• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI SARI DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherechia coli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UJI SARI DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherechia coli "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

UJI SARI DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherechia coli

ARTIKEL

OLEH :

WINDA DEFRI NOLIA NIM. 09010363

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2014

(2)
(3)

UJI SARI DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherechia coli

Winda Defri Nolia, Nursyahra, Vivi Fitriani

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Jl. Gajah Mada Padang-Sumatera Barat.

windadefrinolia@ymail.com

ABSTRACT

Escherechia coli is part of the normal microbiota of the intestinal tract , E. coli however many years regarded as a cause of diarrhea in humans and animals . One of the commonly used medicinal plants as an antidiarrheal community is guava leaves ( Psidium guajava L. ) . Guava leaves contain various phytochemical components that can be used as an antidiarrheal . Antidiarrheal compounds in the leaves of guava include essential oils , tannins and flavonoids . The purpose of this study was to determine the ability of guava leaf extract with and without heating heated in inhibiting the growth of E. coli bacteria . This study was conducted in May 2014 at the Laboratory of Basic Biology Education STKIP PGRI West Sumatra . Using a completely randomized design consisting of seven treatments and three replications . Data were analyzed by ANOVA and further test DNMRT at level α of 5% . The results showed that the extract of guava leaves with heating and without heating can inhibit the growth of E. coli bacteria.

Key word : E.coli, Psidium guajava leave, tannin PENDAHULUAN

Diare adalah suatu kondisi ketika konsistensi feses lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.

Penyebab yang sering ditemukan di lapangan ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan (DepKes RI, 2011).

Escherechia coli adalah bagian mikrobiota normal saluran usus, namun E.coli bertahun-tahun dianggap sebagai penyebab diare pada manusia dan hewan (Volk dan Wheeler, 1990). Terdapat berbagai jenis obat untuk mengatasi diare pada anak-anak dan orang dewasa. Namun penggunaan obat kimia sintetik dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping seperti resistensi bakteri. Seiring bertambahnya pemahaman tentang pengunaan obat alami orang mulai beralih ke tanaman yang biasa digunakan untuk obat.

Tanaman obat selain karena mudah diperoleh juga minim efek samping dibandingkan dengan obat kimia sintetik lainnya.

Salah satu tanaman obat yang biasa digunakan masyarakat adalah daun jambu biji.

Daun jambu biji mengandung berbagai macam komponen fitokimia yang dapat digunakan sebagai antioksidan, antidiare dan anti demam berdarah.

Senyawa antidiare pada daun jambu biji diantaranya adalah minyak atsiri, tannin dan flavonoid. Tanaman ini termasuk familia Myrtaceae. Tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi 1.200 meter di atas permukaan laut, di tanah gembur sampai tanah liat, terlebih lagi di daerah yang terbuka dan banyak air (LIPI, 2013).

Hasil uji ekstrak daun jambu biji terhadap Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa ekstak daun jambu biji efektif pada konsentrasi 30 % dengan diameter rata-rata 1,80 cm (Darsono dan Artemisia, 2003). Sedangkan hasil penelitian Agustina dkk (2013) menyebutkan bahwa tidak ditemukan bakteri E.coli dari pemeriksaan mikroskopis pada tabung dengan air perasan daun jambu biji pada konsentrasi 800% - 12,5%. Dalam penelitian ini dilihat perbedaan kemampuan sari daun jambu biji yang dipanaskan dan tanpa pemanasan dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.coli. Diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya dan informasi bagi masyarakat dalam penggunaan daun jambu biji yang lebih efektif untuk mengobati diare. Maka telah dilakukan penelitian tentang daya hambat Sari Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherechia coli.

Pengujian fitokimia ekstrak menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat dalam ekstrak daun jambu biji tersebut adalah senyawa tannin, fenol, flavonoid, kuinon dan steroid (Indriani, 2006).

Tannin larut dalam air dan alkohol, tetapi tidak larut dalam benzena, khloroform, karbon disulfida dan karbon tetraklorida. Memiliki rasa sepat, jika dipanaskan pada suhu 212˚C-214˚C akan terurai menjadi pirogalol dan karbon monoksida (CO).

