• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)Kepada Yth: Seluruh Penyedia Jasa Keuangan SURAT EDARAN NOMOR 02 TAHUN 2021 TENTANG INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)Kepada Yth: Seluruh Penyedia Jasa Keuangan SURAT EDARAN NOMOR 02 TAHUN 2021 TENTANG INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN 1"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Kepada Yth:

Seluruh Penyedia Jasa Keuangan

SURAT EDARAN NOMOR 02 TAHUN 2021

TENTANG

INDIKATOR TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN TERKAIT TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

1. Latar Belakang

Sesuai dengan Pasal 41 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memiliki kewenangan untuk mengeluarkan pedoman guna membantu Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dalam mengidentifikasi transaksi keuangan yang mencurigakan berpotensi tindak pidana pencucian uang. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan tersebut, PPATK telah menetapkan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER- 11/ 1.02/ PPATK/ 06/ 2013 tentang Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-04 / 1.02 /PPATK/ 03/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER- 11 / 1.02/ PPATK/ 06/2013 tentang Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan dan Surat Edaran Kepala PPATK Nomor: SE-03/ 1.02/ PPATK/ 05/ 15 tentang Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan.

Dalam

(2)

pencucian uang yang diduga berasal dari tindak pidana di bidang perpajakan. Oleh karena itu, PPATK memandang perlu untuk menyusun indikator TKM sesuai dengan tren yang terjadi saat ini untuk membantu PJK dalam menganalisis ada atau tidaknya TKM terkait tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh Pengguna Jasa yang terdapat pada PJK.

Sehubungan dengan hal tersebut, PPATK menetapkan Surat Edaran ini sebagai pedoman yang diharapkan menjadi salah satu langkah PJK untuk optimalisasi upaya deteksi adanya indikasi TKM terkait tindak pidana di bidang perpajakan yang perlu dilaporkan sebagai Laporan TKM (LTKM) ke PPATK.

2. Maksud dan Tujuan

Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memudahkan PJK dalam melaksanakan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER- 11 / 1.02 / PPATK/ 06/ 2013 tentang Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-04/ 1.02 / PPATK/ 03/ 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER- 11 / 1.02 / PPATK/ 06 / 2013 tentang Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan, khususnya berkaitan dengan identifikasi TKM yang terkait tindak pidana di bidang perpajakan.

4

PJK ...

(3)

- 3 -

PJK harus berpedoman pada Surat Edaran ini dalam menetapkan indikator untuk melakukan identifikasi TKM atas transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa. Identifikasi TKM yang dilakukan secara memadai pada akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas laporan TKM yang disampaikan kepada PPATK sehingga memberikan nilai tambah dan bermanfaat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang di Indonesia, khususnya yang diduga berasal dari tindak pidana di bidang perpajakan.

PJK harus untuk menyusun, menetapkan, dan melakukan pemutakhiran atas parameter transaksi keuangan yang tidak wajar terkait indikator tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran ini, sebagai upaya optimalisasi dan efektivitas pelaksanaan Surat Edaran ini. Indikator TKM yang diatur dalam Surat Edaran ini merupakan satu kesatuan dengan indikator TKM lain yang telah diatur dalam Surat Edaran Kepala PPATK Nomor: SE-03/ 1.02/ PPATK/ 05/ 15 tentang Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan.

3. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;

b. Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan;

c. Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-11/ 1.02 / PPATK/ 06/2013 tentang Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-04/ 1.02 / PPATK/ 03 / 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-11/ 1.02 / PPATK/ 06 / 2013 tentang Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan; dan

A

.4"-cl. Surat ...

(4)

4. Isi Edaran

a. Identifikasi Adanya TKM Terkait Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan 1) Dalam rangka melakukan identifikasi adanya indikator TKM terkait

tindak pidana di bidang perpajakan, PJK harus memiliki atau mengetahui paling sedikit informasi, sebagai berikut:

a) Single Customer Identification File (CIF) untuk:

i. Rekening yang dimiliki oleh orang perseorangan;

ii. Rekening yang dimiliki oleh perusahaan; dan

iii. Rekening pribadi pemilik atau pengurus perusahaan,

yang menggambarkan profil, karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi pengguna jasa tersebut.

b) Informasi mengenai calon nasabah yang akan melakukan hubungan usaha yang disertai dengan adanya permintaan dari calon nasabah yang tidak wajar, antara lain permintaan pembukaan lebih dari satu rekening pada waktu yang bersamaan tanpa alasan yang jelas.

c) Informasi mengenai rekening yang dimiliki oleh orang perseorangan dengan rekening yang dimiliki oleh korporasi yang tidak sesuai dengan tujuan pembukaan rekening atau merupakan transaksi yang tidak wajar.

d) Informasi mengenai ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas berwenang yang mengatur terkait perpajakan.

/

it e) informasi ...

(5)

- 5 -

e) Informasi mengenai orang perseorangan atau korporasi yang diduga terkait atau terkait dengan tindak pidana di bidang perpajakan, termasuk orang perseorangan atau korporasi yang tercantum dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) terkait tindak pidana di bidang perpajakan yang sumbernya berasal dari internal PJK, informasi media massa, open source, penegak hukum, otoritas yang berwenang, dan sumber informasi lain yang dapat dipertanggungj awabkan.

2) Dalam hal berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan oleh PJK, calon nasabah/ nasabah yang akan membuka rekening termasuk berisiko tinggi, maka PJK harus menerapkan Uji Tuntas Lanjut (Enhanced Due Diligence) dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan mengenai penerapan prinsip mengenali pengguna jasa atau penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengawas dan Pengatur.

