ANALISIS PERAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN, LISTRIK, PMDN (PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI)
TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PDRB DI PROVINSI- PROVINSI DI PULAU SUMATERA
(Skripsi)
Oleh
Jesi Zafita Putri
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
ABSTRAK
ANALISIS PERAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN, LISTRIK, PMDN (PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI) TERHADAP PERTUMBUHAN PDRB DI PULAU SUMATERA
Oleh
JESI ZAFITA PUTRI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serta mengetahui pengaruh dari infrastruktur jalan, listrik, PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) terhadap pertumbuhan PDRB di Pulau Sumatera. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data panel dengan kombinasi cross-section sebanyak 10 provinsi dan data time series dari tahun 2013-2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistika (BPS). Penelitian ini menggunakan metode analisis Panel Data Regression Analysis (Metode Regresi Data Panel) dengan pendekatan Fixed Random Effect (FEM).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur listrik dan PMDN berpengaruh positif dan signifikan terhadap laju pertumbuhan PDRB di 10 (sepuluh) provinsi di Pulau Sumatera tahun 2013-2019. Sedangkan infrastruktur jalan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap laju pertumbuhan PDRB di 10 (sepuluh) provinsi di Pulau Sumatera tahun 2013-2019, dengan asumsi cateris paribus.
Kata Kunci: Infastruktur Jalan, Listrik, PMDN.
ABSTRACT
ROLE ANALYSIS OF ROAD INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT, ELECTRICITY, DOMESTIC INVESTMENT ON GRDP GROWTH IN
SUMATERA ISLAND
By
JESI ZAFITA PUTRI
This study aims to analyze and determine the effect of road infrastructure, electricity, domestic investment on GRDP growth on the Island of Sumatra. The data used in this study is panel data with a cross-section combination of 10 provinces and time series data from 2013-2019. This study uses secondary data sourced from the Badan Pusat Statistika (BPS). This study uses the Panel Data Regression Analysis method (Panel Data Regression Method) with a Fixed Random Effect (FEM) approach.
The results of this study indicate that electricity infrastructure and domestic investment have a positive and significant effect on the rate of GRDP growth in 10 (ten) provinces on the Island of Sumatra in 2013-2019. Meanwhile, road infrastructure has a negative and insignificant effect on the rate of GRDP growth in 10 (ten) provinces on the island of Sumatra in 2013-2019, assuming cateris paribus.
Keywords: Road Infrastructure, Electricity, PMDN.
ANALISIS PERAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN, LISTRIK, PMDN (PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI)
TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PDRB DI PROVINSI- PROVINSI DI PULAU SUMATERA
Oleh
Jesi Zafita Putri
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2021
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Enim, Sumatera Selatan tanggal 24 januri 1997, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Nazori dan Ibu Holiati.
Pendidikan yang telah ditempuh penulis yaitu Taman Kanak - Kanak (TK) Electrina di Tanjung Enim, Sumatera Selatan di selesaikan pada tahun 2003, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Teluk Betung, Bandar Lampung di selesaikan pada tahun 2009.
Sekolah Menengah Pertama (SMPN) 4 Bandar Lampung diselasaikan pada tahun 2012. Adapun kegiatan organisasi ekstrakulikuler yang diikuti yaitu Osis SMPN 4 Bandar Lampung dan Bina vocalia SMPN 4 Bandar Lampung. Kemudian penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Atas (SMAN) 10 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2015 adapun kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti yaitu Osis, Basket dan Fotograpy SMAN 10 Bandar Lampung.
Penulis melanjuitkan Pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Universitas Lampung di Jurusan Ekonomi Pembangunan pada tahun 2015. Kegiatan Organisasi yang pernah diikuti yakni Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (HIMEPA), Kemudiaan tahun 2017 penulis mengikuti kegiatan KKL (Kuliah Kunjungan Lapangan) di Bursa Efek Indonesia, Kementerian Perdagaangan, Otoritas Jasa Keuangan. Penulis melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Sumber Agung, Kubupaten Lampung Barat.
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersertaa orang-orang yang sabar”
( Q.S Al - Baqarah: 153 )
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu di antara kamu sekalian”
( Q.S Al - Mujadilah: 11 )
“Tahapan pertama dalam mencari ilmu adalah mendengarkan, kemudian diam dan menyimak dengan penuh perhatian, lalu menjaganya, lalu mengamaklannya dan
kemudian menyebarkannya”
( HR. Sufyan bin Uyainah )
Ridoh Allah ada pada Ridoh orang tua dan kemakmuran Allah ada pada kemakmuraan kedua orang tua
( HR. Tirmizi, Ibnu Hibban, Hakim )
“Sebaik-baiknya Motivasi adalah doa dan ridoh orang tua ( Jesi Zafita Putri )
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirohim
Teriring rasa tulus dan syukur Kehadirat Allah SWT
Kupersembahkan karya kecil ini sebagai buktiku untuk sepasang Jiwa yang tidak pernah lekang oleh waktu
Papa Nazori dan Mama Holiati yang saya cintai dan kasihi Dengan kesabaran, tetesan keringat dan kasih sayangnya selalu
Mendoakan di setiap langkahku
Juga mengajarkanku arti kehidupan dan mampu menghantarkanku ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan menjadi manusia yang berhasil.
Kakakku Anggi Okta Pratama dan Adikku Tri Aziza Aprilia yang selalu memberikan dukungan serta mendoakan keberhasilanku.
Keluarga besar dan sahabat – sahabat tersayang.
Almamater Tercinta, Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
SAWACANA
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang tiada henti-hentinya memberikan nikmat serta kekuatan kepada penulis. Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada nabi Muhammad SAW. Beliaulah suri tauladan dalam menjalaknan segala aktivitas dalam kehidupan ini.
Dengan berbekal keyakinan, ketabahan, kemauan, kerja keras, serta bantuan dari berbagai pihak, dan juga ridoh dari Allah SWT akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Peran Pembangunan Infrastruktur Jalan, Listrik, PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) Terhadap Pertumbuhan PDRB di Pulau Sumatera” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Stara Satu (S1) Ekonomi Pembangunan di Universitas Lampung.
Proses pembelajaran yang penulis alami selama ini memberikan kesan dan makna mendalam bahwa ilmu dan pengalaman yang dimiliki masih sangat terbatas, Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang diperoleh penulis dapat mempermudah proses pembelajaran tersebut. Untuk itu dengan segala kerendahan hati. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
2. Bapak Dr. I Wayan Suparta, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan masukan, arahan serta saran dan dukungan kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Ibu Dr. Marselina, S.E., M.P.M. dan Ibu Arivina Ratih Yulihar T, S.E., M.M., selaku Dosen Penguji dan Pembahas yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis dengan kesabaran dan ketelitian.
