__________________
Corresponding Author: Lusy Asa Akhrani (e-mail: [email protected]) Program Studi Psikologi Fakultas ILmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Ketawanggede, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia 65145
Seberapa Menarik Gunung Bromo? Studi Korelasional antara Destination Image dan Place Attachment
Nabila Khairanti1, Lusy Asa Akhrani1
1Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Brawijaya DOI: http://doi.org/10.29080/jpp.v14i1.912
Abstract : The phenomenon of a bond between an individual and a particular place is known as place attachment. This research aims to study the correlation between destination image and place attachment among tourists visiting Mount Bromo. The sampling technique employed involved the dissemination of questionnaires through purposive sampling to respondents who were domestic tourists that had visited Mount Bromo at least twice. The research involved 329 respondents aged 17 years and above. A quantitative correlational approach was utilized in this research. Data collected were analyzed using inferential statistical analysis with the Pearson Product Moment analysis technique. The Scale of Destination Image (SDI) and Place Attachment Index (PAI) were used in the study. The results indicate a positive relationship between destination image and place attachment. This positive relationship implies that the higher an individual's destination image of a place, the higher the level of place attachment they possess towards that specific place.
Keywords : Destination image, Place attachment, Travelers
Abstrak : Fenomena ikatan antara seseorang dengan suatu tempat tertentu dikenal dengan istilah place attachment. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara destination image dan place attachment pada wisatawan Gunung Bromo. Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan menggunakan teknik purposive sampling kepada responden yang merupakan wisatawan nusantara yang pernah berkunjung ke Gunung Bromo minimal dua kali. Penelitian ini melibatkan 329 responden dengan usia 17 tahun ke atas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif korelasional. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan metode analisis statistik inferensial dengan teknik analisis Pearson Product Moment. Penelitian ini menggunakan Scale of Destination Image (SDI) dan Place Attachment Index (PAI). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara destination image dan place attachment. Hubungan positif ini bermakna bahwa semakin tinggi destination image seseorang pada suatu tempat, maka place attachment yang dimiliki seseorang terhadap suatu tempat juga semakin tinggi pula.
Kata kunci : Destination image, Place attachment, Wisatawan ISSN 2087-3441 (printed) 2549 9882 (online)
Jurnal Penelitian Psikologi Vol 14 No 1 April 2023
28 Pendahuluan
Place attachment adalah kemampuan individu dalam mempersepsikan sebuah tempat yang dipengaruhi oleh pengalaman yang berbeda dari individu tersebut terhadap berbagai tempat (Lee & Shen, 2013). Suatu tempat dianggap istimewa tergantung pada kegiatan yang dilakukan seseorang di tempat yang mereka anggap istimewa (Han dkk, 2019). Place attachment mewakili hubungan positif yang dimiliki seseorang dengan suatu lokasi. Hubungan tersebut merupakan respons yang dihasilkan oleh pengalaman kompleks terkait dengan suatu tempat yang menghasilkan ikatan emosional antara seseorang dengan tempat tersebut (Manzo, 2005). Keterikatan tempat memengaruhi apa yang dilihat, dipikirkan, dan dirasakan individu tentang tempat itu (Yuksel dkk, 2010).