Tannin akan mengendap jika dipanaskan pada uap air yang mendidih. Daun jambu biji mengandung 9- 12% tannin (Maryati dkk, 2008). Efek flavonoid terhadap bermacam-macam organisme sangat banyak macamnya dan dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan tradisional (Robinson, 1995).

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dan telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014, di Laboratorium Dasar Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Dilakukan dengan rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu: (A) Amoxilin 10

% (kontrol), (B) Sari daun jambu biji tanpa pemanasan konsentrasi 20%, (C) Sari daun jambu biji tanpa pemanasan konsentrasi 40%, (D) Sari daun jambu biji tanpa pemanasan konsentrasi 60%, (E) Sari daun jambu biji dengan pemanasan konsentrasi 20%, (F) Sari daun jambu biji dengan pemanasan konsentrasi 40%, (G) Sari daun jambu biji dengan pemanasan konsentrasi 60%.

Biakan murni E.coli diperoleh dari Fakultas Kedokteran UNAND Padang. Bakteri yang telah diperbanyak pada media miring dibuat pengenceran 10−5 sebagai inokulum awal.

Daun jambu biji yang digunakan adalah daun muda, berwarna hijau mengkilap dan masih segar. Daun dicuci dan diblender, kemudian diperas atau disaring dengan menggunakan kain kassa untuk mendapatkan sari daun jambu biji konsentrasi 100 %. Sari ini selanjutnya dibagi

menjadi konsentrasi yang digunakan. Masing- masing konsentrasi terdiri dari 2 tabung. Proses pemanasan dilakukan dengan cara meletakkan tabung berisi sari daun jambu biji ke dalam gelas kimia yang telah dipanaskan pada suhu 100˚C.

Pemanasan ini dilakukan selama 15 menit.

Penanaman bakteri E.coli dilakukan dengan cara spread plate. Kertas cakram yang telah direndam dalam larutan dengan masing-masing perlakuan selama 30 menit diletakkan di tengah medium NA menggunakan pipet steril. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37º C. Setelah inkubasi, dilakukan pengukuran zona hambat disekeliling kertas cakram menggunakan jangka sorong.

Data dianalisis dengan ANOVA (Analisis Of Variance), jika ada pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji DNMRT pada taraf α 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Sari Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri E. coli maka didapatkan rata-rata Diameter Zona Bebas Bakteri E.coli seperti terlihat pada Gambar

Gambar Histogram Rata-rata Diameter Zona Bebas Bakteri Escherichia coli pada Masing- masing Perlakuan. (A) Amoxilin 10 % (kontrol) (B) tanpa pemanasan 20%, (C) tanpa pemanasan 40%, (D) tanpa pemanasan 60% (E) dengan pemanasan 20%, (F) dengan pemanasan 40%, (G) dengan pemanasan 60%.

Hasil pengukuran diameter zona hambat menunjukkan bahwa sari daun jambu biji memiliki daya hambat dari kategori sedang hingga kuat terhadap bakteri E.coli. menurut Davis dan Stout (1971). Pada kurva dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi sari daun jambu biji yang diberikan, zona hambat yang terbentuk semakin luas, Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemanasan tidak memberikan perbedaan terhadap hasil pengukuran zona bening. Hal ini

berarti proses pemanasan yang dilakukan tidak berpengaruh terhadap kerja zat aktif yang terdapat di dalam daun jambu biji, Terbentuknya zona hambat dikarenakan dalam daun jambu biji terdapat zat aktif antimikroba. Zat aktif yang terdapat dalam daun jambu biji antara lain minyak atsiri, tannin dan flavonoid (Indriani, 2006). Sukardi (2007) menyebutkan bahwa rerata kandungan tanin bubuk ekstrak daun jambu biji berkisar antara 3,25%–8,98

% . 5.1

7.3

9.5 10.6

7.2

9.3

11.3

0 2 4 6 8 10 12

A B C D E F G

rata-rata zona hambat (mm)

perlakuan

Hasil Pengukuran Zona Hambat Tiap Perlakuan

Rata-rata (mm)

(5)

