• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Kebocoran Data di Indonesia

N/A
N/A
Retno Wulandari

Academic year: 2023

Membagikan " Kasus Kebocoran Data di Indonesia"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Lemahnya pelindungan data di Indonesia mengakibatkan maraknya kebocoran data. Terbukti dengan sering terjadinya kasus kejahatan siber, seperti hacking maupun cracking media sosial yang berujung pada pembobolan data pribadi, pemerasan, hingga penipuan daring.

(VIDEO YT)

Kasus-kasus terbaru terkait perlindungan data pribadi ini di antaranya adalah kebocoran data 297 juta penduduk yang berasal dari (BPJS) Kesehatan yang mencuat pada Mei 2021, disusul oleh kebocoran data dua juta nasabah BRI Life pada Juli 2021. Sebelumnya, pada 2020 lalu, kasus kebocoran data ini juga terjadi, melibatkan data 91 juta pengguna Tokopedia yang mencuat pada Mei 2020, serta 1,2 juta data pengguna Bhinneka.com dan 2,3 juta data pemilih dari KPU Indonesia pada bulan yang sama, seperti dilansir dari CNBC Indonesia.

Berbagai kasus yang terjadi semakin menimbulkan pertanyaan, bagaimana sejatinya tanggung jawab pemerintah dalam melindungi data pribadi masyarakat, terutama yang dikelola oleh instansi pemerintah dan lembaga negara?

Pemerintah mengeluarkan UU Perlindungan Data Pribadi untuk memberi solusi dari permasalahan tersebut. UU PDP adalah undang-undang yang ditetapkan sebagai landasan hukum terkait perlindungan data pribadi di Indonesia. Berikut ini 4 hal yang dilarang terkait pengelolaan data pribadi menurut UU PDP:

1. Larangan memperoleh atau mengumpulkan data pribadi yang bukan miliknya dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang dapat mengakibatkan kerugian subjek data pribadi. (Pasal 65 UU PDP).

2. Larangan mengungkapkan data pribadi yang bukan miliknya dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang dapat mengakibatkan kerugian subjek data pribadi. (Pasal 65 UU PDP).

3. Larangan menggunakan data pribadi yang bukan miliknya dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang dapat mengakibatkan kerugian subjek data pribadi. (Pasal 65 UU PDP).

4. Larangan membuat data pribadi palsu atau memalsukan data pribadi dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang dapat mengakibatkan kerugian bagi orang lain. (Pasal 66 UU PDP).

Berikut adalah alasan utama pentingnya Perlindungan Data Pribadi di Indonesia : 1. Intimidasi Online terkait Gender

Data pribadi berupa jenis kelamin wajib dilindungi untuk menghindari kasus pelecehan seksual atau berbagai jenis perundungan secara online. Alasannya, risiko terjadinya Kekerasan Berbasis Gender Online senantiasa mengancam orang-orang yang kurang waspada. Ketika hal ini terjadi, tentu kenyamanan dalam beraktivitas di dunia digital akan terganggu.

2. Mencegah Penyalahgunaan Data Pribadi

Ketika data pribadi, yang termasuk dalam ranah privasi tersebar, maka bukan tidak mungkin data ini digunakan oleh pihak tidak bertanggungjawab untuk mengambil keuntungan pribadi.

3. Menghindari Potensi Pencemaran Nama Baik

Data pribadi terkait nama asli juga wajib dijaga dengan baik agar tidak sampai bocor. Ketika nama asli atau identitas asli diketahui orang banyak, akan muncul risiko pencemaran nama baik dari akun-akun tidak bertanggungjawab yang memiliki niat buruk.

4. Menjauhi potensi penipuan

(2)

Penipu seringkali mengandalkan akses ke data pribadi untuk merancang skema penipuan yang lebih meyakinkan. Informasi seperti nomor kartu kredit, tanggal lahir, atau nomor identitas adalah elemen penting dalam penipuan online dan offline.

5. Hak Kendali atas Data Pribadi

Setiap data pribadi yang dimiliki oleh seseorang sudah seharusnya berada di bawah kendali orang tersebut. Hal senada tercantum dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 Pasal 12, dan Konvensi Internasional tentang Hak Sipil dan Politik 1966 Pasal 17

Melindungi data pribadi adalah langkah penting untuk menjaga privasi dan mencegah penyalahgunaan informasi pribadi Anda. Berikut adalah beberapa cara untuk melindungi data pribadi Anda:

 Gunakan Kata Sandi yang Kuat

 Aktifkan Autentikasi Dua Faktor

 Hati-hati dengan Email dan Pesan Phishing

 Jangan Bagikan Data Pribadi secara Sembarangan

 Gunakan Layanan VPN

 Waspadai Sosial Media

 Gunakan Layanan Keamanan Data

Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan tetap waspada terhadap praktik keamanan online, Anda dapat meningkatkan perlindungan data pribadi Anda dan mengurangi risiko penyalahgunaan informasi.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Prinsip Perlindungan Data Pribadi Oleh Penyedia Layanan E- Health di Indonesia

3.1 Perlindungan Hukum Bagi Nas abah ya ng Dirugikan Akibat Kebocoran Data Nasabah oleh Pihak Bank

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menjelaskan eksistensi peraturan perundang undangan di Indonesia dalam perlindungan terhadap data pribadi dan untuk mengetahui

Analisis data dalam penelitian menggunakan analisis data Peraturan Perundang-Undangan terkait perlindungan hukum data pribadi berdasarkan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 11

Indonesia belum secara komprehensif dalam mengatur perlindungan data pribadi sehingga mengenai aplikasi untuk pendaftaran dalam mengelola atau memproses data pribadi yang

Apabila terjadi kegagalan perlindungan data pribadi oleh penyelenggara apliaksi E- commerce (tokopedia), maka kewajiban yang harus dilakukan penyelenggara sistem

Penelitian ini membatasi pembahasan pada pokok permasalahan mengenai studi komparatif terkait tanggung jawab hukum para pihak terhadap kebocoran data pribadi konsumen

Dengan banyaknya kasus terkait pinjaman online membuat besar kemungkinan para masyarakat berpikir bagaimanakah bentuk perlindungan data pribadi konsumen dalam pinjaman online di