Place attachment memiliki aspek fungsional (place dependence) dan kognitif (place identity). Place identity didasarkan pada pengalaman yang merupakan investasi emosional sedangkan place dependence mengacu pada hubungan dengan tempat tertentu, nilai, dan perilaku yang relevan dengan lingkungan tertentu (Williams & Vaske, 2003). Orang tertarik pada lingkungan alam karena berbagai alasan dan memperkuat hubungan dengan area tersebut dari waktu ke waktu (Kyle dkk, 2004). Penelitian Theodora & Felicia (2020) menunjukkan place attachment berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap revisit intention. Hal itu bermakna bahwa semakin kuat ikatan emosional yang dirasakan wisatawan terhadap suatu tempat maka semakin kuat niat wisatawan untuk berkunjung kembali ke suatu tempat. Penelitian Kil dkk (2012) juga melihat ketika ikatan emosional wisatawan dengan suatu objek wisata meningkatkan maka itu menciptakan niat untuk berkunjung kembali.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa place attachment berkontribusi pada physical dan psychological well-being (Scannell & Gifford, 2016; Shumaker & Taylor, 1983). Perasaan seperti berada di lingkungan rumah, memperoleh manfaat di tempat yang dikunjungi, serta mendapatkan kepuasan saat mengunjungi tempat tertentu erat kaitannya dengan well-being (Scannell & Gifford, 2016). dan meningkatkan kualitas hidup pengunjung (Moser, Ratiu, & Fleury-Bahi, 2002). Sejumlah tempat favorit bahkan mempromosikan pemulihan kognitif dan emosional (Scannell & Gifford, 2016). Tempat yang ditawarkan memungkinkan individu dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka (Scannell & Gifford, 2016), memberikan peluang dan tantangan untuk mendorong ekspansi diri, dan akhirnya menuju kesejahteraan eudemonik (Scannell & Gifford, 2016).
Salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi wisatawan adalah pegunungan karena memiliki pemandangan yang spektakuler, keindahan yang megah, dan nilai-nilai lingkungan yang unik (Nepal & Chipeniuk, 2005). Gunung Bromo adalah kawasan pegunungan di Jawa Timur, Indonesia yang menyajikan berbagai pilihan destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Pengalaman wisata di Gunung Bromo menawarkan berbagai manfaat fisik, psikologis, dan sosial yang dapat memperkuat hubungan emosional dengan tempat-tempat ini dan menjadikannya pengalaman yang menarik (Raharjo, 2017). Berdasarkan Catatan Balai Besar TNBTS gunung Bromo tetap menjadi pilihan bagi wisatawan untuk berwisata meskipun sempat dilakukan pembatasan selama dua tahun (beritajatim.com, 2-23). Angka wisatawan gunung bromo di momen libur lebaran 2022 mencapai 1000 orang/hari (Surya.id, 2023).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo (2017) diperoleh bahwa responden kebanyakan merupakan “bukan kunjungan pertama” ke Gunung Bromo (90,0%), dan hanya 10,0% yang merupakan “kunjungan pertamanya”. Respon terbanyak dari yang “bukan kunjungan pertama” adalah bahwa kunjungan ke Gunung Bromo: sering, kedua, ketiga, kelima dan ketujuh. Kebanyakan responden (86,0%) menyatakan “ingin kembali” ke Bromo, sisanya 8,0% “tidak tahu” dan 6,0% “tidak ingin kembali”. Setelah mengunjungi Gunung Bromo, secara umum yang menarik bagi responden tentang Gunung
Jurnal Penelitian Psikologi Vol 14 No 1 April 2023
29 Bromo, yang terbanyak menyatakan keindahan alamnya (78,0%), sedangkan yang lain merasa tertarik dengan keunikan budayanya (22,0%).
Chen & Tsai (2007) menjelaskan bahwa place attachment merupakan suatu penghubung penting antara destination image suatu tempat wisata dengan revisit intention. Destination image sebagian besar diakui sebagai konstruksi yang paling relevan dalam perilaku konsumen dan riset pemasaran dalam pariwisata, karena pilihan liburan sering kali diambil berdasarkan destination image, daripada pengetahuan tentang realitas (Baloglu & McCleary, 1999; Bigné dkk, 2009). Menurut brand signal theory, ketika wisatawan mempercayai sumber informasi destinasi yang kredibel, faktor ini kemungkinan akan memberikan efek persuasif pada pendapat mereka tentang destination image. Destination image memungkinkan berkembangnya ekspektasi, imajinasi kualitas destinasi sebelum melakukan perjalanan, dan memperpanjang pengalaman wisata yang menyenangkan setelahnya (Macinnis & Price, 1987). Hanif dkk (2016) mengatakan bahwa setiap destinasi memiliki citra yang berbeda pada setiap destinasinya khusunya destinasi wisata, selain itu destination image memiliki perbedaan antara satu orang dengan yang lainnya. Hal ini ditentukan berdasarkan penilaian individu tertentu.
