• Tidak ada hasil yang ditemukan

namun secara simultan motivasi dan keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "namun secara simultan motivasi dan keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 220 Pengaruh Motivasi dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang

Indra Novianto1 STIE Widya Gama Lumajang email : rakaindra40@gmail.com

Nawangsih2

STIE Widya Gama Lumajang email : lovinawang@gmail.com

Riza Bahtiar Sulistyan3 STIE Widya Gama Lumajang email : rizabahtiars@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan keselamatan kerja secara simultan dan parsial terhadap kinerja karyawan pada Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah Kabupaten Lumajang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan asosiatif kausal. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 45 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah “simple random sampling”. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linier berganda untuk hipotesis melalui program SPSS 16 for windows. Berdasarkan hasil penilitian yang diperoleh bahwa secara parsial motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan keselamatan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. namun secara simultan motivasi dan keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. besarnya pengaruh motivasi dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan ditujukan oleh nilai determinasi (R2) sebesar 0,248.

sedangkan sisanya yaitu 75,2% kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti gaya kepemimpinan, disiplin kerja dan lingkungan kerja.

Kata kunci : Motivasi, Keselamatan Kerja, Kinerja Karyawan

Abstract

The purpose of this study is to determine the effect of motivation and safety of work simultaneously and partially on the performance of employees at the Regional Natural Disaster Management Agency of Lumajang Regency. The research type used is descriptive with causal associative approach. This research was conducted with 45 respondents. The sampling technique used is "simple random sampling". Hypothesis testing is done by multiple linear regression analysis for hypothesis through SPSS 16 for windows program. Based on the results of research obtained that partially motivation effect on employee performance, while safety does not affect the performance of employees. but simultaneously motivation and safety affect the employee performance. the magnitude of the effect of motivation and work safety on employee performance is addressed by the value of determination (R2) of 0.248. while the remaining 75.2% employee performance is influenced by other variables that are not examined in this study such as leadership style, work discipline and work environment.

Keyword : Motivation, Safety, Employee Performance

PENDAHULUAN

Faktor pendukung dalam sebuah organisasi merupakan sumber daya manusia. Begitu juga dilingkungan instansi pemerintahan khususnya bidang penanggulangan bencana di daerah. Karyawan berkualitas akan memiliki sumber daya manusia yang terampil dan cakap dalam menjalankan tugas, salah satu contoh utama yang sangat penting dalam kegiatan untuk membantu kemajuan organisasi.

Kabupaten Lumajang merupakan kawasan yang sangat rawan terhadap bencana alam. Jenis bencana yang melanda Kabupaten Lumajang meliputi banjir, longsor, angin kencang dan pohon

(2)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 221 tumbang. Dalam hal ini untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat dari ancaman bencana.

Secara khusus penanggulangan suatu bencana ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.

Tugas daripada BPBD Kabupaten Lumajang merupakan pelayanan kemanusiaan. Membantu masyarakat Kabupaten Lumajang yang terkena musibah seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi merupakan salah satu tugasnya. Banyak tempat – tempat yang teindikasi terkena bencana tidak langsung mendapatkan pertolongan. Maka dari itu para karyawan BPBD Kabupaten Lumajang didorong untuk selalu siap dan mampu bekerja keras apabila terjadi bencana secara tiba – tiba.

Mengingat setiap karyawan pasti mengalami kejenuhan karena pekerjaan ataupun lingkungan sekitar, maka dari itu untuk membangkitkan motivasi dalam diri karyawan secara individu itu perlu. Karena tanpa motivasi yang baik seseorang tidak akan memiliki kinerja yang hebat. Oleh sebab itu pemimpin harus bisa memberikan motivasi kepada karyawan dengan upaya meningkatkan kompetensi supaya dipertimbangkan ke pekerjaan yang lebih tinggi dalam mengembangkan karirnya.

Motivasi menurut Ardana, 2012:193, ”Kekuatan yang dapat mendorong seseorang melakukan suatu tindakan atau tidak pada hakikatnya ada secara eksternal maupun internal yang berdampak negatif atau positif guna mengarahkannya sangat bergantung pada ketangguhan manajer.”

