• Tidak ada hasil yang ditemukan

sejarah indo bab 1 dan 2

Hello Merry33

Academic year: 2023

Membagikan "sejarah indo bab 1 dan 2"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1

Berbagai Pergolakan di Dalam Negeri (1948-1965)

Sejarah pergolakan dan konflik yang terjadi di Indonesia selama masa tahun 1948-1965 dalam bab ini akan dibagi ke dalam tiga bentuk pergolakan:

 Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi.

 Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkait dengan kepentingan (vested interest).

 Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkait dengan sistem pemerintahan.

Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Ideologi

Ada beberapa Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Ideologi, yaitu:

 Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun

 Pemberontakan DI/TII

 Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI)

 Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun

Pada awal September 1948 pimpinan PKI dipegang Muso. Muso lalu membawa PKI ke dalam

pemberontakan bersenjata yang dicetuskan di Madiun pada tanggal 18 September 1948 (Taufik Abdullah dan AB Lapian, 2012). Mereka memiliki cita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai negara komunis.

Pada pertengahan September 1948, pertempuran antara kekuatan-kekuatan bersenjata yang memihak PKI dengan TNI mulai meletus. PKI kemudian memusatkan kekuatannya di Madiun.

Pada tanggal 18 September 1948, Muso memproklamirkan Republik Soviet Indonesia. Presiden Soekarno segera bereaksi, dan berpidato di RRI Yogjakarta yang isinya mengajak masyarakat untuk melawan Muso yang hendak merebut NKRI.Di awal pemberontakan, pembunuhan terhadap pejabat pemerintah dan para pemimpin partai yang antikomunis terjadi. Kaum santri juga menjadi korban. Tetapi pasukan pemerintah yang dipelopori Divisi Siliwangi kemudian berhasil mendesak mundur

pemberontak.Puncaknya adalah ketika Muso tewas tertembak. Amir Syarifuddin juga tertangkap dan ia akhirnya dijatuhi hukuman mati. Tokoh-tokoh muda PKI seperti Aidit dan Lukman berhasil melarikan diri.Merekalah yang kelak di tahun 1965, berhasil menjadikan PKI kembali menjadi partai besar di Indonesia sebelum terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Pemberontakan DI/TII

Pemberontakan ini dimulai dari sebuah gerakan di Jawa Barat yang dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo. Ia memiliki cita-cita untuk mendirikan negara Islam. Dengan adanya perjanjian Renville kemudian

membuka peluang bagi Kartosuwiryo untuk lebih mendekatkan cita-citanya tersebut. Salah satu keputusan Renville adalah pasukan RI dari daerah-daerah yang berada di dalam garis van Mook harus pindah ke daerah yang dikuasai RI. Divisi Siliwangi dipindahkan ke Jawa Tengah karena Jawa Barat dijadikan negara bagian Pasundan oleh Belanda.

Akan tetapi laskar bersenjata Hizbullah dan Sabilillah yang telah berada di bawah pengaruh Kartosuwiryo tidak bersedia pindah dan malah membentuk Tentara Islam Indonesia (TII). Ia lalu menyatakan

pembentukan Darul Islam (negara Islam/DI) dengan dukungan TII, di Jawa Barat pada Agustus 1948.

(2)

Ketika pasukan Siliwangi kembali ke Jawa Barat, Kartosuwiryo tidak mau mengakui tentara RI tersebut kecuali mereka mau bergabung dengan DI/TII. Kemudian sejak 1959, pemerintah mulai melakukan operasi militer. Operasi terpadu “Pagar Betis” digelar.

Melalui operasi ini pula Kartosuwiryo berhasil ditangkap pada tahun 1962, lalu dijatuhi hukuman mati yang menandai pula berakhirnya pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo. Di Jawa Tengah, awal kasusnya juga mirip, di mana akibat persetujuan Renville daerah Pekalongan-Brebes-Tegal ditinggalkan TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan aparat pemerintahan.

Amir Fatah diangkat sebagai Panglima TII Jawa Tengah oleh utusan Kartosuwiryo. Amir Fatah bahkan kemudian ikut memproklamirkan berdirinya Negara Islam di Jawa Tengah. Sejak itu terjadi kekacauan dan konflik terbuka antara pasukan Amir Fatah dengan pasukan TNI.

Kurangnya dukungan dari penduduk membuat perlawanannya cepat berakhir dan pada Desember 1951, ia menyerah. Selain Amir Fatah, di Jawa Tengah juga timbul pemberontakan lain yang dipimpin oleh Kiai Haji Machfudz atau yang dikenal sebagai Kyai Sumolangu. Ia didukung oleh laskar bersenjata Angkatan Umat Islam (AUI). Kerja sama antara AUI dengan Tentara RI mulai pecah ketika pemerintah hendak melakukan demobilisasi AUI. Pada akhir Juli 1950 Kyai Sumolangu melakukan pemberontakan.

