/karakteristiknya. Sangat mungkin jika lembaga ini memilah kembali sampah-sampah yang diberikan oleh para donatur sedekah sampah. Pelaporan sedekah sampah penting untuk menjamin aspek transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan sedekah sampah yang dilakukan oleh lembaga pengelola sedekah sampah.

Sebaliknya, para donatur sedekah sampah sangat bergantung pada lembaga pengelola sampah dan pembeli sampah.

SOLUSI PENGELOLAAN SAMPAH 27

Sampah Organik 27

Sampah organik merupakan barang yang sudah tidak terpakai lagi dan dibuang oleh pemilik atau pengguna sebelumnya. Berdasarkan jenisnya, sampah organik dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering.

Kompos 28

Kompos mengandung unsur hara mineral yang baik bagi tanaman dan meningkatkan bahan organik dalam tanah. Anda juga bisa membuat pupuk ini sendiri dengan menggunakan bahan organik yang mudah didapat dan biaya pembuatannya relatif murah. Pemanfaatan limbah pertanian atau sampah organik sebagai bahan baku pembuatan pupuk sangatlah menguntungkan tanpa memerlukan modal yang besar untuk membuatnya.

Kehadiran cacing tanah membantu dalam proses penguraian bahan-bahan organik yang kemudian akan diuraikan kembali oleh mikroorganisme. Kompos cacing disebut juga coran. Kompos Bokashi merupakan pupuk yang dihasilkan dari bahan organik yang difermentasi menggunakan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4). Sampah organik dari dapur tidak hanya bisa diolah menjadi kompos, tapi juga menjadi cairan pembersih serbaguna.

Selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan dengan mengurangi sampah organik yang dapat dijadikan kompos, keunggulan lainnya adalah merupakan pupuk yang ramah lingkungan, baik dari bahan pembuatannya, proses produksinya, hingga penerapannya dalam pemupukan. bagian bawah. .

Magot 32

Nama tersebut menjadi buah bibir karena sejak awal tahun 2020 pemerintah Indonesia telah mengumumkan akan menggunakan larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai bahan baku alternatif pembuatan pakan ikan. Lintah sangat istimewa dibandingkan bahan pakan alternatif lainnya, karena mengandung nutrisi lengkap untuk ikan dan kualitasnya baik. Kemudian, dalam prosesnya, cacing tersebut juga dapat diproduksi menjadi tepung sehingga mengurangi biaya produksi pakan.

Selain bergizi tinggi, harga Maggot juga cukup terjangkau di pasaran karena bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat Maggot dapat diperoleh dengan mudah. Maggot juga dapat diproduksi dalam waktu singkat dan tersedia dalam jumlah melimpah setiap saat. Kemudian Lambung juga aman bagi ikan karena tidak menjadi vektor penyakit, dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan ikan.

Budidaya lambung juga sangat sederhana dan mudah karena tidak memerlukan air, listrik, bahan kimia dan infrastruktur yang rumit dan mahal.

Pakan 34

Vermicomposting 35

Yang dibutuhkan untuk produksi skala dalam negeri adalah wadah plastik dengan tutup berukuran sekitar 50 x 60 sentimeter. Tanah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang hanya ditempatkan di sebagian ruangan, baik di kanan maupun kiri. Bahan organik yang paling disukai cacing adalah limbah sayur dan buah terutama labu kuning, melon, semangka, kulit pisang dan kertas.

Sedangkan bahan yang dilarang untuk pembiakan cacing adalah daging, ikan, tulang, minyak, lemak, kulit jeruk dalam jumlah besar, kotoran hewan (anjing/kucing), bawang mentah, plastik dan alumunium foil serta bahan non organik lainnya.

Biogas 36

  • Sampah An-organik 37

Sistem pengumpulan sampah dilakukan oleh pemberi sedekah sampah yang mengumpulkan/menyerahkan kepada Pengelola setiap saat (waktu senggang) atau secara periodik/terjadwal (per minggu/per bulan) atau berkala (dijadwalkan) oleh Pengelola. Apabila telah dilakukan pemilahan kembali maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu: pengumpulan, penjualan, pemanfaatan hasil dan pelaporan sisa sedekah. Selain itu, laporan ini penting untuk membangun kepercayaan masyarakat (jamaah masjid) sebagai pemberi sedekah yang terbuang.

Di sini, peran badan amal pengelolaan sampah dalam pemilihan, pemilahan, dan pengumpulan sampah sangat penting. Di antara banyak hal yang penting untuk dibangun pihak-pihak yang terlibat dalam komponen pengorganisasian rumah sedekah sampah adalah membangun kesepahaman, kesepakatan dan kemitraan. Penulisan nota kesepahaman bagi lembaga sedekah pengelolaan sampah juga dapat dilakukan untuk membangun berbagai kesepakatan sebagai satu kesatuan dalam rantai sedekah pengelolaan sampah.

Jadi tidak ada yang merasa kedudukannya diatas yang lain, karena pembeli sampah sangat bergantung pada lembaga pengelola subsidi sampah, dan lembaga pengelola pengumpulan sampah sangat bergantung pada donor subsidi sampah.

