• Tidak ada hasil yang ditemukan

sejarah dan karakteristik manuskrip mushaf al-qur'an

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "sejarah dan karakteristik manuskrip mushaf al-qur'an"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

Namun belum banyak karya yang membahas tentang peninggalan Pangeran Diponegoro, khususnya peninggalan berupa mushaf Al-Quran. Artikel ini mengkaji dua mushaf Al-Quran yang disebut-sebut sebagai peninggalan Pangeran Diponegoro, dengan menggunakan pendekatan filologis dengan tujuan mengungkap sejarah dan ciri-ciri kedua mushaf tersebut. Namun tidak banyak karya yang dibahas mengenai peninggalan Pangeran Diponegoro, khususnya peninggalan berupa Mushaf Al-Qur'an.

للهبر

هبنيعتسن

ىلعايندلاروما

ني

ناانديس

مهللا

نيعمجا

Latar Belakang

Sedangkan di Pondok Pesantren Nurul Falah terdapat Menoreh, Salaman, peninggalan Pangeran Diponegoro berupa Langgar Agung3, tasbih, mushaf Al-Qur'an dan mushaf kitab uṣul fiqh. Faktanya, ada hal menarik dari peninggalan Pangeran Diponegor, salah satunya adalah naskah Al-Qur'an yang diyakini masyarakat setempat sebagai peninggalan Pangeran Diponegor. Naskah Al-Qur’an tersebut masih tersisa bersama peninggalan-peninggalan lainnya seperti naskah kitab fiqh dan kitab uṣul fiqh.

Naskah Alquran Pangeran Diponegoro yang berada di Museum Kamar Abadi Pangeran Diponegoro disimpan bersama dengan naskah kitab fiqh yang diyakini merupakan naskah kitab Taqrīb. Sementara itu, mushaf Al-Qur'an Pangeran Diponegoro yang terletak di Pondok Pesantren Nurul Falah Menoreh, Salaman, disimpan bersama dengan mushaf kitab uṣul fiqh. Begitu pula dengan penelitian peninggalan Pangeran Diponegoro, khususnya mushaf Al-Quran.

Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai perkembangan transkripsi Al-Qur’an dalam bentuk manuskrip pada satu abad terakhir. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan kajian filologi sebagai alat dalam meneliti naskah Al-Quran Pangeran Diponegor. Berdasarkan pengertian, objek dan tujuan filologi, maka kiranya tepat jika kajian filologi digunakan untuk menyelidiki sejarah dan ciri-ciri mushaf Al-Qur'an Pangeran Diponegoro.

Oleh karena itu, guna mengungkap sejarah dan mengkaji ciri-ciri mushaf Al-Qur’an Pangeran Diponegoro, peneliti menggunakan kajian filologi sebagai ilmu penolong dalam penelitian ini.

Rumusan Masalah

Manfaat Teoritis : Memberikan kontribusi ilmiah pada kajian filologi mushaf Al-Qur'an di Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Manfaat Praktis : Menambah pengetahuan tentang sejarah asal muasal dan ciri-ciri naskah mushaf Al-Qur'an Pangeran Diponegoro. Serta memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam bidang sejarah dan kebudayaan Islam, khususnya berkaitan dengan kisah Pangeran Diponegoro dari sudut pandang agama.

Telaah Pustaka

Variasi Simbol pada Mushaf Al-Qur’an di Masjid Agung Surakarta”, karya Avi Khuriya Mustofa. Keindahan Mushaf Al-Qur'an Purba Nusantara" diterbitkan pada tahun 2015 oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Penelitian, Pengembangan dan Diklat Kementerian RI. Karya Avi Khuri Mustofa juga mengkaji mushaf Al-Qur'an 'an Mushafa menggunakan kajian filologis dengan fokus kajian yang berbeda dengan karya Edi Prayitn dan Tati Rahmayani yaitu pembahasan simbol dan sholia pada mushaf Al-Qur'an di Masjid Agung Surakarta.

Sedangkan buku yang diterbitkan pada tahun 2015 oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pelatihan Kementerian Republik Indonesia, merupakan katalog mushaf Al-Qur'an yang ada di nusantara. Selain itu, ada beberapa jurnal yang juga melakukan penelitian terhadap naskah Al-Quran antara lain dengan bantuan kajian filologi. Beberapa Keistimewaan Mushaf Al-Quran Kuno di Situs Girigajah Gresik” karya Syaifuddin dan Muhammad Musadad.

