PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang banyak mendapat perhatian pemerintah karena peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan perekonomian jangka panjang dan dalam rangka pemulihan perekonomian bangsa. Peranan sektor pertanian adalah sebagai penghasil kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk, memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional yang tinggi, memberikan devisa negara dan mempunyai efek multiplier perekonomian yang tinggi dengan rendahnya dampak ekonomi terhadap perekonomian. ketergantungan terhadap impor (multiplier effect). ), yaitu hubungan input-output antara industri, konsumsi dan investasi. Multiplier effect yang dimilikinya relatif besar, sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor pendukung pembangunan perekonomian nasional.
Sektor pertanian juga dapat menjadi basis bagi berkembangnya kegiatan perekonomian pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri. Dengan pertumbuhan positif yang terus menerus, sektor pertanian mempunyai peranan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Pengembangan agribisnis hendaknya difokuskan pada komoditas unggulan yang ditunjukkan oleh kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berkembang, terutama pada kondisi lingkungan biofisik, teknologi, dan sosial ekonomi tertentu.
Diharapkan pengembangan berbagai jenis buah-buahan dapat memberikan nilai tambah bagi produsen dan industri pengguna serta berkembangnya pusat-pusat pengembangan agrobisnis komoditas unggulan di berbagai daerah. Kota Binjai sudah lama dikenal sebagai kota rambutan karena rambutan Binjai sangat terkenal sehingga rambutan menjadi salah satu komoditas unggulan di daerah tersebut. Tanaman rambutan tersebar di seluruh kecamatan di kota Binjai dengan luas 298,20 ha dan hasil panen mencapai 2000 ton.
Produksi produk hortikultura unggulan, penting dan masa depan di Kota Binjai menunjukkan pola yang fluktuatif selama tahun 2010-2015. Berdasarkan besarnya produksi masing-masing produk buah-buahan tersebut, maka perlu dilakukan pengembangan sektor pertanian berbasis bahan baku unggul melalui penelitian “Identifikasi Potensi Pengembangan dan Kelayakan Usahatani Komoditi Buah-buahan Unggulan di Kota Binjai”.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sumber data dan informasi untuk meningkatkan potensi komoditas agrobisnis buah-buahan unggulan di Kota Binjai. Bahan pengenalan bagi Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk agribisnis buah-buahan unggulan di kota Binjai.
Kerangka Pemikiran
Sedangkan nilai LQ < 1 menunjukkan bahwa produk buah-buahan tersebut tidak unggul, artinya daerah tersebut tidak mempunyai potensi untuk menghasilkan buah tersebut dan belum mampu memenuhi kebutuhan di wilayahnya. Komoditas buah-buahan yang mempunyai nilai LQ tertinggi kemudian dianalisis kelayakan usahanya dengan menggunakan RCR (Recovery Cost Ratio) Cara ini digunakan untuk melihat apakah produk buah-buahan unggulan layak secara ekonomi atau tidak, dimana kriteria yang digunakan adalah jika RCR >.
Sedangkan RCR < 1 menunjukkan tidak layak untuk mengembangkan sektor komoditas buah-buahan unggulan pada bidang tersebut.
Hipotesis Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Otonomi Daerah
- Sistem Agribisnis dan Manajemen Agribisnis
- Pembangunan Pertanian Melalui Pengembangan Agribisnis
- Komoditas Unggulan
- Analisis Local Quotient
- Analisis Kelayakan Usaha
- Penelitian Terdahulu
Dengan demikian, fungsi manajerial tersebut juga dapat diterapkan pada pengelolaan usaha di bidang pertanian yang disebut dengan manajemen agribisnis. Berdasarkan analisis situasi, penentuan barang unggulan dan kegiatan lain yang diperlukan dengan mempertimbangkan: (1) potensi permintaan pasar, (2) potensi lahan, (3) kapasitas dan kemauan masyarakat, (4) dukungan sarana dan prasarana pendukung, (5) Dukungan kebijakan dan institusi yang diperlukan (Mardikanto, 2009). Meningkatnya kebutuhan produksi pertanian dalam negeri berdasarkan strategi pembangunan perkotaan yang berorientasi pada upaya pengembangan lapangan kerja.
Diversifikasi kegiatan pembangunan pedesaan non-pertanian padat karya yang secara langsung dan tidak langsung akan mendukung dan didukung oleh masyarakat pertanian. Terus meningkatkan keterampilan masyarakat setempat yang memadai dalam memperkuat jenis industri pengolahan hasil pertanian yang sudah dikenal c. Ada tiga komponen dasar dalam pembangunan pertanian yang perlu dikembangkan, yaitu petani, bahan baku, hasil pertanian, dan wilayah berkembang tempat berlangsungnya kegiatan pertanian.
Komoditas unggulan adalah komoditas unggulan yang mempunyai kedudukan strategis, berdasarkan pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim) serta sosial ekonomi dan kelembagaan (kepemilikan teknologi, keterampilan sumber daya manusia, infrastruktur dan kondisi sosial budaya setempat) untuk dikembangkan. di suatu wilayah. Menurut Saragih (2001), barang unggulan diartikan sebagai barang pokok, yaitu barang yang diproduksi secara surplus karena mempunyai arti lebih untuk digunakan oleh masyarakat di suatu wilayah tertentu sehingga kelebihan tersebut dapat dijual ke luar wilayah tersebut, sehingga tercipta penunjang kegiatan. yang dapat meningkatkan nilai tambah dan memperluas peluang kerja. Dilihat dari sisi penawaran, komoditas unggulan adalah komoditas yang unggul dalam pertumbuhannya baik dari segi kondisi biofisik, teknologi, dan kondisi sosial ekonomi petani di suatu daerah.