Citra destinasi tidak hanya didefinisikan sebagai persepsi atribut destinasi individu tetapi juga kesan secara menyeluruh atau holistik dari destinasi. Citra destinasi terdiri dari karakteristik fungsional yang menitikberatkan pada aspek bukti fisik (tangible) dari destinasi dan karakteristik psykologi yang menitikberatkan pada aspek yang bukan bukti fisik (intangible) (Echtner dan Ritchie, 2003). Dengan kata lain, Echtner dan Ritchie mengungkapkan bahwa citra destinasi seharusnya dirasakan baik dalam bentuk atribut-atribut individu (seperti iklim dan fasilitas akomodasi) impresi secara holistik (suasana mental dan imajinasi tentang destinasi). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Veasna dkk. (2013) dengan menciptakan persepsi wisatawan tentang place attachment terhadap destinasi wisata tertentu, dapat menyebabkan mereka membentuk destination image melalui kredibilitas sumber informasi destinasi.
Place attachment dianggap penting untuk sebuah tempat wisata karena apabila wisatawan merasa mendapatkan manfaat dari tempat yang mereka kunjungi maka akan ada keinginan untuk berkunjung kembali (Kil dkk., 2012). Place attachment menjadi anteseden dari revisit intention dan niat wisatawan untuk merekomendasikan suatu tempat wisata kepada orang lain. Seorang wisatawan tidak akan kembali ke suatu tempat wisata (revisit) kecuali wisatawan tersebut telah memiliki ikatan emosional dengan tempat tersebut. Terdapat beberapa penelitian yang telah mengeksplorasi hubungan emosional antara orang-orang dengan tempat tertentu pada bidang pariwisata, termasuk interaksi mereka dengan orang-orang di tempat tersebut (Manzo, 2003). Ikatan antara suatu individu dan tempat tertentu melibatkan interaksi pengaruh dan emosi, pengetahuan dan keyakinan, serta perilaku dan tindakan. Penelitian ini akan bertujuan melihat hubungan destination image dengan place attachment dengan melibatkan wisatawan kawasan gunung Bromo yang menjadi situs wisata. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kualitas fasilitas, pelayanan dan kenyamanan Gunung Bromo agar sehingga destination image dan place attachment dapat menjadi faktor yang dipertimbangkan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Scale of Destination image (SDI) yang dikembangkan oleh Byon & Zhang (2010). Destination image mengarah pada empat dimensi yaitu infrastructure, attraction, value for money, dan enjoyment dengan total 18 aitem. Alat ukur untuk mengetahui tingkat place attachment dalam penelitian ini akan
Jurnal Penelitian Psikologi Vol 14 No 1 April 2023
30 menggunakan skala pengukuran Place attachment Index (PAI) oleh Williams dan Vaske (2003) dan diadaptasi oleh Utami (2017) yang memuat dua dimensi yaitu place dependence dan place identity.
Data dikumpulkan secara daring dengan menyebarkan skala di jejaring sosial Instagram, Whatsapp, dan Twitter. Total responden yang berpartisipasi dalam penelitian adalah sebanyak 329 orang. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Pemilihan subjek dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan adanya karakteristik khusus pada individu yang dibutuhkan untuk penelitian. Subjek adalah wisatawan kewarganegaraan Indonesia yang pernah berkunjung ke destinasi wisata Gunung Bromo minimal dua kali, dan berusia 17 tahun ke atas. Analisis data menggunakan uji pearson’s product moment dengan bantuan SPSS.
Hasil Penelitian
Gambaran data demografis responden penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Mayoritas wisatawan yang menjadi subjek penelitian ini berusia 17-25 tahun dan banyak yang dari area jawa timur. Gunung Bromo memang tidak asing lagi bagi warga jawa timur meskipun ada pengunjung dari luar jawa timur mulai dari propinsi yang ada di pulau jawa hingga pengunjung dari luar pulau jawa. Pengunjung utama kawasan gunung Bromo ini adalah para pelajar / mahasiswa yang mungkin masih memiliki akses kemudahan fisik yang baik serta kemudahan transportasi. Ukuran uang saku tampaknya tidak menjadi perbedaan yang signifikan untuk tetap mengunjungi gunung Bromo.
