• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA ZAMAN PENJAJAHAN

N/A
N/A
Zidan Ramadhan

Academic year: 2023

Membagikan "SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA ZAMAN PENJAJAHAN"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

Buku Sejarah Pendidikan di Indonesia Pada Masa Penjajahan merupakan salah satu hasil kegiatan penelitian Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kebudayaan Tahun 2018. Buku ini berisi tentang gambaran perkembangan pendidikan di Indonesia sejak kedatangan negara-negara Barat hingga menjelang kemerdekaan. Terbitnya Sejarah Pendidikan di Indonesia pada Masa Penjajahan dimaksudkan untuk melengkapi terbitnya seri Sejarah Pendidikan di Indonesia yang diterbitkan oleh proyek IDSN.

Selain itu, pengetahuan tentang pendidikan masa lalu akan sangat berguna dalam menentukan bagaimana penyelenggaraan kegiatan pendidikan nasional. Artikel ini akan turut serta dalam dua tujuan di atas, khususnya mencoba menghadirkan sebuah kesepakatan baru dalam bidang sejarah terkait pendidikan di Indonesia. Petunjuk Teknis Aspek Sejarah yang diselenggarakan oleh Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 14-16 Mei di Cibogo – Bogor, telah memunculkan beberapa permasalahan dan tujuan terkait dengan penulisan “Sejarah Pendidikan di Indonesia pada masa kolonial”.

Dengan menulis tentang sejarah pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun, dilakukan upaya untuk memberikan gambaran mengenai bentuk lembaga, tujuan, isi, proses dan pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan pada masa itu. Penelitian tentang sejarah pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan melakukan penelitian dari pendekatan tekstual (menggunakan naskah, arsip dan dokumen).

BAB I

Orang Belanda yang kemudian menggantikan Portugis dengan perencanaan terfokus menggunakan bahasa Belanda dan Melayu (yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia) di sekolah mereka. Akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 menjadi giliran Belanda menanam dan memperkuat pengaruhnya di Indonesia. Sekolah pertama yang didirikan oleh Portugis berada di negara (satuan wilayah) yang penduduknya menganut agama Kristen.

2 5 Sejarah bahasa Belanda sebagai bahasa asing di Indonesia dapat diketahui dari sumber-sumber terdahulu, termasuk bahasa Portugis. Kelompok masyarakat keturunan Eropa ini ada yang berasal dari Belanda dan ada pula yang berasal dari non-Belanda. Berdasarkan sumber-sumber di atas, tampak bahwa pada pertengahan abad ke-19 mayoritas anak-anak yang masuk sekolah negeri Hindia Belanda, termasuk anak-anak keturunan Eropa, kurang menguasai bahasa Belanda.

34;lndisch”, yaitu anak-anak keturunan Eropa, dan mengajarkan anak-anak ‘1nlandsch” (bumiputra), melalui dua jenis metode membaca, namun tidak membedakan pengajaran bahasa Belanda sebagai bahasa ibu dan sebagai bahasa. asing, buku metode membaca lainnya yang ditulis oleh Hilgers adalah Onze Vriendjes (teman kita); Buku bacaan voor de Indische Scholen (buku bacaan sekolah Hindia Belanda)", no. Pemisahan antara anak Belanda, pribumi dan pribumi hampir tidak dijumpai lagi. Pada tahun 1_930 sedikitnya 16% masyarakat orang Ambon yang Umat ​​Kristiani yang tinggal di Kepulauan Maluku.

Di daerah lain di nusantara, penerapannya hanya dikhususkan bagi masyarakat di lingkungan VOC.

BAB II

Pada tahun 1811, pemerintahan Daendels berakhir karena kekuasaan di Pulau Jawa jatuh ke tangan pemerintah Inggris, dan perintahnya mengenai pembukaan sekolah di setiap kabupaten dan pembagian pendidikan belum terlaksana. Akhirnya pada tahun 1818 dikeluarkan peraturan negara yang memuat peraturan umum mengenai sekolah dan sekolah rendah. Dengan kekuasaan atau wewenang dari Raja Belanda, pada tahun 1860 dibuka Gimnasium Willem Ill di Batavia yang merupakan gimnasium (tengah) pertama untuk anak-anak Eropa dengan lama belajar 3 tahun.