3) Dalam melakukan identifikasi adanya indicator TKM, PJK harus melakukan upaya-upaya paling kurang sebagai berikut:

a) Memiliki prosedur penerimaan calon nasabah, yang akan membuka rekening disertai dengan permintaan dari calon nasabah yang tidak la7im, antara lain permintaan pembukaan lebih dari satu rekening pada waktu yang bersamaan tanpa alasan yang jelas.

b) Memiliki sistem pemantauan yang mampu mengidentifikasi adanya pemindahan dana melalui pemindahbukuan, maupun setoran dan penarikan tunai, antara rekening orang perseorangan dengan rekening perusahaan yang tidak sesuai dengan tujuan pembukaan rekening atau merupakan transaksi yang tidak wajar.

c) Menetapkan

(6)

tersebut. Selanjutnya, apabila terdapat transaksi yang melebihi threshold tersebut akan diidentifikasi sebagai transaksi yang tidak wajar (red flag).

d) Memahami profil, karakteristik atau kebiasaan pola transaksi dari Pengguna Jasa, termasuk underlying transaction setiap dana masuk dan dana keluar, guna mengidentifikasi transaksi yang tidak wajar.

e) Melakukan kunjungan (onsite visit) kepada pengguna jasa yang teridentifikasi melakukan transaksi tidak wajar, apabila diperlukan.

b. Indikator TKM Terkait Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan

Adapun indikator TKM terkait tindak pidana perpajakan, antara lain:

UNSUR

TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN

INDIKATOR

TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN

Transaksi yang menyimpang 1. Rekening pribadi, khususnya dengan dari profil, karakteristik atau profil swasta, digunakan untuk Kebiasaan Pola Transaksi transaksi bisnis/menampung hasil Pengguna Jasa yang penjualan dalam jumlah signifikan.

bersangkutan. 2. Rekening pribadi yang menerima pengalihan dana bersumber dari hasil perjudian di luar negeri.

3. Rekening pribadi pengurus/anggota keluarga pengurus/karyawan perusahaan menerima dana dalam jumlah signifikan dan/atau rutin dari perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja, dan/atau dari

—Vt. UNSUR ...

(7)

UNSUR

TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN

INDIKATOR

TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN

pihak-pihak yang memiliki kesamaan profil usaha dengan perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja, misalnya penggunaan rekening pribadi untuk pembayaran hasil ekspor, penggunaan rekening pribadi untuk menjadi rekening penampung pembayaran mesin EDC milik perusahaan.

Peningkatan volume transaksi dari rata-rata transaksi sebelumnya, dengan indikator sebagai berikut:

a. peningkatan volume transaksi per tahun (lebih dari 3 kali lipat) dari volume transaksi tahun sebelumnya; dan/atau

b. peningkatan nilai transaksi (lebih dari 3 kali lipat) dari rata-rata transaksi sebelumnya, misalnya peningkatan signifikan setoran tunai ke rekening pihak yang melakukan transaksi keuangan dimana pihak tersebut biasanya menerima pembayaran non tunai.

Transaksi keuangan yang dilakukan jauh melebihi kemampuan bertransaksi/ bisnis/ indikator

- 7 -

/ \i UNSUR ...

(8)

lainnya yang dinyatakan dalam formulir pembukaan rekening.

6. Transaksi keuangan tidak konsisten dengan profil pemilik rekening, misalnya, rekening individu bertransaksi dengan rekening perusahaan dalam frekuensi tinggi.

7 Transaksi keuangan terkait instruksi pembayaran dengan mutasi transaksi keuangan yang melibatkan banyak pihak (layering) dan cenderung berbeda dari praktek bisnis pada umumnya atau menyimpang dari kelaziman suatu industri beroperasi, misalnya ketidakla7iman antara lain penggunaan transaksi tunai pada perdagangan internasional dan e- commerce.

Transaksi pembayaran remunerasi dalam jumlah signifikan dan biasanya dibayarkan untuk jenis layanan tertentu.

Pengguna Jasa melakukan transaksi dengan tidak memperhatikan keuntungan/ kerugiannya, misalnya mengabaikan tingkat keuntungan dari komisi yang lebih tinggi, suku

1

. ---ttUNSUR ...

(9)

- 9 - UNSUR

TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN

INDIKATOR

TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN

bunga yang lebih tinggi dan lain sebagainya.

10. Transaksi keuangan dalam jumlah signifikan dilakukan pada rekening yang baru dibuka enam bulan sebelumnya.

11. Rekening perseorangan dengan profil pekerj aan swasta/ wiraswasta melakukan transaksi yang mencantumkan berita transaksi berkaitan dengan pajak, antara lain

"PPN", bayar pajak, konsultasi pajak, faktur, dan lain sebagainya.

12. Rekening perorangan dengan profil swasta, misalnya profil Direktur, pemilik perusahaan, atau pegawai swasta melakukan transaksi yang diantaranya mencantumkan berita transaksi yang diduga terkait dengan operasional / bisnis Perusahaan, antara lain operasional, pembayaran dan pembayaran faktur, supplier, dan lain sebagainya.

13. Terdapat transaksi rutin dengan pihak yang memiliki profil usaha serupa dengan wajib pajak.

14. Terdapat transaksi atau setoran awal rekening perusahaan melebihi modal

/,\,r UNSUR

(10)

disetor yang tercantum dalam akta notaris pendirian perusahaan.

15. Nilai jaminan atas kredit yang diajukan jauh melebihi modal disetor yang tercantum dalam akta notaris pendirian perusahaan.

16. Pembayaran dividen lebih dari 1 kali dalam periode yang sama.

17. Penggunaan bisnis usaha yang menggunakan intensif transaksi tunai.

18. Adanya transaksi yang signifikan dengan pihak terafiliasi, transaksi seperti ini diduga merupakan modus transfer pricing untuk mengecilkan beban pajak salah satu perusahaan afiliasi.

19. Transaksi yang berbeda jauh dengan periode sebelumnya yang berpotensi adanya biaya fiktif.

20. Perusahaan termasuk dalam kawasan berikat, tetapi banyak melakukan transaksi penjualan atau menerima dana dengan pihak dalam negeri.