Table 1
Data Demografis Responden Penelitian
Data Demografis Kategori Jumlah Persentase (%)
Jenis Kelamin Laki-laki 154 48.4
Perempuan 164 51.6
Usia 17-25 210 66
26-35 55 17.3
36-45 28 8.8
46-55 21 6.6
56-65 4 1.3
Asal Provinsi Jawa Timur 237 75.7
Jawa Barat 23 7.1
DKI Jakarta 30 6
Banten 8 2.5
Jawa Tengah 8 2.7
D. I. Yogyakarta 4 1.2
Sulawesi Selatan 2 0.6
Riau, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, NTB*
6 1.8
Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 155 48.7
Pegawai Swasta 76 23.9
Pegawai Negeri/BUMN 32 10.1
Wirausaha 25 7.9
Freelance 5 1.5
Ibu Rumah Tangga 6 1.8
Guru, Dosen, Polisi** 9 2.7
Belum Bekerja 2 0.6
Psikolog, Personal Trainer, Advokat, Professional, PNS, Non-
PNS, Pengasuh 8 2.1
Pendapatan/Uang
Saku per Bulan < Rp 2.500.000 179 56.3
> Rp 2.500.000 139 43.7
Jurnal Penelitian Psikologi Vol 14 No 1 April 2023
31 Keterangan * masing-masing provinsi memiliki satu responden ** masing-masing kategori
pekerjaan terdapat tiga responden *** masing-masing kategori pekerjaan terdapat empat subjek
Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan signifikansi variabel place attachment dan destination image adalah 0,200 yang mana lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan data tersebut terdistribusi secara normal. Adapun hasil uji linearitas menunjukkan skor linearity dengan hasil sebesar 0,000 yang mana bernilai lebih kecil daripada 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara dua variabel linear.
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan penelitian ini dilakukan uji pearson’s product moment dengan taraf signifikansi 0,000. Hasil itu menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara kedua variabel dimana apabila nilai destination image tinggi, maka nilai dari place attachment juga akan tinggi.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara destination image dan place attachment. Ketika destination image atau citra yang dimiliki Gunung Bromo tinggi, maka variabel place attachment atau keterikatan emosional wisatawan terhadap Gunung Bromo juga semakin tinggi. Gunung Bromo terkenal dengan pemandangan matahari terbitnya yang indah. Para wisatawan harus naik ke Puncak Penanjakan yang merupakan lokasi terbaik untuk dapat melihat matahari terbit. Rasa lelah yang didapatkan ketika mendaki akan terbayar lunas dengan pemandangan matahari terbit yang luar biasa.
Penelitian Prayag & Ryan (2012) juga melihat hasil yang sama pada wisatawan internasional yang menginap di hotel di Pulau Mauritius. Wisatawan yang melakukan kunjungan ulang adalah mereka yang memiliki place attachment yang tinggi dengan pulau Mauritius karena memiliki pengalaman dan kesan tersendiri ketika melakukan kunjungan pertama. Penelitian ini mengungkapkan bahwa loyalitas wisatawan ke berbagai tujuan wisata akan dimediasi oleh peran yang dimainkan oleh place attachment, keterlibatan pribadi, dan destination image. Destination image melibatkan komponen kognitif dan afektif dari suatu lokasi dan place attachment itu adalah reaksi emosional terhadap tempat fisik atau sosial. Kepuasan dengan atraksi (misalnya, budaya dan sejarah), infrastruktur (aksesibilitas dan akomodasi), dan atribut berwujud (reputasi dan keeksotisan) adalah penentu paling penting dari place attachment. Berinvestasi dalam memfasilitasi aksesibilitas, dan atraksi budaya/sejarah yang lebih baik, misalnya, kemungkinan besar akan meningkatkan keterikatan tempat melalui identitas tempat dan ketergantungan tempat.