Pemberontakan Darul Islam di Jawa Tengah lainnya juga dilakukan oleh Batalyon 426 dari Divisi Diponegoro Jawa Tengah. Selain di Jawa Barat dan Jawa Tengah, pemberontakan DI/TII terjadi pula di Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Letnan Kolonel Kahar Muzakkar. Kahar Muzakkar pada tanggal 7 Agustus 1953 menyatakan diri sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia Kartosuwiryo. Pemberontakan yang dilakukan Kahar memang memerlukan waktu lama untuk menumpasnya dan baru berakhir pada tahun 1965. Pemberontakan yang berkait dengan DI/TII juga terjadi di Kalimantan Selatan oleh Ibnu Hajar. Pemberontakan terjadi juga di Aceh, para ulama Aceh yang tergabung dalam Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) karena menolak untuk menjadi bagian Sumatera Utara. Tokoh terdepan PUSA dalam hal ini adalah Daud Beureuh. Akhirnya pemerintah mengakomodasi dan menjadikan Aceh sebagai daerah istimewa pada tahun 1959.

Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI)

Terdapat tujuh teori mengenai peristiwa kudeta G30S tahun 1965 ini:

 Gerakan 30 September merupakan Persoalan Internal Angkatan Darat (AD).

 Dalang Gerakan 30 September adalah Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA).

 Gerakan 30 September merupakan Pertemuan antara Kepentingan Inggris-AS.

 Soekarno adalah Dalang Gerakan 30 September.

 Tidak ada Pemeran Tunggal dan Skenario Besar dalam Peristiwa Gerakan 30 September (Teori Chaos).

 Soeharto sebagai Dalang Gerakan 30 September.

 Dalang Gerakan 30 September adalah PKI

Dari semua teori tersebut, teori terakhir yakni Dalang Gerakan 30 September adalah PKI merupakan teori yang paling tepat disertai bukti kuat.

Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Kepentingan

Ada beberapa Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Kepentingan, yaitu:

(3)

 Pemberontakan APRA

 Peristiwa Andi Aziz

 Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Pemberontakan APRA

Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dibentuk oleh Kapten Raymond Westerling pada tahun 1949.

Ini adalah milisi bersenjata yang anggotanya terutama berasal dari tentara Belanda: KNIL, yang tidak setuju dengan pembentukan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) di Jawa Barat.

APRA ingin agar keberadaan negara Pasundan dipertahankan sekaligus menjadikan mereka sebagai tentara negara federal di Jawa Barat. Karena itu, pada Januari 1950 Westerling

mengultimatum pemerintah RIS. APRA bergerak menyerbu kota Bandung secara mendadak dan melakukan tindakan teror. Diketahui pula kemudian kalau APRA bermaksud menyerang Jakarta dan ingin membunuh antara lain Menteri Pertahanan Sultan Hamengku Buwono IX dan Kepala APRIS Kolonel T.B. Simatupang. Namun semua itu akhirnya dapat digagalkan oleh pemerintah.

Akhirnya, Westerling kemudian melarikan diri ke Belanda.

Peristiwa Andi Aziz

Peristiwa Andi Aziz berawal dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan pasukannya yang berasal dari KNIL (pasukan Belanda di Indonesia) terhadap pemerintah Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan pasukan APRIS di Negara Indonesia Timur (NIT).

Pasukan KNIL di bawah pimpinan Andi Aziz ini kemudian bereaksi dengan menduduki beberapa tempat penting, bahkan menawan Panglima Teritorium (wilayah) Indonesia Timur. Pemerintah pun bertindak tegas dengan mengirimkan pasukan ekspedisi di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang.

April 1950, pemerintah memerintahkan Andi Aziz agar melapor ke Jakarta akibat peristiwa tersebut, dan menarik pasukannya dari tempat-tempat yang telah diduduki, menyerahkan senjata serta membebaskan tawanan yang telah mereka tangkap. Andi Aziz ternyata terlambat melapor, sementara pasukannya telah berontak. Andi Aziz pun segera ditangkap di Jakarta setibanya ia ke sana dari Makasar.

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Pemberontakan RMS dilakukan dengan tujuan memisahkan diri dari Republik Indonesia Serikat dan menggantinya dengan negara sendiri. Diproklamasikan oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur, Dr. Ch.R.S. Soumokil pada April 1950, RMS didukung oleh mantan pasukan KNIL.

Pemerintah pun langsung mengambil tindakan tegas, dengan melakukan operasi militer di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang. Kelebihan pasukan KNIL RMS adalah mereka memiliki kualifikasi sebagai pasukan komando, sehingga dalam penumpasan pemberontakan ini terjadi pertempuran frontal dan dahsyat dengan saling bertahan dan menyerang. Pada akhirnya

(4)

pemberontakan berhasil ditumpas, namun TNI kehilangan komandan Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Letnan Kolonel Soediarto yang gugur tertembak. Soumokil sendiri awalnya berhasil melarikan diri ke pulau Seram, namun ia akhirnya ditangkap tahun 1963 dan dijatuhi hukuman mati.Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Sistem Pemerintahan Ada dua hal tentang Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Sistem Pemerintahan, yaitu:

 Pemberontakan PRRI dan Permesta

 Persoalan Negara Federal dan BFO

Pemberontakan PRRI dan Permesta

Munculnya pemberontakan PRRI dan Permesta bermula dari adanya persoalan di dalam tubuh Angkatan Darat, berupa kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi. Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah sebagai

 Dewan Banteng di Sumatera Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.

 Dewan Gajah di Sumatera Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon.

 Dewan Garuda di Sumatera Selatan yang dipimpin oleh Letkol. Barlian.

 Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.

Dewan-dewan ini bahkan kemudian mengambil alih kekuasaan pemerintah daerah di wilayahnya masing-masing. Ahmad Husein lalu mengultimatum pemerintah pusat, menuntut agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dan menyerahkan mandatnya kepada presiden.