21. Perusahaan/ orang pribadi menerima dana dalam jumlah signifikan tanpa ada underlying transaction yang jelas

i

_\;rUNSUR ...

(11)

UNSUR

TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN

INDIKATOR

TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN

dari luar negeri. Hal ini berpotensi wajib pajak tidak membayarkan PPh.

22. Perusahaan yang menjual barang ekspor namun dalam rekeningnya tidak pernah atau jarang menerima pembayaran dari luar negeri.

23. Pengguna jasa melakukan transaksi keuangan yang cukup signifikan di luar informasi yang disampaikan pada profil pembukaan rekening, tanpa disertai informasi mengenai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang bersangkutan.

24. Transaksi U-turn dalam dengan pihak yang sama dan/atau pihak terafiliasi, di luar negeri, terutama dengan negara yang memiliki tingkat pajak lebih rendah dari Indonesia sebagaimana daftar Corporate Tax Haven Index, dan transaksi ini dilakukan secara berulang-ulang.

25. Penerbitan obligasi dimana pembelinya adalah perusahaan terafiliasi yang terdaftar dari tax haven country.

26. Pengguna Jasa membeli kendaraan yang masuk dalam kategori barang sangat mewah dan/atau barang

UNSUR

(12)

dengan nilai satuan/kumulatif lebih dari Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dengan menggunakan nama orang lain guna menghindari PPh atau menghindari pajak progresif.

27. Terdapat transaksi keuangan Pengguna Jasa dengan tujuan transaksi pembelian properti yang jumlahnya lebih tinggi dari akta jual beli.

28. Terdapat pengiriman dana dengan jumlah signifikan dari rekening perusahaan ke pihak ketiga di luar struktur pengurus / pemilik perusahaan. Terutama bila pengiriman dana dilakukan pada saat usaha/perusahaan ingin melaporkan saldonya di akhir bulan Desember atau tahun pajak.

29. Terdapat pemindahan dana dengan jumlah signifikan ke pihak yang sama dan/ atau pihak yang terafiliasi dengan perlakukan pajak khusus seperti rekening Yayasan, LSM, NPO, Mahasiswa dan Pensiunan.

30. Pemanfaatan rekening atas nama anggota keluarga atau rekening dengan jenis rekening pribadi yang

i

,iir UNSUR

(13)

- 13 - UNSUR

TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN

INDIKATOR

TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN

digunakan oleh entitas bisnis untuk menerima atau mengelola dana dari hasil usaha dengan nilai yang signifikan, untuk menerima dana dari hasil usaha, dengan pola transaksi penarikan tunai dan penyetoran tunai dimana transaksi tersebut sebenarnya bisa dilakukan dengan transaksi pemindahbukuan.

Transaksi yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh PJK sesuai dengan ketentuan UU TPPU.

31. Transaksi pengalihan dana dalam jumlah kecil dan sering serta dalam waktu yang berdekatan dalam jumlah signifikan dan/ atau rutin dari rekening perusahaan ke rekening individu yang tercatat sebagai pengurus / karyawan/ pemilik/

pemegang saham, dengan pola penarikan tunai dan penyetoran tunai yang seyogyanya merupakan transaksi pemindah bukuan.

Transaksi yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.

32. Terdapat dugaan pemalsuan identitas seperti penggunaan NPWP dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) fiktif.

33. Transaksi maupun saldo rekening dalam jumlah signifikan milik pihak yang namanya tercantum dalam open

sources yang dapat

dipertanggungj awabkan

UNSUR

(14)

kebenarannya, misalnya Panama papers.

Transaksi yang diminta oleh 34. Transaksi Keuangan yang diminta PPATK untuk dilaporkan oleh oleh PPATK karena Pengguna Jasa PJK karena melibatkan Harta telah ditetapkan sebagai Kekayaan yang diduga berasal tersangka/ terdakwa dalam kasus dari hasil tindak pidana. tindak pidana di bidang perpajakan.

35. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang diminta oleh PPATK karena keterkaitannya dengan Transaksi lain terkait tindak pidana di bidang perpajakan yang sedang dalam proses analisis maupun pemeriksaan oleh PPATK.

36. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang diminta oleh PPATK atas dasar penyelidikan atau penyidikan terkait tindak pidana di bidang perpajakan yang sedang dilakukan oleh aparat penegak hukum.

Meskipun indikator-indikator TKM yang dicantumkan oleh PPATK diidentifikasi dari kasus-kasus tindak pidana pencucian uang dan/ atau tindak pidana di bidang perpajakan, namun beberapa indikator TKM tersebut dapat berlaku secara umum, dan tidak bersifat spesifik untuk mendeteksi TKM dari tindak pidana di bidang perpajakan saja. Oleh karena itu, PJK diminta untuk melakukan langkah-langkah identifikasi, verifikasi, dan pemantauan transaksi keuangan dari setiap pengguna jasanya, serta melakukan analisis terhadap profil dan transaksi yang /4 diduga ...

(15)

- 15 -

diduga terkait tindak pidana secara akurat dan memadai guna mendeteksi adanya potensi tindak pidana pencucian uang dan/atau tindak pidana di bidang perpajakan.

c. Contoh Kasus

Selain memuat indikator TKM, Surat Edaran ini juga memuat contoh kasus agar dapat memberikan pemahaman bagi PJK dalam menentukan suatu transaksi merupakan TKM terkait tindak pidana di bidang perpaj akan .

1. Contoh 1 - Pengguna Jasa individu melakukan transaksi dengan Tax Haven Country dan penggunaan rekening pribadi untuk transaksi bisnis

Profil Pengguna Jasa:

Nama : GUS

Tempat Tanggal Lahir : Bandar lampung, 25 Maret 1975 Pekerjaan : Pedagang Hasil Bumi

Tujuan pembukaan rekening : Menabung Penghasilan per bulan : Rp10.000.000,-

Jenis rekening : Tabungan perseorangan Pola transaksi:

a. Dana Masuk (K)

- Berdasarkan penelusuran aktivitas rekening selama periode tahun 2016 - 2017, volume transaksi dana masuk cukup tinggi yang didominasi transfer dari pihak-pihak dengan profesi sebagai pedagang atau pengusaha.