4. Ibu Dr. Neli Aida, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan masukan, saran, dan motivasi yang bermanfaat dari awal perkuliahan sampai saat ini.
5. Bapak Dr. Heru Wahyudi, S.E., M.Si. selaku Seketaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah banyak membantu penulis memberi masukan, dukungan dan motivasi yang sangat bermanfaat dari awal sampai saat ini.
6. Ibu Dr. Arivina Ratih Yulihar T, S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan, saran, dan motivasi yang bermanfaat dari awal perkulihan sampai saat ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lamapung yang telah memberikanilmu dan pelajaran yang bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. Seluruh Staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan.
9. Papa dan Mama tercinta, Nazori dan Holiati yang selalu memanjatkan doa dan dukungnnya kepada penulis. Terima kasih atas semua yang telah diberikan,
semoga kedepannya penulis bisa lebih membanggakan dan membahagiakan papa dan mama.
10. Kakak dan adikku Anggi Okta Pratama dan Tri Aziza Aprilia, Terima Kasih atas dukungan selama ini. Semoga kelak kita dapat menjadi orang sukses, berguna dan dapat membahagikan orang sekitar terutama papa dan mama.
11. Keluarga Besar Nawawi’s Family yang telah banyak memberi motivasi dan support kepada penulis dan kedepan penilsi dapat membahagikan dan membanggakan keluarga besar.
12. Keluarga Besar Maruning’s Family yang telah banyak memberi support, masukan, pelajaran hidup, dan saran-saran yang terbaik dan semoga penulis dapat membanggakan keluarga besar.
13. Universitas Lampung yang telah memberikan saya kesempatan untuk mengenyam pendidikan.
14. Sahabat Tercinta Dwi Puri Jayanti, Yosiana Hutauruk, Dewi Silva Sari, Handayani Citra Pratiwi, Mariska Arditi, dan Citra Saeri yang selalu meluangkan waktu dan memberi semangat kepada penulis walapun dengan cara mencaci. Terima kasih selalu menjadi bagian yang terdepan untuk hadir disamping penulis di saat susah maupun senang.
15. Sahabat seperjuanganku dari MABA (Rongrong Squad) Melinda Purnama, Inggrid Yulika, Mita Gustiari, Gading PP, Aji Mahendra, Yoel Christian, Reza Fauzi, dan Axel JK Tobing.
16. Sahabat Angling Drama yang selalu menemanin hidup tanpa beban yanurasista salsabila, Naufal, Aldi, Bunga, Suci, Wafa, Shaula, Ika, Cynthiya, Indri, Gebi, dan Hani.
17. Para keluarga besar Himepa 2015/2016. Jajaran presidium dan yang tidak bias saya sebutkan satu persatu.
18. Keluara EP 15 dan juga team ekonomi Publik/Fiskal squad yang tidak bias saya sebutkan satu persatu.
19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi dari awal sampai dengan skripsi ini terselesaikan.
Penulis berharap Allah SWT membalas kebaikan mereka yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua Amin.
Bandar Lampung, 23 Juli 2021
Jesi Zafita Putri
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 15
C. Tujuan Penelitian ... 16
D. Manfaat Penelitian ... 16
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori... 18
1. Pertumbuhan Ekonomi ... 18
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 18
3. Infrastrukur ... 23
4. Infrastruktur Jalan ... 25
5. Infrastruktur Listrik ... 26
6. Investasi ... 27
B. Penelitian Terdahulu ... 28
C. Kerangka Pemikiran... 31
D. Hipotesis Penelitian ... 32
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ... 34
B. Definisi Operasional Variabel ... 34
C. Wilayah Penelitian ... 36
D. Model dan Metode Analisis Data ... 37
1. Uji Asumsi Klasik ... 37
2. Regresi Data Panel ... 39
3. Pemilihan Model Regresi Estimasi Data Panel ... 42
4. Pengujian Hipotesis ... 44
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Asumsi Klasik ... 47
1. Uji Normalitas ... 47
ii
2. Uji Multikolinieritas ... 47
3. Uji Heteroskedastisitas ... 48
4. Uji Autokorelasi ... 48
B. Hasil Penelitian ... 48
1. Uji Signifikansi Model ... 48
2. Hasil Regresi ... 51
3. Pengujian Hipotesis Statistik ... 52
C. Pembahasan... 54
1. Pengaruh Infrastruktur Jalan (IJ) terhadap Laju Pertumbuhan PDRB di 10 (sepuluh) Provinsi di Pulau Sumatera. ... 56
2. Pengaruh Infrastruktur Listrik (IL) terhadap Laju Pertumbuhan PDRB di 10 (sepuluh) Provinsi di Pulau Sumatera. ... 58
3. Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap Pertumbuhan PDRB di 10 (sepuluh) Provinsi di Pulau Sumatera. .... 59
D. Implikasi Kebijakan ... 61
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 63
B. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Provinsi (miliar rupiah) ... 3
2. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Provinsi di Luar Pulau Sumatera (miliar rupiah) ... 4
3. Jumlah Tenaga Listrik yang Terpasang dan Terjual Menurut Jenis Pelanggan dan Unit Pelayanan di 10 Provinsi Pulau Sumatera (Kwh) Tahun 2013-2019 ... 10
4. Penelitian Terdahulu ... 29
5. Sumber dan Jenis Data Penelitian ... 34
6. Hasil Uji Multikolinieritas ... 47
7. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 48
8. Hasil Uji Chow ... 49
9. Hasil Uji Hausman ... 50
10. Hasil Uji Lagrange Multiplier ... 50
11. Hasil Fixed Effect Model (FEM) ... 51
12. Hasil Uji-t ... 52
13. Hasil Uji F ... 53
14. Individual Effect ... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2011-2019
(persen). ... 2 2. Perkembangan Total Panjang Jalan Provinsi-provinsi di Sumatera pada
Tahun 2018-2019 (km). ... 7 3. Penambahan Panjang Jalan Baru di Provinsi-Provinsi di Sumatera pada
Tahun 2017-2019 (km). ... 8 4. Nilai Realisasi PMDN di Provinsi-Provinsi di Pulau Sumatera Tahun
2018-2019 (milyar rupiah). ... 12 5. Kerangka Pemikiran ... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Penelitian berupa PDRB, IJ, IL, dan PMDN ... 69
Lampiran 2. Tabel t (Uji Satu Arah) ... 71
Lampiran 3. Tabel F (alpha 0,05) ... 72
Lampiran 4. Uji Normalitas ... 73
Lampiran 5. Uji Multikolinieritas ... 73
Lampiran 6. Uji Heteroskedastisitas ... 73
Lampiran 7. Uji Chow... 73
Lampiran 8. Uji Hausman ... 74
Lampiran 9. LM test ... 74
Lampiran 10. Hasil Regresi... 74
Lampiran 11. Individual Effect ... 75
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai gambaran yang nyata dari dampak suatu pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan suatu negara ditentukan oleh berbagai faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, ketersediaan sumber daya modal, dan sumber daya manusia yang baik. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan menentukan sebarapa besar peran pemerintah dalam proses pembangunan tersebut, serta pola kebijakan yang dilakukan.
Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu negara (Todaro & Smith, 2010). Menurut Sukirno (2010), pertumbuhan dan pembangunan memiliki pengertian yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan ouput perkapita secara terus menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Nuritasari, 2013). Kewajiban pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah memberikan pelayanan publik.
2
Bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai. Melihat laju pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu cara untuk menilai kinerja suatu perekonomian. Laju pertumbuhan suatu Negara atau daerah dapat ditunjukan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berikut adalah gambar dari perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2011-2019:
Sumber: Badan Pusat Statistik (2020)
Gambar 1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2011-2019 (persen).
Gambar 1 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 hanya mencapai 5,02 persen, tidak mencapai dari target pemerintah yaitu 5,3 persen.
Ekonomi Indonesia mengalami penurunan pada kuartal IV 2019 disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami penurunan 20,52 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh komponen ekspor barang dan jasa yang mengalami kontraksi sebesar 2,55 persen.
6,17 6,03
5,56
5,01 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02
0 1 2 3 4 5 6 7
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pertumbuhan Ekonomi (%)
3
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Provinsi (miliar rupiah)
Provinsi Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Aceh 111.756 113.490 112.666 116.437 121.241 680.898 356.421 Sumatera
Utara
398.727 440.956 463.775 487.531 512.766 213.855 433.446 Sumatera
Barat
125.941 133.341 140.719 148.134 155.976 213.625 575.699 Riau 436.188 447.987 448.992 458.769 471.082 213.672 856.839 Jambi 111.766 119.991 125.073 130.501 136.557 301.212 101.395 Bengkulu 34.326 36.207 38.066 40.077 42.074 171.902 449.007 Sumatera
Selatan
232.175 243.298 254.045 266.857 281.571 172.591 849.535 Kep.
Bangka Belitung
42.191 44.159 45.962 47.848 49.987 588.205 234.808
Lampung 180.620 189.797 199.537 209.794 220.626 590.224 665.948 Kep. Riau 137.264 146.325 155.131 162.853 166.111 595.127 693.631 Total 1.810.953 1.894.170 1.961.112 2.044.984 2.132.755 3.146.779 5.216.729 Indonesia 8.156.498 8.564.867 8.982.517 9.434.613 9.912.704 8.581.392 9.129.433
Sumber : Badan Pusat Statistik (2020)
Tabel 1 di atas merupakan PDRB yang ada di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera dan Indonesia. Berdasarkan Tabel 1 di atas PDRB di 10 provinsi yang ada di Pulau Sumatera yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. PDRB tertinggi terdapat di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013 sebesar 398.727 milyar rupiah, dibandingkan tahun sebelumnya 2014 sebesar 440.956 milyar rupiah yang diikuti oleh Provinsi Riau pada tahun 2013 sebesar 436.188 milyar rupiah naik sebesar 477.987 milyar rupiah pada tahun 2014. Kontribusi Pulau Sumatera terhadap PDB Indonesia memiliki rata-rata sebesar 21,5% dari total keseluruhan menempatkan posisi Pulau Sumatera penyumbang PDB terbesar kedua di Indonesia. Posisi pertama adalah Pulau Jawa yang mempunyai persentase sebesar 35,2% sebagai pulau penyumbang PDB terbesar di Indonesia. Berikut adalah perkembangan PDRB atas harga konstan 2010 menurut provinsi lainnya di Indonesia:
4
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Provinsi di Luar Pulau Sumatera (miliar rupiah)
Provinsi
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Jakarta 1,546,876 1,373,389 1,454,564 1,539,917 1,635,359 1,736,291 1,838,501 Jabar 1,258,989 1,149,216 1,207,232 1,275,619 1,343,662 1,419,689 1,491,706 Jateng 830,016 764,959 806,765 849,099 893,750 941,164 992,106
D.I.Y 84,925 79,536 83,474 87,686 92,300 98,024 104,490
Jatim 1,382,502 1,262,685 1,331,376 1,405,564 1,482,300 1,563,769 1,650,143 Banten 377,836 349,351 368,377 387,835 410,137 434,015 458,023 Bali 134,408 121,788 129,127 137,296 144,933 154,110 162,784
Maluku 27,834 23,568 24,859 26,284 27,814 29,467 31,109
Maluku Utara 21,439 19,209 20,380 21,557 23,211 25,050 26,586 Papua Barat 52,998 50,260 52,346 54,711 56,908 60,464 62,071 Papua 122,857 121,391 130,312 142,225 148,818 159,790 134,678 Total 5,840,680 5,315,351 5,608,813 5,927,793 6,259,193 6,621,834 6,952,195 Indonesia 8,156,498 8,564,867 8,982,517 9,434,613 9,912,704 8,581,392 9,129,433
% 71.61% 62.06% 62.44% 62.83% 63.14% 77.17% 76.15%
Sumber: Badan Pusat Statistik (2020)
Pada Tabel 2 memperlihatkan besaran PDRB provinsi-provinsi di luar Pulau Sumatera seperti provinsi di Pulau Jawa, Bali, dan Indonesia Timur. Kontribusi total PDRB provinsi di Pulau Jawa, Bali, dan Indonesia Timur terhadap PDB Indonesia mempunyai persentase lebih dari 50%. Hal ini mengindikasikan adanya kontribusi dominan terhadap PDB Indonesia. Pusat kegiatan ekonomi di Indonesia berada di Pulau Jawa, khususnya di DKI Jakarta yang merupakan ibukota dari Indonesia.
Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dengan luas sekitar 443.065,8 km dan merupakan pulau dengan perkembangan ekonomi terpesat kedua setelah Pulau Jawa. Sumber daya alam yang terkandung di dalamnya memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga pengembangannya sangat cocok untuk sektor penindustrian dan perdagangan. Potensi wilayah yang sudah terkenal antara
5
lain kelapa sawit, tembakau, minyak bumi, timah, bauksit, batu bara dan gas alam.
Hal ini menjadi daya tarik bagi para investor, baik lokal mupun macanegara, untuk menanamkan modalnya di Pulau Sumatera (PUPR, 2017).
Infrastruktur merupakan salah satu sumber penggerak pertumbuhan ekonomi dan berpengaruh bagi peningkatan kualitas hidup sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan (Rusmusi, 2018). Tanpa infrastruktur, kegiatan dalam perekonomian tidak akan berjalan dengan baik. Ketidakcukupan infrastruktur akan menjadi salah satu kunci terjadinya hambatan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat (Ndulu, 2005). Infrastruktur merujuk pada sistem bangunan fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung, dan fasilitas publik lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat.
