• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PERKEMBANGAN GIZI DI INDONESIA

N/A
N/A
angga prasetyo

Academic year: 2023

Membagikan "SEJARAH PERKEMBANGAN GIZI DI INDONESIA"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

Buku ini menghimpun data tentang jalannya program gizi dan profil pimpinan Direktorat Gizi Masyarakat sejak berdirinya Lembaga Gizi Rakyat pasca kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Poerwo Soedarm dipercaya untuk mengelola Insituut voor Volksvoeding yang selanjutnya disebut Lembaga Makanan Rakyat yang berlokasi di gedung Eijkman Jalan Diponegoro no. Kepala Lembaga Gizi Rakyat ini menyadari permasalahan gizi di Indonesia tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu lembaga saja.

Pada tahun 1951, Institut Makanan Rakyat mendirikan sekolah ahli gizi yang menerima siswa lulusan Sekolah Guru Putri dan dilatih selama satu setengah tahun untuk menjadi ahli dietetika di rumah sakit besar. Kebutuhan akan ahli gizi untuk program kesehatan masyarakat semakin terasa, sehingga pada tahun 1952, Lembaga Pangan Rakyat mengubah kurikulum sekolah ahli gizi menjadi tiga tahun setelah SMA Seksi B di bawah Kementerian Kesehatan. Poster dan selebaran terkait juga telah diproduksi dan diperluas oleh Lembaga Pangan Rakyat.

Atas prakarsa beberapa tokoh daerah, dibentuklah Panitia Peningkatan Gizi Masyarakat (PPMR) di Jawa Tengah pada tahun 1954 yang diketuai oleh Dr. Lembaga Pangan Rakyat kemudian membangun pusat pendidikan gizi masyarakat di Pasuruan, Jawa Timur dan Pekalongan, Jawa Tengah. Keikutsertaan pimpinan Lembaga Pangan Rakyat pada Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional pertama di Malang tahun 1958 membuka jalan bagi ilmu gizi untuk masuk ke dalam ilmu-ilmu lama lainnya di Indonesia.

Pada saat itu, Lembaga Pangan Rakyat juga duduk dalam Dewan Perancangan Nasional, yang artinya perlu disadari pentingnya gizi dalam pembangunan nasional.

Perkembangan Gizi Tahun 1960-1980

13 Pada Kongres Pengetahuan Nasional Kedua di Yogyakarta tahun 1962, Lembaga Pangan Rakyat mengirimkan stafnya untuk memaparkan hasil-hasil penelitian gizi, termasuk penelitian tinggi badan dan berat badan serta penelitian gizi di desa Ciwalen dan Amansari, Jawa Barat. Pada tahun 1960, penelitian tentang gizi mahasiswa Bogor dilakukan bekerjasama dengan Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan dan Akademi Pertanian Ciawi, Bogor, dengan bantuan dari World University Service (WUS). Dengan bantuan ahli FAO, Miss Emma Reh, Lembaga Pangan Rakyat melakukan penelitian pada tahun 1962 tentang konsumsi pangan dan status gizi di kabupaten Wonosobo, Kebumen dan Wonogiri, Jawa Tengah.

Dalam upaya mengatasi kekurangan vitamin A, dilakukan percobaan tambahan pada tahun 1960-1961 terhadap sejumlah anak kekurangan vitamin A di Bogor dan Panti Asuhan Anak Muslim Jakarta. Pada tahun yang sama, Darvin Karjadi melakukan penelitian lanjutan terhadap anak-anak dari keluarga kelas bawah di Dalam penelitian laboratorium, Lembaga Pangan Rakyat melakukan penentuan pemanfaatan protein bersih (NPU) menggunakan hewan percobaan dari berbagai campuran bahan pakan.

Status dan sebutan Lembaga Gizi Masyarakat diubah menjadi Departemen Gizi Masyarakat yang mempunyai fungsi organisasi sebagaimana bagian lain di Kementerian Kesehatan. Propaganda massal dan revolusioner akhirnya terhenti seiring dengan berubahnya situasi politik di Indonesia sejak pecahnya peristiwa G.30.S pada tahun 1965. Upaya peningkatan gizi masyarakat di wilayah Jawa Tengah mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan dunia internasional. organisasi FAO juga memberikan bantuan kepada UNICEF.

Sejak Indonesia bergabung kembali dengan PBB pada tahun 1967, program bantuan UNICEF untuk upaya perbaikan gizi telah diaktifkan kembali. Pada tahun 1968 atas prakarsa LIPI diadakan lokakarya yang membahas permasalahan pangan di Indonesia dari berbagai aspek. Pada tahun 1969, Indonesia menjadi tuan rumah Seminar Gizi Seameo yang diadakan di Fakultas Kedokteran UI Jakarta.