Terdapat transfer masuk signifikan dari rekening Gus Singapore Trading dan SIS PTE Ltd yang berlokasi di Singapura dengan rekapitulasi sebagai berikut:

4

-11;• TAHUN ...

(16)

2016 Total 105 2.548.702.344.271 2017 GUS SINGAPORE TRADING 50 460.297.322.519

SIS PTE Ltd 60 794.671.848.391

2017 Total 110 1.254.969.170. 910

b. Dana Keluar (D)

Berdasarkan penelusuran aktivitas rekening selama periode tahun 2016 - 2017, volume transaksi dinilai cukup tinggi yang didominasi transfer/ pemindahbukuan dana ke berbagai pihak dengan profesi sebagai pedagang atau pengusaha serta perpindahan dana antar rekening milik istri, anak dan menantu GUS.

Terdapat beberapa kali transaksi ke Gus Singapore Trading dan SIS PTE Ltd yang berlokasi di Singapura dengan rekapitulasi sbb:

TAHUN NAMA PENERIMA FREKUENSI TOTAL (Rp) 2016 GUS SINGAPORE TRADING 60 1.485.793.497.250

SIS PTE Ltd 40 20.856.014.929

ADE JAYA 30 10.615.068.750

LIE ANDAMAN 15 2.059.446.500

2016 Total 145 1.519.324.027.429

2017 GUS SINGAPORE TRADING 70 376.134.580.500

SIS PTE Ltd 50 43.152.489.750

LIE ANDAMAN 20 4.751.558.350

ADE JAYA 10 452.149.000

2017 Total 150 424.490.777.600

- Terdapat transaksi perpindahan dana ke rekening milik SIS di bank lain, transfer ke rekening PT Makmur Valasindo dengan keterangan transaksi "USD dan SGD" dan transfer ke pihak- pihak dengan profesi sebagai pengusaha hasil bumi.

LW

Indikator ...

(17)

- 17 - Indikator Mencurigakan

- GUS tercatat memiliki profil sebagai pedagang dengan penghasilan per bulan Rp10.000.000,- namun volume transaksi rekening jauh melebihi kemampuan penghasilan tersebut.

- Informasi pada formulir pembukaan rekening menyebutkan jenis rekening yang dibuka adalah rekening tabungan perorangan namun demikian berdasarkan penelusuran aktivitas mutasi diketahui melakukan transaksi dengan pihak-pihak berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha dalam intensitas yang tinggi dan signifikan.

- Terdapat transaksi transfer masuk dari Singapura dengan intensitas tinggi dan signifikan. Pada Tahun 2016, total dana masuk dari Singapura tercatat sebesar Rp2.548.702.344.271,- dan pada Tahun 2017 tercatat sebesar Rp1.254.969.170.910,- yang berasal dari dua entitas, yakni Gus Singapore Trading dan SIS PTE Ltd.

- Terdapat transaksi transfer keluar ke Singapura dengan intensitas tinggi dan signifikan. Pada Tahun 2016, total dana keluar ke Singapura tercatat sebesar Rp1.519.324.027.429,- dan pada Tahun 2017 tercatat sebesar Rp424.490.777.600,- yang ditujukan ke pihak-pihak antara lain Gus Singapore Trading, SIS PTE Ltd, Lie Andaman dan Ade Jaya.

- Account officer bank menginformasikan bahwa GUS merupakan pengusaha di bidang hasil bumi dan memiliki perusahaan keluarga yang telah dikelola oleh anak-anaknya.

- Informasi open source melalui situs wikileaks.com menyebutkan Gus Singapore Trading dan SIS PTE Ltd dimiliki oleh Hope Trust yang berada di British Virgin Island (tax haven country) dan pemegang saham mayoritas Hope Trust adalah pasangan berkebangsaan Indonesia yaitu GUS dan SIS.

/,tir - Informasi ...

(18)

perusahaan afiliasi yang berlokasi di Singapura untuk mengurangi total beban pajak group perusahaan tersebut.

- Pengurangan beban pajak perusahaan diduga menggunakan modus lainnya, yakni mentransfer sebagian keuntungan perusahaan ke Singapura melalui rekening pribadi pemilik.

Adapun transaksi-transaksi tersebut tidak tercatat pada rekening perusahaan sehingga diduga perusahaan melaporkan omset usaha jauh lebih kecil dari yang seharusnya dilaporkan di SPT tahunan. Adanya informasi bahwa tarif pajak di Singapura jauh lebih kecil dari tarif pajak Indonesia menguatkan dugaan adanya indikasi penghindaran pajak tersebut.

- Adanya informasi lainnya berupa kepemilikan perusahaan afiliasi yang berada di Singapura dan diketahui dimiliki oleh GUS dan keluarga.

Kesimpulan/Tindak Lanjut

Transaksi tersebut memenuhi unsur TKM karena GUS menggunakan rekening individu untuk menampung kegiatan bisnis perusahaan sehingga mengurangi total beban pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan miliknya.

2. Contoh 2 - Pengalihan dana ke rekening pihak ketiga menjelang akhir periode pelaporan pajak

Profil Pengguna Jasa

Nama Lengkap : RT

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Februari 1970 Pekerj aan : Pemilik dan Direktur PT AK

Bidang Usaha : Distributor Barang-Barang Elektronik

24

Alamat ...