Penelitian ini juga sejalan dengan apa yang dikatakan Wang dkk (2011) tentang wisatawan Taman Nasional Kenting. Hasil penelitian mereka menjelaskan bahwa destination image berpengaruh signifikan terhadap place attachment. Proses pengalaman berkontribusi sebagian pada penciptaan citra yang kompleks, dan citra tersebut menginisiasi wisatawan untuk membentuk hubungan dengan suatu destinasi. Latar tempat pada penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yakni sama- sama berada di kawasan Taman Nasional. Gunung Bromo berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Berbeda dengan taman nasional pada umumnya, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tidak memiliki kekayaan flora dan fauna yang begitu mencolok namun yang menjadi daya tarik utama dari kawasan ini adalah pesona bentangan alamnya yang jarang ditemukan di tempat lain.
Jurnal Penelitian Psikologi Vol 14 No 1 April 2023
32 Simpulan dan Saran
Hasil penelitian ini menunjukkan variable destination image memiliki korelasi yang signifikan degan place attachment. Semakin tinggi destination image yang dimiliki individu terhadap suatu tempat wisata maka place attachment mereka juga semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, apabila destination image seseorang pada suatu tempat rendah, maka akan semakin rendah pula place attachment. Penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan seperti proses pengambilan data yang didominasi oleh responden usia 17-25 tahun, kurangnya kontrol pada kriteria responden, serta pada alat ukur. Peneliti tidak melakukan back translation untuk memastikan apakah terjemahan alat ukur sudah setara atau belum. Bagi penelitian selanjutnya mungkin bisa melengkapi kekurangan yang dimiliki dengan lebih mengontrol subjek, modifikasi alat ukur, serta penambahan variable yang dianggap mampu meningkatkan place attachment wisatawan.
Daftar Pustaka
Aldrianto, E., Juanda, B., Mulatsih, S., & Rustiadi, E. (2021). Hubungan Travel Constrain Dan Citra Destinasi Terhadap Loyalitas Wisatawan di Wilayah Kabupaten Bogor Bagian Barat. Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen, 7(3), 632–642.
https://doi.org/10.17358/jabm.7.3.632
Andreu L., Bigne J.E., and Cooper C., Projected and perceived image of Spain as a tourist destinationfor British travellers. Journal of Travel & Tourism Marketing, 2000. 9(4):
p. 47–67.
Anggia, T., Guswandi, G., & Anggrahita, H. (2022). Place attachment Teras Cihampelas sebagai Ruang Publik bagi Masyarakat Kota Bandung. Media Komunikasi Geografi, 23(1), 111-128.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Attubel, M. M. (2013). Pengambilan Keputusan Wisatawan Berkunjung di Nusatenggara Timur Melalui Bauran Pemasaran Jasa Pariwisata. Jurnal Ilmiah Pariwisata, 18(3), 216-230.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baloglu, S., & McCleary, K. W. (1999). A model of destination image formation. Annals of Tourism Research, 26(4), 868–897. https://doi.org/10.1016/S0160- 7383(99)00030-4
Bigné, J. E., Sánchez, M. I., & Sánchez, J. (2001). Tourism image, evaluation variables and after purhase behaviour: Inter-relationship. Tourism Management, 22(6), 607–616.
https://doi.org/10.1016/S0261-5177(01)00035-8
Byon, K. K., & Zhang, J. J. (2010). Development of a scale measuring destination image.
Marketing Intelligence and Planning, 28(4), 508–532.
https://doi.org/10.1108/02634501011053595
Chen, C. F., & Tsai, D. (2007). How destination image and evaluative factors affect behavioral intentions? Tourism Management, 28(4), 1115–1122.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2006.07.007
Echtner, C. M., & Ritchie, J. B. (1993). The measurement of destination image: An empirical assessment. Journal of travel research, 31(4), 3-13.
Garry, S., & Oddone, N. (2017). Strengthening tourism value chains in rural settings. Rural industrial policy and strengthening value chains, 145, 195.
Gartner, W. C. (2008). Journal of Travel & Image Formation Process. June 2013, 37–41.
Jurnal Penelitian Psikologi Vol 14 No 1 April 2023
33 Giuliani, M. V., & Feldman, R. (1993). Place attachment in a developmental and cultural
context. Journal of environmental psychology, 13, 267–274.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Edisi 8). Semarang:
Universitas Diponegoro.