Tannin adalah dapat berikatan dengan protein melalui jembatan hidrogen (Maryati dkk, 2008). Kemampuan tanin berikatan dengan protein pada dinding sel bakteri akan menyebabkan turunnya permeabilitas dinding sel. Tannin akan terurai menjadi pirogalol dan karbonmonoksida jika dipanaskan pada suhu 212ºC-214ºC. Karena pada penelitian ini sari daun jambu biji dipanaskan pada suhu 100º C selama 15 menit, maka kandungan tannin dalam daun jambu biji masih bagus dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji. Efek antibakteri tannin dengan menghambat enzim ekstraseluer mikroba, mengambil alih substrat yang dibutuhkan pada pertumbuhan mikroba atau bekerja secara langsung pada metabolisme melalui penghambatan fosforilasi oksidatif (Agustina dkk, 2013).

Flavonoid dapat membentuk kompleks dengan dinding sel bakteri dengan merusak membran mikroba. Senyawa fenolat dapat menyebabkan denaturasi protein melalui proses adsorpsi dengan melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah, terbentuk kompleks protein-fenol dengan ikatan lemah dan segera mengalami penguraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein.

Pada kadar tinggi, fenol menyebabkan koagulasi protein dan membran sel mengalami lisis, mengubah permeabilitas membran bakteri (Siswandono dan Soekardjo, 2000 dalam Septiana, 2011). Pada perusakan membran sitoplasma, ion H+ dari senyawa fenol dan turunannya (flavonoid) akan menyerang gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipida akan terurai menjadi gliserol, asam karboksilat dan asam fosfat. Hal ini mengakibatkan fosfolipida tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma akibatnya membran sitoplasma akan bocor dan bakteri akan mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian (Gilman et al., 1991 dalam Prajitno 2010).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa sari daun jambu biji (Psidium guajava L.) tanpa pemanasan dan dengan pemanasan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherechia coli. Disarankan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan tingkat pemanasan yang lebih tinggi dan waktu pemanasan yang lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, M., Fanny R., dan Rita T.. Perbandingan Efek Antibakteri Air Perasan Daun Jambu Biji (Psidium guajava) Dengan Air Perasan Daun Sirih (Piper betle Lynn) Terhadap Bakteri Penyebab Gastroenteritis Akut (Escherichia coli) Secara In Vitro. (Online).

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen

Maranatha : Bandung

http://repository.maranatha. pdf, diakses tanggal 20 April 2013

Darsono dan Artemisia. 2003. Aktivitas Antimikroba Esktrak Daun Jambu Biji Dari Beberapa Kultivar Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 Dengan “Hole Plate Diffusion Method”.

Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya

Davis, W.W. dan T.R. Stout. 1971. Disc Plate Methods of Microbiological Antibiotic Assay. Microbiology 22: 659-665.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan

Indriani, S.. 2006. Aktivitas Antioksidan Daun

Jambu Biji (Online).

http://repository.ipb.ac.id, diakses tenggal 16 Januari 2013

LIPI. 2013. Jambu Biji (Psidium guajava L.) http://www.warintek.ristek.go.id,diakses tanggal 23 Oktober 2013

Maryati, J., M. Karmila. 2008. Pemanfaatan Daun Jambu Biji (Psidium guajava) Sebagai Alternatif Pengawetan Telur Ayam Ras (Online). http://isjd.pdii.lipi.go.id.pdf, diakses tanggal 16 Januari 2013

Prajitno, A.. 2010. Uji Sensitifitas Flavonoid Rumput Laut (Eucheuma Cottoni) Sebagai Bioaktif Alami Terhadap Bakteri Vibrio Harveyi.(online)

http://www.ejournal.umm.ac.id, diakses tanggal 03 Maret 2014

Robinson,T.. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB : Bandung

Sukardi, A. R. Mulyarto, W. Safera. 2007.

Optimasi Waktu Ekstraksi Terhadap Kandungan Tanin Pada Bubuk Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidii Folium) Serta Biaya Produksinya. http://jtp.ub.ac.id, diakses tanggal 01 Maret 2014

Septiana, S. R.. 2011. Identifikasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Teraktif Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruitz & Pav.) (Skripsi). UNS : Surakarta

Volk dan Wheeler. 1990. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid Dua. Erlangga : Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

To limit the scope of the study, this research only focuses on aspect multisensory learning and assessment rubric for the young learner English which is suitable for