• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Sekolah bijak sampah sebagai upaya edukasi pengelolaan sampah dalam paradigma baru di SD Negeri Margoyasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Sekolah bijak sampah sebagai upaya edukasi pengelolaan sampah dalam paradigma baru di SD Negeri Margoyasan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 6 (2), 2023, pp. 108-117

Available online: https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/abdimasdewantara

Sekolah bijak sampah sebagai upaya edukasi pengelolaan sampah dalam paradigma baru di SD Negeri Margoyasan

Arum Nur Trisni Kurnia Wijayati, Murniningsih Murniningsih*, Dinar Westri Andini, Ani Widyawati, Cinde Herawati, Muh Jauhar Nafis, Aliffah Aliffah, Ratri Aulia Safa Ardini, Intan

Aprilia, Efa Okvita Rosadian, Wisnu Hasan Kurniawan, Suciani Alfiah, Fenti Retnoningrum Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Jl. Batikan UH-III/1043 Yogyakarta 55167, Indonesia

* Corresponding author. Email: murniningsih@ustjogja.ac.id Received: 14 July 2023; Revised: 18 July 2023; Accepted: 20 July 2023

Abstrak: Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk melaksanakan program Sekolah Bijak Sampah sebagai edukasi Pengelolaan sampah dalam paradigma baru yang mendukung Sustainable Development Goals di SD Negeri Margoyasan. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain: Persiapan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Program ini diikuti oleh 50 siswa yang terdiri dari kelas IV dan V SD yang mengikuti keseluruhan rangkaian program. Kesimpulan dari program ini yaitu telah tumbuhnya kebiasaan membuang sampah tepat pada tempatnya dengan adanya media jurnal pembiasaan 40 Days Challenge dimana 32 dari 50 siswa memiliki tingkat keberhasilan diatas 70%, adanya peningkatan keterampilan pengolahan sampah dengan nilai N-Gain 0,89 termasuk dalam kategori tinggi. Selain itu, dihasilkan produk olahan sampah organik berupa Eco Enzyme dan pupuk kompos, produk olahan sampah anorganik berupa pot dari botol bekas, serta modul Menuju Sekolah Bijak Sampah.

Kata Kunci: Eco Enzyme, Kompos, Sampah, Kepedulian Lingkungan, Pengabdian Kepada Masyarakat

Waste wise school as an effort to educate waste management in the new paradigm at SD Negeri Margoyasan

Abstract: This service aims to carry out the Waste Wise School program as education on waste management in a new paradigm that supports Sustainable Development Goals at SD Negeri Margoyasan. The steps taken include Preparation, Implementation, and Evaluation. This program was attended by 50 students of grades IV and V of SD who participated in the entire program series. This program concluded that the habit of disposing of waste in the right place has grown with the 40 Days Challenge habitual journal media where 32 out of 50 students have a success rate above 70%, waste processing skills increased with an N-Gain value of 0.89 which included in the high category. In addition, processed organic waste products are produced in the form of Eco Enzyme and compost, inorganic waste processed products in the form of pots from used bottles, as well as the module Towards a Waste Wise School.

Keywords: Eco Enzyme, Compost, Waste, Environmental Concern, Community Service How to Cite: Wijayati, A. N. T. K., Murniningsih, M., Andini, D. W., Widyawati, A., Herawati, C., Nafis, M. J., Aliffah, A., Ardini, R. A. S., Aprilia, I., Rosadian, E. O., Kurniawan, W. H., Alfiah, S., &

Retnoningrum, F. (2023). Sekolah bijak sampah sebagai upaya edukasi pengelolaan sampah dalam paradigma baru di SD Negeri Margoyasan. Abdimas Dewantara, 6(2), 108–117.

https://doi.org/10.30738/ad.v6i2.15567

PENDAHULUAN

Kelangsungan hidup manusia dan bumi di masa yang akan datang merupakan tanggung jawab semua warga dunia. Oleh sebab itu, berbagai upaya kolektif masyarakat dunia sudah dilakukan

(2)

sejak beberapa dekade lalu. Salah satunya, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada tahun 2016-2030. SDGs merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjang- an dan melindungi lingkungan. SDGs dirancang dengan melibatkan seluruh aktor pembangunan, baik pemerintah, Civil Society Organization (CSO), sektor swasta, akademisi, dan sebagainya. Ber- bagai inisiatif, gerakan, maupun program baik banyak dilakukan.

