• Tidak ada hasil yang ditemukan

seminar nasional biologi xxiv 2017 - Repository UKRIDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "seminar nasional biologi xxiv 2017 - Repository UKRIDA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI XXIV 2017

“Penelitian, Bioprospeksi, dan Pemanfaatan Berkelanjutan dari Keanekaragaman Hayati"

Universitas Sam Ratulangi & Lion Hotel dan Plaza Manado 24-26 Agustus 2017

Sponsor By :

EIJKMAN

PROSIDING

perhimpunan biologi indonesia Cabang Manado

ISBN: 978-602-51854-0-3

(2)

i

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI XXIV

PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA (PBI) CABANG MANADO

Tema:

Penelitian, Bioprospeksi, dan Pemanfaatan Berkelanjutan

dari Keanekaragaman hayati

(3)

ii

TIM REVIEWER DAN EDITOR PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI XXIV 2017

REVIEWER:

Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si. (Universitas Negeri Medan) Prof. Dr. Herry M. Sumampow (Universitas Negeri Manado) Prof. Dr. Dingse Pandiangan, M.Si (Universitas Sam Ratulangi) Dr. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc (Universitas Sumatera Utara)

Dr. Sisunandar, M.Si (Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Dr. Farha Dapas S.Si, M.Env. Stud. (Universitas Sam Ratulangi)

Dr. Marina Silalahi, M.Si (Universitas Kristen Indonesia)

EDITOR:

Dr. Roni Koneri, M.Si Dr. Stella Umboh, M.Si

Drs. Parluhutan Siahaaan, M.Si Dr. Hanny Pontororing, M.Si

Diterbitkan oleh

Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Manado Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat, Bahu, Manado, Sulawesi Utara

Maret 2018

(4)

iii

Hak Cipta © Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Manado

Dilarang keras menerjemahkan, memfotocopi, memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

Dicetak di Indonesia Cetakan Pertama, Maret 2018

ISBN : 978-602-51854-0-3

Diterbitkan oleh

Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Manado Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat, Bahu, Manado, Sulawesi Utara

Email : pbimanado@gmail.com

(5)

iv

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA

KONGRES DAN SEMINAR NASIONAL BIOLOGI XXIV PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA (PBI) CABANG MANADO

“Penelitian, Bioprospeksi, dan Pemanfaatan Berkelanjutan dari Keanekaragaman Hayati

PENASEHAT : Rektor Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) : Rektor Universitas Negeri Manado (UNIMA) PENGARAH : Dr. Siti Nuramaliati Prijono (Ketua Umum PBI)

: Prof. Dr. Benny Pinontoan, M.Sc. (Dekan FMIPA UNSRAT) : Dr. Heroike Dennie Rompas, M.Si.(Dekan FMIPA UNIMA) : Joke L. Tombuku S.Si., M.Si. (Dekan FMIPA UKIT) Penanggung Jawab 1 : Prof. dr. Edwin de Queljoe, MSc Sp.And

Penanggung Jawab 2 : Dr. Heroike Dennie Rompas, MSi Penanggung Jawab 3 : Joke L. Tombuku, S.Si, MSi Ketua : Prof. Dr. Dingse Pandiangan, MSi Wakil Ketua : Dr. Sukmarayu P. Gedoan, M.P Sekretaris : Dr. Roni Koneri, MSi

Bendahara : Dr. Helen J. Lawalata, MSi Seksi-Seksi

a. Kesekretariatan:

1. Dr. Regina Butarbutar, S.P., M.Si.

2. Dr. Hanny Pontoriring, MS 3. Dr. Metilistina Sasinggala, M.Si 4. Yuniarsih Sofyan,

5. Selvana S. Tulandi

6. Farha Dapas, S.Si, M.Env. Stud.

b. Acara dan Protokoler:

1. Marina Singkoh, S.Pi., M.Si.1. . 2. Dr. Debby J.J. Rayer, M.Si.

3. Dr. Eva L. Baideng, S.P., M.Si.

4. Dra. Fanny N. Nanlohy, M.P., DHET 5. Dr. Miftahuddin, M.Si

6. Dr. Meity Tanor, M.S c. Konsumsi

1. Dr. Henny L. Rampe, MSi 2. Utari Satiman, S.P., M.Si.

3. Ir. Marthy L.S. Taulu, M.Si.

4. Dr. Stella D. Umboh, MS 5. Febby Kandou, S.Si. M. Kes d. Kehumasan dan Akomodasi

1. Dr. Sendy Rondonuwu, MSi 2. Dr. Tinny D. Kaunang, M.Si 3. Dr. Rooije Rumende, MKes 4. Dra. Christny F. E. Rompas, M.Si 5. Vera Roring, SPi, M.Sc.