Mushaf Al-Qur'an Kuno di Museum PTIQ Institute Jakarta: Kajian Beberapa Aspek Kodikologis Empat Naskah" karya Jonni Syatri. Karya lain yang juga membahas tentang Pangeran Diponegoro dari sisi religiusnya antara lain "Diponegoro: Pangeran Bermata Tajam Bersinar Iman oleh Yudhi AW dan “Jejak Kesaktian dan Spiritualitas Pangeran Diponegoro” oleh Syamsul Maarif. Dari beberapa literatur tersebut, ada hal yang membedakan penelitian yang ada dengan penelitian ini, antara lain; Pertama, penelitian ini membahas tentang sejarah dan ciri-ciri Al Pangeran Diponegoro -Quran - manuskrip.

Kedua, belum banyak karya-karya peninggalan Pangeran Diponegoro yang mengangkat sisi religi Pangeran Diponegoro, khususnya penelitian terhadap naskah-naskah naskah Al-Qur'an yang konon merupakan peninggalan Pangeran Diponegoro.

Metode Penelitian

Dalam kajian ini, manuskrip naskhah al-Quran Putera Diponegoro yang terletak di Salaman akan menjadi objek kajian utama dan juga akan menjadi teks utama kerana naskhah tersebut dianggap unggul berbanding manuskrip di muzium. Terdapat beberapa kemungkinan sebab yang mendasari kelebihan manuskrip di Salaman berbanding di muzium, termasuk manuskrip al-Quran di Salaman yang saiznya hampir sama dengan manuskrip buku yang disandarkan kepada Putera Diponegoro. Tambahan pula, bahan-bahan yang digunakan dalam naskhah-naskhah al-Quran di Salaman dan naskhah-naskhah Kitab Pangeran Diponegoro hampir-hampir mempamerkan zaman purba naskhah tersebut.

Sementara itu, bahan-bahan mushaf Al-Quran yang digunakan di museum dinilai berbeda dengan bahan mushaf lainnya dan menunjukkan usianya yang lebih muda dibandingkan dengan bahan-bahan yang ada di museum. Kemungkinan lainnya, usia naskah Al-Quran yang ada di Salamanca lebih tua dibandingkan dengan yang ada di museum, karena bahan yang digunakan dalam naskah-naskah di Salamanca diperkirakan lebih tua dari naskah-naskah yang disimpan di museum. Selain itu, iluminasi pada mushaf Alquran Pangeran Diponegoro di Salamanca lebih unik dan klasik dibandingkan yang ada di museum.

Wawancara ini dilakukan dengan berbagai narasumber seperti pemilik atau pemelihara naskah saat ini, kurator museum, dan keturunan Pangeran Diponegoro (jika memungkinkan). Selain itu, peneliti menggunakan buku Peter Carey yang berjudul Kekuatan Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Berakhirnya Orde Lama di Jawa 1785-1855 sebagai sumber sekunder utama sejarah Pangeran Diponegoro. Sebab, sebagian besar karya-karya yang berkaitan dengan Pangeran Diponegoro merujuk pada kitab ini.

Sedangkan untuk dokumentasi mengenai ciri-ciri naskah, peneliti telah melakukan dokumentasi visual mengingat naskah yang diteliti adalah milik perseorangan dan museum yang berada di bawah naungan pemerintah, sehingga tidak dapat dipinjamkan pada saat penelitian.

Sistematika Pembahasan

Dari hasil pengumpulan data pada langkah pertama, peneliti kemudian mendeskripsikan data yang diperoleh, baik yang berkaitan dengan naskah maupun teks. Uraian suatu naskah berkaitan dengan bentuk fisiknya, sedangkan uraian teks meliputi rasm, qirā’āt, tanda baca, wakaf, iluminasi dan simbol. Analisis dan interpretasi dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dapat diperoleh secara langsung pada saat pengumpulan data.

Analisis dan interpretasi dapat dilakukan dengan menelusuri sejarah dan asal muasal naskah, serta ciri-cirinya, terutama berkaitan dengan simbol-simbol dan iluminasi pada naskah tersebut. Bab kedua membahas tentang sejarah mushaf Al-Quran Pangeran Diponegoro, meliputi sejarah Pangeran Diponegoro, pengaruh agamanya, kisah ditemukannya mushaf tersebut, serta gambaran umum tentang tempat ditemukannya dan disimpannya mushaf tersebut. . Hal itu dilakukan untuk mengetahui asal muasal mushaf Alquran Pangeran Diponegoro.