Salah satu keprihatinan warga dunia adalah terkait dengan produksi sampah oleh manusia.

Dr. Costas Velis dari University of Leeds, seperti yang dilansir dalam BBC News memperkirakan sekitar 1,3 miliar ton sampah plastik akan memenuhi Bumi pada tahun 2040. The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) melaporkan pada 22 Februari 2022 bahwa hanya 9% sampah plastik di seluruh dunia yang berhasil didaur ulang, sementara 19%

dibakar dan 50% dibuang ke tempat pembuangan sampah serta 22% sisanya dibuang ke tempat pembuangan sampah yang tidak terkendali, dibakar di tempat terbuka. Metode tersebut dikenal dengan metode open dumping dan landfill yang tidak ramah, mencemari lingkungan, dan berdam- pak terhadap kesehatan (Dewi, 2021; Siddiqua et al., 2022). Bencana tersebut bisa dihindari jika manusia secara bersama-sama melakukan tindakan nyata.

Terkait menajemen sampah, pemerintah telah melakukan upaya mengelola sampah melalui berbagai kebijakan, antara lain dengan diterbitkannya Undang-undang No 18 Tahun 2008 ten- tang Pengelolaan Sampah. Kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Peraturan tersebut mengatur penge- lolaan sampah yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan, meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Paradigma lama pengelolaan sampah dengan pendekatan penanganan akhir yaitu “kumpul- angkut-buang” sudah saatnya ditinggalkan. Paradigma baru memandang sampah sebagai sum- ber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan misalnya untuk pupuk kompos, Eco Enzyme, maupun menjadi menjadi barang bernilai guna sehingga penanganannya menjadi

“kumpul-pilah-olah-angkut”. Mindset yang harus diterapkan dalam paradigma baru adalah “Sam- pahku, tanggung jawabku” yaitu setiap orang merupakan penghasil sampah maka setiap orang bertanggung jawab atas sampahnya.

Sekolah sebagai miniatur masyarakat menjadi tempat pendidikan pengelolaan sampah sejak dini. Pada jenjang satuan pendidikan Sekolah Dasar, terdapat organisasi terkecil yaitu UKS.

Pengelolaan sampah sejalan dengan cabang-cabang kegiatan yang ada di dalam Trias UKS melalui aktivitas kegiatan dalam rangka mendorong Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Mulat et al., 2023). Sekolah Dasar diharapkan bisa mempraktikkan pemilahan dan pengolahan sampah organik dan anorganik dengan kolaborasi siswa, guru, orang tua, serta masyarakat (Butar et al., 2023). Sehingga akan lahir agen-agen penanggulangan sampah atau pelopor Reduce, Reuse, Recycle (3R) baik di lingkungan sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat.

Berangkat dari urgensi tersebut, penulis menawarkan suatu program Sekolah Bijak Sampah sebagai upaya edukasi pengelolaan sampah dalam paradigma baru di SD Negeri Margoyasan yang masih belum memilih program penanggulangan sampah secara terstruktur. Siswa sekolah dasar yang mencakup 30% dari jumlah penduduk di Indonesia merupakan usia emas untuk me- nanamkan perilaku Hidup Berih dan Sehat (PHBS) (Raharjo et al., 2014). Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan SD Negeri Margoyasan antara lain: pemilahan sampah organik dan anorganik melalui program pembiasaan membuang sampah tepat pada tempatnya, pengolahan sampah organik menjadi Eco Enzyme dan pupuk kompos, pengolahan sampah anorganik menjadi barang bernilai guna, serta pembinaan Sekolah Bijak Sampah melalui modul pembinaan “Menuju Seko- lah Bijak Sampah” yang berisi informasi lengkap mengenai pendidikan lingkungan khususnya pengelolaan sampah di sekolah. Tujuan dari progam tersebut adalah memberikan edukasi