Krisis pun akhirnya memuncak ketika pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein

memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat. Bagi Syafruddin, pembentukan PRRI hanyalah sebuah upaya untuk menyelamatkan negara Indonesia, dan bukan memisahkan diri, karena PKI saat itu mulai memiliki pengaruh besar di pusat. Pemerintah pusat tanpa ragu-ragu langsung bertindak tegas.

Operasi militer dilakukan untuk menindak pemberontak yang diam-diam ternyata didukung Amerika Serikat. Pada tahun itu juga pemberontakan PRRI dan Permesta berhasil dipadamkan.

Persoalan Negara Federal dan BFO

Konsep Negara Federal dan “Persekutuan” Negara Bagian (BFO/ Bijeenkomst voor Federal Overleg) mau tidak mau menimbulkan potensi perpecahan di kalangan bangsa Indonesia sendiri setelah kemerdekaan.

Sebagai contoh Perbedaan keinginan agar bendera Merah-Putih dan lagu Indonesia Raya digunakan atau tidak oleh Negara Indonesia Timur (NIT) juga menjadi persoalan yang tidak bisa diputuskan dalam konferensi.

Kabinet NIT juga secara tidak langsung ada yang jatuh karena persoalan negara federal ini (1947). Lalu BFO telah terpecah ke dalam dua kubu. Kelompok pertama menolak kerja sama dengan Belanda dan lebih memilih RI untuk diajak bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat. Sedangkan kelompok kedua ingin agar garis kebijakan bekerja sama dengan Belanda tetap dipertahankan BFO. Namun selain pergolakan yang mengarah pada perpecahan, pergolakan bernuansa positif bagi persatuan bangsa juga terjadi. Hal ini terlihat ketika negara-negara bagian yang keberadaannya ingin dipertahankan setelah

(5)

KMB, harus berhadapan dengan tuntutan rakyat yang ingin agar negaranegara bagian tersebut bergabung ke RI.

Bab 2

BAB 2 INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN HINGGA LIBERAL A. Kehidupan Politik

1. Perkembangan politik

Setelah dibubarkannya RIS pada Tahun 1950, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUDS1950 adalah Parlementer, Ciri demokrasi Liberal ini adalah sering berganti-ganti kabinet.Indonesia melaksanakan demokrasi parlementer yang liberal dengan mencontoh sistem parlementer barat.Demokrasi

Parlementer adalah Sistem Demokrasi dimana Parlemen (dewan perwakilanrakyat) rakyat) memiliki pera memiliki peran penting n penting dalam pemerintahan. dalam pemerintahan.Sistem Demokrasi

Palementer periode ini memperlihatkan semangat belajar kan semangat belajar berdemokrasi.

berdemokrasi.Pemerintahan RI dijalankan oleh suatu dewan menteri (kabinet) yang dipimpin oleh seorang perdana menteri dan bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).

Sistem politik pada masa demokrasi liberal telah mendorong untuk lahirnya partai – partai politik,karena dalam sistem kepartaian menganut karena dalam sistem kepartaian menganut sistem mult sistem multi partai. i partai.Konsekuensi logis dari pelaksanaan sistem politik demokrasi liberal parlementer gaya baratdengan sistem multi partai yang dianut, maka partai – partai inilah partai inilah yang menjal yang menjalankan pemerintahan ankan pemerintahan

melalui perimbangan kekuasaan dalam parlemen dalam tahun 1950 – 1959.Periode 1950 Periode 1950 -1959 merupakan -1959 merupakan masa berkiprahnya masa berkiprahnya partai-partai politik pada partai-partai politik pada pemerintahan pemerintahan Indonesia. Pada masa ini terjadi pergantian kabinet, partai-partai politik terkuat mengambil alihkekuasaan. Dua partai terkuat pada masa itu (PNI dan Masyumi) silih berganti memimpin kabinet.Hampir setiap tahun terjadi pergantian kabinet. Masa pemerintahan kabinet tidak ada yang berumur berumur panjang, panjang, sehingga sehingga masing- masing masing-masing kabinet kabinet yang berkuasa berkuasa tidak dapat melaksanakan melaksanakan seluruh programnya.

2. Sistem Pemerintahan Pemerintahan

Indonesia sampai tahun 1950 telah menggunakan dua sistem pemerintahan yaitu sistem presidensial presidensial dan sistem parlementer. Belum parlementer. Belum genap satu tahun kemerdekaan kemerdekaan sistem presidensial presidensialdigantikan dengan sistem parlementer yang didirikan pertama pada nov pertama pada november 1945 dengan S ember 1945 dengan Syahrir sebagai menteri.

Pada masa demokrasi liberal, pelaksanaan sistem parlementer dilandasi olehUUD Sementara 1950 (konstitusi liberal). Dan begitu pula indonesia ketika telah menjadi negara kesatuan.Kabinet demokrasi liberal disusun menurut pertimbangan kekuatan kepartaian dalam parlemenyang sewaktu waktu dapat dijatuhkan. Sementara presiden sebagai lambang kesatuan. Kabinet in berbeda berbeda dengan sistem RIS yang dikenal dikenal Zaken Kabinet. Kabinet. Adanya perbedaan perbedaan kepentingan kepentingan antar partai menyebabkan banyak mengalami pergantian kabinet.

