PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DANAU DI DESA NEGARA BATIN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR PROVINSI LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
SOBRI EFFENDI 1654151020
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2022
ABSTRAK
PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DANAU DI DESA NEGARA BATIN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR PROVINSI LAMPUNG
Oleh
SOBRI EFFENDI
Pengembangan suatu objek wisata alam pada hakikatnya akan meningkatkan pembangunan struktur ekonomi, baik bagi masyarakat maupun devisa negara. Salah satu bentuk dari objek wisata berupa pemanfaatan lanskap danau. Keberhasilan dalam pengembangan objek wisata dapat diukur dengan salah satu kriteria berdasarkan persepsi dan preferensi pengunjung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi dan preferensi masyarakat terhadap pengembangan dan mengetahui peran masyarakat dalam pengembangan wisata danau di Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. Data yang digunakan yaitu jenis data primer.
Metode pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara tertutup dan wawancara mendalam (in- depth interview) dengan skala penilaian (Skala Likert). Analisis data yang dilakukan berdasarkan pada skoring dengan software Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi dan preferensi masyarakat terkait jenis manfaat mengembangan wisata berdasarkan pada wisata dapat mengembangkan sumberdaya yang ada (3,00) kategori cukup baik, Wisata dapat mendatangkan banyak wisatawan (3,15%) kategori cukup baik, Wisata dapat menciptakan lapangan kerja (2,90%) kategori cukup baik, dan Wisata dapat meningkatnya pendapatan masyarakat (3,90%) kategori baik. Peran masyarakat dalam konteks pengembangan wisata alam berbasis danau memiliki arti tindakan dari masyarakat pedesaan mengenai potensi wisata yang ada di desa, yang kemudian masyarakat desa tersebut secara bersama-sama melakukan suatu tindakan untuk mewujudkan pengembangan potensi tersebut supaya memberikan dampak positif, serta menunjukkan kekompakan mereka sebagai masyarakat yang memegang nilai budaya. Dengan demikian, perlu adanya pembentukan POKDARWIS,
pendampingan oleh Dinas Pariwisata, dan pembuatan rencana pengelolaa dalam hal mendukung pengembangan wisata alam.
Kata Kunci: danau, persepsi, preferensi, wisata alam
ABSTRACT
COMMUNITY PERCEPTIONS AND PREFERENCES IN THE DEVELOPMENT OF LAKE-BASED NATURAL TOURISM IN THE
VILLAGE OF NEGARA BATIN, JABUNG DISTRICT, LAMPUNG TIMUR REGENCY, LAMPUNG PROVINCE
By
SOBRI EFFENDI
The development of a natural tourism object will essentially increase the development of the economic structure, both for the community and the country's foreign exchange. One form of tourism object is the utilization of the lake landscape. Success in developing a tourist attraction can be measured by one of the criteria based on the perceptions and preferences of visitors. The purpose of this study was to determine the perceptions and preferences of the community towards development and to know the role of the community in the development of lake tourism in Jabung District, East Lampung Regency. The data used is the type of primary data. The primary data collection method carried out in this study was carried out using closed interviews and in-depth interviews with a rating scale (Likert Scale). Data analysis was carried out based on scoring with Microsoft Excel software. The results showed that community perceptions and preferences related to the types of benefits of developing tourism based on tourism could develop existing resources (3.00) in the good enough category, tourism can bring many tourists (3.15%) in the good enough category, tourism can create jobs (2.90%) good category, and tourism can increase people's income (3.90%) good category. The role of the community in the context of developing lake-based nature tourism means the actions of the rural community regarding the tourism potential in the village, which then the village community jointly takes effort to realize the development of this potential to have a positive impact, and show their cohesiveness as a community. The society that holds cultural values. Thus, there is a need for establishing POKDARWIS, assistance from the Tourism Office, and making a management plan to support the development of natural tourism.
Keywords: lakes, perceptions, preferences, nature tourism
PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS DANAU DI DESA NEGARA BATIN
KECAMATAN JABUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG
Oleh Sobri Effendi
Skripsi
sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN
pada
Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2022
RIWAYAT HIDUP
Penulis memiliki nama lengkap Sobri Effendi, dilahirkan di Negara Batin pada 11 November 1997 yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Sihun dan Ibu Rohana.
Penulis memulai pendidikannya di TK Pertiwi Jabung
pada tahun 2003–2004, SDN 1 Jabung 2004–2010, SMPN 1 Jabung 2010–2013, dan MAN 1 METRO pada tahun 2013–
2016. Tahun 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Mandiri Masuk Univeritas Lampung (SIMANILA).
Penulis juga telah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Mekar Sari, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur selama 40 hari pada 29 Juni 2020–7 Agustus 2020. Penulis telah melaksanakan kegiatan Praktik Umum (PU) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) selama 20 hari pada 4 Agustus 2021– 24 Agustus 2021. Dalam rangka menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan, penulis melakukan penelitian di wisata danau yang terdapat di Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur selama tiga bulan pada Januari 2022–Maret 2022.
Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Kehutanan (Himasylva) Fakultas Pertanian, Universitas Lampung sebagai Badan Intelegen Hima (BIH) Periode 2018/2019. Penulis juga pernah berkontribusi di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Pertanian Universitas Lampung sebagai anggota Divisi Kesenian dan Olahraga periode 2019/2021.
Motto
Kegagalan Hanya terjadi bila kita menyerah Bacharuddin Jusuf Habibie
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Al-Insyirah ayat 5-6)
Bismillahirrahmanirrahim
Kupersembahkan karya ini kepada
Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sihun dan Ibu Rohana, S.Pd, atas segala pengorbanannya disertai do’a
yang tulus untuk mewujudkan masa depanku.
Terimakasih untuk segala cinta dan sayang yang selalu kalian berikan kepadaku.
Kakakku almarhumah Ari Pratama Sanjaya terima kasih atas semua motivasi dan pesan-pesan yang sudah
diberikan semasa hidup.
Adikku tersayang Mersa Miranda yang selalu memberi semangat dan dukungan tiada henti selama ini.
Sahabat dan teman-temanku yang selalu membantu dan mendukungku.
Para pendidik tanpa tanda jasa yang sangat ku hormati.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillah, Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) yang berjudul “Persepsi Dan Preferensi Masyarakat Dalam Pengembangan Wisata Alam Berbasis Danau Di Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung”. Ucapan terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada pihak yang telah membimbing dan membantu kelancaran akan terselesainya skripsi ini, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Indra Gumay Febryano, S.Hut., M.Si. selaku Ketua Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. sekaligus pembahas skripsi yang telah memberikan masukan, saran dan bantuan dalam
penyempurnaan skripsi.