Daya saing Pulau Sumatera akan mengalami penurunan bila perkembangan ekonomi yang terjadi tidak didukung oleh perkembangan ketersediaan infrastruktur yang memadai, karena daya saing suatu wilayah diantaranya diukur dari ketersediaan infrastruktur (Irawati, dkk. 2008). Sebaliknya apabila ketersediaan infrastruktur di Pulau Sumatera mampu ditingkatkan lagi, maka perekonomian Pulau Sumatera akan mampu berkontribusi yang lebih besar lagi terhadap perekonomian nasional. Infrastruktur sendiri merupakan prasyarat bagi sektor-
6
sektor lain untuk berkembang dan juga sebagai sarana penciptaan hubungan antara satu dengan yang lainnya. Pemberdayaan sumber daya untuk membangun infrastruktur akan memicu proses ekonomi sehingga menimbulkan penggandaan dampak ekonomi maupun sosial (Setiadi, 2006).
Setiap pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera tentunya tidak terlepas dari peran infrastruktur sebagai penunjang dalam kegiatan ekonomi.
Ketersediaan infrastruktur seperti infrastruktur jalan, infrastruktur listrik.
merupakan faktor penting dalam mempengaruhi produktivitas wilayah yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Keterbatasan pembangunan infrastruktur menyebabkan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera. Laju pertumbuhan ekonomi dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) suatu daerah tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti jalan dan listrik.
Infrastruktur jalan diperlukan untuk menghubungkan semua kegiatan ekonomi dan distribusi yang lebih baik serta luas. Jalan merupakan infrastruktur penunjang ekonomi yang paling berperan dalam mendorong perekonomian dan merupakan sektor penting dalam aktivitas ekonomi. Menurut Sjafrizal (2012) adanya jalan yang baik merupakan persyaratan dasar yang harus dipenuhi untuk mendukung pertumbuhan suatu wilayah. Menurut (Sembanyang, 2011) secara khusus, jalan merupakan prasyarat untuk pengembangan kegiatan ekonomi dan penghubung di daerah yang sulit dijangkau, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kondisi hidup. Keadaan infrastruktur jalan yang baik dan memadai dan menjangkau semua wilayah baik dari wilayah pusat sampai yang terpencil,
7
akan mengakibatkan proses distribusi input dan output menjadi lebih efektif dan efisien, serta penurunan biaya produksi akibat adanya kelancaran akomodasi khususnya jalan. Hal tersebut akan meningkatkan ekspansi usaha ekonomi dan peningkatan produktivitas yang akan secara langsung terakumulasi pada peningkatan pendapatan dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah gambar perkembangan total panjang jalan provinsi-provinsi di Sumatera pada tahun 2018-2019:
Sumber: BPS (Badan Pusat Statistika), 2020
Gambar 2. Perkembangan Total Panjang Jalan Provinsi-provinsi di Sumatera pada Tahun 2018-2019 (km).
Pada Gambar 2 merupakan perkembangan total panjang jalan diseluruh provinsi di Sumatera pada tahun 2018-2019. Perkembangan total panjang jalan merupakan akumulasi dari total keseluruhan jalan baik jalan yang baik ataupun jalan yang buruk. Perkembangan total panjang jalan pada tahun 2018 dan 2019 tidak begitu signifikan. Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki jalan terpanjang diantara provinsi-provinsi di Sumatera dengan total keseluruhan panjang jalan sebesar 3.348 km pada tahun 2019.
2018 2592 3222 2396 807 2001 2903 922 865 2871 1201
2019 2911 3348 2496 823 2015 3003 952 895 2991 1332
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
2018 2019
8
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Iriyena et al. (2019) di Kabupaten Kaimana menemukan bahwa infrastruktur jalan mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Kaimana dalam jangka waktu 2007-2017 mengalami peningkatan yang signifikan. Perluasan jangkauan distribusi hasil produksi melalui peningkatan sarana akomodasi salah satunya dengan adanya perubahan panjang jalan, menjadikan kegiatan ekonomi menjadi efektif dan efisien. Penurunan biaya produksi karena adanya kemudahan dalam pengiriman bahan baku dan pengiriman barang jadi sampai ke konsumen serta perluasan jaringan distribusi produk menjadikan produktivitas perekonomian semakin membaik. Perbaikan produktivitas akan memberikan dampak pada peningkatan penjualan dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah data penambahan panjang jalan baru disetiap provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2017-2019:
Sumber: BPS (Badan Pusat Statistika), 2020
Gambar 3. Penambahan Panjang Jalan Baru di Provinsi-Provinsi di Sumatera pada Tahun 2017-2019 (km).
173 100 309 120 202 1315 80 154 195 32 50 309 120 58 428 13 100 127 199
319 126 100 100 14 100 30 30 120 131
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel
Bengkulu Kep.
Bangka Lampung Kep.
Riau 2017 2018 2019
9
Berdasarkan Statistik Indonesia (2019) yang dipublikasikan oleh BPS, pada tahun 2016 pemerintah mempunyai program kerja untuk meningkatkan infrastruktur khususnya jalan, jembatan, waduk, dan irigasi. Pemerintah dan Kementerian PUPR sebagai regulator sekaligus aplikator bekerja sama untuk mewujudkan program pemerintah yang tercermin dari penambahan panjang jalan yang sangat signifikan pada tahun 2017 sebesar 1.135 km di provinsi Sumatera Selatan. Penambahan jalan baru di Sumatera meliputi jalan tol, jalan arteri, jalan lokal, jalan kolektor, dan jalan lingkungan.
Hal yang berbeda ditemukan oleh Sumadiasa et al. (2015) yang menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur jalan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Perkembangan panjang jalan selama tahun penelitian yaitu dari 2003 sampai dengan 2014 tidak terlalu signifikan. Periode penelitian yang dilakukan belum mampu menjelaskan terkait pengaruh perubahan infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Bali.
Selanjutnya infrastruktur listrik adalah faktor yang penting dalam proses pertumbuhan PDRB karena di kota-kota besar maupun perdesaan listrik digunakan untuk berbagai kegiatan. Semakin majunya suatu wilayah kebutuhan akan listrik menjadi tuntutan primer yang harus dipenuhi. Kebutuhan akan listrik dari waktu ke waktu semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan sosial masyarakat (Sumadiasa et al., 2015). Infrastruktur listrik yang digunakan masyarakat menunjukkan seberapa besar penggunaan energi listrik yang dapat membantu dalam menggerakkan perekonomian untuk peningkatan produktivitas ekonomi.