Gambar 5.1 Perjalan Sampah Sampai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Gambar 5.1 Perjalan Sampah Sampai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

MEKANISME TATA KELOLA SEDEKAH SAMPAH 47

Teknis Operasional Sedekah Sampah 49

Sampah yang bisa disumbangkan adalah sampah yang bisa dijual. Sehingga perlu dilakukan pemilahan jenis sampah. Semakin spesifik jenis sampah yang dipilah maka akan semakin tinggi pula nilai jualnya dan pemilahan ini harus dilakukan dari sumbernya yaitu rumah tangga. Sampah yang dapat disumbangkan antara lain: SAMPAH KERTAS (koran/majalah, kardus, kotak makanan, kertas buram, kotak, HVS, bungkus rokok, buku, kalender), SAMPAH PLASTIK (kantong plastik, botol minum, gelas minum, ember, botol sampo , mainan anak, pipa pralon, karpet, barang/peralatan dari plastik yang tidak dilapisi alumunium foil), LOGAM (kaleng, seng, paku, tulangan, kran air, botol kaca, gelas kaca, piring kaca, barang/perkakas dari logam/kaca) dan limbah memasak.

Model pemilihan sampah dimulai dengan warga memilah sampah yang akan dijual (kertas, plastik, kaca logam), kemudian pengelola memilahnya dengan lebih tepat, kemudian menjualnya kepada pengepul atau warga yang memilah sampah yang dapat dijual (kertas, plastik, kaca logam). lalu menjualnya secara langsung. Pengepul atau Warga memilah sampah untuk dijual (kertas, plastik, logam-kaca), kemudian Pengelola memilahnya lebih tepat dan kemudian menjualnya kepada Pengepul. Sistem penjualan sampah dilakukan sedemikian rupa, yaitu Pengelola memberikan dan menjual sampah kepada Pengepul dengan cara meminta pengangkutan, atau memanggil Pengepul untuk datang dan membeli kepada Pengelola, diperlukan pengertian, kesepakatan dan kerjasama.

Gambar 5.3 Teknis Operasional Sedekah Sampah
Gambar 5.3 Teknis Operasional Sedekah Sampah

Komponen Utama Penyelenggaraan Sedekah Sampah 51

Tujuannya adalah untuk membangun hubungan yang intensif antara jamaah dan pengurus masjid yang diberi amanah untuk mengurus berbagai persoalan masjid. Pembeli sampah hanya akan membeli sampah yang sudah dipilah dan mempunyai nilai ekonomis karena dapat diolah kembali menjadi barang atau benda yang memiliki nilai jual kembali lebih tinggi. Dari seluruh sampah yang telah terjual, pembeli sampah dapat mengklasifikasikan kembali sampah yang telah dibeli dan mengelompokkannya berdasarkan nilai jualnya.

Sebagai suatu mata rantai yang terus terhubung, pembeli sampah juga akan melakukan pengumpulan, penjualan, pemanfaatan hasil dan pelaporan. Gambaran komponen pengelolaan sampah yang terdiri dari tiga pelaku, jika disajikan dengan ilustrasi, dirancang seperti pada Gambar 5.4 di bawah ini.

Kesepahaman, Kesepakatan dan Kemitraan 52

Jika kesepahaman, kesepakatan dan kemitraan yang kuat dibangun maka seluruh pihak yang terlibat dalam komponen organisasi sedekah sampah akan memperoleh manfaat yang besar dan berkelanjutan.

Langkah-langkah Sedekah Sampah 54

Tugas Lembaga Pengelola Sedekah Sampah 54

Penggalangan Peserta Sedekah Sampah 55

Pengelolaan sampah adalah suatu kegiatan yang sistematik, menyeluruh, dan berkelanjutan yang meliputi pengurangan, pemanfaatan, dan penanganan sampah. Meningkatkan peran pelayanan dan perlindungan masyarakat dalam pengelolaan sampah sesuai tugas dan tanggung jawabnya; Meninjau dan membuat ketentuan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin efisiensi pengelolaan sampah.

Meningkatkan pengendalian terhadap fungsi dan tugas pemerintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengelolaan sampah untuk melindungi masyarakat. Berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya pengembangan pengelolaan sampah untuk kelestarian lingkungan hidup; Menjamin pemahaman keagamaan akan pentingnya mencegah kerusakan lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem melalui pengelolaan sampah yang baik;

Melaksanakan sosialisasi, berperan aktif dan menyadarkan masyarakat terhadap pengelolaan sampah dan sikap hidup bertanggung jawab melalui pendekatan keagamaan; Mendorong penyusunan pedoman keagamaan dan pembentukan “Dai Lingkungan Hidup” untuk menciptakan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Berperan aktif dalam upaya pengelolaan sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambah.

Gambar 5.8 Kegiatan Sedekah Sampah di Masjid Al Muharam, Brajan 2)  Masjid Raya Bintaro Jaya, Tanggerang, Banten
Gambar 5.8 Kegiatan Sedekah Sampah di Masjid Al Muharam, Brajan 2) Masjid Raya Bintaro Jaya, Tanggerang, Banten

PENUTUP 61

Referensi

Dokumen terkait