Berikut kabinet yang pernah berkuasa setelah penyerahan kedaulatan :

(6)

1) Kabinet Kabinet Natsir (6 September September 1950-21 1950-21 Maret 1951) 2) Kabinet Kabinet Sukiman Sukiman (27 April 1951-3 April 1952)

3) Kabinet Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953)

4) Kabinet Kabinet Ali Sastroamidjojo Sastroamidjojo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)

5) Kabinet Kabinet Burhanudin Burhanudin Harahap Harahap (1955-1956) (1955-1956) 6) Kabinet Kabinet Ali Sastroamidjojo Sastroamidjojo II (1956-1957) (1956-1957)

7) Kabinet Kabinet Karya (Djuanda/Zaken) (Djuanda/Zaken) (9 April 1957 – 10 Juli 1959) Program kabinet Djuanda/ Panca karya :

a) Membentuk Membentuk Dewan,

b) Normalisasi keadaan Republik, Normalisasi keadaan Republik,

c) Melancarkan Melancarkan pelaksanaan pelaksanaan pembatalan pembatalan KMB, d) Perjuangan Perjuangan Irian,

e) Mempergiat Mempergiat pembangunan. pembangunan.

Kabinet Djuanda juga mendeklarasikan hukum teritorial kelautan Indonesia yang disebut juga Deklarasi Djuanda. Dimaksudkan agar dapat menyatuakan wilayah-wilayah Indonesia dan sumber daya alam dari laut dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Dalam deklarasi tersebut mengubah batas kontinen laut dari 3 mil batas air terendah menjadi 12 mil dari batas pulau terluar. Deklarasi baru bisa diterima dunia internasional setelah ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-3. Kemudian Pemerintah meratifikasinya dalam UU. No.

17/1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan.

3. Sistem Kepartaian Kepartaian

Sistem kepartaian adalah “pola kompetisi terus-menerus dan bersifat stabil, yang selalu tampak selalu tampak disetiap proses pemilu tiap negara.” Sistem kepartaian bergantung pada jenis sistem politik yang adadi dalam suatu negara. Masa Demokrasi Parlementer merupakan masa yang diwarnai dengan berdirinya banyak partai, dengan dasar ideologi yang beragam.

Partai-partai yang tokohnya pernah menjadi perdana menteri, pada masa Demokrasi parlementer adalah :

Partai Masyumi : Mohammad Natsir.

Partai PNI dan Masyumi : Sidik Partai PNI dan Masyumi : Sidik Djojosukatro dan Soe Djojosukatro dan Soekiman Wijosandjojo kiman Wijosandjojo

Partai PNI : Wilopo

Partai PNI dan NU : Ali Sastroamidjojo

Partai PNI, Masyumi, dan NU : Ali Sastroamidjojo

(7)

Partai PNI : Djuanda Kartawidjaja

Perbedaan antara Sistem Kepartaian pada masa Demokrasi

Parlementer dengan Sistem Kepartaian pada masa Sekarang Sistem kepartaian di

Indonesiamenggunakan sistem kepartaian multipartai. Pada Pemilu era reformasi tahun 1999 diikuti oleh48Partai. Sedangkan pada pemilu selanjutnya yaitu tahun 24, jumlah partai politik menurun dari48 Partai menjadi 24 Partai. Hal ini disebabkan diberlakukannya ambang batas sesuai dengan UUPemilu dimana partai Politik yang berhak mengikuti pemilihan adalah partai yang memilikisekurang-kurangnya 2% dari jumlah kursi DPR, sedangkan pada masa demokrasi parlementer jumlah partai jumlah partai yang dapat yang dapat mengikuti pemilu mengikuti pemilu jumlahnya tidak jumlahnya tidak terikat ambang terikat ambang batas atau batas atau peraturan peraturanUU

4. Pemilihan Pemilihan Umum 1955

Pelaksanaan tujuan umum 1955 bertujuan untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan dudukdakam parlemen dan dewan konstituante. Pemilihan umum untuk anggota DPR dilaksanakan padatanggal 29 September 1955. Hasilnya diumumkan pada 1 Maret 1956. Urutan perolehan suaraterbanyak adalah PNI, Masyumi, Nahdatul Ulama dan PKI.Adapula sistem Pemilu yang digunakan dalam Pemilu 1955 merupakan sistem perwakilan proporsional. proporsional. Dengan menggunakan menggunakan sistem ini, wilayah wilayah negara Republik Republik Indonesia Indonesia dibagi kedalam sebanyak 16 daerah pemilihan (yang mana Irian Barat dimasukkan sebagai daerah pemilihan yang ke- pemilihan yang ke-16, padahal, Irian 16, padahal, Irian Barat tersebut Barat tersebut masih dikuasai masih dikuasai oleh Belanda, s oleh Belanda, sehingga Pemilu ehingga Pemilusama sekali tak bisa dilangsungkan di wilayah tersebut). Dalam sistem perwakilan proporsional,untuk setiap daerah pemilihan tersebut memperoleh sejumlah kursi, berdasar dari jumlah penduduk, d penduduk, dengan ketentuan engan ketentuan untuk setiap untuk setiap daerah memiliki h daerah memiliki hak untuk ak untuk memperoleh jatah minimal memperoleh jatah minimalsebanyak 6 kursi di Konstituante dan sebanyak 3 kursi untuk

Parlemen.Kelebihan dan Kekurangan Pemilu 1955 Kelebihan :

Tingkat partisipasi rakyat sangat besar, ada sekitar 90% dari semua warga yang punya hak pilihikut berpartisipasi. Lebih dari 39 juta orang memberikan hak suaranya dan mewakili 91,5% dari para pemilih terdaftar para pemilih terdaftar Prosentase suara sah Prosentase suara sah yang besar, yang besar, ada 80% ada 80% dari suara dari suara yang masuk. P yang masuk. Padahal

70%+ penduduk Indonesia masih buta huruf Pemilu berjalan aman, tertib dan disiplin serta jauh dari unsur kekerasan dan kecurangan.