3. Ibu Yulia Rahma Fitriana, S.Hut., M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing utama yang telah banyak memberikan bantuan dan meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, motivasi serta saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Rusita, S.Hut., M.P. selaku pembimbing kedua telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan saran dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Dian iswandaru, S.Hut., M.Sc. selaku pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan semangat kepada penulis selama proses perkuliahan di Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
ii 6. Kepala Desa Desa Negara Batin, beserta perangkat desa yang telah membantu
dan memberikan izin serta arahannya ketika saya mengambil data.
7. Kedua orang tua yaitu Bapak Sihun dan Ibu Rohana, S.Pd. serta Adik Sidik Mersa Miranda. Terima kasih atas segala doa, kasih sayang, kesabaran, dan dukungan dalam kehidupan yang selama ini diberikan kepada penulis.
8. Keluarga Besar Raden Sepuluh Aziz yang selalu memberi semangat dan dukungan dalam penyelesaian di bangku kuliah.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 (TIGER) dan Rekan-rekan HIMASYLVA, yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas dukungan kalian yang selalu menjadi semangat tersendiri bagi penulis.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi.
Penulis memohon maaf jika terdapat kata yang tidak berkenan dan penulis akan sangat berterima kasih apabila terdapat kritik dan saran yang diberikan seluruh pembaca. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Bandar Lampung, Oktober 2022 Penulis
Sobri Effendi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang dan Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Kerangka Pemikiran ... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Pariwisata ... 5
2.2. Wisata Alam ... 6
2.3. Danau ... 7
2.4. Persepsi Masyarakat ... 8
2.5. Preferensi Masyarakat ... 10
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 11
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 11
3.2. Alat dan Objek Penelitian ... 11
3.3. Pengumpulan Data ... 12
3.3.1. Jenis Data ... 12
3.3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 12
3.3.3. Teknik pengumpulan data ... 13
3.3.4. Analisis Data ... 13
iv
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18
4.1. Danau Ham, Pam, Gayau ... 18
4.2. Profil Karakteristik Responden ... 20
4.2.1. Identitas Masyarakat Desa Negara Batin ... 20
4.3. Persepsi dan Preferensi Masyarakat Pengembangan Wisata ... 24
4.3.1. Danau Ham ... 24
4.3.2. Danau Pam ... 24
4.3.3. Danau Gayau ... 24
4.4. Peran Masyarakat dalam Pengembangan Wisata Danau Negara Batin ... 26
4.4.1. Pengetahuan Dan Pentingnya Wisata ... 27
4.4.2. Keterlibatan Masyarakat dalam Pengembangan Wisata ... 299
4.4.3. Sikap Masyarakat ... 311
4.4.4. Manfaat Pengembangan Wisata ... 333
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 366
5.1. Simpulan ... 366
5.2. Saran ... 388
DAFTAR PUSTAKA ... 399
LAMPIRAN ... 45
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Populasi masyarakat Desa Negara Batin... 12
2. Perhitungan jumlah responden tiap dusun ... 14
3. Sampel responden setiap dusun ... 15
4. Variabel dan Indikator dalam penelitian ... 16
5. Penilaian Skala Likert dalam penelitian (kategori skor nilai) ... 17
6. Danau dan luas wilayah Danau ... 19
7. Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 21
8. Identitas berdasarkan pekerjaan utama masyarakat Desa Negara Batin ... 22
9. Identitas masyarakat berdasarkan pendapatan utama ... 23
10. Kesediaan masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan wisata danau ... 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Penelitian ... 4
2. Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung .. 11
3. Peta Lokasi Penelitian Danau... 18
4. Identitas masyarakat berdasarkan umur ... 21
5. Pengetahuan dan Pentingnya Wisata di Negara Batin ... 27
6. Sikap Masyarakat ... 31
7. Manfaat Wisata Danau Apabila Dikembangkan ... 33
8. Objek Danau Ham ... 46
9. Objek Danau Ham ... 46
10. Objek Danau PAM ... 47
11. Survey Objek Danau PAM ... 47
12. Objek Danau Gayau ... 48
13. Objek Danau Gayau ... 48
14. Akses Danau Gayau ... 49
15. Dokumentasi sampel Masyarakat ... 49
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah
Wisata sebagai suatu perjalanan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (Deasy, 2015). Wisata alam merupakan kegiatan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam atau ekosistemnya dalam bentuk alami atau buatan, sehingga memungkinkan
wisatawan memperoleh kenikmatan secara jasmani dan rohani serta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman di suatu kawasan (Webliana et al., 2018). Kegiatan wisata semakin berkembang dengan pesat di Indonesia, terutama dalam bentuk wisata alam (Dibya, 2018). Akhir dari perjalanan wisata diharapkan para pengelola dan wisatawan dapat mengelola sumber wisata alam secara ramah lingkungan (Oktavianti dan Hakim, 2013).
Pengembangan suatu objek wisata alam pada hakikatnya akan meningkatkan pembangunan struktur ekonomi, baik bagi masyarakat maupun devisa negara (Pardiana dan Nugroho, 2015). Salah satu sumberdaya alam dari ekosistem perairan darat yang sangat dominan untuk dikembangkan menjadi wisata yaitu danau. Indonesia memiliki hampir 840 danau yang menjadi sumber kehidupan baik manusia, hewan dan tumbuhan di sekitarnya (Nontji, 2016).
Hal itu karena danau menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik sebagai sumber air minum, kebutuhan rumah tangga, sumber protein, mineral, energi, transportasi, dan sebagai obyek wisata. Setiadi (2003) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana sensasi adalah aktivitas merasakan atau tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna dan suara. Menurut Widyasmara (2013), persepsi merupakan proses seseorang dalam menentukan,
2 mengorganisasikan, dan membagikan informasi agar menciptakan gambaran kepada dunia yang lebih memiliki arti.
Arti sempit persepsi adalah bagaimana seseorang dapat melihat sesuatu atau penglihatan sedangkan dalam arti yang luas bagaimana seseorang melihat dan mengartikan sesuatu atau pandangan dan pengertian sekitarnya (Pauwah, 2013). Brahmantyo et al. (2017) mengemukakan bahwa mempelajari persepsi, pemikiran dan sikap masyarakat dalam pengembangan destinasi pariwisata menjadi penting untuk dilakukan, karena dapat menggambarkan seberapa besar dukungan yang diberikan untuk keberhasilan pembangunan pariwisata.