(3)

pengelolaan sampah dalam paradigma baru yang mendukung Sustainable Development Goals di SD Negeri Margoyasan

METODE

Kegiatan pengabdian dilakukan di SD Negeri Margoyasan yang berletak di Jalan Tamansiswa Nomor 4, Gunungketur, Pakualaman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan tersebut dilaksana- kan selama tiga hari yaitu pada tanggal 6-8 Maret 2023. Sasaran dari kegiatan ini adalah siswa kelas IV dan V yang berjumlah 50 orang. Langkah kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut:

Persiapan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Tahap persiapan meliputi persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan didampingi oleh dosen pembimbing, perijinan, penyusunan proposal, pem- buatan anggaran dana, dan pematangan konsep program Sekolah Bijak Sampah. Selanjutnya, mempersiapkan media yang akan digunakan yaitu jurnal pembiasaan 40 Days Challenge dan modul Menuju Sekolah Bijak Sampah.

Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan, pada tahap ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu: pemi- lahan, pengolahan, dan pembinaan. Sebelum melaksanakan program, diadakannya kegiatan sosialisasi. Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk mengenalkan program Sekolah Bijak Sampah kepada warga SD Margoyasan khususnya siswa kelas IV dan V yang akan menjadi peserta.

Sosialisasi ini berupa pemaparan teknis dan manfaat program yang akan dilaksanakan. Kegiatan pemilahan dilakukan untuk menanamkan kebiasaan membuang sampah tepat pada tempatnya melalui media jurnal pembiasaan 40 Days Challenge. Pada kegiatan ini akan dilakukan evaluasi secara berkala oleh tim bersama siswa. Kegiatan pengolahan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan pengolahan sampah organik menjadi Eco Enzyme dan pupuk kompos serta sampah anorganik menjadi barang bernilai guna. Kegiatan ini akan diadakan melalui workshop untuk guru dan siswa yang akan disampaikan oleh pakar yang ahli dalam bidangnya. Harapannya setelah diadakannya workshop, guru dan siswa dapat menghasilkan produk yang bernilai jual dari olahan sampah. Kegiatan pembinaan dilakukan untuk mempublikasikan praktik baik Sekolah Bijak Sampah melalui modul Menuju Sekolah Bijak Sampah yang disusun oleh tim.

Tahap terakhir adalah evaluasi yang akan dilaksanakan oleh tim dan mitra yakni kepala seko- lah dan guru. Evaluasi kegiatan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan. Ke- berlanjutan program akan menjadi evaluasi bagi tim. Selain itu, evaluasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui ketercapaian luaran dan faktor penghambat maupun pendukung program yang diselenggarakan di SD Negeri Margoyasan sehingga dapat dijadikan pembelajaran untuk program selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan

Pada tahap persiapan, tim melakukan koordinasi dengan kepala sekolah terkait waktu dan tempat pelaksanaan program yaitu untuk kegiatan sosialisasi dan pemilahan dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2023 bertempat di aula, kegiatan pengolahan yaitu acara Workshop Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2023 berupa edukasi pengolahan sampah organik dan anorganik dilanjutkan dengan kegiatan pengolahan sampah organik yaitu praktik membuat Eco Enzyme dan pupuk kompos di halaman sekolah. Pada tanggal 8 Maret 2023 dilaksanakan kegiatan pengolahan sampah anorganik yaitu praktik membuat kreasi barang bekas berupa pot bunga. Selain itu, mennyiapkan media yaitu berupa jurnal pem- biasaan 40 Days Challenge dan modul Menuju Sekolah Bijak Sampah sebagaimana pada Gambar 1 dan Gambar 2.