Kekurangan :

Adanya krisis Ketatanegaraan. Hal tersebut memicu lahirnya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, kenapa? Karena akibat dari kegagalan Dewan Konstituante dalam menghasilkan konstitusi baru.

Tidak ada parpol yang memperoleh suara mayoritas mutlak. Tidak adanya pemenang mayoritas pada saat itu mengakibatkan mengakibatkan sistem pemerintahan pemerintahan tak stabil karena kekuasaan kekuasaan terbagi terbagi bagi ke

(8)

dalam berbagai aliran politik. dalam berbagai aliran politik. Kekecewaan di Partai Kekecewaan di Partai Politik. Jumlah partai lebih b Politik. Jumlah partai lebih bertambah banyak ertambah banyak

dari pada berkurang, dengan dua puluh delapan partai mendapat kursi, padahal sebelumnya hanya dua puluh partai yang mendapat kursi. Beberapa pemimpin Masyumi merasa bahwa kemajuan Islam menuju kekuasaan nasional kini terhalang dan bahwa perhatian mereka seharusnya dialihkan untuk mengintensifkan Islam ditingkat rakyat jelata.

Dekrit Presiden

Pemilu 1955 tidak dilanjutkan sesuai jadwal pada lima tahun berikutnya, 1960. Hal ini dikarenakan pada 5 Juli 195 Juli 1959, dikeluarkan Dekret ikeluarkan Dekret Presiden Presiden yang membub yang membubarkan Kon arkan Konstituante dan stituante dan pernyataan pernyataan

kembali ke UUD 945. Kemudian pada 4 Juni 1960, Soekarno membubarkan DPR hasil Pemilu 1955, setelah sebelumnya dewan legislatif itu menolak RAPBN yang diajukan pemerintah.

Presiden Soekarno secara sepihak melalui Dekrit 5 Juli 1959 membentuk DPR-Gotong Royong (DPR-GR) dan MPR Sementara (MPRS) yang semua anggotanya diangkat presiden.

B. Kehidupan Ekonomi

1. KONDISI KONDISI EKONOMI EKONOMI INDONESIA INDONESIA AWAL KEMERDEKAAN KEMERDEKAAN Keadaan ekonomi Indonesia pada akhir kekuasaan Jepang dan pada awal berdirinya Republik

Indonesia sangat kacau dan sulit. Latar belakang keadaan yang kacau tersebut disebabkan karena :

1) Indonesia Indonesia yang baru saja merdeka merdeka belum memiliki memiliki pemerintahan pemerintahan yang baik, dimana belum ada

pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian Indonesia.

2) Sebagai Sebagai negara baru Indonesia Indonesia belum mempunyai mempunyai pola dan cara untuk mengatur mengatur ekonomi ekonomi

keuangan yang mantap.

3) Tinggalan Tinggalan pemerintah pemerintah pendudukan pendudukan Jepang dimana ekonomi ekonomi saat pendudukan pendudukan Jepang memang

sudah buruk akibat pengeluaran pembiayaan perang Jepang. Membuat pemerintah baru Indonesia agak sulit untuk bangkit dari keterpurukan.

4) Kondisi Kondisi keamanan keamanan dalam negeri sendiri sendiri tidak stabil akibat sering terjadinya terjadinya pergantian pergantian kabinet, kabinet,

dimana hal tersebut mendukung ketidakstabilan ekonomi.

(9)

5) Politik Politik keuangan keuangan yang berlaku berlaku di Indonesia Indonesia dibuat di negara Belanda Belanda guna menekan menekan

pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan untuk menghancurkan eko curkan ekonomi nasional. nomi nasional. 6) Belanda Belanda masih tetap tidak mau mengakui mengakui kemerdekaan kemerdekaan Indonesia Indonesia dan masih terus melakukan melakukan

pergolakan politik yang menghambat langkah kebijakan pemerintah dalam an pemerintah dalam bidang ekonomi. bidang ekonomi.

Faktor- faktor penyebab kacaunya perekonomian Indonesia 1945-1950 adalah sebagai berikut : 1) Terjadi Terjadi Inflasi Inflasi yang sangat tinggi

Inflasi tersebut dapat terjadi disebabakan karena :

– Beredarnya Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat masyarakat dalam jumlah yang tak terkendali terkendali (pada bulan

Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di Jawa sedangkan secara umum uang yang beredar di masyarakat mencapai 4 milyar).

– Beredarnya Beredarnya mata uang cadangan cadangan yang dikeluarkan dikeluarkan oleh pasukan pasukan Sekutu dari bank-bank bank-bank yang

berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai yang jumlahnya mencapai 2,3 mil pegawai yang jumlahnya mencapai 2,3 milyar.

– Repubik Repubik Indonesia Indonesia sendiri sendiri belum memiliki memiliki mata uang sendiri sendiri sehingga sehingga pemerintah pemerintah tidak dapat

menyatakan bahwa mata uang pendudukan Jepang tidak berlaku.