Dwiputra (2013), mengartikan preferensi merupakan bagian dari komponen pembuat keputusan seorang individu. Pengembangan wisata yang melibatkan masyarakat sangat penting dengan tujuan membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal, memberikan pemahaman tentang pariwisata, serta
meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat (Purnamasari, 2011). Preferensi memiliki arti sebagai hak istimewa, pengutamaan, pilihan yang paling disukai, kecenderungan atau hal yang didahulukan dan diprioritaskan, pilihan
kecenderungan atau kesukaan dalam menggunakan atau memanfaatkan sesuatu (Sugono, 2008). Sedangkan preferensi disini mengacu pada harapan atau keinginan dari masyarakat terhadap keberadaan pariwisata di daerahnya (Iriani, 2019).
Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, memiliki tiga danau yang dapat dikembangkan sebagai tempat wisata. Ketiga danau ini merupakan suatu kesatuan danau alami yang dapat menjadi daya tarik pengembangan wisata yang terdapat di Kecamatan Jabung. Salah satu dari wisata alam ini sudah terkenal sejak tahun 1970-an dan memiliki banyak pengunjung baik lokal maupun domestik, namun sejak tahun 2000-2022 tempat wisata ini sudah tidak terkelola dan tidak diperhatikan oleh masyarakat maupun pemerintah setempat. Sebagai objek wisata alam yang memiliki potensi pengembangan yang berkelanjutan perlu adanya peran dan dukungan dari semua elemen masyarakat maupun pemerintah. Peran penting dalam pengembangan pariwisata dapat
3 dilakukan dengan mengetahui persepsi dan preferensi dari masyarakat maupun pemerintah.
Oleh karena itu, peran penting dalam pengembangan kepariwisataan harus memposisikan persepsi dan preferensi masyarakat baik sebagai subjek atau pelaku utama, hal ini dikarena dukungan masyarakat turut menentukan keberhasilan jangka panjang pengembangan kepariwisataan yang berkelanjutan. Penelitian ini penting dalam menganalisis dukungan masyarakat dalam pengembangan wisata danau. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan suatu gambaran persepsi dan preferensi masyarakat, sehingga akan menjadi dasar dalam pengembangan produk wisata alam berbasis danau sesuai kebutuhan dan keinginan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi dan preferensi masyarakat terhadap pengembangan objek wisata danau di Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur?
2. Bagaimana peran masyarakat dalam rangka pengembangan wisata danau di Kecamatan Jabung Lampung Timur?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diidentifikasi, penelitian ini akan mengkaji persepsi dan preferensi masyarakat dalam
pengembangan wisata danau.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui persepsi dan preferensi masyarakat terhadap pengembangan Wisata Danau di Kecamatan Jabung, Lampung Timur.
2. Mengetahui peran masyarakat dalam pengembangan wisata danau di Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur.
1.4. Kerangka Pemikiran
Desa Negara Batin memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan objek wisata tersebut meliputi Wisata Danau Ham, Wisata Danau Pam, dan Wisata
4 Danau Gayau. Untuk dapat mengembangkan wisata yang baik, diperlukan
tinjauan tentang preferensi serta persepsi masyarakat. Preferensi mencakup dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan dan pelestariannya.
Sedangkan persepsi merupakan proses penyampaian pendapat dari individu atau kelompok mengenai objek tertentu yang menjadi pusat perhatian. Selain itu sarana prasarana juga menjadi aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan wisata. Dukungan sumberdaya manusia juga diperlukan untuk proses keberhasilan pengembangan. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Kerangka Penelitian Wisata Danau Di Desa Negara
Batin, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur
Peran Masyarakat Persepsi dan Preferensi
Masyarakat
Wawancara Mendalam
Wawancara Tertutup
Persepsi dan Preferensi Masyarakat Dalam Pengembangan Objek Wisata Danau di Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung,
Lampung Timur Skala likert
Wawancara Stratified random
sampling
Desktiptif
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pariwisata
Pariwisata adalah bentuk kegiatan atau perjalanan sementara yang
berhubungan dengan kegiatan rekreasi yang bertujuan mengisi waktu luang untuk bepergian ke satu tempat atau lebih dengan penyiapan fasilitas untuk memenuhi kebutuhannya (Herawati, 2015). Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, pariwisata adalah suatu kegiatan wisata yang didukung dengan berbagai layanan dan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
pengusaha, dan masyarakat. Menurut Soemarwoto (2004), pariwisata merupakan industri wisata yang secara langsung aktivitasnya dipengaruhi oleh tingkat baik dan buruknya lingkungan itu sendiri. Dalam aktivitas pariwisata terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu daya dukung lingkungan, pilihan jenis wisata, keindahan alam, pencemaran, dampak sosial, ekonomi dan budaya (Yoeti, 2000).
Istilah Pariwisata sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu sebagai berikut
“Pari” : penuh, lengkap, keliling
“Wis” (man) : rumah, properti, kampung, komunitas
“Ata” : pergi, terus menerus, mengembara yang bila diartikan secara keseluruhan pariwisata adalah pergi secara lengkap,
meninggalkan rumah (kampung) untuk berkeliling secara terus menerus.
Seperti dijelaskan oleh Spillane (1987), pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Sedangkan Pendit (2003), mendefinisikan pariwisata sebagai suatu proses
6 kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar (Rahman, 2012).
Menurut Yoeti (2008), pariwisata sebagai suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri, meliputi
pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia
memperoleh pekerjaan tetap. Menurut Undang undang Nomor 90 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, wisata didefinsikan sebagai kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
2.2. Wisata Alam
Wisata alam merupakan kegiatan yang memanfaatkan suatu potensi sumberdaya alam dan ekosistemnya dalam bentuk alami atau buatan dengan tujuan untuk rekreasi dan pariwisata (Firawan dan Suryawa, 2016). Potensi wisata seperti kebudayaan, sejarah, dan keindahan alam dapat mendorong serta menentukan kualitas dan kuantitas suatu objek wisata (Amalyah et al., 2016).
Berdasarkan Undang Undang Kepariwisataan Nomor 9 Tahun 1990, pelaksanaan dan penyelenggaraan suatu pariwisata diharapkan dapat memanfaatkan potensi wisata dengan baik serta tidak merusak ekosistem asli di objek wisata tersebut.
Wisata alam merupakan kegiatan wisata yang memanfaatkan Sumberdaya Alam berupa keunikan alam dan keanekaragaman hayati beserta kebudayaan masyarakat yang dijadikan sebagai obyek dan daya tarik wisata (Purwanto, 2014).