Penggunaan listrik merupakan suatu hal yang sangat penting dalam peningkatan
10
Produk Domestik Bruto yang juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, karena listrik sangat dibutuhkan sebagai faktor utama dalam menunjang kegiatan proses produksi di sektor manufaktur (Amalia, 2007).
Tabel 3. Jumlah Tenaga Listrik yang Terpasang dan Terjual Menurut Jenis Pelanggan dan Unit Pelayanan di 10 Provinsi Pulau Sumatera (Kwh) Tahun 2013-2019
Provinsi Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Aceh 1.609,83 1.656,04 1.701,12 1.797,37 1.772,53 2.797,37 2.731,12 Sumatera Utara 2.701,59 2.710,19 2.744,52 2.791,13 2.791,49 2.521,16 2.704,52 Sumateara Barat 2.533,41 2.593,49 2.508,98 2.460,14 2.527,08 2.402,14 2.558,98 Riau 2.983,86 3.018,93 2.960,93 2.918,82 3.129,56 2.018,82 2.902,93 Kepulauan Riau 3.331,14 3.269,41 3.208,76 3.134,05 810,40 3.134,24 3.204,76 Jambi 1.716.88 2.795,05 2.663,05 2.630,57 640,04 2.602,53 2.063,25 Bengkulu 1.688,18 1.798,70 1.822,89 1.804,73 444,99 1.704,70 2.702,89 Sumateara Selatan 2.987,50 2.563,10 2.558,36 2.520,17 3.173,07 2.522,17 2.758,36 Kepulauan Bangka Belitung 2.412,40 2.375,44 2.322,90 2.350,37 2.307,19 2.312,32 2.502,92 Lampung 2.070,49 2.071,30 2.062,79 2.091,23 2.044,23 2.291,23 2.262,70
Sumber: BPS (Badan Pusat Statistika), 2020
Pada Tabel 3 di atas menunjukan jumlah tenaga listrik yang terpasang di 10 provinsi yang ada di Pulau Sumatera pada periode 2013-2019 berfluktuatif dan tidak mencapai target yang telah di tetapkan. Terlihat pada tahun 2014 mengalami peningkatan akan tetapi pada tahun 2015-2017 menggalami penurunan di beberapa provinsinya. Penelitian yang dilakukan oleh (Ilman dan Cita, 2016) menyatakan bahwa penggunaan infrastruktur listrik di Kabupaten Sumbawa berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Jumlah konsumsi listrik yang meningkat, merepresentasikan adanya penggunaan konsumsi listrik khususnya untuk industri yang semakin meningkat. Peningkatan penggunaan listrik tersebut memberikan dampak pada peningkatan produktivitas produksi yang ditandai dengan adanya peningkatan output dan outcome. Peningkatan tersebut akan terakumulasi pada pendapatan diberbagai sektor yang menggunakan infrastruktur
11
listrik. Peningkatan ekspansi produksi tersebut akan secara langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Hasil yang berbeda ditemukan oleh Ramadhani Maskur et al. (2017) yang menyatakan bahwa infrastruktur listrik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Kendari. Hal ini diakibatkan oleh pembangunan pembangkit listrik yang selama ini dibangun belum bisa menjangkau daerah-daerah yang berpotensi untuk adanya alat-alat produksi yang menggunakan energi listrik pada setiap hasil produksi maupun produk yang akan dipasarkan.
Selain infrastruktur jalan dan listrik yang mempengaruhi proses pertumbuhan PDRB, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga sangat berperan terhadap perekonomian yang dapat diharapkan meningkatkan pendapatan perkapita.
Penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan pembangunan, sehingga investasi pada hakekatnya juga merupakan awal kegiatan pembangunan ekonomi.
Pembentukan penanaman modal juga mendapat perhatian dan penekanan oleh Buhaerah (2018) yang menyatakan bahwa investasi swasta memainkan peran penting dalam membentuk pola pembangunan di daerah. Posumah (2015) mengungkapkan bahwa adanya investasi masuk kedalam suatu daerah maka akan sangat mempengaruhi pendapatan nasional karena akan menciptakan lapangan pekerjaan dan juga akan menyerap tenaga kerja khususnya lokal. Adapun dalam peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 yaitu untuk mempercepat penyediaan infrastruktur pemerintah memberikan dukungan dengan memberikan kompensasi dalam bentuk kerja sama investasi, subsidi, garansi dan penghapusan pajak.
12
Menurut Sarwedi (2002) menjelaskan bahwa investasi langsung baik dalam atau luar negeri dapat menjamin kelangsungan pembangunan yang diakibatkan penanaman modal, dibandingkan dengan bentuk investasi lain yang berupa aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya investasi langsung di suatu wilayah (provinsi) akan diikuti dengan transfer teknologi, kemampuan manajemen, serta resiko usaha yang relatif kecil dan lebih mengguntungkan. Investasi merupakan faktor penting untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah (provinsi). Berikut adalah nilai realisasi PMDN di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera tahun 2018-2019:
Sumber: BPS (Badan Pusat Statistika), 2020
Gambar 4. Nilai Realisasi PMDN di Provinsi-Provinsi di Pulau Sumatera Tahun 2018-2019 (milyar rupiah).
Pada Gambar 4 merepresentasikan realisasi nilai PMDN di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2018-2019. Pada tahun 2019, nilai realisasi PMDN Riau merupakan nilai terbesar diantara provinsi-provinsi lainnya. Dinas Penanaman Modal provinsi Riau dalam pernyataannya di Sumatra Bisnis (2020) mengatakan
5.970 6.372 2.909 6.056 3.877 5.520 603 550 2.315 602
3.607 1.749 3.027 7.092 3.437 4.921 558 438 2.429 662
- 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
2018 2019
13
bahwa nilai PMDN provinsi Riau sebesar 7.092 milyar rupiah merupakan pencapaian terbesar dibandingkan 4 periode sebelumnya. PMDN di provinsi Riau pada tahun 2019 didominasi dari sektor perkebunan dan transportasi. Walaupun pada tahun 2019 Riau dilanda bencana kabut asap akibat Karhutla, para investor tetap yakin dan percaya ingin menanamkan modalnya di Riau dengan ekspektasi Riau adalah wilayah dengan potensi besar untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut.
Penelitian yang dilakukan oleh Wihda dan Poerwono (2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara PMDN dan pertumbuhan ekonomi. Investasi yang dilakukan oleh investor dalam negeri dalam bentuk fisik seperti membuka pabrik baru dan pembelian peralatan modal selain meningkatkan produktivitas, juga dapat membuka kesempatan kerja baru yang akan menyerap tenaga kerja pada wilayah tersebut. Penyerapan tenaga kerja akan memperbaiki kondisi kesejahteraan masyarakat sekitar karena mempunyai sumber pendapatan baru yang akan secara langsung meningkatkan pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Jonaidi (2012), PMA (Penanaman Modal Asing) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Investasi langsung yang dilakukan oleh negara lain baik secara fisik maupun finansial, dapat membantu mendanai berbagai sektor yang kekurangan dana.