(4)

Gambar 1. Jurnal pembiasaan 40 Days Challenge

Gambar 2. Modul Menuju Sekolah Bijak Sampah

Pelaksanaan Pemilahan

Siswa menerima jurnal pembiasaan 40 Days Challenge yang berisi tantangan 40 hari mem- buang sampah pada tempatnya dan tepat tempatnya. Setiap hari siswa mengisi jurnal tersebut dan mendata sampah apa saja yang mereka hasilkan. Setiap seminggu sekali, siswa bersama tim melakukan monitoring dan evaluasi mengenai progress terbentuknya kebiasaan baik tersebut.

Setelah 40 hari didapatkan hasil bahwa dari 50 siswa, 38 diantaranya memiliki keberhasilan diatas 70%. Ilustrasi pengisian jurnal pembiasaan ada pada Gambar 3.

Pengolahan

Kegiatan ini diadakan melalui acara Workshop Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik untuk guru dan siswa yang disampaikan oleh pakar yang ahli dalam bidangnya. Pada awal kegiatan, siswa diminta untuk mengerjakan pre test untuk mengukur pemahaman awal siswa mengenai pengolahan sampah. Pemateri pada workshop merupakan seorang relawan Eco Enzyme Yogyakarta (Gambar 4). Materi disampaikan secara interaktif dan di akhir sesi disediakan waktu untuk tanya jawab sehingga siswa dapat bertanya langsung mengenai materi yang belum

(5)

Gambar 3. Pengisian Jurnal Pembiasaan

Gambar 4. Pemaparan Materi dari Narsumber

Praktik pengolahan sampah organik terdiri dari dua sesi yaitu sesi pertama untuk praktik membuat eco enzyme dan sesi kedua untuk praktik membuat pupuk kompos. Ilustrasi pembuatan Eco Enzyme oleh siswa ada pada Gambar 5. Eco Enzyme adalah larutan multifungsi hasil dari proses fermentasi sampah limbah dapur berupa sayur atau kulit buah yang dicampur dengan gula dan air (Viza et al., 2023). Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan Eco Enzyme antara lain: satu bagian gula merah yang sudah dicairkan, tiga bagian sampah sayur atau buah yang sudah dipotong-potong dan dicuci bersih, serta 10 bagian air, wadah plastik bermulut lebar yang dilengkapi dengan tutup serta pengaduk (Galintin et al., 2020).

Pupuk kompos adalah jenis pupuk organik yang berasal dari penguraian sampah organik berupa dedaunan (Shitophyta et al., 2023). Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan pupuk kompos antara lain: satu kg daun kering yang sudah dipotong-potong, 0,5 kg tanah, 0,5 kg kapur, satu kg kotoran kambing, satu kg arang sekam, 500 ml EM4, air secukupnya, dan wadah besar dengan penutup (Auliya et al., 2023). Sebelumnya siswa kelas IV dan V sudah dibagi

(6)

menjadi enam kelompok dimana setiap kelompok akan didampingi oleh satu pemandu selama proses praktik. Sesi pertama, setiap kelompok siswa praktik membuat Eco Enzyme dengan lang- kah-langkah sebagai berikut: menyiapkan wadah yang telah diisi air kemudian melarutkan gula merah cair kedalam air sambil diauduk perlahan. Setelah itu, memasukkan sampah sayur dan buah ke dalam wadah sampai tercampur semuanya. Eco Enzyme dapat dipanen minimal tiga bulan dari tanggal pembuatan (Yanti et al., 2021). Manfaat Eco Enzyme diantaranya sebagai pembersih lingkungan bisa untuk karbol alami untuk kamar mandi, sabun pel lantai, melancarkan saluran dalam pipa pembuangan serta dapat meredakan infeksi dan alergi pada kulit (Octora et al., 2022; Pakki et al., 2021). Selain itu Eco Enzyme juga dapat dijual sehingga bisa menjadi salah satu alternatif sumber penghasilan (Ramli & Peniyanti Jap, 2021).