Karena BPBD Kabupaten Lumajang merupakan tergolong Badan yang baru di bentuk jadi masih minim akan peralatan keselamatan kerja. Pekerjaan yang berbahaya dan sangat beresiko ini membutuhkan keselamatan kerja yang baik mengingat setiap detik dan setiap saat mereka turun ke lapangan dengan mempertaruhkan nyawa. Sekecil apapun resiko yang diderita akibat suatu kecelakaan kerja, akan berakibat kerugian baik berupa cedera pada karyawan. Usaha pencegahan kecelakaan dititik beratkan pada kondisi penyempurnaan peralatan, dan lingkungan kerja. Artinya, lingkungan kerja harus bisa menjaga dan melindungi keselamatan kerja karyawan, walaupun resiko yang dihadapi masing – masing lingkungan kerja bervariasi tergantung jenis pekerjaan yang dihadapi.

Keselamatan kerja menurut Wirawan, 2015:543, ”Kondisi dimana para pekerja selamat, tidak mengalami kecelakaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan berlangsung secara normal tidak terganggu oleh kecelakaan kerja, tenaga kerja dapat menciptakan kerja yang direncanakan”.

Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan cara kerja karyawan dalam suatu instansi/perusahaan selama periode tertentu. Maka dari itu kinerja karyawan yang baik akan terwujud jika memiliki kemampuan menyelesaikan pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung jawab masing – masing karyawan. Masalah yang sering dihadapi antara lain mencari cara terbaik agar dapat meningkatkan dan menggerakan kinerja karyawan sehingga secara sadar dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Karena suatu organisasi yang memiliki karyawan yang kinerjanya baik maka besar kemungkinan target akan mudah tercapai dengan baik.

Menurut Suparyadi, 2015:300, “Adapun manajemen kinerja karyawan, pada dasarnya adalah suatu upaya mengelola kompetensi karyawan yang dilakukan oleh organisasi secara sistematik dan terus-menerus agar karyawan tersebut memiliki tingkat kinerja yang diharapkan oleh organisasi, yaitu mampu memberikan kontribusi yang optimal, sehingga mampu mencapai tujuan organisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dan pengaruh motivasi dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah Kabupaten Lumajang.

KAJIAN PUSTAKA Motivasi

Menurut Santoso Soroso dalam Fahmi, 2016:88, “Motivasi adalah suatu set atau kumpulan perilaku yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu (specific goal directed way)”. Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi usaha membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intensitas, bersifat terus- menerus dan adanya tujuan.

Indikator Motivasi

Indikator motivasi menurut penelitian terdahulu dalam Edison, 2017:181, “Terdiri dari 5 (lima) faktor, di antaranya:

a. Tingkat kebutuhan hidup yang diterima karyawan.

b. Tingkat kepastian program pensiun atau hari tua.

c. Tingkat persamaan karyawan di mata pemimpin.

d. Tingkat perlakukan dan kesopanan pemimpin terhadap karyawannnya.

e. Tingkat dukungan pemimpin untuk mengembangkan diri karyawan.

(3)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 222 Keselamatan Kerja

Menurut Kasmir, 2016:266, “Keselamatan kerja adalah merupakan perlindungan karyawan secara menyeluruh. Artinya perusahaan berusaha untuk menjaga jangan sampai karyawan mendapat suatu kecelakaan pada saat menjalankan aktivitasnya”.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja adalah keadaan bahawa dimana tenaga kerja merasa aman dan nyaman, dengan perlakuan yang didapat dari lingkungan dan pengaruh pada kuliatas kerja,apakah karyawan nyaman dengan peralatan keselamatan kerja,peralatan yang digunakan,tata letak ruang kerja dan beban kerja yang didapat ditempat kerja.

Menurut Kasmir, 2016:274, “Indikator-indikator dari keselamatan kerja terdiri dari 8 (delapan) faktor”, di antaranya:

a. Kelengkapan peralatan kerja,

Bahwa peralatan keselamatan kerja yang lengkap sangat diperlukan.

b. Kualitas peralatan kerja,

Artinya disamping lengkap peralatan kerja yang dimiliki juga harus diperhatikan kualitas dari perlengkapan keselamatan kerja.

c. Kedisiplinan karyawan,

Penggunaan perlengkapan kerja sebaiknya dilakukan pengawasan untuk menghindari lupa dan kelalaian karyawan.

d. Ketegasan pimpinan,

Karena pemimpin yang tegas akan memengaruhi karyawan untuk menggunakan perlengkapan keselamatan kerja.

e. Semangat kerja,

Peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka akan memberikan semangat kerja yang tinggi, karena karyawan merasa aman dan nyaman dakam bekerja.

f. Motivasi,

Motivasi karyawan untuk bekerja juga akan kuat jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap dan sempurna.

g. Pengawasan,

Setiap karyawan perlu diawasi dalam menggunakan peralatan keselamatan kerja. Hal ini tentu mempengaruhi keselamatan kerja, terutama mereka yang tidak terawasai secara baik.

h. Umur alat kerja,

Sebaiknya peralatan yang sudah lewat umur ekonomis harus diganti dengan yang baru, sekalipun masih terlihatan bagus.