Investasi asing ini juga banyak membuka lapangan kerja baru sehingga angka pengangguran dapat berkurang. Selain itu, masuknya investasi asing biasanya disertai dengan transfer teknologi. Pengetahuan teknologi baru yang dibawa ke
14
Indonesia lama-kelamaan akan dikembangkan pula di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan pula para investor asing akan bekerjasama dengan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Keterlibatan UMKM ini tentunya akan mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat. UMKM atau perusahaan dalam negeri juga berpeluang untuk memasarkan produknya ke pasar internasional. Kondisi ini akan memperbaiki kondisi pertumbuhan perekonomian wilayah tersebut.
Hal yang berbeda ditemukan oleh Mentari et al. (2016) yang menyatakan bahwa PMA mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan pada pertumbuhan PMA belum mampu mempengaruhi sepenuhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan teori pertumbuhan endogen, pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah modal akan tetapi ada faktor lain yang juga penting yaitu sumber daya manusia, dan teknologi (Dornbuch, 2008). Pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat (NTB) lebih dipengaruhi oleh faktor human capital karena struktur perekonomian NTB yang masih didominasi oleh sektor pertanian memiliki kontribusi besar dalam menyerap tenaga kerja yang tersedia. Sehingga sebagian besar angkatan kerja yang tersedia bekerja pada sektor pertanian dan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di NTB.
Rata-rata kondisi infrastruktur di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera menunjukkan perkembangan dan peningkatan, baik infrastruktur jalan maupun listrik.
Perkembangan pada infrastruktur jalan diduga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dari sektor investasi dan konsumsi. Ketika kondisi jalan dan listrik yang baik, proporsional, dan memadai sesuai kebutuhan, maka akan memperlancar
15
proses produksi dan berpengaruh pada peningkatan penjualan serta produktivitas.
Kondisi ini akan membuat investasi mudah masuk ke dalam wilayah tersebut karena menjanjikan investasi memiliki return of investment yang baik. Investasi asing khususnya akan berdampak pada perluasan kesempatan kerja dan pertukaran teknologi yang akan mempengaruhi pada pertumbuhan perekonomian suatu wilayah. Tetapi dapat dilihat pada kondisi pertumbuhan ekonomi di provinsi- provinsi mengalami fluktuasi yang cukup signifikan disetiap tahunnya ditengah- tengah pergerakan kondisi infrastruktur dan investasi yang baik. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis peran infrastruktur dan Penamanan Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan PDRB di Pulau Sumatera tahun 2013-2019.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh infrastruktur jalan terhadap laju pertumbuhan PDRB di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2013-2019?
2. Bagaimana pengaruh infrastruktur listrik terhadap laju pertumbuhan PDRB di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2013-2019?
3. Bagaimana pengaruh PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) terhadap laju pertumbuhan PDRB di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2013- 2019?
4. Bagaimana pengaruh infrastruktur jalan, infrastruktur listrik, dan PMDN secara bersama-sama terhadap laju pertumbuhan PDRB di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2013-2019?
16
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh infrastruktur jalan terhadap laju pertumbuhan PDRB di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2013-2019.
2. Untuk mengetahui pengaruh infrastruktur listrik terhadap laju pertumbuhan PDRB di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2013-2019.
3. Untuk mengetahui pengaruh PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) terhadap laju pertumbuhan PDRB di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2013-2019.
4. Untuk mengetahui pengaruh infrastruktur jalan, infrastruktur listrik, dan PMDN secara bersama-sama terhadap pertumbuhan PDRB di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera pada tahun 2013-2019?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharpkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk pemerintah dalam membuat kebijakan.
3. Untuk meningkatkan pengembangan dan pengetahuan, mengenai infrastruktur, investasi, dan PDRB di Pulau Sumatera.
4. Sebagai sumber refrensi penelitian dan penulisan karya ilmiah yang relevan dengan bidang ekonomi, sehingga dapat bermanfaat untuk pengembangan diri.
17
5. Dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mempergunakan konsep dan gagasan baru yang dihasilkan penelitian mengenai perkembangan infrastruktur.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Teori Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dan jasa dalam suatu wilayah, menerapkan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit ekonomi.
PDRB sendiri dapat diartikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah (BPS, 2019). Dimana dengan adanya data-data tersebut akan sangat membantu dalam pengambil kebijakan perencanaan dan evaluasi sehingga pembangunan tidak salah arah.
PDRB dibedakan menjadi dua yaitu PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dan dihitung menurut harga tahun dasar tertentu. PDRB atas dasar harga berlakumenunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dan dihitung menurut harga tahun berjalan. Ada tiga metode perhitungan yang digunakan, yaitu sebagi berikut:
1. Dari segi produksi, PDRB merupakan jumlah nilai produk barang-barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi disuatu daerah dalam jangka waktu tertentu.
19
2. Dari segi pendapatan, PDRB merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimkasud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan. Selain variabel-variabel tersebut penyusutan pajak tidak langsung dan subsidi. Merupakan bagian yang harus diperhitungkan dalam penyusutran PDRB melalui pendekatan ini.
3. Dari segi pengeluaran, PDRB merupakan jumlah pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumah tangga, lembaga sosial swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan model tetap domestic bruto, perubahan stok dan ekspor neto merupakan selisih ekspor dikurang impor.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur penentu utama dalam proses pembanguanan daerah dan mempunyai implikasi kebijakan yang cukup luas.
Sasaran utama pertumbuhan ekonomi adalah menjelaskan mengapa suatu daerah dapat tumbuh cepat danada pula yang tumbuh lambat, pertumbuhan ekonomi juga menjelaskana bagaimana hubungan antara pembanguanan ekonomi nasional dan ketimpangan antara daerah (Sjafrizal, 2012). Menurut Mankiw (2013) pertumbuhan ekonomi diukur dengan Gross Domestic Product (GDP).
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari kenaikan output perkapita dalam jangka waktu yang panjang. Pertumbuhan ekonomi disini meliputi 3 aspek yaitu (Boediono, 1992):
1. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses (aspek ekonomis)
2. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaiakan output perkapita,
20
dalam hal ini ada 2 aspek penting yaitu output dan jumlah penduduk
3. Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu jangka panjang.