Inflasi terjadi karena di satu sisi tidak terkendalinya peredaran uang yang dikeluarkan pemerintah Jepang di sisi lain ketersediaan barang menipis bahkan langka di beberapa daerah. Kelangkaan ini terjadi akibat adanya blokade ekonomi oleh Belanda. Uang Jepang yang beredar sangat tinggi sedangkan kemampuan ekonomi untuk menyerap uang tersebut masih sangat rendah.

Karena inflasi ini kelompok yang paling menderita adalah para petani sebab pada masa

pendudukan pendudukan Jepang petani merupakan merupakan produsen produsen yang paling banyak menyimpan menyimpan mata uang

Jepang. Hasil pertanian mereka tidak dapat dijual, sementara nilai tukar mata uang yang mereka miliki sangat rendah.

Pemerintah Indonesia yang baru saja berdiri tidak mampu mengendalikan dan menghentikan

peredaran peredaran mata uang Jepang tersebut tersebut sebab Indonesia Indonesia belum memiliki memiliki mata uang baru sebagai sebagai

(10)

penggantinya. penggantinya. Pemerintah Pemerintah mengeluarkan mengeluarkan kebijakan kebijakan untuk sementara sementara waktu menyatakan menyatakan ada 3

mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu:

1) Mata uang De Javasche Javasche Bank

2) Mata uang pemerintah pemerintah Hindia Belanda Belanda 3) Mata uang pendudukan pendudukan Jepang

Keadaan tersebut diperparah dengan diberlakukannya uang NICA di daerah yang diduduki sekutu pada tanggal tanggal 6 Maret 1946 oleh Panglima Panglima AFNEI yang baru (Letnan (Letnan Jenderal Jenderal Sir Montagu Montagu

Stopford). Uang NICA ini dimaksudkan untuk menggantikan uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun saat itu. Upaya sekutu tersebut merupakan salah satu bentuk pelangaran kesepakatan yaitu bahwa selama belum ada penyelesaian politik mengenai status Indonesia, maka tidak ada mata uang baru.

Karena tindakan sekutu tersebut maka pemerintah Indonesia pun mengeluarkan uang kertas baru yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai pengganti uang Jepang.

2) Adanya Blokade Blokade ekonomi ekonomi dari Belanda Belanda Blokade oleh Belanda ini dilakukan dengan menutup (memblokir) pintu keluar-masuk

perdagangan perdagangan RI terutama terutama melalui melalui jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan pelabuhan-pelabuhan penting. penting. Blokade Blokade ini

dilakukan mulai bulan dilakukan mulai bulan November 1945. Adapun November 1945. Adapun alasan dari pemerintah Beland alasan dari pemerintah Belanda melakukan a melakukan

blokade ini adalah :

– Mencegah Mencegah masuknya masuknya senjata senjata dan peralatan peralatan militer militer ke Indonesia. Indonesia.

– Mencegah Mencegah keluarnya keluarnya hasil-hasil hasil-hasil perkebunan perkebunan milik Belanda Belanda dan milik asing lainnya. lainnya.

– Melindungi Melindungi bangsa Indonesia Indonesia dari tindakan-tindakan tindakan-tindakan yang dilakukan dilakukan oleh bangsa lain.

Dengan adanya blokade tersebut menyebabkan:

– Barang-barang Barang-barang ekspor RI terlambat terlambat terkirim. terkirim.

– Barang-barang Barang-barang dagangan dagangan milik Indonesia Indonesia tidak dapat di ekspor bahkan banyak barang-barang barang-barang

ekspor Indonesia yang dibumi hanguskan.

(11)

– Indonesia Indonesia kekurangan kekurangan barang-barang barang-barang import yang sangat dibutuhkan. dibutuhkan.

– Inflasi Inflasi semakin semakin tak terkendali terkendali sehingga sehingga rakyat menjadi menjadi gelisah. gelisah.

Tujuan/harapan Belanda dengan blokade ini adalah:

– Agar ekonomi ekonomi Indonesia Indonesia mengalami mengalami kekacauan kekacauan – Agar terjadi terjadi kerusuhan kerusuhan sosial karena rakyat tidak percaya percaya kepada pemerintah pemerintah Indonesia, Indonesia,

sehingga pemerintah Belanda dapat dengan mudah mengembalikan eksistensinya.

– Untuk menekan menekan Indonesia Indonesia dengan harapan harapan bisa dikuasai dikuasai kembali kembali oleh Belanda. Belanda.

3) Kekosongan Kekosongan kas Negara

Kas Negara mengalami kekosongan karena pajak dan bea masuk lainnya belum ada sementara

pengeluaran pengeluaran negara semakin semakin bertambah. bertambah. Penghasilan Penghasilan pemerintah pemerintah hanya bergantung bergantung kepada

produksi produksi pertanian. pertanian. Karena dukungan dukungan dari bidang pertanian pertanian inilah pemerintah pemerintah Indonesia Indonesia masih

bertahan, sekalipun keadaan ekonomi sangat buruk.

2. UPAYA MENGATASI BLOKADE EKONOMI BELANDA (NICA)

Upaya pemerintah untuk keluar dari masalah blokade tersebut adalah sebagai berikut.