Wawasan ini lebih dekat pada keunggulan lokasi, sedangkan dari sisi permintaan, bahan baku yang unggul adalah bahan baku yang permintaannya kuat baik di pasar domestik maupun internasional serta memiliki keunggulan kompetitif. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan aktivitas dasar dan non dasar, antara lain dengan teknik Location Quotient (LQ). Aryani (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Identifikasi Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Sragen”, komoditas pertanian utama yang banyak dibudidayakan di 20 kecamatan di Kabupaten Sragen adalah padi sawah, kacang tanah, singkong, ubi jalar, cabai dan kacang panjang. , pepaya, pisang, mangga, jambu biji, kelapa, wijen, kapuk kapuk, sapi, kambing, domba, lele dumbo, gurami, belut.
Berdasarkan analisis gabungan LQ, KS dan KL diperoleh hasil yang dapat digunakan untuk menentukan wilayah basis produk pertanian premium di wilayah Sragen yaitu Kecamatan Jenar untuk komoditas garut, Kecamatan Kalijambe untuk komoditas nanas. Berdasarkan analisis prioritas, komoditas pertanian di wilayah Sragen yang diprioritaskan untuk dikembangkan adalah garut, nanas, dan sapi. Hasil survei menunjukkan bahwa produk pertanian unggulan yang umum ditanam di sebagian besar kecamatan di wilayah Batang adalah padi sawah, singkong, ubi jalar, kacang panjang, cabai besar, bawang merah, pisang, mangga, jambu air, sukun, durian, melon., kakao, cengkeh, kopi arabika, kopi Robusta, kelapa, kencur, kerbau, bebek, kelinci, sapi, kambing, mahoni, jati, sengon, lele dan belut.
Komoditas sektor pertanian yang terspesialisasi atau mempunyai keunggulan komparatif yang relatif lebih besar adalah padi sawah dengan nilai KS sebesar 1,01370. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mentimun, sawi, terong, daun bawang, buncis merupakan barang unggulan diantara sayuran (dengan koefisien LQ>1).
METODE PENELITIAN
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Bentuk Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Definisi Operasional
Data yang digunakan bersifat time series yaitu data sekunder produksi buah-buahan di kota Binjai dalam kurun waktu 5 tahun. Si = Produksi buah i tiap subarea (ton/tahun) S = Produksi buah pada subarea (ton/tahun). LQ < 1 = Dibandingkan subkawasan lainnya, subkawasan tersebut tidak mempunyai potensi dalam produksi produk buah-buahan premium untuk usaha agro i.
LQ = 1 = Kecamatan ini mempunyai potensi yang sama dengan kecamatan lainnya dalam produksi komoditas agrobisnis buah-buahan unggulan i. TR = Total Pendapatan/Total Pendapatan usahatani komoditas buah-buahan unggulan pada Agribisnis i di Kabupaten (Rp/MT). TC = Total Biaya/Total Biaya Produksi Komoditas Buah Unggulan Agribisnis i di Kabupaten (Rp/MT).
Komoditas buah-buahan unggulan adalah komoditas buah-buahan yang mampu memenuhi kebutuhan daerahnya dan daerah lain (ekspor). Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ), bahan baku buah unggulan adalah bahan baku yang mempunyai nilai LQ > 1. Bahan baku buah non prima merupakan bahan baku buah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan lokal atau hanya dapat memenuhi kebutuhan lokal dan tidak belum bisa mengekspor ke luar wilayah kota Binjai.
Produk kacang-kacangan menurut analisis kuota lokasi (LQ) merupakan komoditas yang mempunyai nilai LQ < 1. Kabupaten Binjai Utara mempunyai potensi menghasilkan manggis, duku/langsat, mangga dan jambu air sebagai produk buah-buahan unggulan untuk agribisnis jika dihitung dengan rata-rata produksi dan nilai LQ per tahun lebih tinggi dibandingkan produk buah-buahan lainnya. Kabupaten Binjai Barat berpotensi menghasilkan komoditas pepaya, jambu biji, dan rambutan sebagai produk buah-buahan unggulan untuk agribisnis jika dihitung dengan rata-rata produksi dan nilai LQ per tahun lebih tinggi dibandingkan produk buah-buahan lainnya.
Kabupaten Binjai Timur mempunyai potensi menghasilkan buah belimbing, jambu biji, dan pisang sebagai komoditas buah unggulan bagi agrobisnis jika dihitung dari rata-rata produksi dan nilai LQ per tahun yang lebih tinggi dibandingkan produk buah-buahan lainnya. Kabupaten Binjai Kota berpotensi menghasilkan bengkuang dan sirsak sebagai komoditas buah unggulan untuk agrobisnis. Berdasarkan Buku Profil Kota Binjai dan Buku Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Binjai, terdapat komoditi sektor pertanian yang tergolong produk premium yaitu rambutan dan jambu air, serta produk utama/potensialnya adalah bengkuang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Kota Binjai
Hasil Analisis Potensi Komoditas Buah-buahan Unggulan di
Pembahasan Analisis Kelayakan Usahatani dan Pengembangan
KESIMPULAN DAN SARAN