(19)

- 19 - Surabaya Alamat Kantor

Penghasilan Rp100.000.000,-/bulan

RT merupakan Pemilik dan Direktur PT AK yang bergerak di bidang usaha distributor barang-barang elektronik membuka rekening tabungan di Bank A pada tanggal 3 Februari 2018 di cabang Surabaya. Pada saat pembukaan rekening RT menyatakan dalam formulir pembukaan rekening bahwa tujuan pembukaan rekening adalah untuk menabung, dan sumber penghasilannya hanya berasal dari gaji dan tunjangan.

Pola Transaksi a. Dana Masuk (K)

- Pada rekening RT terdapat transaksi dana masuk (K) beberapa kali dalam nominal transaksi antara ratusan juta hingga milyaran rupiah dengan keterangan/ underlying transaction berupa hasil penjualan, handphone Surabaya, televisi 30-inch, payment, dan keterangan-keterangan transaksi lain yang terkait dengan penjualan barang-barang elektronik.

- Pada rekening RT terdapat transaksi dana masuk (K) beberapa kali dalam nominal transaksi antara ratusan juta hingga milyaran rupiah dari perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang peralatan elektronik dan/atau peralatan rumah tangga. Selain itu, RT juga menerima dana masuk (K) dari orang perseorangan yang merupakan pemilik dan/atau karyawan yang memiliki profil pekerjaan dibidang penjualan peralatan elektronik dan/atau peralatan rumah tangga.

- Pada ...

(20)

perusahaan yang bergerak dalam bidang peralatan elektronik dan peralatan rumah tangga dan/ atau orang perseorangan yang bekerja dibidang peralatan elektronik dan/ atau peralatan rumah tangga.

- Setiap menjelang akhir tahun pelaporan perpajakan yaitu sekitar bulan November-Desember (setiap akhir tahun), rekening RT terdapat transaksi dana masuk (K) dari PT AK melalui transfer/ pemindahbukuan/ pencairan cek/BG tanpa underlying transaksi yang jelas.

b. Dana Keluar (D)

- Pada rekening RT, setelah mendapatkan dana masuk (K) sebagaimana yang terdapat pada poin a diatas, kemudian dilakukan penarikan tunai/ penarikan dengan cek pada hari yang sama atau pada hari berikutnya setelah menerima dana masuk (K) tersebut.

- Pada rekening RT, setelah mendapatkan dana masuk (K) sebagaimana yang terdapat pada poin a diatas, kemudian melakukan transaksi dana keluar (D) dalam ratusan juta hingga milyaran rupiah berupa mentransfer/

memindahbukukan/ RTGS keluar ke pihak-pihak lain yang terafiliasi dengan RT seperti karyawan-karyawan PT AK dan/ atau keluarga RT.

- Pada saat pembukaan rekening, RT membuat surat pernyataan tentang penunjukan pihak ketiga yang tidak ada hubungan kekeluargaan untuk bertindak atas nama RT dalam melakukan penarikan tunai/ mentransfer atau melakukan penandatanganan terkait transaksi pada rekening RT.

/--Vi' - Pada ...

(21)

-21-

- Pada rekening RT terdapat transaksi dana keluar (D) ke PT AK pada Januari-Februari (setiap awal tahun) tanpa underlying atau tujuan transaksi yang jelas.

Indikator Mencurigakan

- Dana masuk (K) tidak sesuai dengan pembukaan rekening.

Tujuan pembukaan rekening RT adalah untuk menabung dan penghasilan berasal dari gaji dan tunjangan. Namun, berdasarkan profil pengirim dana diketahui dana masuk (K) tidak hanya berasal dari gaji dan tunjangan, akan tetapi sebagian besar dana masuk (K) berasal dari transaksi hasil usaha perusahaan.

- Menggunakan rekening pribadi untuk menampung hasil usaha perusahaan.

Transaksi pada rekening RT memenuhi unsur TKM, karena menggunakan rekening pribadi untuk menampung hasil usaha dari PT AK yaitu, transaksi-transaksi dana masuk (K) dari perusahaan yang bergerak dalam bidang peralatan elektronik dan/ atau peralatan rumah tangga dan orang perseorangan yang merupakan pemilik dan/ atau karyawan yang memiliki profil pekerjaan di bidang penjualan peralatan elektronik dan/ atau peralatan rumah tangga.

- Transaksi menjelang akhir tahun dan awal tahun perpajakan.

Transaksi pada rekening RT memenuhi unsur TKM, karena terdapat transaksi dana masuk (K) dari PT AK setiap menjelang akhir tahun pelaporan perpajakan yaitu sekitar bulan November sampai dengan Desember (setiap akhir tahun). Selanjutnya, pada awal tahun yaitu pada bulan Januari sampai dengan Februari terdapat transaksi dana keluar (D) ke PT AK tanpa underlying atau tujuan transaksi yang jelas.

/ lir - Penunjukan ...

(22)

yang tidak ada hubungan kekeluargaan untuk bertindak atas nama RT dalam melakukan penarikan tunai/ mentransfer atau melakukan penandatanganan terkait transaksi pada rekening RT.

Kesimpulan/ Tindak Lanjut

Transaksi tersebut memenuhi unsur TKM karena dari profil pengirim dana diketahui bahwa dana masuk tidak hanya berasal dari gaji dan tunjangan, akan tetapi sebagian besar dana tersebut berasal dari transaksi hasil usaha perusahaan. Pola transaksi dilakukan menjelang akhir tahun dan awal tahun perpajakan, serta menggunakan pihak ketiga yang tidak memiliki hubungan kekeluargaan untuk bertindak atas nama RT.

3. Contoh 3 - Nilai setoran awal dan/atau jaminan atas kredit lebih besar dari nilai modal disetor pada akta pendirian

Profil Pengguna Jasa:

Nama : PT. Cemerlang Makmur

Tanggal Pendirian Perusahaan : Karawang, 11 Januari 2019

Pekerjaan : Besi tua

Tujuan pembukaan rekening : Bisnis

Penghasilan per bulan : Rp100.000.000,-

Jenis rekening : Giro Perusahaan dan Pinjaman Modal kerja

Pola ...