Gambar 5. Pembuatan Eco Enzyme

Pada sesi kedua, setiap kelompok siswa praktik membuat pupuk kompos (Gambar 6) dengan langkah-langkah sebagai berikut: menyiapkan wadah besar dengan tutup, memasukkan lapisan pertama pada wadah berupa campuran tanah dan kotoran kambing serta air, memasukkan lapisan kedua berupa campuran daun, arang sekam, dan kapur, menuangkan EM4 secara merata pada permukaan lapisan kedua, lapisan terakhir berupa tanah yang diberi air secukupnya. Selan- jutnya, menutup wadah dengan rapat. Pupuk kompos diaduk setiap seminggu sekali dan dapat dipanen pada minggu ke tiga (Sagitarini, 2023). Beberapa manfaat pupuk kompos antara lain:

memberikan nutrisi untuk tanaman, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan daya serap air tanah (Hasanah, 2023).

Praktik pengolahan sampah anorganik dilaksanakan setelah praktik pengolahan sampah orga- nik. Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan anorganik. Contoh bahan- bahan anorganik adalah bahan logam, plastik, kaca, karet, dan kaleng (Marliani, 2015). Sampah anorganik yang dimanfaatkan pada praktik tersebut adalah botol plastik bekas yang banyak terdapat di halaman sekolah menjadi kerajinan berupa pot. Ilustrasi siswa membuat pot dari botol bekas ada pada Gambar 7. Langkah pembuatan pot dari botol bekas sebagai berikut: me- motong botol menjadi dua, bagian atas yang memiliki tutup dibalik dan bagian bawah ditempel sebagai alas. Selanjutnya hasil karya tersebut diberi warna dengan tujuan agar botol tetap awet dan terlihat menarik. Manfaat dari pengolahan sampah anorganik menjadi pot yaitu selain mengurangi jumlah sampah anorganik yang sulit terurai, juga mendukung kesadaran lingkungan akan menanam dan merawat tanaman sehingga lingkungan sekolah menjadi indah dan sejuk.

Pada akhir kegiatan, siswa mengerjakan posttest untuk mengukur pemahaman siswa setelah

(7)

Gambar 6. Pembuatan Pupuk Kompos

Gambar 7. Pembuatan Pot dari Botol Bekas Pembinaan

Pada tahap ini, modul Menuju Sekolah Bijak Sampah dicetak kemudian dibagikan ke SD Negeri Margoyasan dan dua SD yang lain di Yogyakarta. Selain itu, keseluruhan dari kegiatan yang sudah dilakukan diunggah pada media sosial dalam bentuk video serta artikel berita.

Evaluasi

Tahap terakhir adalah evaluasi oleh tim dan mitra yakni kepala sekolah dan guru. Evaluasi ke- giatan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan. Berdasarkan hasil rata-rata skor pre test adalah 55 sedangkan rata-rata skor post test 90 artinya ada perbedaan atau pening- katan rata-rata skor pre test dan post test yaitu sebesar 49 poin. Gambar 8 merupakan diagram batang yang menunjukkan perbedaan hasil pre test dan post test.

Selain itu, hasil perhitungan nilai N-Gain (g) untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa.

Diketahui bahwa rata-rata skor pre test adalah 55 dan rata-rata skor post test adalah 95, sedangkan skor maksimum yang dapat diperoleh siswa adalah 100 maka diperoleh nilai N-Gain sebesar 0,89. Menurut pedoman konversi data kuantitatif ke data kualitatif berdasarkan pedoman pengkategorisasian nilai N-Gain 0,89 termasuk dalam kategori tinggi. Beberapa

(8)

masukan yang didapat untuk keberlanjutan program antara lain: melibatkan seluruh kelas dalam kegiatan, mengadakan menanam bersama, dan lebih banyak SD yang mendapatkan pembinaan Sekolah Bijak Sampah. Keberhasilannya program dilihat dari peningkatan partisipasi dan semakin banyaknya peserta yang antusias dalam berpatisipasi mewujudkan tunjuan yang diinginkan (Kurnia et al., 2020; Utami & Prsetyo, 2020).