Gross, M. J., & Brown, G. (2008). An empirical structural model of tourists and places:
Progressing involvement and place attachment into tourism. Tourism Management, 29(6), 1141–1151. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2008.02.009
Han, J. H., Kim, J. S., Lee, C. K., & Kim, N. (2019). Role of place attachment dimensions in tourists’ decision-making process in Cittáslow. Journal of Destination Marketing and Management, 11, 108–119. https://doi.org/10.1016/j.jdmm.2018.12.008 Hanif, A., Kusumawati & Mawardi. (2016). Pengaruh Citra Destinasi Terhadap Kepuasan
Wisatwan Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Wisatawan (Studi pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Batu). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 38(1), 44–52
Hidalgo, M. C., & Hernández, B. (2001). Place attachment: Conceptual and empirical questions. Journal of Environmental Psychology, 21(3), 273–281.
https://doi.org/10.1006/jevp.2001.0221
Kaplan, R. and Kaplan, S. (1989) The Experience of Nature. A Psychological Perspective. New York: Cambridge University Press.
Kil, N., Holland, S. M., Stein, T. V., & Ko, Y. J. (2012). Place attachment as a mediator of the relationship between nature-based recreation benefits and future visit intentions.
Journal of Sustainable Tourism, 20(4), 603–626.
Kusumawardana, Danendra. (2022). Kunjungan Wisatawan di Gunung Bromo Naik 75 Persen saat Libur Lebaran 2022. Diakses melalui https://surabaya.tribunnews.com/2022/05/05/kunjungan-wisatawan-di-
gunung-bromo-naik-75-persen-saat-libur-lebaran-2022 pada tanggal 30 Desember 2022
Kyle, G., Mowen, A., & Tarrant, M. (2004). Linking place preferences with place meaning:
An examination of the relationship between place motivation and place attachment. Journal of Environmental Psychology, 24, 439–454.
Lalli, M. (1992). Urban-Related Identity: Theory, Measurement, and Empirical Findings.
Journalof Environmental Psychology, 12, 285-303.
Lee, T. H., & Shen, Y. L. (2013). The influence of leisure involvement and place attachment on destination loyalty: Evidence from recreationists walking their dogs in urban parks. Journal of Environmental Psychology, 33, 76–85.
Low, S. M., & Altman, I. (1992). Place attachment: A conceptual inquiry. Place attachment, 1–12.
Lu, Y. H., Zhang, J., Zhang, H., Xiao, X., Liu, P., Zhuang, M., & Hu, M. (2021). Flow in soundscape: the conceptualization of soundscape flow experience and its relationship with soundscape perception and behaviour intention in tourism destinations. Current Issues in Tourism, 1-19.
Macinnis, D. J., & Price, L. L. (1987). The role of imagery in information processing: A review and extension. Journal of Consumer Research, 13, 473–491.
Manzo, L. C., & Devine-Wright, P. (2013). Place attachment: Advances in theory, methods and applications. Routledge.
Mesch, G. S., & Manor, O. (1998). Social ties, environmental perception, and local attachment. Environment and behavior, 30(4), 504-519.
Moser, G., Ratiu, E., & Fleury-Bahi, G. (2002). Appropriation and interpersonal relationships: From dwelling to city through the neighborhood. Environment and Behavior, 34, 122–136.
Jurnal Penelitian Psikologi Vol 14 No 1 April 2023
34 Murphy, P., Pritchard, M. P., & Smith, B. (2000). The destination product and its impact on
traveller perceptions. Tourism management, 21(1), 43-52.
Nepal, S. K., & Chipeniuk, R. (2005). Mountain tourism: Toward a conceptual framework.
Tourism Geographies, 7(3), 313-333.
Piramanayagam S., Rathore S., and Seal P.P., Destination image, visitor experience, and behavioural intention at heritage centre. Anatolia, 2020. 31(2): p. 211–228.