Kinerja Karyawan

Kinerja adalah suatu hasil yang diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan kesepakatan yang telah di tetapkan sebelumnya. Sedangkan pengertian manajemen kinerja menurut Michael Armstrong dalam Edison, 2017:172, “Performance management can be defined as a systematic process for improving organizational performace by developing the performance of individual and teams, (manajemen kinerja dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan mengembangkan kinerja individu dan tim)”.

Menurut Suparyadi, 2015:300, “Adapun manajemen kinerja karyawan, pada dasarnya adalah suatu upaya mengelola kompetensi karyawan yang dilakukan oleh organisasi secara sistematik dan terus-menerus agar karyawan tersebut memiliki tingkat kinerja yang diharapkan oleh organisasi, yaitu mampu memberikan kontribusi yang optimal, sehingga mampu mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen kinerja karyawan sebagai bagian dari aktivitas manajemen sumber daya manusia merupakan upaya untuk mengelola cipta, rasa, dan karsa yang dimiliki oleh karyawan agar karyawan tersebut memiliki kemampuan tertentu sehingga mampu berkinerja seperti yang diharapkan. Kinerja karyawan merupakan masalah yang sentral dalam kehidupan sebuah organisasi atau perusahaan akan mampu mencapai tujuan atau tidak, sangat tergantung kepada sebaik apa kinerja yang ditunjukan oleh para karyawannya.

Indikator Kinerja Karyawan

Menurut Edison, 2017:205, “Indikator kinerja karyawan menurut penelitian terdahulu”. Terdiri dari 4 (empat) faktor, di antaranya

a. Fokus pada pencapaian target.

b. Anggota memiliki komitmen tentang kualitas.

c. Pekerjaan selesai tepat waktu.

d. Transparan dan dapat dipertanggung jawabnnya.

(4)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 223 METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengunakan penelitian kuantitatif dengan mencari hubungan assosiatif yang bersifat kausal. Menurut pendapat Sugiyono, 2014:36, menyatakan bahwa, “penelitian assosiatif adalah penelitian yang bersifat menanyakan antara dua variabel atau lebih”. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi dalam penelitian ini ada variabel independen (variabel yeng mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi).

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda.

Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, data diolah menggunakan software komputer yaitu SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan pengujian secara parsial (Uji t) dan pengujian secara simultan (Uji F) serta analisis koefisien determinasi (R2).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji asumsi klasik yang terkait dengan uji normalitas menunjukkan bahwa titik penyebaran plot tersebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikut arah garis diagonal, begitu pula pada grafik histogram yang memberikan pola distribusi yang normal (tidak terjadi kemiringan). Kedua grafik diatas menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.Begitujuga asumsi multikolinieritas, hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF yang cukup kecil, dimana semuanya berada di bawah 10 dan nilai tollerance lebih dari 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas, yang berarti bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel yang saling independen. Hasil uji heteroskedastisitas dengan scatterplot menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada menunujukkan bahwa hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas, yang berarti tidak ada gangguan yang berarti dalam model regresi ini. Dengan demikianseluruh asumsiklasik dapat dipenuhi.Hasil analisis regresi sederhana dapat dilihat pada tabel dibawah ini

.

Tabel 1. Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.902 3.529 1.389 .172

Jmlh_Motivasi .387 .143 .395 2.699 .010 .836 1.196

Jmlh_Kslmatan .118 .095 .183 1.247 .219 .836 1.196

a. Dependent Variable: Jmlh_Kinerja Sumber : Data diolah SPSS 2018

Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y= 4,902 + 0,387X1 + 0,118X2

Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Nilai constant sebesar 4,902 menunjukkan bahwa kinerja karyawan akan tetap terbentuk meskipun tidak adanya motivasi dan keselamatanpada karyawan BPBD Kabupaten Lumajang.