Prinsip-prinsip dalam pengembangan wisata alam (Jupir, 2013), antara lain:
1. Konservasi: pengembangan wisata alam harus mampu memperbaiki, melindungi dan memelihara sumberdaya alam secara lestari.
7 2. Edukasi: pengembangan wisata alam harus mengandung unsur pendidikan
untuk mengubah perilaku dan membentuk sikap seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
3. Ekonomi: pengembangan wisata alam harus memberikan manfaat bagi masyarakat dan menjadi penggerak ekonomi serta penyeimbang pembangunan di wilayahnya.
4. Peran masyarakat: pengembangan wisata alam harus didukung oleh masyarakat dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangannya.
5. Rekreasi/wisata: pengembangan wisata alam harus memberikan kepuasan kepada pengunjung melalui standar pelayanan pengunjung.
Menurut Sinuhaji (2009), wisata alam merupakan suatu perjalanan dalam kegiatan wisata dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam alami maupun buatan yang dapat dinikmati keunikan dan keindahan alamnya. Wisata alam dibuat untuk mendukung aktivitas rekreasi yang dapat menciptakan kepuasan, kenyamanan dan keinginan wisatawan dalam kegiatan wisata (Sari, 2015).
Pengembangan wisata alam dapat memberikan dampak bagi wisata itu sendiri dan perekonomian masyarakat sehingga menimbulkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengembangan yang mana dapat meminimalisir kerusakan lingkungan (Ekayani et al., 2014).
2.3. Danau
Menurut Satari (2000) dan Marganof (2007), danau adalah suatu badan air alami yang selalu tergenang sepanjang tahun dan mempunyai mutu air tertentu yang beragam dari satu danau ke danau yang lain serta mempunyai produktivitas biologi yang tinggi. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang berpotensi sangat besar serta dapat dikembangkan dan
didayagunakan bagi pemenuhan berbagai kepentingan (Irianto, 2011).
Danau berdasarkan proses terjadinya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu danau alami dan danau buatan (Odum, 1993). Danau alami merupakan danau
8 yang terbentuk sebagai akibat dari kegiatan alamiah, misalnya bencana alam, kegiatan vulkanik dan kegiatan tektonik. Danau buatan adalah danau yang dibentuk dengan sengaja oleh kegiatan manusia dengan tujuan tertentu dengan cara membuat bendungan pada daerah dataran rendah. Menurut Payne (1986), jenis danau berdasarkan keadaan nutrisinya, dibagi menjadi tiga jenis yaitu danau eutrofik danau oligotrofik dan danau mesotrophic.
a. Danau oligotrofik, adalah danau yang mengandung sedikit nutrien, biasanya lebih dalam dan produktivitas primernya rendah. Sedimen pada bagian dasar kebanyakan mengandung senyawa anorganik dan konsentrasi oksigen pada bagian hipolimnion tinggi. Walaupun jumlah organisme pada danau ini rendah tetapi keanekaragaman spesies tinggi.
b. Danau eutrofik, yaitu suatu danau yang mengandung banyak nutrien (kaya nutrien), khususnya nitrat dan fosfor yang menyebabkan pertumbuhan alga dan tumbuhan akuatik lainnya meningkat. Produktivitas primer pada danau ini tinggi dan konsentrasi oksigen rendah. Walaupun jumlah dan biomassa organisme pada danau ini tinggi tetapi keanekaragaman spesies rendah.
c. Danau distrofik, yaitu suatu danau yang memperoleh sejumlah bahan-bahan organik dari luar danau, khususnya senyawa-senyawa asam yang
menyebabkan air berwarna coklat. Produktivitas primer pada danau ini rendah, yang umumnya berasal dari fotosintesis plankton. Tipe danau distrofik ini juga sedikit mengandung nutrien dan pada bagian hipolimnion terjadi defisit oksigen. Suatu danau berlumpur mewakili bentuk danau distrofik ini.
2.4. Persepsi Masyarakat
Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung
berhubungan dengan dunia luar. Individu secara langsung menerima stimulus atau rangsang dari luar disamping itu dari dalam dirinya sendiri. Individu mengenali dunia dengan menggunakan alat inderanya. Melalui stimulus yang diterimanya, individu akan mengalami persepsi (Rudiyanto, 2006). Persepsi
9 merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, diterimanya stimulus oleh alat indra, individu mulai ada perhatian dan diteruskan ke otak baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi (Sunaryo, 2004).
Sarwono (1992), menjelaskan persepsi adalah bagaimana manusia mengerti dan menilai lingkungan. Berdasarkan dua cara pendekatan untuk menilai
lingkungan yaitu pendekatan konvensional yang bermula dari adanya rangsangan dari luar individu dan pendekatan ekologi atau pendekatan individu tidaklah menciptakan makna-makna dari apa yang diindrakan karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulus itu sendiri dan tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya. Menurut Saputra (2015), persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
pancaindranya. Definisi persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang dan mengartikan sesuatu (Sobur, 2010).
Hariyana dan Mahagangga (2015), mengartikan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Terkait dengan kondisi
bermasyarakat, persepsi adalah proses penilaian seseorang atau sekelompok orang terhadap objek, peristiwa, atau stimulus dengan melibatkan pengalaman-
pengalaman yang berkaitan dengan objek tersebut, melalui proses kognisi dan afeksi untuk membentuk objek tersebut (Dimyati, 1989).
Untuk mengetahui pengembangan wisata yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar terutama dengan keadaan masyarakat, maka perlu diketahui persepsi dari berbagai stakeholders. Robbins dan Judge (2008), menyatakan bahwa persepsi (perception) adalah proses di mana individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris guna memberikan arti bagi lingkungan.
Kreitner dan Kinicki (2009), mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses
10 kognitif yang memungkinkan seseorang dapat menafsirkan dan memahami
lingkungan sekitar.
2.5. Preferensi Masyarakat
Preferensi konsumen berarti kesukaan, pilihan atau sesuatu yang lebih disukai oleh konsumen yang bisa terbentuk dari pemahaman dan ingatan konsumen melalui persepsi produk (Anggasari, 2013). Sumarwan (2012) mengartikan preferensi sebagai cara seseorang melihat dunia sekitarnya. Dua individu mungkin menerima stimulus yang sama dalam kondisi yang sama, namun cara mengolah stimulus akan bergantung pada kebutuhan, nilai dan harapan dari individu tersebut. Preferensi merupakan suatu hal yang harus didahulukan dan diutamakan dari pada yang lain, prioritas, pilihan, kecenderungan, dan lebih disukai (Departemen Pendidikan Nasional, 2001).