Gambar 8. Diagram Perbedaab Skor Pre Test dan Post Test

SIMPULAN

Program Sekolah Bijak Sampah sebagai upaya edukasi pengelolaan sampah dalam paradigma baru dilaksanakan pada tanggal 6-8 Maret 2023 dengan jumlah peserta 50 siswa yang terdiri dari kelas IV dan V SD. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain: Persiapan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Hasil yang didapat dari program ini adalah tumbuhnya kebiasaan membuang sampah tepat pada tempatnya dengan adanya media jurnal pembiasaan 40 Days Challenge, produk olahan sampah organik berupa Eco Enzyme dan pupuk kompos, produk olahan sampah anorganik berupa pot dari botol bekas, serta modul Menuju Sekolah Bijak Sampah.

Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan harus selalu ditingkatkan mengingat dewasa ini, persolaan lingkungan menjadi isu global yang perlu adanya penanganan serius. Sebaiknya kita sebagai masyarakat harus bijak dalam mengelola sampah dan meningkatkan keterampilan untuk mengolah sampah menjadi barang bernilai guna.

Jurnal pembiasaan 40 Days dan modul Menuju Sekolah Bijak Sampah menjadi tools yang sangat tepat untuk membangun kesadaran akan lingkungan, namun tidak akan memberikan dampak yang signifikan jika program tidak dilanjutkan pasca pelaksanaan program pengabdian selesai. Oleh karena itu harapannya program ini menjadi program yang berkebelanjutan yang bisa menjadi program sekolah dalam kokurikuler project penguatan profil pelajar pancasila.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala SD Margoyasan selaku mitra pelaksanaan kegiatan dan Ibu Lies Handayani selaku pemateri workshop sekolah bijak sampah.

Kegiatan ini didukung oleh LP2M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Auliya, R. A., Fitriani, A., Putri, I. M. K., Putri, N. S., & Hatami, L. A. (2023). Pemanfaatan limbah/sampah di lingkungan masyarakat Desa Madayin untuk pembuatan Pupuk Kompos. Prosiding Seminar Nasional Gelar Wicara, 1, 258–262.

Butar, R. D. B., Sianipar, R., Simanjuntak, A., Elabi, K., Hulu, V. T., Gulo, R., Nainggolan, D. E.,

0 20 40 60 80 100

Pre Test Post Test

Diagram Perbedaan Skor Pre-test dan Post-test

(9)

memanfaatkan limbah menjadi kerajinan tangan dengan sistem reduce, reuse, recycle (3R).

Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara (Pengabmas Nusantara), 5(1), 13–20.

https://doi.org/10.57214/pengabmas.v5i1214

Dewi, D. M. (2021). Pelatihan pembuatan eco enzyme bersama komunitas eco enzyme Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan. Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul), 1(1), 67. https://doi.org/10.20527/ilung.v1i1.3560

Galintin, O., Rasit, N., & Hamzah, S. (2020). Production and characterization of eco enzyme produced from fruit and vegetable wastes and its influence on the aquaculture sludge.

Biointerface Research in Applied Chemistry, 11(3), 10205–10214.

https://doi.org/10.33263/BRIAC113.1020510214

Hasanah, U. (2023). Pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk kompos menggunakan metode takakura dan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pokcoy (Brassica rapa L).

Sumatera Utara: Universitas Medan Area.