b. Koefisien variabel motivasi (X1) sebesar 0,387 (positif menunjukkan hubungan searah) menyatakan bahwa setiap ada kenaikan motivasi, maka akan meningkatkan kinerja karyawan BPBD Kabupaten Lumajang. Sebaliknya, jika motivasi karyawan BPBD Kabupaten Lumajang menurun maka kinerja karyawan akan ikut menurun.

c. Koefisien variabel keselamatan kerja (X2) sebesar 0,118 (positif menunjukkan hubungan tidak searah) menunjukkan bahwa jika keselamatan ditingkatkan, maka akan berdampak pada peningkatan keselamatan kerja karyawan BPBD Kabupaten Lumajang, begitu juga sebaliknya jika keselamatan kerja menurun, maka keselamatan kinerja karyawan BPBD Kabupaten Lumajang juga menurun.

(5)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 224 Uji Parsial (Uji t)

Uji Parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen (motivasi dan keselamatan kerja) terhadap variabel dependen (kinerja karyawan). Hasil pengolahan SPSS untuk uji t adalah sebagai berikut ini:

Untuk melakukan pengujian t terhadap masing-masing variabel independen, maka diperlukan hasil t tabel. Hasil ttabel pada tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan ( n - 2 ) = 45 – 2 = 43, maka diperoleh ttabel= ± 1,681.

 Hasil Uji t pada variabel X1 yaitu motivasi diperoleh nilai thitung= 2,699 dengan signifikansi 0,010.

Dengan menggunakan batas signifikansi 5% atau 0,05 diperoleh ttabelsebesar ± 1,681. Ini berarti thitung (2,699) >t tabel (1,681), Dengan tingkat signifikansi 0,010 yang berada di bawah batas signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada BPBD Kabupaten Lumajang.

 Hasil Uji t pada variabel X2 yaitu keselamatan kerja diperoleh nilai t hitung= 1,247 dengan signifikansi 0,219. Dengan menggunakan batas signifikansi 5% atau 0,05 diperoleh t tabel sebesar ± 1,681. Ini berarti t hitung (1,247) terletak di daerah terima Ho yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

Dengan tingkat signifikansi 0,219 yang berada di atas batas signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada BPBD Kabupaten Lumajang.

Hasil Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Untuk melihat koefisien determinasi pada regresi linier sederhana adalah dengan menggunakan nilai R Square.Dari koefisien determinasi (R2) ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam prosentase. Hasil dari uji koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .498a .248 .212 1.731

a. Predictors: (Constant), Jmlh_Kslmatan, Jmlh_Motivasi b. Dependent Variable: Jmlh_Kinerja

Sumber : Data diolah SPSS 2018

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R²) yang diperoleh sebesar 0,248. Hal ini berarti 24,8% kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu motivasi dan keselamatan kerja, sedangkan sisanya yaitu 75,2% kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Variabel lain yang tidak ada dalam penelitian misalnya : gaya kepemimpinan, disiplin kerja, lingkungan kerja dan lain – lain.

Pembahasan

Berdasarkan landasan teoritis dan empiris, yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan antara lain motivasi dan keselamatan kerja. Atas dasar pemikiran tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan. Ketiga hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini merupakan sintesa dari beberapa landasan teoritis dan empiris sebagaimana telah dibahas sebelumnya.

Penilaian terhadap keseluruhan indikator motivasi, keselamatan kerja dan kinerja karyawan menunjukkan bahwa kinerja karyawan akan tetap terbentuk meskipun tidak adanya motivasi dan keselamatan pada karyawan BPBD Kabupaten Lumajang. Namun demikian, deskripsi atas indikator dari variabel yang diteliti hanya memberikan informasi tentang seberapa tinggi rendahnya kinerja karyawan pada BPBD Kabupaten Lumajang. Informasi tersebut belum menjawab permasalahan yang dikaji dan memberikan penjelasan tentang hubungan terstruktur yang dibangun antara tiga variabel yang dianalisis. Permasalahan dalam penelitian ini dijawab oleh hasil analisis dengan menggunakan program SPSS.

(6)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 225 Motivasi Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil ini mendukung dari hasil kajian teori menurutChung & Meggison dalam Fahmi, (2016:88)“Menyatakan bahwa motivation is defined as/goal-directed behaviaour. If concerns the level of effort one exerts in pursuing a goal. It’s closely performance” yang artinya motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan dan performasi pekerjaan

Hasil penelitian yang dilakukan mendukung dari hasil penelitian sebelumnya dilakukan oleh (Ardiana, 2017), dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi Guru Terhadap Kinerja Guru Akuntansi SMK di Kota Madiun”. Metode penelitian menggunakan analisis regresi sederhana dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru akuntansi.