Dikatakan tumbuh bila dalam jangka panjang waktu yang cukup lama (5 tahun) mengalami kenaiakan output. Perekonomian berkembang, berubah dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan ekonomi seringkali menjadi focus utama dalam penataaan pemerintah. Sebab aspek ekonomi ini pula yang menjadi tolak ukur utama kesejahteraan rakyat. Tentunya, kesejahteraan rakyat ini menjdai salah satu tujuan utama dari pencapaian kepentingan nasional. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu pembangunan adalah keberhasilan pembangunan. Tujuan yang paling penting dari suatu pembangunan adalah pengurangan tingkat kemiskinan yang dapat dicapai melalui pertumbuhan ekonomi dan/atau melalui redistribusi pendapatan. Hal ini dilandasi pada teori trickle-down effect (Arthur Lewis, 1954)
a. Teori Pertumbuhan Klasik
Teori ini dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus, dan John Stuart Mill. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh empat faktor yaitu jumlah penduduk, jumlah barang modal, faktor luas tanah, kekayaan alam serta teknologi yang digunakan. Pertumbuhan ekonomi tergantung banyak faktor, ahli-ahli ekonomi klasik terutama menitikberatkan perhatian kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan pertubuhan ekonomi. Apabila terdapat kekurangan penduduk dan kekayaan alam yang relatif berlebih, maka tingkat pengembalian modal dari investasi semakin tinggi dan para investor semakin banyak mengalami keuntungan, sehingga menimbulkan investasi baru
21
serta pertumbuhan ekonomi akan terwujud. Apabila jumlah penduduk sudah terlalu banyak, pertambahnnya akan menurunkan tingkat negatif, sehingga kemakmuran masyarakat akan menurun (Sukirno, 2004).
Menurut Adam Smith dalam buknya “An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations” (1776), mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis. Terdapat dua aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi. Pertama, pertumbuhan output total (GDP) dan pertumbuhan penduduk. Dalam pertumbuhan output, Adam Smith melihat sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu:
1. Sumber daya alam yang merupakan wadah paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah sumber daya alam yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian.
2. Sumber daya manusia (jumlah penduduk) merupakan peran pasif dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja.
3. Stok modal merupakan unsur produksi yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan output. Laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi faktor- faktor produksinya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui beberapa sarana pendidikan pelatihan dan manajemen yang lebih baik.
b. Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik
Teori pertumbuhan neo klasik dikembangkan oleh Robert M. Sollow dan T. W.
Swan merupakan penyempurnaan teori klasik sebelumnya. Model Sollow- Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan
22
teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi (Tarigan, 2014). Pandangan ini didasarkan pada analisis klasik, bahwa perekonomian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas peralatan modal akan digunakan sepenuhnya sepanjang waktu.
Menurut teori neo-klasik pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi, tenaga kerja, akumulasi modal dan tingkat kemajuan teknologi (Arsyad, 2010). Analisis teori ini didasarkan atas asumsi-asumsi dari teori klasik yaitu bahwa perekonomian berada pada tingkat pekerjaan penuh (full employment) dan tingkat penggunaan penuh (full utilization) dari faktor-faktor produksinya. Model ini menjelaskan bahwa teknologi yang digunakan menentukan besarnya output yang diproduksi dari jumlah modal dan tenaga kerja tertentu. Teori pertumbuhan neon klasik yang disajikan dalam fungsi Cobb-Douglas menekankan peranan modal, tenaga serta teknologi sebagai faktor produksi. Menurut Sollow, pertumbuhan penduduk terdapat teknologi, walaupun teknologi masih dianggap sebagai faktor eksogen, demikian fungsi produksi dapat diformulasikan sebagai berikut:
Y = f(K, L, X E)
Dimana E merupakan variabel yang disebut efisiensi tenaga kerja. L X E mengukur jumlah para pekerja efektif yang memperhitungkan jumlah pekerja L dan efisiensi masing-masing pekerja. Fungsi produksi ini menyatakan bahwa ouput total Y bergantung pada jumlah modal unit K dan jumlah para pekerja efektif L X E, ini bermakna bahwa peningkatan efisiensi tenaga kerja E sejalan dengan peningkatan angkatan kerja L (Mankiw, 2013). Dalam model ini akan mendorong pertumbuhan
23
ekonomi untuk sementara, akan tetapi pengembalian modal yang kian mendorong pencapaian perekonomian yang mapan akan tergantung pada kemajuan teknologi.
c. Teori Pertumbuhan Baru (New Growth Theory)
Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen, pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Menurut Todaro (2006) teori ini menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh faktor produksi, bukan berasal dari luar faktor produksi. Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku ekonomi yang berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari sekedar bagian dari pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja, tetapi menyangkut sumber daya manusia.
Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi (economic growth). Definisi modal (capital) diperluas dengan memasukkan model ilmu pengetahuan dan model sumber daya manusia. Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal dari luar model (exogenous) tetapi teknologi merupakan bagian dari proses pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan endogen, peran investasi dalam modal fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan jangka panjang. Tabungan (saving) dan investasi (invesment) dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan (Mankiw, 2013).
3. Infrastrukur
Infrastruktur memiliki arti yang berbeda-beda tergantuk konteksnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan infrastruktur sebagai prasarana.
24
Adanya ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu hal yang penting dalam rangka pengembangan pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Pada umumnya infrastruktur telah dipahami sebagai suatu fasilitas publik, seperti jalan, rumah sakit, jembatan, jaringan air bersih, telepon dan sebagainya. Dalam ilmu ekonomi infrastruktur merupakan wujud dari publik kapital (modal kapital) yang dibentuk dari investasi yang dilakukan pemerintah. Infrastruktur dalam penelitian ini meliputi jalan, jembatan, dan sistem saluran pembuangan (Mankiw, 2013).
Definisi lain menggenai infrastruktur, yaitu bahwa pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional maupun regional. Infrastruktur juga memegaang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi dan investasi suatu Negara maupun daerah tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti trasportasi, tekomunikasi, sanitasi dan energi. Inilah yang menyebabkan pembanguanan infrastruktur menjadi fondasi dari pembangunan ekonomi berkelanjutan. Bertambahnya infrastruktur dan perbaikannnya oleh pemerintah diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi (Suratbo 2010).
Infrastruktur adalah aspek fisik dan finansial yang meliputi jalan raya, kereta api, pelabuhan laut, dan bentuk-bentuk sarana trasportasi dan komunikasi ditambah air bersih, listrik, dan pelayanan publik lainnya Todaro (2000). Ramirez dan Esfahani (1999) infrastruktur mempunyai dampak kuat terhadap pertumbuhan ekonomi.
Aschauer (1989) infrastruktur secara statisik signifikan mempengaruhi output.