Kemudian pada tahun 1867 sekolah tersebut dibagi menjadi dua bagian (divisi) yaitu bagian A dengan masa studi 5 tahun dan selanjutnya dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi. Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan tujuan tersebut di atas, pada tahun 1831 Van den Bosch mengedarkan kuesioner tentang pendirian Sekolah Rendah Negeri di setiap kediaman. 8 Setahun kemudian, pada tahun 1849, didirikan sekolah Bumiputra pertama di kota Jepara (Jawa Tengah) dan Pasuruan (Jawa Timur) dengan bahasa pengantar bahasa Jawa.

Pada tahun 1864 jumlahnya bertambah menjadi 186 sekolah, dan pada tahun 1882 bertambah menjadi 152 sekolah di seluruh Hindia Belanda. Setelah percobaan di Tondano berhasil, sekolah Raja direlokasi ke Bandung, Magelang dan Probolinggo pada tahun 1878. Sekolah kejuruan pertama di Hindia Belanda dioperasikan atas prakarsa pihak swasta yaitu Sekolah Pertukangan yang dibuka di Batavia pada tahun 1856.

Oleh karena itu, pada tahun 1877 dibukalah kursus pertukangan malam yang berafiliasi dengan HBS di Surabaya. Pada tahun 1885 jangka waktu kursus diperpanjang menjadi 3 tahun dan dipisahkan dari HBS dan menjadi sekolah mandiri. Pada tahun 1854 di Kedung Kebo (Gombong) dibuka Korps Murid yang mendidik anak secara benar.

Perlu diketahui di sini bahwa sekolah pertukangan pertama untuk kelas pribumi juga dibuka oleh pihak swasta (zending) di Tanawangko (Minahasa) pada tahun 1881. Sekolah serupa juga didirikan di Minahasa pada tahun 1852, baik di Ambon maupun Minahasa, yang bahasa pengantarnya adalah bahasa melayu. Pada mulanya bahasa pengantar di Sekolah Pedagogi adalah bahasa Melayu, namun mulai tahun 1865 bahasa Belanda diajarkan, dan pada tahun 1871 bahasa Belanda menjadi bahasa pengantar di sekolah tersebut.

BAB III

Gagasan untuk memberikan pendidikan modern kepada penduduk pribumi antara lain dicetuskan oleh para reformis kolonial Belanda yang diwakili oleh Snouck Hurgronje, seorang ahli agama Islam dan penasihat urusan pribumi, khususnya anak-anak dari kalangan atas, sehingga pemerintah Belanda dapat mempertahankan kolonialismenya di Hindia Belanda. Selain itu juga terdapat sekolah persiapan masuk ELS bagi anak-anak non-Eropa agar anak-anak tersebut dapat berlatih berbicara bahasa Belanda sehingga ketika masuk ELS dapat mengikuti kelas ELS pertama yang menggunakan bahasa Belanda sebagai medianya. instruksi. Anak usia dini bisa masuk salah satu dari dua cara di atas yaitu masuk Taman Kanak-Kanak terlebih dahulu atau masuk Sekolah Persiapan ELS.

Bagi anak-anak non-Eropa, kebutuhan pendidikannya selalu kurang diperhatikan, sedangkan anak-anak Eropa diberi perhatian lebih untuk mendapatkan kesempatan belajar yang lebih baik. Sekolah ini memberikan kesempatan kepada anak-anak pribumi untuk masuk ke sekolah dasar kelas satu yang juga diikuti oleh anak-anak Belanda. Sekolah ini sebagian besar dihadiri oleh anak-anak Kepala Pemerintahan Bumiputra dan anak-anak Bumiputra lainnya dari kalangan atas masyarakat Bumiputra.

Bagi anak bumiputera kelas pertengahan, maka terdapat dua jenis sekolah yang dibuka iaitu Sekolah Kelas Kedua dan HIS. Ramai kanak-kanak jarang bersekolah malah berhenti sekolah sebelum menamatkan pengajian mereka. Di peringkat tadika ini, ajaran Tauhid mula diterapkan dalam diri anak-anak melalui pelajaran dan melalui pelbagai permainan.

Mengingat tujuan kiai adalah untuk mengejar ketertinggalan umat Islam, maka selain menyelenggarakan sekolah, anak-anak keluarga Muhammadiyah juga berkesempatan untuk belajar di luar desanya sendiri. Hal ini dianggap sebagai langkah progresif dan mengejutkan karena gadis-gadis Kauman meninggalkan desa untuk masuk ke sekolah yang dikelola Belanda. Di sekolah ini, siswanya tidak hanya terbatas di Desa Kawnan saja, namun mulai menampung anak-anak dari luar Desa Kauman.