Kurnia, M., Jaya, I., Jalil, A. R., Arya, N., Ilham, M., & Ashari, M. (2020). KKN tematik pemberdayaan masyarakat melalui penerapan teknologi untuk peningkatan taraf hidup masyarakat di

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. 1(1).

https://doi.org/10.20956/jpmh.v1i1.9579

Marliani, N. (2015). Pemanfaatan limbah rumah tangga (sampah anorganik) sebagai bentuk implementasi dari pendidikan lingkungan hidup. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 4(2). https://doi.org/10.30998/formatif.v4i2.146

Octora, T. Y., Kholdun, A. I., Dheo, M., Hakim, A. T., & Drihim, L. H. (2022). Transformasi limbah organik rumah tangga ramah lingkungan dengan metode eco enzyme. Jurnal Abdimas Transportasi & Logistik, 2(2). http://dx.doi.org/10.54324/j.atl.v2i2.1005

Pakki, T., Adawiyah, R., Yuswana, A., Arief, M., & Slamet, A. (2021). Pemanfaatan eco-enzyme berbahan dasar sisa bahan organik rumah tangga dalam budidaya tanaman sayuran di pekarangan. Prosiding PEPADU, 3, 126–134.

Peraturan Pemerintah Nomor 81 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. (2012). Jakarta Raharjo, A. S., Km, S. I. S., & Kes, M. (2014). Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan

ketersediaan fasilitas di sekolah dalam penerapan Phbs membuang sampah pada tempatnya (studi di Sekolah Dasar Negeri Banjarsari 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati ). Unnes Journal of Public Health.

Ramli, I., & Peniyanti Jap, Y. (2021). Eco enzyme pemberdayaan kelompok petani Desa Ciranjang Cianjur Tahun 2021. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 4(2).

https://doi.org/10.24912/jbmi.v4i2.12896

Sagitarini, N. F. (2023). Pemanfaatan sampah sebagai bahan pembuatan pupuk kompos organik untuk menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan di Desa Nyiur Tebel. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 6(2), 225–230. https://doi.org/10.29303/jpmpi.v6i2.4184 Shitophyta, L. M., Jamilatun, S., Amelia, S., Wijaya, D. D. C., & Yunita, D. N. (2023). Edukasi dan

pelatihan konversi sampah organik menjadi pupuk kompos bagi siswa SD Muhammadiyah Pandes, Yogyakarta. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia, 3(4), 1101–1104.

https://doi.org/10.54082/jamsi.822

Siddiqua, A., Hahladakis, J. N., & Al-Attiya, W. A. K. A. (2022). An overview of the environmental pollution and health effects associated with waste landfilling and open dumping.

Environmental Science and Pollution Research, 29(39), 58514–58536.

https://doi.org/10.1007/s11356-022-21578-z

(10)

Trimaya Cahya Mulat, Yuriatson Yuriatson, A. Syamsinar Asmi, & Rukina, R. (2023). Edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa sekolah dasar. Abdimas Polsaka, 43–

47. https://doi.org/10.35816/abdimaspolsaka.v2i1.31

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tentang Pengelolaan Sampah. (2008). Jakarta Utami, F., & Prsetyo, I. (2020). Pemberdayaan masyarakat melalui program pengabdian

masyarakat dalam meningkatkan kemampuan pemasaran produk. Journal of Millennial Community, 2(1), 20. https://doi.org/10.24114/jmic.v2i1.16866

Viza, R. Y., Sisca, V., Handayani, P., & Ratih, A. (2023). Pengolahan limbah kulit buah menjadi eco-enzyme pada siswa SMKN 10 Merangin. ADMA Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, 3(2), 261–272. https://doi.org/10.30812/adma.v3i2.2506

Yanti, R. N., Lestari, I., & Ikhsani, H. (2021). IbM membuat eco enzym dengan memanfaatkan limbah organik rumah tangga di Bank Sampah Berkah Abadi Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Timur. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lancang Kuning, 3, 8–13.

Referensi

Dokumen terkait