Beberapa agenda internasional juga diadakan pada tahun 1970an, antara lain Pertemuan Internasional Pengendalian Defisiensi Vitamin A di Jakarta hasil kerjasama Pemerintah Indonesia, WHO dan USAID, Seminar Internasional Pangan dan Gizi yang diselenggarakan oleh . Di tingkat masyarakat, pada tahun 1970an muncul inisiatif untuk membentuk Kelompok Timbang (Pokbang), sekaligus tempat pelayanan gizi balita seperti Taman Gizi, Pos Timbang, Pos TK, dan lain-lain. berdasarkan adopsi gagasan David Morley tentang upaya pencegahan malnutrisi pada anak melalui program pemantauan pertumbuhan yang ditetapkan sebagai program GOBBIF UNICEF pada tahun 1950an dan program global oleh FAO/WHO pada tahun 1970an. Pada masa ini, sekitar tahun 1976, kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita menjadi salah satu komponen Usaha Peningkatan Gizi Keluarga dengan didukung oleh hasil penelitian Sayogyo.

Perkembangan Gizi Tahun 1980 - 2000

Dr. Rachmi Untoro, MPH

Ibu Rachmi menghabiskan masa sekolahnya di Kebayoran Baru, kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, lulus pada tahun 1975 dan pascasarjana di John Hopkins University Baltimore USA School of Hygiene & Public Health, lulus pada tahun 1984. Sebelum menjadi Direktur Bidang Pembinaan Gizi, pernah menjabat sebagai kepala bagian tata usaha pada Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan pada tahun 1984, dan pada tahun 1989 menjadi kepala Subdirektorat Anak pada Direktorat Pembinaan Kesehatan Keluarga, kemudian sebagai kepala Subdirektorat Reproduksi. Subdit Usia pada satuan kerja yang sama pada tahun 1996. Pada tahun 1999, Ibu Rachmi menjabat sebagai Direktur Kesehatan Keluarga dan pada tahun yang sama menjabat sebagai Kepala Direktorat Kesehatan Khusus yang kemudian menjadi Direktorat Kesehatan Masyarakat.

51 Setelah menjabat sebagai Direktur Gizi Masyarakat pada tahun 2006, beliau melanjutkan karirnya sebagai Direktur Kesehatan Anak hingga tahun 2007, kemudian menjadi Staf Ahli Menteri Bidang Mediko-Hukum. Ibu Ina lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1979 dan melanjutkan pendidikan S2 di Mahidol University Thailand hingga lulus pada tahun 1990. Beliau melanjutkan karir di Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Perempuan. dan Kesejahteraan Anak.

Dr. Minarto, MPS

Tn. Doddy menghabiskan masa sekolahnya di wilayah Jakarta Barat dan melanjutkan pendidikan tinggi di Akademi Gizi Jakarta, Sarjana dari Institut Pertanian Bogor, Pascasarjana di Bournemouth dari University of England. Memulai karirnya, beliau bekerja sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Gizi Banda Aceh pada tahun 1985-1988 dan juga menjadi asisten konsultan pada proyek intervensi ganda vitamin A dan imunisasi di kabupaten Aceh Barat. Melanjutkan karirnya di Kementerian Kesehatan, Bapak. Doddy menjabat sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha pada Direktorat Kesehatan Keluarga dan.

Ia kemudian menjabat sebagai Kepala Divisi Kerjasama Luar Negeri pada Biro Perencanaan pada tahun 2009 hingga 2010, sebelum Pusat Kerja Sama Luar Negeri lahir. Jabatan terakhir sebelum menjadi Direktur Gizi Masyarakat adalah Kepala Kerja Sama Kesehatan Daerah, Pusat Kerjasama Luar Negeri. Saat ini beliau juga aktif sebagai anggota Dewan Pengurus SEAMEO RECFON mewakili Indonesia, dan Sekretaris II Tim Teknis Gugus Tugas Gerakan Nasional Percepatan Peningkatan Gizi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2013.

Referensi

Dokumen terkait

nach 0,5 h Aufwärmzeit Linearitätsabweichung ≤ 1 % Temperaturdrift ≤ ±3 % Temperaturdrift ≤ ± 0.06 %/K ≤ ± 5%, ≤ 0 °C, ≥ +50 °C Elektrische Daten Betriebsspannung 15…30 VDC