Berdasarkan On English Dictionary yang disusun oleh (John M. Echols dan Hassan Shadily, preferensi yang merupakan kata benda (preference) yang berasal dari kata sifat prefer (lebih menyukai) yang artinya lebih ditekankan pada pilihan seseorang terhadap suatu objek yang lebih mereka sukai dibandingkan dengan objek yang lainnya berdasarkan penilaian-penilaian objektifnya (Soenarto, 2017).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), preferensi diartikan sebagai atau hak untuk didahulukan dan diutamakan dari pada yang lain atau bisa juga
memiliki arti pilihan, kecenderungan, kesukaan, sehingga preferensi diartikan sebagai kecenderungan seseorang untuk mengutamakan sesuatu.
Dasar kecenderungan memilih atau preferensi ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti faktor budaya, sosial, kepribadian, dan psikologis. Preferensi merupakan bagian dari komponen pembuatan keputusan dari seorang individu, yaitu kecenderungan untuk memilih sesuatu yang lebih disukai dari pada yang lain (Porteus, 1997). Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan (Widyaningsih, 2009). Sehingga dengan melihat preferensi dapat memberikan masukan bagi bentuk partisipasi dalam proses perencanaan.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2021- Maret 2022.
Lokasi penelitian wisata alam berbasis danau yang berada di Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. Secara geografis, Lampung Timur terletak pada posisi 105015’BT-105060’BT dan 4037’LS-5037’LS (Gambar 2).
Gambar 2. Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung 3.2. Alat dan Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini yaitu danau yang merupakan suatu kesatuan daya tarik wisata untuk dikembangkan yang terdapat di Kecamatan Jabung berdasarkan persepsi dan preferensi masyarakat dan stakeholder yang ada di sekitarnya.
12 Sampel responden stakeholders meliputi wisatawan, masyarakat Desa Negara Batin dan Perangkat desa diantaranya Dinas Pariwisata Daerah. Peralatan yang digunakan yaitu: alat tulis, tally sheet, kamera, GPS, laptop, dan kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup berdasarkan kelas yang telah ditentukan.
3.3. Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu:
1. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara secara langsung dan terstruktur menggunakan kuesioner yang sudah ditetapkan.
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Metode wawancara mendalam (in-depth interview) dan wawancara tertutup dengan skala penilaian (Skala Likert).
2. Data sekunder merupakan data berupa dokumen-dokumen atau literatur- literatur, internet, dan jurnal. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil sebagian atau seluruh dari sekumpulan data yang telah dicatat seperti data jumlah penduduk, luas kawasan, dan data gambaran umum lokasi penelitian.
3.3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
Menurut Zain (2020), populasi adalah keseluruhan dari subjek dan atau objek yang akan menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Negara Batin dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Populasi Masyarakat Desa Negara Batin
No Dusun Jumlah KK
1 Dusun I 167
2 Dusun II 221
3 Dusun III 198
4 Dusun IV 200
5 Dusun V 181
13
No Dusun Jumlah KK
6 Dusun VI 212
7 Dusun VII 199
8 Dusun VIII 137
9 Dusun IX 133
10 Dusun X 106
3.3.3. Teknik pengumpulan data
Metode teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu acak berstrata (stratified random sampling). Menurut Sugiyono (2013), stratified random sampling, yaitu teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata. Menurut Budiarto (2004) cara pengambilan sampel dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa strata yang mana setiap starata yaitu homogen, bersifat berbeda antar strata, kemudian dilakukan pengambilan sampel pada setiap strata. Cara tersebut disebut dengan
pengambilan sampel acak dengan stratifikasi.
Metode pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara tertutup dan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan skala penilaian (Skala Likert). Wawancara tertutup ditujukan kepada masyarakat terkait pengembangan wisata danau yang ada di Desa Negara Batin. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada masyarakat Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, setelah itu peneliti mengumpulkan data pendukung terkait wisata danau menggunakan teknik wawancara mendalam kepada tokoh adat dan kepala desa.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengunjungi instansi pengelola guna mendapatkan informasi terkait sejarah danau yang akan dikembangkan, dan mengutip studi pustaka sesuai dengan jurnal ataupun penelitian lain yang
relevan dengan penelitian.
3.3.4. Analisis Data
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan (Error) sebesar 10%. Menurut Arikunto (2014), apabila objek yang diamati lebih dari 100 orang maka dapat mengambil 10-15% atau 20-25%,
14 sedangkan apabila objek yang diamati kurang dari 100 orang maka diambil 100%
atau semua. Menurut Yustiani, et al. (2017) semakin kecil jumlah sampel yang digunakan maka makin besar kesalahan begitu sebaliknya, semakin besar jumlah sampel yang digunakan maka semakin kecil kesalahan. Berikut rumus Slovin yang digunakan dalam penelitian ini (Arikunto, 2010).
n = 𝑁 (𝑒)𝑁2+1 Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah seluruh anggota populasi
e = Nilai kritis (batas penelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran) ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel)
1 = Bilangan konstan
Berdasarkan rumus Slovin, maka jumlah sampel dalam penelitian ini disajikan pada (Tabel 2).
Tabel 2. Jumlah Kepala keluarga tiap dusun
No Dusun Jumlah KK
1 Dusun I 167
2 Dusun II 221
3 Dusun III 198
4 Dusun IV 200
5 Dusun V 181
6 Dusun VI 212
7 Dusun VII 199
8 Dusun VIII 137
9 Dusun IX 133
10 Dusun X 106
1. Desa Negara Batin n =𝑁 (𝑒)𝑁2+1
n = 1754 (0,01)1754 2+1
n = 18,541754
15 n = 94,60
n = 95
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner yang dilakukan secara acak berstrata (stratified random sampling). Menurut Arieska dan Herdiani (2018), stratified random sampling memiliki makna bahwa strata dalam populasi yaitu memiliki variasi yang perlu dibedakan dalam tingkatan, setelah itu dilakukan pengambilan sampel pada masing – masing strata tersebut.