1) Usaha bersifat bersifat politis, politis, yaitu Diplomasi Diplomasi Beras ke India

Pemerintah Indonesia bersedia untuk membantu pemerintah India yang sedang ditimpa bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000 ton beras dengan harga sangat rendah. Pemerintah melakukan hal ini sebab akibat blokade oleh Belanda maka hasil panen Indonesia yang melimpah tidak dapat dijual keluar negeri sehingga pemerintah berani memperkirakan bahwa pada pada musim panen 1946 akan diperoleh suplai hasil panen sebesar 200.000 sampai 400.000 ton. Sebagai imbalannya pemerintah India bersedia mengirimkan bahan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia pada saat itu. Saat itu Indonesia tidak memikirkan harga karena yang penting adalah dukungan dari negara lain yang sangat diperlukan dalam perjuangan diplomatik dalam forum internasional. Adapun keuntungan politis yang diperoleh Indonesia dengan adanya kerjasama dengan India ini adalah Indonesia mendapatkan dukungan aktif dari India secara diplomatik atas perjuangan Indonesia di forum internasional.

(12)

2) Mengadakan Mengadakan hubungan hubungan dagang langsung langsung dengan luar negeri Membuka hubungan dagang langsung ke luar negeri dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta. Usaha tersebut antara lain :

Mengadakan kontak dagang dengan perusahaan swasta Amerika (Isbrantsen Inc.). Tujuan dari kontak ini adalah membuka jalur diplomatis ke berbagai negara. Dimana usaha tersebut dirintis

oleh BTC (Banking and Trading Corporation) atau Perseroan Bank dan Pe seroan Bank dan Perdagangan, suatu badan rdagangan, suatu badan

perdagangan semi-pemerintah y perdagangan semi-pemerintah yang membantu usaha ang membantu usaha ekonomi pemerintah, ekonomi pemerintah, dipimpin oleh dipimpin oleh Sumitro Sumitro

Djojohadikusumo dan Ong Eng Die. Hasil transaksi pertama dari kerjasama tersebut adalah Amerika bersedia membeli barang-barang ekspor Indonesia seperti gula, karet, teh, dan lain-lain.

Tetapi selanjutnya kapal Amerika yang mengangkut barang pesanan RI dan akan memuat barang ekspor dari RI dicegat dan seluruh muatannya disita oleh kapal Angkatan Laut Belanda.

Karena blokade Belanda di Jawa terlalu kuat maka usaha diarahkan untuk menembus blokade

ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan Malaysia dan Singapura. Usaha tersebut dilakukan sejak 1946 sampai akhir masa perang kemerdekaan. Pelaksanaan ini dibantu oleh Angkatan laut

RI serta pemerintah daerah penghasil barang-barang ekspor. Karena perairan di Sumatra sangatlah luas, maka pihak Belanda tidak mampu melakukan pengawasan secara ketat. Hasilnya Indonesia berhasil berhasil menyelundupkan menyelundupkan karet yang mencapai mencapai puluhan puluhan ribu ton dari Sumatera Sumatera ke luar negeri, negeri,

terutama ke Singapura. Dan Indonesia berhasil memperoleh senjata, obat-obatan dan barang- barang lain yang dibutuhkan.

Pemerintah RI pada 1947 membentuk Pemerintah RI pada 1947 membentuk perwakilan resmi perwakilan resmi di Singapura yang diberi nama Indo di Singapura yang diberi nama Indonesian Office (Indoff). Secra resmi badan ini merupakan badan yang memperjuangkan kepentingan politik di politik di luar negeri, luar negeri, namun secara namun secara rahasia berusaha rahasia berusaha menembus blokade ekonomi menembus blokade ekonomi Belanda dengan Belanda dengan melakukan perdagangan barter. Diharapkan dengan upaya ini mampu memenuhi kebutuhan

masyarakat Indonesia. Selain itu juga berperan sebagai perantara dengan pedagang Singapura dan mengusahakan pengadaan kapal-kapal yang diperlukan.

Dibentuk perwakilan kemetrian pertahanan di luar negeri yaitu Kementrian Pertahanan Urusan Luar Negeri (KPULN) yang dipimpin oleh Ali Jayengprawiro. Tugas pokok badan ini adalah membeli senjata dan perlengkapan angkatan perang.

(13)

3. KEBIJAKAN PEMERINTAHAN MENGHADAPI BURUKNYA KONDISI EKONOMI INDONESIA

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kondisi ekonominya mulai dilakukan sejak Februari 1946, adalah sebagai berikut.

1) Konferensi Ekonomi Februari 1946

Konferensi ini dihadiri oleh para cendekiawan, gubernur, dan pejabat lainnya yang

bertanggungjawab bertanggungjawab langsung langsung mengenai mengenai masalah masalah ekonomi ekonomi di Jawa, yang dipimpin dipimpin oleh Menteri Menteri

Kemakmuran (Darmawan Mangunkusumo). Tujuan Konferensi ini adalah untuk memperoleh kesepakatan dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, seperti : Masalah produksi dan distribusi makanan

Tercapai kesepakatan bahwa sistem autarki lokal sebagai kelanjutan dari sistem ekonomi perang Jepang, secara berangsur-angsur akan dihapukan dan diganti dengan sistem desentralisasi.

Masalah sandang

Disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan Rakyat diganti dengan Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (BPPM) yang bertujuan untuk mengatasi kesengsaraan rakyat Indonesia.

