• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekilas Mengenai Beasiswa Bidik Misi, Kenyataan dan Ironi Dalam Kehidupan Mahasiswa

N/A
N/A
Mukhammad Ivvan Jauhari

Academic year: 2023

Membagikan "Sekilas Mengenai Beasiswa Bidik Misi, Kenyataan dan Ironi Dalam Kehidupan Mahasiswa"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Sekilas Mengenai Beasiswa Bidik Misi, Kenyataan dan Ironi Dalam Kehidupan Mahasiswa

Mahasiswa berprestasi, sebuah perwakilan kata yang menggambarkan para remaja berusia 19-22 tahun yang pulang pergi kampus dengan secercah kemampuan hebat dari segi akademik maupun non-akademik. Mungkin terdengar sangat sulit bagi para mahasiswa kupu-kupu yang sama sekali tidak pernah merasakan atau bahkan sekedar mencicipi manisnya bantuan pemerintah, namun kenyataan tetaplah kenyataan. Tak bisa dipungkiri lagi, dengan merebaknya perkembangan pendidikan di Indonesia membuat pemerintah akhirnya menggalakkan sebuah program yang dinamai beasiswa bidik misi.

Beasiswa bidik misi sendiri merupakan sebuah program yang menaungi para peserta didik dan mahasiwa berprestasi dengan bantuan yang menjanjikan berupa materi dan jaminan kuliah di mana saja tanpa dipungut biaya. Hal ini tentu saja menjadi sangat ramai diperbincangkan terutama setelah kelumpuhan sementara dunia edukasi offline semenjak Covid-19 silam. Selama penghujung masa pandemi, dunia pendidikan yang kian sembuh dari keterpurukan akhirnya membuat para pemerintah mulai memberikan bantuan-bantuan ekstra kepada para peserta didik baik dari segi akses belajar maupun administrasi belajar itu sendiri. Beasiswa bidik misi sendiri sebenarnya sudah sejak lama dijalankan, namun berdasarkan fakta yang ada pertumbuhan bantuan kini mulai menyebar dan saling membantu para peserta didik maupun mahasiswa. Namun apakah kenyatannya bantuan tersebut berefek dalam kehidupan mereka?

Berbicara mengenai efek bantuan, hal ini seperti menebak sesuatu yang tidak pasti.

Pernyataan ini tidak sekedar opini saja, seperti contohnya saja kebutuhan manusia itu berbeda satu sama lain dengan keadaan yang juga berbeda, sehingga terdapat sebuah alasan mengapa mereka semua tidak sama.

Kembali ke ranah pembicaraan akan Beasiswa bidik misi mahasiswa, kita mungkin tidak melihat bagaimana kontribusi mereka untuk tetap mendapatkan bantuan melainkan hanya melihat sepintas kata “kemewahan” dalam hidupnya. Mereka biasanya terlihat sering membeli barang-barang, sering kesana-kesini pamer apa yang telah mereka dapatkan. Namun pernyataan ini sama sekali tidak menekankan kepada semua penerima melainkan hanya beberapa saja. Lantas jika sekilas program

(2)

ini dari pihak atas terlihat membantu sementara dari kenyataannya sendiri sering bertentangan apakah juga bisa dikategorikan sebagai manfaat penerimaan Beasiswa bidik misi mahasiswa? Mungkin tidak jika mereka hanya memanfaatkan materi untuk materi, dalam artian menjadi konsumen terbesar dengan saldo yang mereka punya.

Selain itu mereka juga tidak mencoba konservasi diri dengan beragam inovasi kreativ yang lebih bermateri sehingga dirasa kurang memiliki timbal balik bagi kelancaran pendidikan.

Terkait ketidakseimbangan timbal balik inilah yang kemudian membuat mahasiswa berprestasi lainnya merasa tidak diadilkan. Mereka yang tidak terikat dengan gelar kupu-kupu juga tidak pernah mendapatkan beasiswa sama sekali mengingat potensi dirinya yang baru saja tumbuh ranum di usianya saat itu. Sedangkan para penerima manisan pemerintah tersebut hanya sibuk mengeruk materi tanpa mencuatkan prestasi yang berarti.

Walaupun begitu sebenarnya masalah ini hanya terkait dengan manusia itu sendiri, mereka yang menerima, mereka yang menggunakan dan mereka pula yang menentukan. Di sisi lain terdapat kilauan sinar mahasiswa berprestasi yang sibuk mengkonservasi diri tanpa mendapatkan manisan dari pemerintah, namun gunung emas mereka sangat megah, penuh akan pikiran dan ide terkait inovasi, kreasi dan masa depan.

Referensi

Dokumen terkait

RESULT AND DISCUSSION Result The results of research in these two pesantren-based secondary education institutions, both at SMP AL Ittihad and SMP Al Amin, in the discussion of the