(23)

- 23 - Pola Transaksi:

PT Cemerlang Makmur pada tanggal 1 Maret 2019 mengajukan pinjaman modal kerja ke Bank ABC senilai Rp10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah). Adapun salah satu syarat pengajuan pinjaman, PT Cemerlang Makmur menyampaikan akta pendirian perusahaan, laporan keuangan PT Cemerlang Makmur, dan jaminan ke bank guna dapat di proses lebih lanjut. Berdasarkan analisis kredit, PT Cemerlang Makmur dinilai layak untuk mendapatkan kredit sebesar nilai pengajuan yakni Rp10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) dan kredit dimaksud dicairkan ke rekening Giro milik PT Cemerlang Makmur. Analisis lebih lanjut diketahui bahwa aset yang dijaminkan oleh PT Cemerlang Makmur nilainya jauh melebihi modal disetor yang tertera pada akta pendirian perusahaan.

Informasi lainnya adalah informasi nilai laba bersih pada laporan keuangan in-house perusahaan jauh melebihi laporan yang dipublikasikan di website perusahaan.

Indikator Mencurigakan

- Nilai aset yang dijaminkan lebih besar dari nilai modal disetor perusahaan yang tertera di akta pendirian perusahaan.

- Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap laporan keuangan yang disampaikan untuk pengajuan kredit dengan laporan keuangan yang disampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak atau SPT yang dilaporkan perusahaan. Nilai laba yang tertera di laporan keuangan untuk pengajuan kredit lebih besar dari nilai penghasilan yang tertera di laporan keuangan yang dilaporkan ke kantor pajak atau yang terpublikasi di website Perusahaan mengindikasikan adanya TKM.

i ,\ir

Kesimpulan ...

(24)

pendirian perusahaan. Selain itu, informasi nilai laba bersih pada laporan keuangan in-house perusahaan jauh melebihi laporan yang dipublikasikan di website perusahaan.

4. Contoh 4 - Pembelian Saham Perusahaan Tertutup Profil Pengguna Jasa

Nama Perusahaan : PT Subur Makmur NPWP : 12.123.123.1-123.123

Alamat Perusahaan : Jalan Angin Ribut No. 157, Jakarta Utara

Susunan Kepemilikan Saham PT. Subur Makmur:

No. Nama Jabatan Jumlah Saham (Lembar)

Nilai Saham (Rp)

1. AS Komisaris 1.000 100.000.000

2. GH - 500 50.000.000

3. DR - 250 25.000.000

4. VB Komisaris 250 25.000.000

5. IY Direktur 1.250 125.000.000

6. WK - 750 75.000.000

7. PL Direktur 100 10.000.000

8. TD Komisaris Utama 8.000 800.000.000

9. EB Direktur 1.000 100.000.000

10. HJ Direktur Utama 1.000 100.000.000

Total 14.100 1.410.000.000

(25)

-25-

- PT Subur Makmur merupakan sebuah perusahaan start-up digital uang elektronik. Pada tanggal 16 September 2019, PT Subur Makmur diakuisisi sepenuhnya oleh PT Jaya Sejahtera. PT Jaya Sejahtera yang juga merupakan perusahaan start-up digital uang elektronik.

Dalam basis data Bank ABC, sumber penghasilan 10 (sepuluh) orang pemegang saham PT Subur Makmur berasal dari gaji dan tunj angan.

Pola Transaksi a. Dana Masuk (K)

Pada tanggal 14 September 2019, rekening PT Jaya Sejahtera di Bank ABC menerima dana sebesar Rp100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) dari PT Kaya Raya Ventura.

b. Dana Keluar (D)

Pada tanggal 16 September 2019, rekening PT Jaya Sejahtera mengirimkan dana ke seluruh rekening pribadi pemegang saham PT Subur Makmur. Nominal dana yang diterima pemegang saham sesuai dengan proporsi jumlah saham yang dimiliki, yaitu sebagai berikut:

Nama Presentase Kepemilikan (%) Dana Diterima (Rp)

AS 7,09 7.092.198.582

GH 3,55 3.546.099.291

DR 1,77 1.773.049.645

VB 1,77 1.773.049.645

IY 8,87 8.865.248.227

WK 5,32 5.319.148.936

PL 0,71 709.219.858

TD 56,74 56.737.588.652

EB 7,09 7.092.198.582

HJ 7,09 7.092.198.582

L

W TOTAL ...

(26)

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

- 26 -

TOTAL 100 100.000.000.000

Indikator Mencurigakan

Transaksi yang menyimpang kebiasaan.

Terdapat transaksi dengan jumlah signifikan yang berbeda dengan pola transaksi sebelumnya. PT Jaya Sejahtera menerima Rp100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dari PT Kaya Raya Ventura, dan 10 (sepuluh) orang pemegang saham menerima dana diluar gaji dan tunjangan.

Adanya indikasi penerimaan capital gain

Terdapat selisih yang cukup signifikan antara dana yang diterima dari PT Kaya Raya Ventura dengan nilai saham PT Subur Makmur yang tercatat dalam akta susunan kepemilikan saham perusahaan.

Kesimpulan/Tindak Lanjut

Transaksi tersebut memenuhi unsur TKM karena diketahui terdapat transaksi yang menyimpang dari kebiasaan yang dilakukan oleh PT.

Jaya Sejahtera setelah menerima dana dari PT. Kaya Raya yang mengindikasikan penerimaan capital gain kepada 10 orang pemegang saham PT. Subur Makmur dengan selisih nilai yang cukup signifikan dibandingkan dengan nilai saham PT. Subur Makmur yang tercatat dalam akta susunan kepemilikan saham perusahaan.

5. Contoh 5 - Usaha Tidak Berizin dan Penggunaan Rekening Pribadi Profil Pengguna Jasa

A. Profil Perusahaan:

Nama Perusahaan : CV. BK

NPWP : 12.345.678.9-123.000 Alamat Perusahaan

Jalan Pempek No.