Badan ini dipimpin oleh Sudarsono dibawah pengawasan Kementrian Kemakmuran. BPPM dapat Kementrian Kemakmuran. BPPM dapat

dianggap sebagai awal dari terbentuknya Badan Urusan Logistik (Bulog). Sementara itu tujuan dibentuk Bulog (Februari 1946) untuk melarang pengiriman bahan makanan antar karisidenan.

Status dan Administrasi perkebunan-perkebunan

Keputusannya adalah semua perkebunan d Keputusannya adalah semua perkebunan dikuasai oleh ikuasai oleh negara dengan sistem sentralisasi di b negara dengan sistem sentralisasi di bawah kementrian Kemakmuran. Sehingga diharapkan pendapatan negara dapat bertambah secara signifikan dengan nasionalisasi pabrik gula dan perkebunan tebu.

Konferensi kedua di Solo, 6 Mei 1946 membahas mengenai masalah program ekonomi pemerintah, masa pemerintah, masalah keuangan lah keuangan negara, pengendalian harg negara, pengendalian harga, distr a, distribusi, dan ibusi, dan alokasi tenaga alokasi tenaga manusia. manusia.

Wapres Moh. Hatta mengusulkan mengenai rehabilitasi pabrik gula, dimana gula merupakan

bahan ekspor penting penting sehingga sehingga harus dikuasai dikuasai oleh negara. negara. Untuk merealisasikan merealisasikan keinginan keinginan

tersebut maka pada 6 Juni 1946 dibentuk Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).

(14)

2) Pinjaman Nasional

Program ini dilaksanakan oleh Menteri Keuangan (Surachman) dengan persetujuan BP-KNIP.

Untuk mendukung program tersebut maka dibuat Bank Tabungan Pos, bank ini berguna untuk penyaluran penyaluran pinjaman pinjaman nasional nasional untuk meningkatkan meningkatkan kepercayaan kepercayaan masyarakat masyarakat Indonesia Indonesia kepada

pemerintahan. pemerintahan. Selain itu, pemerintah pemerintah juga menunjuk menunjuk rumah gadai untuk memberikan memberikan pinjaman pinjaman

kepada masyarakat dengan jangka waktu pengembalian selama 40 tahun. Tujuannya untuk mengumpulkan dana masyarakat bagi kepentingan perjuangan, sekaligus untuk menanamkan kepercayaan rakyat pada pemerintah RI.

Rakyat dapat meminjam jika rakyat mau menyetor uang ke Bank Tabungan Pos dan rumah-rumah pegadaian. Usaha pegadaian. Usaha ini mendapat ini mendapat respon yang respon yang besar dari besar dari rakyat terbukti rakyat terbukti dengan besar dengan besar pinjaman yang pinjaman yang ditawarkan pada bulan Juli 1946 sebesar Rp. 1.000.000.000,00 , pada tahun pertama berhasil dikumpulkan uang sejumlah Rp. 500.000.000,00. Kesuksesan yang dicapai menunjukkan besarnya dukungan dan kepercayaan rakyat kepada Pemerintah RI.

3) Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947.

Badan ini dibentuk atas usul dari menteri kemakmuran AK. Gani. Badan ini merupakan badan tetap yang bertugas membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun yang akhirnya disepakati Rencana Pembangunan Sepuluh Tahun.

Rencana Pembangunan 10 tahun tersebut adalah sebagai berikut :

– Semua bangunan bangunan umum, perkebunan, perkebunan, dan industri industri yang telah ada sebelum sebelum perang menjadi menjadi milik

negara, yang baru terlaksana tahun 1957.

– Bangunan Bangunan umum vital milik asing dinasionalisasikan dinasionalisasikan dengan pembayaran pembayaran ganti rugi

– Perusahaan Perusahaan milik Jepang akan disita sebagai sebagai ganti rugi terhadap terhadap RI.

– Perusahaan Perusahaan modal asing lainnya lainnya dikembalikan dikembalikan kepada yang berhak sesudah sesudah diadakan diadakan perjanjian perjanjian

Republik Indonesia dengan Belanda.

Badan ini bertujuan untuk menasionalisasikan semua cabang produksi yang telah ada dengan mengubah ke dalam bentuk badan hukum. Hal ini dilakukan dengan harapan agar Indonesia dapat

(15)

menggunakan semua cabang produksi secara maksimal dan kuat di mata hukum internasional.

Pendanaan untuk Rencana Pembangunan ini terbuka baik bagi pemodal dalam negeri maupun pemodal asing.

Inti rencana ini adalah agar Indonesia membuka diri terhadap penanaman modal asing dan melakukan pinjaman baik ke dalam maupun ke luar negeri.

Untuk membiayai rencana pembangunan ekonomi tersebut pemerintah membuka diri terhadap

penanaman penanaman modal asing, mengerahkan mengerahkan dana masyarakat masyarakat melalui melalui pinjaman pinjaman nasional, nasional, melalui melalui

tabungan masyarakat, serta melibatkan badan-badan swasta dalam pembangunan ekonomi. Dan untuk menampung dana tersebut dibentuk Bank Pembangunan. Perusahaan patungan (merger) diperkenankan berdiri sementara itu tanah partikelir dihapuskan.

Referensi

Dokumen terkait

daar door toedoeu des gounmement.e te MAdrid en lip andero Ilunten des land.. dech graan "'I.gnoord

This study's objectives were to determine the extent of: 1 host specificity for Pythium, a genus of Oomycetes, isolated from soil on BCI, Panama; and, conversely, 2 susceptibility of