Fachru (2013), dengan judul “Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Lapangan (Studi Pada PT. Amanah Anugerah Adi Mulia”. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dimana hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi, kesehatan dan keselamatan kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

Haryono (2012), dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Tenaga Administrasi Universitas negeri semarang”. Metode penelitian menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berprestasi dikategorikan baik, iklim organisasi tergolong baik, dan kinerja staf administrasi dari Universitas Negeri Semarang juga baik. Dimana pada penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Terdapat prioritas utama dari variabel motivasi yaitu karyawan termotivasi dalam bekerja karena kebutuhan hidup terpenuhi. Dapat dipastikan karyawan bekerja karena adanya tuntutan keluarga guna memenuhi kebutuhan hidup. Dan ada juga yang termotivasi dalam bekerja tergerak dari hati karena ingin membantu sesama dalam bidang kemanusiaan.

Prioritas kedua dimana pimpinan selalu memperlakukan karyawannya dengan baik. Dalam hal ini sangat penting karena mendorong dan membangkitkan semangat kerja karyawan yang tinggi dan merasa nyaman pada saat bekerja. Agar dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas.

Prioritas ketiga dimana pimpinan memberikan dukungan penuh kepada karyawan untuk pengembangan diri. Hal ini berguna untuk memberikan kepercayaan penuh kepada karyawan untuk melakukan tugas dan tanggung jawab masing – masing tanpa perlu disuruh atau diingatkan secara berulang – ulang oleh pimpinan.

Prioritas keempat pemimpin yang tidak membeda – bedakan karyawan satu dengan yang lain.

Dimana pemimpin yang baik pasti bertindak adil kepada karyawan baik yang junior maupun senior.

Adil dalam perihal ini mencangkup pemberian reward dan kompensasi namun juga berdasarkan prestasi kerja masing – masing.

Prioritas kelima yaitu menjadikan masa depan karyawan menjadi terjamin karena mendapatkan program pensiun di hari tua. Dimana karyawan didorong untuk membangun kesejahteraan berupa tabungan sementara yang bisa diambil kapan saja ketika usia karyawan tidak produktif lagi.

Dari kelima prioritas diatas dapat disimpulkan bahwa karyawan termotivasi dalam bekerja karena ingin memenuhi kebutuhan hidup. Dengan membangkitkan semangat kerja karyawan yang tinggi. Hal ini harus didukung dengan pemimpin yang bertindak adil kepada karyawan. Serta memberikan kepercayaan penuh kepada karyawan. Agar karyawan bisa merasa nyaman pada saat bekerja suapaya bisa mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas. Memberikan reward dan kompensasi yang sesuai dengan prestasi kerja. Serta memberikan kesejahteraan berupa tabungan sementara yang bisa diambil kapan saja ketika usia karyawan tidak produktif lagi atau lanjut usia. Sarannya membangun motivasi untuk sukses harus lebih besar dari pada ketakutan akan kegagalan.

Keselamatan Kerja Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan

Pembahasan ini berkaitan dengan pengujian hipótesis kedua menunjukkan bahwatidak terdapat pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada BPBD Kabupaten Lumajang. Hasil penelitian ini tidak mendukung dari pendapat Kasmir (2016:266) yang menyatakan “Keselamatan kerja adalah merupakan perlindungan karyawan secara menyeluruh”. Dimana kantor berusaha untuk menjaga jangan sampai karyawan mendapat suatu kecelakaan pada saat menjalankan aktivitasnya.

Selain itu juga tidak mendukung dari penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2014), dengan judul penelitian “Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Buran Nusa Respati di Kecamatan Anggana Kabupaten Kukar”. Metode penelitian menggunakan analisis

(7)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 226 regresi sederhana. Hasil penelitian penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan

Fachru (2013), dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Lapangan (Studi Pada PT. Amanah Anugerah Adi Mulia”. Metode penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi, kesehatan dan keselamatan kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Susilo (2017), dengan judul penelitian “Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Karyawan Bagian Pabrikasi PG Kebon Agung Malang)”. Metode penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja PG Kebon Agung Malang. Dimana pada penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa keselamatan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Terdapat prioritas utama dari variabel keselamatan kerja yaitu peralatan kerja yang diterima karyawan berkualitas. Hal ini tidak dapat membuktikan bahwa keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor penyebabnya yaitu peralatan kerja karyawan yang diterima antara lain tidak berkualitas. Solusinya karyawan tetap mengambil keputusan dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun dengan peralatan kerja yang tidak berkualitas. Sarannya bagimana kita harus memiliki peralatan kerja yang berkualitas bukan sekedar sebagai alat uji standarisasi melainkan dapat mendukung kinerja para karyawan dilapangan. Mengingat peralatan tersebut selalu digunakan setiap saat pada waktu bencana datang.