Sumatera Selatan

1, Palembang,

/Ai B. Profil

(27)

- 27 - B. Profil Perseorangan 1

Nama : BS

NIK : 1002003101550001

NPWP : 11.222.333-4.555.000

Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 31 Januari 1955 Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pemilik CV. BK

Alamat Jalan Pempek No. 1, Palembang, Sumatera Selatan

C. Profil Perseorangan 2

Nama : CS

NIK : 1002003112600001

NPWP : 11.222.333-4.555.000

Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 31 Desember 1960 Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pemilik CV. BK Alamat

Jalan Pempek No. 1, Palembang, Sumatera Selatan

CV. BK terinformasi memiliki profil sebagai badan usaha yang bergerak di bidang supplier alat listrik dan spare part mesin.

Badan usaha tersebut didirikan dan dikelola oleh dua bersaudara, yaitu BS dan CS.

Berdasarkan analisis terhadap mutasi rekening atas nama CV.

BK, BS dan CS, diperoleh informasi bahwa transaksi-transaksi pada rekening tersebut tidak menggambarkan kegiatan usaha sebagaimana profil CV. BK. Transaksi-transaksi pada rekening tersebut lebih menggambarkan kegiatan usaha jasa pengiriman uang. Berdasarkan informasi dari website Bank Indonesia

Z

-V diperoleh...

(28)

jasa pengiriman uang yang dijalankan oleh CV. BK dimaksud.

Adapun penggunaan rekening pribadi oleh BS dan CS untuk melakukan kegiatan usaha jasa pengiriman uang yang patut diduga terindikasi untuk menghindari kewajiban pelaporan SPT kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Pola Transaksi a. Dana Masuk (K)

- Selama periode tahun 2015 sampai dengan 2018, transaksi masuk pada rekening CV. BK, BS dan CS didominasi oleh transfer dana perusahaan-perusahaan money changer. Selain itu, pada rekening BS dan CS terdapat transaksi masuk dalam jumlah signifikan dari PT W yang merupakan salah satu perusahaan jasa pengiriman uang terbesar di Indonesia.

- Dana masuk ke rekening atas nama CV. BK, BS dan CS berasal dari perusahaan-perusahaan money changer yang masing-masing transaksinya mencapai ratusan milyar rupiah, dengan total Rp1.000.000.000.000,- (satu triliun rupiah).

- Dana masuk ke rekening atas nama BS dan CS dari PT. W mencapai ratusan milyar rupiah.

- Selain itu, terdapat transfer dana dari CV. BK ke rekening atas nama BS dan CS yang transaksinya mencapai puluhan milyar rupiah.

Z ..40. .

b. Dana ...

(29)

- 29 - b. Dana Keluar (D)

Selama periode tahun 2015 sampai dengan 2018, pihak penerima dana terbesar dari rekening CV. BK, BS dan CS adalah perusahaan jasa pengiriman uang lain dengan nilai total ratusan milyar rupiah.

- Pihak-pihak penerima dana terbesar lainnya, yaitu ibu rumah tangga dan pihak-pihak yang diketahui memiliki profil sebagai TKI/TKW atau keluarga TKI/TKW dengan nilai total ratusan milyar rupiah, perusahaan tour dan travel dengan nilai total ratusan milyar rupiah dan PJTKI dengan nilai total puluhan milyar rupiah.

Indikator Mencurigakan

- Transaksi tidak sesuai dengan profil bidang usaha.

Transaksi pada rekening atas nama CV. BK tidak menggambarkan kegiatan usaha sesuai profil badan usaha tersebut sebagai supplier alat elektronik dan spare part mesin.

Transaksi tersebut lebih menggambarkan kegiatan usaha jasa pengiriman uang. CV. BK tidak memiliki izin usaha jasa pengiriman uang dari Bank Indonesia. CV. BK diduga terdapat keuntungan dari usaha tidak berizin tersebut dan patut diduga tidak melaporkan SPT kepada Direktorat Jenderal Pajak.

- Penggunaan rekening pribadi untuk kegiatan usaha dan penampungan keuntungan hasil usaha.

Transaksi pada rekening atas nama BS dan CS memiliki pola yang sama dengan rekening atas nama CV. BK dalam jumlah yang signifikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa rekening pribadi digunakan untuk kegiatan usaha CV. BK yang dapat mengaburkan nilai peredaran usaha CV. BK, sehingga luput dari perhitungan besaran pajak usaha sesungguhnya yang harus disetorkan oleh CV. BK.

it Selain ...

(30)

keuntungan perusahaan yang berusaha disamarkan ke dalam rekening pribadi. Keuntungan tersebut patut diduga tidak dilaporkan dalam SPT kepada Direktorat Jenderal Pajak, baik atas nama CV. BK maupun atas nama BS dan CS.

Kesimpulan/Tindak Lanjut

Transaksi memenuhi unsur TKM karena dari profil bidang usaha diketahui bahwa dana masuk tidak hanya berasal dari kegiatan usaha sesuai profil badan usaha tersebut tetapi lebih menggambarkan transaksi pengiriman uang dimana CV. BK tidak memiliki izin usaha jasa pengiriman uang. Penggunaan rekening pribadi atas nama BS dan CS untuk menampung keuntungan hasil usaha CV. BK dalam nilai nominal yang signifikan mengindikasikan pengaburan nilai perhitungan besaran pajak usaha yang sesungguhnya harus disetorkan oleh CV. BK.