Maka teknik stratified random sampling dalam penelitian ini yaitu diambil dari jumlah populasi secara random masing-masing desa, dipilih secara acak pada setiap dusun. Maka telah dihitung sampel yang akan diambil menggunakan rumus Slovin. Desa Negara Batin 100 responden. Berikut perhitungan pengambilan sampel responden setiap dusun dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Sampel responden setiap dusun
Dusun Rumus Slovin Jumlah Sampel
Dusun I (167/1754) x 95 = 10 10
Dusun II (221/1754) x 95 = 12 12
Dusun III Dusun IV Dusun V Dusun VI Dusun VII Dusun VIII Dusun IX
(198/1754) x 95 = 11 (200/1754) x 95 = 11 (181/1754) x 95 = 10 (212/1754) x 95 = 12 (199/1754) x 95 = 11 (137/1754) x 95 = 8 (133/1754) x 95 = 8
11 11 10 12 11 8 8
Dusun X (106/1754) x 95 = 6 6
Total 95
Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis menggunakan analisis Skala Likert. Data dan informasi persepsi masyarakat dikumpulkan menggunakan tally sheet dan ditujukan kepada masyarakat. Data tersebut diolah secara tabulasi data menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel yang disusun secara sistematis sesuai variabel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif, yaitu proses analisis data di lapangan menggunakan model
16 yang bersifat dedukatif (pendekatan kuantitatif) berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan (Sugiyono, 2013). Variabel dan indikator dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Variabel dan Indikator dalam Penelitian
Variabel Indikator
Pengetahuan dan pentingnya wisata Arti wisata
Fungsi danau sebagai wisata Manfaat ekonomi wisata Keterlibatan masyarakat lokal untuk
pengembangan Danau di Desa Negara Batin
Penyedia homestay Penyedia transportasi
Sebagai penjual makanan dan minuman
Sebagai petugas loket karcis Sebagai petugas tukang parker Sebagai petugas guide lokal Sebagai petugas keamanan Sebagai pengelola
sebagai penyedia souvenir
Sikap Masyarakat Dikembangkan sebagai lokasi wisata Partisipasi dalam pengelolaan dan pengembangan wisata
Dapat menjadi mata pencarian bagi masyarakat
Manfaat wisata apabila dikembangkan Mengembangkan sumberdaya yang ada
Mendatangkan banyak wisatawan.
Menciptakan lapangan kerja baru Meningkatnya pendapatan masyarakat
Data yang diperoleh adalah hasil kuesioner dari skala likert. Skala Likert dalam menafsirkan data relatif mudah. Skor yang lebih tinggi menunjukkan sikap yang lebih tinggi taraf atau intensitasnya di banding dengan skor yang lebih rendah (Nasution, 2000). Rumus perhitungan yang digunakan dalam analisis data skala likert pada Microsoft Excel yaitu.
17
Tabel 5. Penilaian Skala Likert dalam Penelitian (kategori skor nilai)
Pernyataan Nilai
Sangat tidak setuju 1
Kurang setuju 2
Agak setuju 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
1. Rumus perhitungan Skala Likert menggunakan 5 alternatif jawaban NL = Σ (n1 x 1)+(n2 x 2)+(n3 x 3) +(n4 x 4)+ (n5 x 5) Keterangan:
NL = nilai scoring skala likert
nn = jumlah jawaban score (alternatif Score Likert 1 sampai 5).
2. Rumus perhitungan rata-rata tiap aspek pertanyaan
Q =𝑁𝐿𝑋
Keterangan:
Q = rata-rata tiap aspek pertanyaan NL = nilai scoring Skala Likert X = jumlah sampel responden.
3. Rumus nilai akhir
NA=𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3 + 𝑄4 + 𝑄5 +⋯ 𝑄𝑛 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝐿𝑖𝑘𝑒𝑟𝑡
Keterangan:
NA = nilai akhir
Q = Rata-rata tiap aspek pertanyaan (Likert menggunakan skala 5).
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Persepsi dan preferensi masyarakat dalam pembangunan wisata alam berbasis danau merupakan hal yang penting ketika diletakkan atas dasar keyakinan bahwa masyarakatlah yang paling tahu yang dibutuhkan. Tingkat pengetahuan dan kesetujuan masyarakat Desa Negara Batin terhadap rencana pengembangan danau sebagai wisata alam dalam 2 segi perspektif yaitu:
1. Pengetahuan dan pentingnya wisata alam
- Arti wisata, masyarakat Desa Negara Batin sebesar 3,85% artinya masyarakat sangat memahami tentang arti wisata.
- Fungsi danau untuk wisata, hasil Persepsi dan preferensi masyarakat Desa Negara Batin dari fungsi danau untuk wisata, memperoleh nilai sebesar 3,00% tergolong kategori cukup baik. Persepsi dan preferensi terkait pengetahuan ini sangat dibutuhkan dalam pengembangan wisata, artinya masyarakat setempat mengetahui danau dapat difungsikan sebagai objek wisata.
- Manfaat wisata hasil persepsi dan preferensi, masyarakat Desa Negara Batin yaitu 3,60% dan tergolong kategori penilaian baik untuk manfaat wisata. Artinya masyarakat setempat memiliki pengetahuan yang baik terkait manfaat wisata.
2. Persepsi dan preferensi masyarakat terkait jenis manfaat mengembangan wisata
- Wisata dapat mengembangkan sumberdaya yang ada, dengan perolehan nilai 3,00% dengan kategori cukup baik.
37 - Wisata dapat mendatangkan banyak wisatawan dari hasil persepsi
wawancara kepada masyarakat memperoleh penilaian 3,15%
dikategorikan cukup baik.
- Wisata dapat menciptakan lapangan kerja baru nilai rata-rata dengan jumlah yang sama yaitu sebesar 2,90% tergolong kategori cukup baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada masyarakat diperoleh nilai persepsi dan preferensi yaitu sebesar 3,85% artinya masyarakat sangat memahami tentang arti wisata.
- Wisata dapat meningkatnya pendapatan masyarakat diperoleh penilaian 3,90% dengan kategori baik.
Peran masyarakat dalam konteks pengembangan wisata alam berbasis danau memiliki arti tindakan dari masyarakat pedesaan mengenai potensi wisata yang ada di desa, yang kemudian masyarakat desa tersebut secara bersama-sama melakukan suatu tindakan untuk mewujudkan pengembangan potensi tersebut supaya memberikan dampak positif, serta menunjukkan kekompakan mereka sebagai masyarakat yang memegang nilai budaya.
Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan wisata di desa yang hakiki akan melibatkan masyarakat dalam keseluruhan tahapan pengembangan, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengawasan program pengembangan. Adapun alasan lain mengapa wisata di desa perlu dikembangkan dengan cara pendekatan partisipatif, yaitu:
1. Masyarakat merupakan sasaran utama dari pembangunan desa, sehingga segala aktivitas yang terdapat didalamnya harus diorientasikan dan ditujukan kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Masyarakat merupakan bagian integral dari desa itu sendiri, sehingga tidak memungkinkan adanya kebijakan pembangunan desa, termasuk di dalamnya pengembangan pariwisata tanpa adanya pelibatan masyarakat.