Prasetyo, B., & Jannah, L. M. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Prayag, G., & Ryan, C. (2012). Antecedents of tourists’ loyalty to mauritius: The role and influence of destination image, place attachment, personal involvement, and satisfaction. Journal of Travel Research, 51(3), 342–356.
https://doi.org/10.1177/0047287511410321
Proshansky, H. M. (1978). The city and self-identity. Environment and behavior, 10(2), 147- 169.
Pruneau, D., Chouinard, O., Arsenault, C., & Breau, N. (1999). An intergenerational education project aiming at the improvement of people’s relationship with their environment. International Research in Geographical and Environmental Education, 8(1), 26–39. https://doi.org/10.1080/10382049908667587
Raharjo, T. W. (2019). Komunikasi pemasaran terhadap destinasi pariwisata Bromo- Tengger-Semeru, Jawa Timur. Komunikasi Pemasaran Terhadap Destinasi. 3, 463–
474.
Ramadhan, L. (2021). Sepanjang Tahun 2020 Angka Kunjungan Wisatawan ke Gunung Bromo Terjun Bebas. Malang. Diakses melalui https://beritajatim.com/gaya- hidup/angka-kunjungan-wisatawan-ke-gunung-bromo-terjun-bebas/ pada tanggal 31 Agustus 2022
Rollero, C., & De Piccoli, N. (2010). Place attachment, identification and environment perception: An empirical study. Journal of environmental psychology, 30(2), 198- 205.
Scannell, L., & Gifford, R. (2016). Place attachment enhances psychological need satisfaction. Environment and Behavior, 49, 1–31
Shumaker, S. A., & Taylor, R. B. (1983). Toward a clarification of people-place relationships: A model of attachment to place. In N. R. Feimer & E. S. Geller (Eds.), Environmental psychology: Directions and perspectives (pp. 219-256). New York:
Praeger.
Stokols, D., and Shumaker, S. A. (1981). “People in Places: A Transactional View of Settings.” In Cognition, Social Behavior and Environment, edited by J. Harvey.
Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum.
Strzelecka, M., Boley, B. B., & Woosnam, K. M. (2017). Place attachment and empowerment: Do residents need to be attached to be empowered? Annals of Tourism Research, 66, 61–73. https://doi.org/10.1016/j.annals.2017.06.002 Sudaryono (2017). Metode Penelitian. Depok: Rajawali Press
Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Alfabeta:
Bandung.
Tabachnick, B. G., & Fidell, L. S. (2013). Using multivariate statistics (6th ed.). Boston:
Pearson.
Theodora, P., & Felicia, F. (2020). Pengaruh Perceived Authenticity Terhadap Place attachment Dan Revisit Intention Wisatawan Di House Of Sampoerna. Jurnal Hospitality Dan Manajemen Jasa, 8(2), 1–17.
Veasna, S., Wu, W. Y., & Huang, C. H. (2013). The impact of destination source credibility on destination satisfaction: The mediating effects of destination attachment and destination image. Tourism management, 36, 511-526.
Jurnal Penelitian Psikologi Vol 14 No 1 April 2023
35 Vengesayi, S., Mavondo, F. T., & Reisinger, Y. (2009). Tourism destination attractiveness:
Attractions, facilities, and people as predictors. Tourism Analysis, 14(5), 621-636.
Wang, L. H., Weng, T. S., & Yeh, S. S. (2011). A study of the relationship among experience value, destination image and place attachment. African Journal of Business Management, 5(26), 10869-10877.
Williams, D. R., Patterson, M. E., Roggenbuck, J. W., & Watson, A. E. (1992). Beyond the commodity metaphor: Examining emotional and symbolic attachment to place.
Leisure Sciences, 14(1), 29–46. https://doi.org/10.1080/01490409209513155 Williams, D. R., & Roggenbuck, J. W. (1989). Measuring place attachment: Some
preliminary results. In NRPA Symposium on Leisure Research, San Antonio, TX (Vol.
Williams, D. R., & Vaske, J. J. (2003). 9). The Measurement of Place attachment: Validity and Generalizability of a Psychometric Approach. 49(6).
Yuksel, A., Yuksel, F., & Bilim, Y. (2010). Destination attachment: Effects on customer satisfaction and cognitive, affective and conative loyalty. Tourism Management, 31(2), 274e284.