Prioritas kedua dimana karyawan diberi peralatan kerja yang lengkap. Hal ini tidak dapat membuktikan bahwa keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor penyebabnya antara lain peralatan kerja yang diberikan karyawan tidak lengkap. Solusinya karyawan tetap mempersiapkan peralatan kerja sebelum turun ke lapangan walaupun tergolong tidak lengkap paling tidak bisa menggunakan peralatan dengan semaksimal mungkin guna mewakili peralatan yang tidak lengkap. Sarannya para karyawan tetap bekerja secara safety dengan keadaan yang ada karena hal ini menunjang keselamatan karyawan pada saat turun kelapangan.

Disusul prioritas ketiga yang menyatakan bahwa pimpinan selalu tegas dalam menerapkan aturan perlengkapan peralatan kerja. Hal ini tidak dapat membuktikan bahwa keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor penyebabnya antara lain pimpinan tidak menerapkan aturan tentang perlengkapan peralatan kerja secara tegas. Solusinya sebagai karyawan harus bisa memperhatikan keselamatan diri sendiri dengan peraturan perlengkapan peralatan kerja yang ada, supaya hal – hal yang tidak diinginkan tidak terjadi, misalnya cidera saat melakukan evakuasi. Sarannya karyawan harus mempersiapkan secara matang dan terarah dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana.

Prioritas keempat kedisiplinan karyawan dalam menggunakan peralatan kerja juga perlu. Hal ini tidak dapat membuktikan bahwa keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor penyebabnya antara lain kurang disiplinnya karyawan dalam menggunakan peralatan kerja. Solusinya sebagai karyawan harus bisa menggunakan metode kerja dengan disiplin dan benar dalam menggunakan peralatan kerja agar tidak menyebabkan cidera pada diri sendiri maupun orang lain. Sarannya dimana para karyawan dituntut untuk mengikuti SOP yang ada agar potensi bahaya ditempat kerja tidak terjadi.

Prioritas kelima karyawan bersemangat bekerja karena peralatan kerja yang memadai. Hal ini tidak dapat membuktikan bahwa keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor penyebabnya antara lain karyawan tidak memiliki semangat kerja karena peralatan kerja yang kurang memadai. Solusinya bagaimana cara karyawan menemukan jalan pintas agar kita tetap melakukan pekerjaan dengan semangat yang tinggi tanpa terfokus akan kekurangan peralatan kerja. Sarannya agar para karyawan dapat merasakan setiap usaha dan kinerja mereka bisa membuahkan hasil yang sepadan serta dapat meningkatkan kinerja suatu organisasi.

Prioritas keenam motivasi karyawan bekerja karena peralatan kerja yang memadai. Hal ini tidak dapat membuktikan bahwa keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Faktor penyebabnya antara lain motivasi kerja karyawan turun karena kurangnnya peralatan kerja yang memadai. Solusinya dengan cara mengasah keterampilan karyawan agar tidak terfokus pada kekurangan peralatan kerja tersebut. Sarannya bagaimana karyawan bisa menemukan cara yang pintar dalam bekerja dengan aman dan efisien.

Prioritas ketujuh pimpinan selalu mengawasi dalam menggunakan peralatan kerja. Hal ini tidak dapat membuktikan bahwa keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Faktor penyebabnya antara lain pimpinan tidak mengawasi dalam penggunaan peralatan kerja.

Solusinya sebagai karyawan kita harus bisa menciptakan prosedur keselamatan dan peralatan kerja

(8)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 227 yang aman dengan cara memperbanyak refensi analisa tentang bahaya kerja ketika dilapangan.

Sarannya lebih baik rencanakan peralatan kerja yang akan digunakan kemudian bekerjalah sesuai dengan rencana tersebut.