3. Masyarakat memiliki kepemilikan sejarah desa, sehingga masyarakat jauh lebih mengetahui kelemahan dan potensi yang dimiliki desa dibanding dengan pihak luar, sehingga dalam proses pengembangan wisata kontribusi
38 pengalaman dan pengetahuan masyarakat dalam pengembangan pariwisata sangat dibutuhkan.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat berikan dari penelitian ini adalah:
1. Perlu dibentuk kelompok sadar wisata (POKDARWIS) dari kalangan masyarakat setempat agar objek wisata di desa Negara Batin dapat terkelola dengan baik dan mengkomunikasikan hal tersebut dengan pemerintah daerah agar dapat dikelola dengan baik.
2. Dinas Pariwisata Daerah Lampung Timur seharusnya melakukan
pendampingan dan pelatihan dengan mengutamakan pemberdayaan berbasis potensi wilayah masing-masing. Kemudian penting kiranya bagi Dinas Pariwisata untuk mendampingi pokdarwis secara berkelanjutan dalam
mensosialisasikan Sadar Wisata kepada masyarakat disekitar destinasi wisata sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat setempat.
3. Perlu dibuat rencana pengelolaan jangka menengah berdasarkan peraturan yang berlaku di desa dengan melibatkan berbagai pihak seperti masyarakat, pemerintah desa, karang taruna, pemerintah daerah, pemodal atau mitra.
4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut agar mampu mendorong pengembangan wisata alam berbasis danau yang di Desa Negara Batin.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyianita, R.A. 2017. Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di D. I.
Yogyakarta Melalui Pendekatan Kewirausahaan Sosial. Jurnal Media Wisata. 15(2): 608– 618.
Amalyah, R., Hamid, D. Hakim, L. 2016. Peran stakeholder pariwisata dalam pengembangan Pulau Samalona sebagai destinasi wisata bahari. Jurnal Administrasi Bisnis. 37(1): 158–163.
Anggasari, Popy. 2013. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Sikap, Preferensi dan Perilaku Pembelian Buah Lokal Dan Impor. Jurnal Manajemen &
Agribisnis. 10 (2): 128–36.
Arcana, K. T. P., dan Wiweka, K. 2015. The Impact of Managing Sustainable Event and the Contribution to the Formation of Destination Image at Nusa Dua Resort, Bali. Jurnal Ilmiah Hospitality Management. 6 (1): 43–48.
Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
Deasy, M.S. 2015. Partisipasi masyarakat dalam mengembangkan sarana dan prasarana kawasan desa wisata Borobudur. Jurnal Modul. 15 (2): 133-139.
Dibya, K. 2020. Pengembangan pariwisata berbasis Tri Hita Karana (Studi pengembangan pariwisata berkelanjutan di Bali). Jurnal Penerangan Agama, Pariwisata Budaya, dan Ilmu Komunikasi. 2 (1): 56-63.
Dimyati, M.M. 1989. Panduan Mengajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Psikologi.
Buku. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta. 35 hlm.
Djafar, S. 2015. Evaluasi Kebijakan Pariwisata.Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Dwiputra, R. 2013. Preferensi Wisatawan Terhadap Sarana Wisata Di Kawasan Wisata Alam Erupsi Merapi. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota. 24 (1): 35-48.
40 Ekayani, M., Nufa, Yasmin, R., Sinaga, F., dan Maaruf, L.O.M. 2014. Wisata
Alam Taman Nasional Gunung Halimun Salak Solusi Kepentingan Ekologi dan Ekonomi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 19 (1): 9-37.
Fandeli, C. dan Nurdin, M. 2005. Pengembangan Ekowisata Berbasis Konservasi di Taman Nasional. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM, p. 256
Febryano, I.G. dan Rusita. 2018. Persepsi wisatawan dalam pengembangan wisata pendidikan berbasis konsevasi gajah sumatera. Jurnal Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 8 (3): 376-382
Firawan, I.G.N.F. Suryawa, I.B. 2016. Potensi daya tarik wisata Air Terjun Nungnung sebagai daya tarik wisata alam. Jurnal Destinasi Pariwisata. 4 (2): 92–95
Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hariyana, K dan Mahagangga, A. 2015. Persepsi masyarakat terhadap pengembangan kawasan goa peteng sebagai daya tarik wisata di Desa Jimbaran Kuta Selatan Kabupaten Bandung. Jurnal Destinasi Pariwisata. 3 (1): 112-123.
Hazeri, Gesten, Hartono, D., and Cahyadinata, I. 2016. Studi Kesesuaian Pantai Laguna Desa Merpas Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur Sebagai Daerah Pengembangan Pariwisata dan Konservasi. Jurnal Enggano. 1 (1): 33-41.
Herawati, N.2015. Pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis subak sebagai bagian warisan budaya dunia Unesco di Desa Mengesta Kabupaten Tabanan. Jurnal Master Pariwisata. 1 (2): 79-103.
Hijriati, E., dan Mardiana, R. 2014. Pengaruh ekowisata berbasis masyarakat terhadap perubahan kondisi ekologi, sosial dan ekonomi di Kampung Batusuhunan Sukabumi. Journal Sosiologi Pedesaan. 2 (3): 146-159.
Iriani, A. Y. 2019. Strategi pengembangan pariwisata berdasarkan preferensi masyarakat asli: Studi kasus di Raja Ampat. Jurnal Masyarakat dan Budaya. 21 (3): 272-292.
Irianto, W., Triweko. 2011. Eutrofikasi Waduk dan Danau Permasalahan, Pemodelan dan Upaya Pengendalian. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Air
Jupir, M.M. 2013. Implementasi kebijakan pariwisata berbasis kearifan lokal:
studi di Kabupaten Manggarai Barat. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies. 1 (1) 28-37.
41 Junaidi, I., dan Salim, M.A. 2019. Peran organisasi tata kelola
dalam pengelolaan Desa wisata Nglanggeran, Yogyakarta. Journal of Tourism Hospitality, Travel and Business Event. 1 (1): 1-7.
Kreitner, R., dan Kinicki, A. 2009. Organizational Behavior. Buku.
McGrawHill Education. New Jersey. 704 hlm
Kristiana., dan Theodora, S. 2016. Strategi Upaya Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Agrowisata Berbasis Masyarakat Kampung Domba Terpadu Juhut, Provinsi Banten. Jurnal Ilmiah Widya. 3(3): 1–7.
Marganof. 2007. Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 163 hlm.
Masitah, I. 2019. "Pengembangan Desa Wisata Oleh Pemerintah Desa Babakan Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran. Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara. 6 (3): 45-55.