6. Contoh 6 - Penggunaan Rekening Pribadi Profil Pengguna Jasa

A. Profil Perseorangan 1

Nama : HT

NIK : 1002003105550001

NPWP : 12.345.678-9.100.000 Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 31 Mei 1955 Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan

Pemilik PR RO dan Komisaris PR BK

Alamat

Jalan Bakwan No. 1, Malang, Jawa Timur

A,\;( B. Profil

(31)

- 31 - B. Profil Perseorangan 2

Nama : IW (istri dari HT)

NIK : 1002003110550001

NPWP : 12.345.678-9.100.000 Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 31 Oktober 1955 Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Pemilik PR TB dan Komisaris PR BK Alamat

Jalan Bakwan No. 1, Malang, Jawa Timur

C. Profil Perseorangan 3

Nama : CT (anak dari HT dan IW)

NIK : 1002003102780001

NPWP : 12.345.678-9.100.000 Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 31 Februari 1978 Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Direktur PR BK dan PR TB

Alamat Jalan Bakso No. 1, Malang, Jawa Timur

PR RO, PR BK, dan PR TB merupakan perusahaan industri rokok kretek milik HT dan keluarga (IW dan CT).

Berdasarkan analisis terhadap mutasi rekening atas nama HT, IW, dan CT, diperoleh informasi bahwa terdapat sejumlah transaksi pada rekening tersebut dengan pihak lawan transaksi yang juga memiliki profil sebagai pemilik atau pengurus pabrik rokok. Ketiga perusahaan industri rokok kretek di atas menggunakan rekening pribadi HT, IW, dan CT sebagai pengurus dan pemegang saham untuk menampung hasil usaha yang patut diduga tidak dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Badan kepada Direktorat Jenderal Pajak.

L

-tir Po la ...

(32)

masuk pada rekening HT, IW, dan CT didominasi oleh transfer dari perusahaan rokok di Batam dan beberapa pihak dengan profil usaha sebagai pemilik atau pengurus perusahaan industri rokok sebesar total Rp54.700.000.000,00 (lima puluh empat milyar tujuh ratus juta).

- Terdapat 215 kali transfer masuk melalui ATM dari RT (anak dari HT, direktur PR BK dan PR TB) sebesar total Rp13.700.000.000,- (tigabelas milyar tujuh ratus juta rupiah). Frekuensi transaksi yang cukup signifikan tersebut dilakukan melalui pola transaksi structuring atau memecah- mecah transaksi sehingga nominal transaksi menjadi lebih kecil.

- Pihak pengirim dana terbesar lainnya, yakni pihak dengan profil usaha sebagai pemilik perusahaan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) dengan jumlah transaksi sebesar total Rp8.300 .000.000,- (delapan milyar tiga ratus juta rupiah).

- Terdapat pula transaksi setoran tunai sebesar total Rp8.100.000.000,- (delapan milyar seratus juta rupiah).

b. Dana Keluar (D)

- Selama periode tahun 2016 sampai dengan 2017, transaksi pada rekening HT, IW, dan CT sebagian besar berupa penarikan tunai dengan total Rp53.300.000.000,- (lima puluh tiga milyar tiga ratus juta rupiah).

- Adapun ...

(33)

-33-

- Adapun pihak penerima dana terbesar adalah pihak dengan profil usaha sebagai pemilik atau pengurus perusahaan industri rokok dengan jumlah transaksi sebesar total Rp7.800.000.000,- (tujuh milyar delapan ratus juta rupiah).

- Pihak penerima dana terbesar lainnya yaitu RT (anak dari HT, direktur PR BK dan PR TB), IW, notaris, dan petani tebu dengan nominal transaksi sebesar total Rp23 .000.000.000,- (dua puluh tiga milyar rupiah).

- Transaksi pada rekening ketiga pihak tersebut termasuk pada pola transaksi pass-by, yakni dana yang masuk ke rekening dalam waktu singkat ditarik tunai dan/ atau dipindahkan ke pihak lain dengan nominal yang serupa.

Indikator Mencurigakan

- Transaksi dengan pihak yang sesuai dengan profil bidang usaha.

Terdapat sejumlah transaksi pada rekening atas nama HT, IW, dan CT secara rutin dari pihak-pihak yang memiliki profil usaha yang serupa dengan pihak terlapor, yakni pemilik atau pengurus perusahaan industri rokok. Hal ini mengindikasikan bahwa rekening pribadi tersebut digunakan untuk kegiatan usaha dari ketiga perusahaan rokok milik para pihak terlapor. Diduga hal tersebut merupakan upaya penghindaran pajak atas pendapatan perusahaan dengan mengurangi dasar penetapan pajak melalui penyembunyian sebagian penghasilan perusahaan ke rekening pribadi.

- Transaksi dengan pola pass-by.

Transaksi pada rekening ketiga pihak tersebut termasuk pada pola transaksi pass-by, yakni dana yang masuk ke rekening dalam waktu singkat ditarik tunai dan/ atau dipindahkan ke pihak lain dengan nominal yang serupa. Hal ini diduga untuk menyamarkan asal-usul sumber dana dan tujuan penggunaan dana.

- Transaksi

(34)

DIAN EDIANA RAE

memecah-mecah transaksi sehingga nominal transaksi menjadi lebih kecil, yakni 215 kali transfer masuk melalui ATM dari RT (anak dari HT, direktur PR BK dan PR TB) sebesar total Rp13.700.000.000,- (tiga belas milyar tujuh ratus juta rupiah).

Hal ini diduga sebagai upaya untuk menghindari pelaporan transaksi ke PPATK.

Kesimpulan/Tindak Lanjut:

Transaksi tersebut memenuhi unsur TKM karena berdasarkan pola transaksi dana masuk dan dana keluar dari ketiga rekening pribadi pihak tersebut termasuk pola transaksi pass-by, sehingga mengaburkan hasil usaha yang patut diduga tidak dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Badan kepada Direktorat Jenderal Pajak.

5. Penutup

Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Januari 2021 KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN /-Air ANALISIS TRAI .6 AKSI KEUANGAN,

Referensi

Dokumen terkait

In the testing phase, a fraction of the data [17] i.e., the remaining 30% of data, or 14 samples, not utilized in the training phase is used to evaluate the performance of the neural