Prioritas kedelapan yaitu pimpinan memerhatikan umur peralatan kerja. Hal ini tidak dapat membuktikan bahwa keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor penyebabnya antara lain pimpinan tidak memperhatikan peralatan kerja. Solusinya melakukan perawatan peralatan kerja secara rutin agar bisa berfungsi dengan baik pada saat pengunaan dilapangan. Sarannya jika tidak diimbangin dengan perawatan peralatan kerja secara regular maka dapat menghambat proses kinerja karyawan.

Dari delapan prioritas diatas dapat disimpulkan bahwa karyawan tetap mengambil keputusan, mempersiapkan dan memperhatikan keselamatan kerja dengan standar operasional prosedur yang ada. Menggunakan metode kerja yang disiplin dan benar akan penggunaan peralatan kerja.

Memaksimalkan peralatan kerja yang ada, melakukan peralatan secara rutin dan mengasah keterampilan karyawan dengan semangat dan motivasi yang tinggi agar bisa menemukan jalan pintas dalam menyelesaikan pekerjaan dengan selamat tanpa harus menunggu pengawasan dari pimpinan.

Sarannya gunakan peralatan kerja yang sesuai dengan prosedur keselamatan yang ada agar terhindar dari cidera.

Motivasi dan Keselamatan Kerja Secara Simultan Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil pengujian hipótesis menunjukkan bahwa motivasi dan keselamatan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan BPBD Kabupaten Lumajang. Meskipun variabel keselamatan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung dari hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fachru (2013), dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Lapangan (Studi Pada PT. Amanah Anugerah Adi Mulia”. Metode penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi, kesehatan dan keselamatan kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dimana penelitian terdahulu menyatakan bahwa motivasi dan keselamatan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Terdapat prioritas utama dari setiap indikator yang dijabarkan dari item pernyataan yaitu karyawan berkomitmen menjaga kualitas kerja. Hal ini bertujuan untuk mengetahui antara kualitas kehidupan kerja dengan komitmen organisasi. Semakin tinggi kualitas kehidupan kerjanya maka komitmen organisasinya pun akan semakin tinggi juga. Sebaliknya apabila semakin rendah kualitas kehidupan kerjanya maka semakin rendah pula komitmen organisasinya.

Prioritas kedua dimana karyawan berpedoman pada target yang harus diselesaikan. Hal ini menunjukan agar pimpinan mengetahui sifat – sifat dan perilaku kinerja karyawannya selama periode tertentu untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan kinerja suatu organisasi.

Prioritas ketiga pekerjaan karyawan selesai tepat waktu. Dalam hal ini selain berperan di lingkungan kerja, karyawan juga mempunyai peranan di luar tempat kerja seperti sebagai seorang suami atau bapak dan ibu atau isteri agar bisa mempunyai waktu untuk bersama keluarga.

Prioritas keempat pekerjaan karyawan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini menyatakan karyawan dapat diterima sebagai bagian dari organisasi dan menumbuhkan keyakinan kepada pimpinan sehingga karyawan merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan keputusan yang telah disepakati. Dari empat pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

Merupakan komitmen bekerja dalam menjaga kualitas, berpedoman pada target, menyelesaikan tepat waktu serta dapat dipertanggung jawabkan merupakan tujuan daripada kinerja karyawan. Sarannya melalui evaluasi kinerja karyawan dapat diketahui bahwa pencapaian hasil, kemajuan dan kendala dalam pelaksaan program kegiatan bisa diperbaiki di masa yang akan datang. Mengenai penelitian motivasi dan keselamatan kerja secara simultan signifikan terhadap kinerja karyawan BPBD Kabupaten Lumajang hal ini diperkuat oleh pernyataan salah seorang informan berikut petikan wawancaranya:

“....Selama proses pelakasanaan tugas penanggulangan bencana dilakukan BPBD Kabupaten Lumajang selama ini telah berjalan dengan baik dan lancar. Karena pelaksanaan tugas yang kami kerjakan berdasarkan ketentuan yang telah di terapkan pemerintah. Dimana BPBD Kabupaten Lumajang selalu menjadi terdepan dalam proses penanggulangan bencana, yang selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat apabila terjadi sebuah bencana. Kami selalu siap siaga dan melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati. Walaupun pekerjaan BPBD Kabupaten Lumajang dilakukan tergolong pekerjaan yang memiliki resiko tinggi dimana para karyawan selalu dihadapkan dengan melakukan tugas penanggulangan, pertolongan dan penyelematan yang

(9)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 228 berbahaya seperti banjir, kebakaran,gempa bumi, tsunami dan lain – lain. Oleh karena itu motivasi dan keselamatan para karyawan merupakan hal yang utama dalam pelaksanaan setiap pekerjaan dan menjadi perhatian serius dari pimpinan sampai sesama karyawan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kantor BPBD Kabupaten Lumajang sedikit berbeda dengan lembaga pemerintah lainnya ...” (Paryono, Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang, 9 Mei 2018).