Murdiyanto, E. 2011. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata Karanggeneng, Purwobinangun, Pakem, Sleman. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. 7 (2): 91–101.
Murianto. 2018. Sadar Wisata Sebagai Penunjang Pariwisata Berkelanjutan Di Desa Lantan, Kecamatan Batu Keliang – Lombok Tengah. Jurnal Media Bina. 13 (3): 970-976.
Mustika, T. A. 2017. Analisis pengembangan sarana prasarana obyek wisata alam Telaga Ngebel dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Jurnal Administrasi Bisnis. 53 (2): 1-10.
Nontji, A. 2016. Danau Maninjau. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, 8.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Buku. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 697 hlm.
Oktavianti, E., dan Hakim L. 2013. Etnobotani pekarangan rumah inap
(homestay) di desa wisata Tambaksari, Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur.
J. Indonesia Tour Dev Stud. 1 (1): 39-45.
Pardede, F.R., dan Suryawan, I.B. 2016. Strategi pengelolaan Kabupaten
Samosir sebagai daya tarik wisata alam di Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Destinasi Pariwisata. 4 (1): 15-19.
42 Pardiana, I.A.Y., Nugroho, S. 2015. Persepsi wisatawan domestik terhadap
eksistensi pekerja fotografer di daya tarik Wisata Tanah Lot. Jurnal Destinasi Pariwisata. 4 (2): 49–52.
Payne, A.I. 1986. The Ecology of Tropical Lakes and Rivers. Buku. New York.
310 hlm.
Pendit, S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Buku. Pradnya Paramita. Jakarta. 348 hlm.
Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan No.4. 2016. Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Buku. Blambangan Umpu. 223 hlm.
Patera, I. M. 2016. Pariwisata dan Kemiskinan di Kabupaten Badung, Bali.
Universitas Udayana. Bali. 243 hlm.
Purwahita, A. R. M., Wardhana, P. B. W., Ardiasa, I. K., & Winia, I. M. 2021.
Dampak Covid-19 terhadap Pariwisata Bali ditinjau dari Sektor Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan. Jurnal Kajian Dan Terapan Pariwisata. 1 (2):
68-80.
Purwanto, S., Syaufina, L., Gunawan, A. 2014. Kajian Potensi dan Daya Dukung Taman Wisata Alam Bukit Kelam untuk Strategi Pengembangan Ekowisata.
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 4 (2): 119-125.
Porteus, J. D. 1997. Environment and Behavior Planning and Everyday Urban Life. Boston: Addison-Wesley.
Raharjana, D.T. 2012. Membangun pariwisata bersama rakyat, kajian partisipasi lokal dalam membangun Desa wisata di Dieng Plateau. J. Kawistara. 2 (3):
225-237.
Rahman, N., dan Prakoso, H.B.S. 2012. Perspektif Stakeholders Terhadap Potensi Obyek Dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo. Jurnal Bumi Indonesia. 1(1): 3-7
Robbins, S.P., dan Judge, T.A. 2008. Perilaku Organisasi. Buku. Salemba Empat. Jakarta. 540 hlm.
Robinson, T.K., Kiyai, B., dan Mambo, R. 2019. Strategi Pemerintah Dalam Meningkatkan Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. JURNAL ADMINISTRASI PUBLIK. 5 (84): 77-82
43 Rudi, 2018. Pengembangan air terjun dlundung untuk menjadi destinasi
pariwisata unggulan di Kabupaten Mojokerto. Jurnal Manajemen
Pelayanan Hotel Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia.1 (2): 93-105.
Rudiyanto, T. 2006. “Persepsi Siswa SMK Panca Bhakti Banjar negara Terhadap Pelajaran Pendidikan Jasmani.” Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Safera, D.P., Zulkarnain, Z., dan Suwarni, N. 2015. Deskripsi Potensi Wisata Pantai Sari Ringgung Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.
Jurnal Penelitian Geografi. 3(6).
Saputra, M.E. 2015. Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Lingkungan Objek Wisata Sungai Korumba Di Kawasan Tahura Nipa-Nipa Kelurahan Alolama Kecamatan Mandonga Kota Kendari. Skripsi. Universitas Halu Oleo.
Kendari. 70 hlm.
Sari, I.R. 2015. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan seloringgit
ecotourism di Dusun Mendiro Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam.
Jurnal Swara Bhumi. 3 (3): 42–50.
Setiadi, J., Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen; Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran.Edisi 1. Jakarta: Prenada Media.
Sinuhaji, M. 2009. Pengendalian kawasan wisata alam dan hubungannya dengan ketataruangan. Jurnal Geografi. 1(1):73-76.
Spillane, J. 1987. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Buku.Kanisius.
Yogyakarta. 144 hlm.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Buku. Alfabeta.
Bandung. 72 hlm.
Sugono, D. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi keem). Jakarta:
Gramedia.
Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.
Yogyakarta. Gava Media.
Sobur, A. 2010. Psikologi Umum. Yogyakarta. Pustaka Setia
Soemarwoto, O. 2004. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Buku.
Djambatan Press. Jakarta. 365 hlm.
44 Soenarto, A.U., Suprapti, A., dan Murtini, T.W. 2017. Preferensi masyarakat
dalam memilih perumahan berdasarkan fasade studi kasus: perumahan di Kecamatan Baki, Sukoharjo. Jurnal Arsitektur ARCADE. 1(2): 77-83.
Webliana, K., Syahputra, M., dan Rini, D.S. 2018. Analisis persepsi dan atraksi wisata alternatif untuk mendukung pengembangan kawasan Air Terjun Tiu Teja, Lombok Utara. Jurnal Belantara. 1(2): 123–133.
WWF Indonesia. 2009. Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat.
Buku. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF-Indonesia.
Jakarta. 9 hlm.
Widyaningsih. 2009. Analisis Pemilihan Moda Sepeda Motor dan KRL Commuterline Untuk Perjalanan Kerja ke Provinsi DKI Jakarta. Skripsi pada Fakultas Teknik Universitas Bina Nusantara Jakarta.
Widyawati, C. 2018. Peranan Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Wisata Heritage di Trowulan. Jurnal Pariwisata, 5.(2): 83-94.
Yoeti, O.A. 2008. Manajemen Pariwisata. Buku. Pradnya Paramita. Jakarta.
348 hlm.
Yustiani, Y.M., Emilia. dan Permana, A. 2017. Kajian valuasi ekonomi wana wisata taman hutan berdasarkan pendapat masyarakat pengunjung (studi kasus Taman Hutan Gunung Tangkuban Perahu). Journal of Community Based Environmental Engineering and Management. 1(1): 1-9.