Pembahasan ini meliputi judul naskah, tempat penyimpanan naskah, nomor naskah, ukuran halaman, jumlah halaman, jumlah baris, jumlah kata, bahasa dan huruf, kertas yang digunakan, panduan, pengarang, penyalin, tempat dan tanggal pembuatan. tulisan, serta iluminasi yang terkandung dalam naskah. Bab empat membahas tentang perbandingan sistematis mushaf Al-Qur'an Pangeran Diponegoro, meliputi rasm, syaqal, tanda wakaf, simbol dan qirā yang digunakan dalam mushaf tersebut. Bab kelima merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan juga jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian ini.

Kesimpulan

Selain itu, terdapat peninggalan berupa mushaf Al-Quran dan kitab berbahasa Arab yang disimpan di Museum Kamar Abadi Pangeran Diponegoro, yang dulu merupakan tempat penangkapan Pangeran Diponegoro oleh tentara Belanda. Naskah Alquran di Salaman karya Pangeran Diponegoro ditulis dengan tinta hitam, merah, dan emas di atas kertas Eropa berukuran 32x21 cm dan tebal naskah 7 cm. Pada mushaf ini terdapat iluminasi motif bunga simetris sebanyak dua halaman di awal, tengah, dan akhir mushaf.

Tulisan tangan dilengkapi dengan tanda baca, tanda wakaf, tanda bacaan dan simbol khusus untuk menunjukkan informasi tertentu. Mushaf Al-Qur'an karya Pangeran Diponegoro pada umumnya ditulis sesuai dengan qira'at Imam Asim dari silsilah Hafs sejarah. Namun penulisan mushaf dengan tangan kemudian banyak menimbulkan kesalahan penulisan, seperti kesalahan penulisan gerakan, titik, huruf, dan kata.

Beberapa kesalahan tersebut kemudian menyulitkan peneliti untuk melihat konsistensi penggunaan qirā'āt dalam mushaf. Ciri-ciri mushaf Alquran Pangeran Diponegoro di Salaman dan di Museum mempunyai perbedaan yang signifikan. Diantaranya adalah penomoran ayat dan halaman pada mushaf museum yang tidak terdapat pada mushaf Salaman.

Menurut para ulama, kedua mushaf yang keduanya merupakan warisan Pangeran Diponegoro ini mempunyai perbedaan yang sangat signifikan, dan tidak semua mushaf yang dianggap sebagai peninggalan Pangeran Diponegoro merupakan mushaf yang ditulis langsung oleh Pangeran Diponegoro atau sezaman dengan masa hidup Pangeran Diponegoro.

Saran

  • Lampiran Jumlah Baris
  • Lampiran Gambar Iluminasi
  • Lampiran Penggunaan Lafal ‘Waqf’ pada Naskah
  • Lampiran Perbandingan Mushaf 1 dan 2
  • Keadaan Manuskrip

Di Museum Mushaf terdapat kolofon yang menandakan selesainya penulisan mushaf pada tahun 1954 Masehi. Menurut peneliti, kedua Mushaf yang sama-sama dikaitkan dengan warisan Pangeran Diponegoro ini mempunyai perbedaan yang sangat signifikan dan tidak semua Mushaf yang dikaitkan dengan warisan Pangeran Diponegoro merupakan Mushaf yang ditulis langsung oleh Pangeran Diponegoro atau ditulis sezaman dengan masa hidup Pangeran Diponegoro. . Peneliti yang ingin melakukan penelitian terhadap naskah kuno dapat melakukan penelitian lebih lanjut terhadap naskah Alquran Pangeran Diponegoro dari berbagai aspek. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai aspek penulisan naskah mushaf Al-Quran Pangeran Diponegoro.

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan mushaf Al-Qur’an Pangeran Diponegoro dan upaya pencarian mushaf kuno lain yang juga dikaitkan dengan Pangeran Diponegoro, karena menurut beberapa informasi masih ada mushaf kuno lain yang juga dikaitkan dengan Pangeran Diponegoro. . Diponegoro di berbagai tempat pernah ia kunjungi. Keistimewaan Mushaf Al-Quran H. Abdul Ghaffar", Skripsi, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016. Syaifuddin dan Muhammad Musadad, "Beberapa Keistimewaan Mushaf Al-Quran Kuno di Girigajah Gresik - situs", Suhuf, Vol.8, no. 1 Juni 2015.

Mushaf Al-Qur'an Ancient ved PTIQ Institute Museum Jakarta: A Study of Some Codicological Aspects of Four Manuscripts", Suhuf, Jilid 7, nr. 2, november 2014.

Referensi

Dokumen terkait