25
Dalam World Bank Report, infrastruktur dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Infrastruktur Ekonomi merupakan asset fisik yang menyediakan jasa dan digunakan dalam produksi dan konsusmsi final meliputi public utilities (telekomunikasi, air minum, sanitasi, dan gas), publik works (bendungan, saluran irigasi, dan drainase) serta sektor trasportasi (jalan, kereta api, angkutan pelabuhan, dan lapangan terbang).
2. Infrastruktruktur sosial merupakan asset yang mendukung kesehatan dan keahlian masyarakat meliputi pendidikan (sekolah dan perpustakaan), kesehatan (rumah sakit, pusat kesehatan) sertarekreasi (taman, museum dan lain-lain).
3. Infrastruktur Administrasi/Institusi, meliputi penegerakan hukum, contoh administrasi dan koordinasi serta kebudayaan.
4. Infrastruktur Jalan
Infrastruktur jalan merupakan infrastruktur yang sangat dibutuhkan bagi traspotrasi darat. Fungsi jalan adalah sebagai pengubung antara wilayah satu dengan wilayah lainnya. Jalan merupakan infrastruktur yang paling berpran dalam perekonomiaan nasional. Besarnya mobilitas ekonomi tahun 2001 yang melalui jaringan jalan nasional dan provinsi rata-rata perhari dapat mencapai sekitar 201 juta kendaraan- kilometer (Bappenas, 2003). Jalan juga bertujuan untuk menunjang fungsi kota sebagi pusat pertumbuhan dan mendorong pemerataan pembangunan di dalam kota serta kaitan denga daerah pinggiran (perdesaan) (Sjafrizal, 2012). Jalan memiliki tujuan dan fungsi bagi perekonomian suatu wilayah. Tujuan dan fungsi tersebut, antara lain :
26
1. Dapat membuka akses atau jalan masuk dari suatu wilayah ke wilayah lain, yang disebut sebagai fungsi land acces. Fungsi ini sangat penting untuk meningkatkan PDRB dan mengurangi daerah yang tertinggal.
2. Jalan berfungsi untuk pelayanan masyarakat setempat (community service function). Pada fungsi ini jalan dapat memberikan jasa-jasanya dalamproses pendistribusian produk, pemasaran ataupun kegiatan-kegiatan masyarakat dan ekonomi lainnya.
3. Jalan dapat memberikan pelayanan bagi angkutan masyarakat jarak jauh dan antar kota atau wilayah, yang berfungsi sebagai interchange community and long distance transportation. Fungsi jalan ini penting bagi wilayah negara yang luas karena semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor khususnya angkutan jalan jauh.
5. Infrastruktur Listrik
Infrastruktur listrik merupakan hal yang tidak asing kita dengar di masyarakat umum, disetiap daerah pasti menggunakan listrik untuk kegiatan rumah tangga, perusahaan dan kegiatan lainnya, semua masyarakat didunia sangat tergantung dan selalu menggunakan listrik. Bayangkan saja jika ditengah tengah masyarakat tidak ada listrik maka akan menghambat aktivitas setiap masyarakat baik kegiatan didalam rumah maupun diluar rumah, seperti yang kita ketahui diera modern ini semua bergantung terhadap listrik kenapa tidak untuk memasak nasi, menyetrika baju, mengisi baterai handphone, laptop dan sejenisnya, mayoritas bergantung terhadap listrik bukan hanya sebagian masyarakat kecil saja yang menggunakan listrik akan tetapi perusahaan-perusahaan yang ada tidak bisa kita pungkiri bahwa perusahaan-perusahaan tersebut sangat bergantung terhadap listrik dikarenakan
27
kebanyakan perusahaan menggunakan tenaga teknologi maka dari itu listrik sangat dibutuhkan.
Maqin (2011) menyatakan bahwa infrastruktur listrik berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Penggunaan infrastruktur listrik terutama disektor industri merupakan suatu hal yang sangat penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, karena listrik dibutuhkan sebagai faktor utam dalam menunjang kegiatan proses produksi disektor manufaktur. Penggunaan listrik merupakan suatu hal yang sangat penting yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, karena listrik sangat dibutuhkan sebagai faktor utama dalam menunjang kegiatan proses produksi di sektor manufaktur (Amalia, 2007).
6. Investasi
Menurut Sukirno (2005) kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yaitu:
a. Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional, dan kesempatan kerja.
b. Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi.
c. Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.
Investasi di Indonesia dijamin keberadaannya dengan adanya Undang-undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Undang-undang No.6
28
Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Kedua undang- undang ini kemudian dilengkapi dan disempurnakan, dimana UU No. 1 Tahun 1967 tentang PMA disempurnakan dengan UU No. 11 Tahun 1970 dan UU No. 6 Tahun 1968 tentang PMDN disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 1970. Definisi Penanaman Modal Asing (PMA) antara lain sebagai alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.
Sedangkan definisi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Investasi pada hakekatnya merupakan awal kegiatan pembangunan ekonomi. Investasi dapat dilakukan oleh swasta, pemerintah atau kerjasama antara pemerintah dan swasta.
Investasi merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan untuk jangka panjang dapat menaikan standar hidup masyarakatnya (Mankiw, 2013). Dengan semakin besarnya investasi pemerintah pada barang publik maka diharapkan akan mendorong pertumbuhan sektor pertumbuhan sektor swasta dan rumah tangga dalam mengalokasikan sumberdaya yang ada di suatu daerah. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan makin meningkatnya PDRB.
B. Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian sebelumnya yang membahas mengenai infrastruktur jalan, infrastruktur listrik dan PMDN telah banyak dilakukan, baik di luar negeri maupun
29
di dalam negeri dengan metode dan hasil yang beragam. Berikut ini Tabel 4. yang menunjukkan ringkasan dari berbagai penelitian terdahulu.
Tabel 4. Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Metode Variabel Hasil Penelitian Aminah
(2017)
Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Data panel
Jalan, telepon, litrik, air (Variabel Independen) dan PDRB (Variabel dependen)
Variabel panjang jalan dan jumlah listrik memiliki pengaruh signifikan terhadap PDRB, sedangkan variabel jumlah listrik dan air tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Tri Wahyuni, 2009)
Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan Sosial
Terhadap Produktivitas Ekonomi di Indonesia
Data panel
PDRB riil per tenaga kerja sebagai (variabel independen), variabel jalan, listrik, air bersih, dan kesehatan sebagai (variabel dependen).
Infrastruktur jalan, listrik, dan kesehatan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas ekonomi di Indonesia.
Evanti Andriani S.
(2013)
Analisis Peran Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Barat
Data panel
Jalan, listrik, air bersih (variabel independen) dan PDRB (variabel dependen).
Infrastruktur jalan, listrik, dan air bersih memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Provinsi Jawa Barat
Zamzami (2014)
Analisis Pengaruh Infrastruktur
Data panel
Jalan, listrik, air, irigasi, pendidikan,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel panjang jalan,