Untuk memberikan kesempatan mempelajari ilmu yang lebih tinggi bagi anak-anak yang bersekolah di Volkschool, telah dibuka sekolah sanibungan (Schake/schoo/) atau siswa dari Standaardschool naik ke kelas IV. Anak-anak dari Standaardschool (Sekolah Nomor II) masih belum mempunyai kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi. Ia percaya bahwa anak-anak kita harus belajar bekerja agar mereka pandai menggunakan tangan dan otaknya.

Dengan ini, ia ingin membawa anak-anak ke dalam situasi praktis, sehingga kelak mereka bisa memainkan peran-peran tertentu yang bermanfaat bagi masyarakat. Ia meyakini sistem learning by doing itulah yang bisa membentuk karakter anak.

CATA TAN

Sistem baru yaitu pembelajaran yang diberikan pada waktu tertentu yang lebih dikenal dengan sebutan “sekolah” pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Portugis dan Belanda sejak abad ke-16 dan kemudian diperbaiki dan dikembangkan hingga awal abad ke-20. Pernyataan filsuf Inggris, Francis Bacon, bahwa Knowledge is Power, yang dalam kaitannya dengan pendidikan juga dapat diidentikkan dengan ungkapan bahwa education is power, memang dapat ditelusuri kembali ke sejarah pendidikan di Indonesia pada abad ke-17. Melalui sekolah-sekolah yang didirikan oleh para Jesuit, banyak tujuan mereka tercapai; bahkan berhasil meletakkan dasar-dasar agama Katolik di Indonesia.

Kendala di atas dan singkatnya masa pendudukan mereka di Indonesia menyebabkan sedikitnya sejarah pendidikan formal melalui sekolah yang didirikan Portugis di Indonesia. Selanjutnya pada akhir abad ke-17, mereka berhasil mengisolasi Pulau Jawa dan wilayah lain di Indonesia dari pengaruh luar, sehingga dapat memantau lalu lintas antar pulau di perairan nusantara. Berkaitan dengan hal tersebut, sejarah pendidikan formal yang dilakukan oleh Belanda pada abad 16-18 sebagian besar berkembang di daerah Maluku Selatan dan di kalangan masyarakat Ambon yang beragama Kristen Protestan.

Baru pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 sejarah pendidikan ini mencakup hampir seluruh wilayah nusantara. Di wilayah Maluku Selatan, pendidikan formal melalui sekolah dimulai dan tetap dikaitkan dengan agama Kristen, yang berlangsung hingga abad ke-20. Sejarah pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan menunjukkan betapa pentingnya peran bahasa Indonesia, tidak hanya dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam bidang kehidupan lainnya, termasuk dalam bidang kebangkitan nasional yang pertama.

Pembelajaran yang dapat diambil dari sejarah pendidikan yaitu betapa pentingnya peranan bahasa Indonesia dalam bidang pendidikan, yang harus terus mendapat perhatian dan pembinaan yang baik di sekolah saat ini dan di masa yang akan datang. Pemerintahan Hindia Belanda yang pada awal abad ke-19 menggantikan kedudukan semula, setelah melalui berbagai peperangan di berbagai wilayah nusantara dan berakhir dengan Perang Aceh, berhasil menguasai langsung seluruh wilayah Indonesia. Sebuah dunia kecil yang terdiri dari generasi muda yang dipilih secara sosial dan politik dengan pelatihan lanjutan dan pendidikan tinggi mulai bermunculan dan juga sangat transparan. dalam kehidupan di Indonesia.

Als je meer geld wilt verdienen met het kopen van een drankje, dan kun je het in Indonesië gebruiken, maar het kan ook een opleiding tot 5ekolah zijn, het kan zijn dat je het moeilijk vindt. Grondijs, Twee bijdragen aan de kennis van de geschiedenis van het onderwijs aan Europeanen in Nederlands-Indië", I (Batavia: Kolff, 1896). Grondijs, Twee bijdragen aan de kennis van de geschiedenis van het onderwijs aan Europeanen in Nederlands-Oost India, II (Batavia: Kollff.

Referensi

Dokumen terkait