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil pengujian hipótesis pertama menunjukkan terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada BPBD Kabupaten Lumajang. Hasil pengujian hipótesis kedua menunjukkan tidak terdapat pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada BPBD Kabupaten Lumajang.

Hasil pengujian hipótesis menunjukkan adanya pengaruh variabel motivasi dan keselamatan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan pada BPBD Kabupaten Lumajang dengan koefisien determinasi menunjukkan bahwa sebesar 24,8% kinerja karyawan BPBD Kabupaten Lumajang dapat dijelaskan oleh variabel independen motivasi dan keselamatan kerja, sedangkan 75,2% kinerja karyawan pada BPBD Kabupaten Lumajang yang dipengaruhi oleh variabel – variabel lainnya yang tidak diteliti. Variabel lain yang tidak ada dalam penelitian misalnya : gaya kepemimpinan, alasannya karena untuk memotivasi bawahan yang ada didalam suatu organisasi untuk menjadi kreatif mendapatkan peran didalam organisasi supaya lebih mengarah kepada kemajuan suatu organisasi dan memberikan pengaruh yang sangat berarti bagi organisasi tersebut. Bisa juga disiplin kerja alasannya, prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur yang merupakan suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dan lingkungan kerja, alasannya karena lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan. Lingkungan kerja yang kondusif dapat meningkatkan kinerja karyawan dan sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja karyawan. Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai pelengkap terhadap penelitian yang dapat diberikan sebagai berikut :

a. Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada BPBD Kabupaten Lumajang.

Sarannya membangun motivasi untuk sukses harus lebih besar dari pada ketakutan akan kegagalan.

b. Tidak terdapat pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada BPBD Kabupaten Lumajang. Sarannya gunakan peralatan kerja yang sesuai dengan prosedur keselamatan yang ada agar terhindar dari cidera.

c. Terdapat pengaruh pengaruh motivasi dan keselamatan kerja secara simultan terhadap kinerja.

Sarannya melalui evaluasi kinerja karyawan dapat diketahui bahwa pencapaian hasil, kemajuan dan kendala dalam pelaksaan program kegiatan bisa diperbaiki di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Ardana. 2012. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: graha ilmu.

Edison, Anwar,dan Komariyah. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

Fahmi. 2016. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep & Kinerja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Haryono, Anwar. 2012. “Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Tenaga Administrasi Universitas Negeri Semarang.” Educational Management 1(1): 75–82.

Journal, International, Management Review Vol, European Centre, and Development Uk. 2016.

“Effects of Industrial Safety and Health on Employees’ Job Performance in Selected Cement Companies in Cross River State, Nigeria.” International Journal of Business and Management Review 4(3): 49–56.

Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktek). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Skolastika Dian Rosita Sari, Eko Agus Susilo, Harril Brimantyo. 2017. “Pengaruh Keselamatandan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Pada Karyawan Bagian Pabrikasi PG Kebon Agung Malang)”. 4(2): 121–28.

Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

(10)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 229 Suparyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Surya, Iman, M Si, Anwar Alaydrus, and M Si. 2017. “Pengaruh Motivasi Pemimpin Terhadap Displin.”

5(2): 775–86.

Trang, Irvan, Armanu, Achmad Sudiro, and Noermijati. 2013. “Organizational Commitment as Mediation Variable Influence of Work Motivation , Leadership Style and Learning Organization to the Employees Performance ( Studies at PT . Pelabuhan Indonesia IV ( Limited ) Branch Bitung ).” IOSR Journal of Business and Management 7(2): 12–25.

Umar, Husein. 2011. “Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Edisi Kedua.” Jakarta Utara:

PT RajaGrafindo Persada.

Wirawan. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Pada perhitungan Sobel test sebelumnya dapat diketahui hasil pengujian hipotesis pengaruh tidak langsung variabel lingkungan kerja X terhadap kinerja karyawan Y melalui motivasi kerja Z