6. Dr. Anatje Lihiang, M.P.

e. Publikasi & Dokumentasi 1. Drs. Parluhutan Siahaan, M.Si 2. Beivy Kolondam, S.Si., M.Si., M.S.

3. Dr. Mariana Rengkuan, S.Pd., M.Pd.

4. Dr. Herry M. Sumampouw, M.Pd 5. Silvana Tumbel, S.Si, M.Si.

f. Perlengkapan dan Transportasi 1. Drs. Deidy Katili, M.Si.

2. Ir. Lalu Wahyudi, M.P.

3. Ferdy Ardy Karauan, SSi, Msi 4. Dra. Carolin Manuahe, M.Si 5. Dr. Ir. Johanis J. Pelealu, MS

6. Dr. Mercy Rampengan, S.Pi, M.AppSc, PhD h. Materi & Pelaporan

1. Drs. Marnix Langoy , M.Si.

2. Yeremia S. Mokosuli, S.Si, M.Si.

3. Dr. Alfonds A. Maramis, MSi 4. Silvana Tumbel, S.Si, M.Si.

5. Dr. Emma Moko, STP. MSi i. Persidangan

1. Ir. Marhaenus Rumondor, MS 2. Margaretha Sharly Ginting, SSi 3. Dr. Femmy Roosje Kawuwung, M.Si.

4. Dra. Dientje F. Pendong, M.Pd 5. Pience Veralyn Maabuat, Ssi, Msi 6. Dr. Jovialine A. Rungkat, M.Si

(6)

v

SUSUNAN ACAR A KONGRES DAN SEMINAR NASIONAL PBI X X I V 2017 DI MANADO, SULAWESI UTARA

24-26 AGUSTUS 2017

Waktu Agenda Pelaksana

Kamis, 24 Agustus 2017 13.00-17.00 19.00-22.00

Penyambutan Peserta Seminar di Auditorium Universitas Sam Ratulangi, Manado

Kongres Perhimpunan Biologi Indonesia di Hotel Quality Manado

Panitia

Pengurus PBI dan Panitia Jumat, 25

Agustus 2017

07.30-08.00 Registrasi Peserta Seminar Panitia

08.00-08.45 Opening Ceremonys Seminar 1. Lagu Indonesia Raya 2. Doa

3. Laporan Ketua Panitia 4. Sambutan Ketua PBI

5. Sambutan Ketua PBI Cabang Manado 6. Foto Bersama

MC Panitia Panitia

Prof. Dr. Dingse Pandiangan Dr. Siti Nuramaliati Prijono Prof. Edwin de Queljoe, M.Sc.

Sp.And Panitia 08.45-09.00 Coffee Break

09.00-09.45 Pembicara Utama:

1. Dr. Siti Nuramaliati Prijono (LIPI:. Status, Pelestarian, Pemanfaaatan Keanekaragaman Hayati Indonesia:

Peluang dan Tantangan).

2. Prof. Amin Subandrio (Direktur Lembaga Eijkman.

Pemanfaatan Biologi Molekuler dalam Pemetaan Keanekaragaman Hayati).

3 . Prof. Dr. Orbanus Naharia (Universitas Negeri Manado: Strategi Pendidikan Biologi untuk Pengajaran tentang Keanekaragaman Hayati

Moderator

Prof. Dr. Ibnu Maryanto

09.45-11.00 1. Prof. Dr. Ir. Herny I. Simbala, M.Si (Universitas Sam Ratulangi, Manado: Bioprospeksi Pinang Yaki (Areca vestiaria) sebagai Anti Kanker.

2. Drs. Sisunandar, M.Si., Ph.D. (Universitas Muhammadiyah Purwokerto: Kultur Jaringan Tumbuhan untuk Program Peningkatan Kualitas dan Konservasi Kelapa di Indonesia)

3. Dr. Luchman Hakim (Universitas Brawijaya: Peran Biologi dalam Pengambangan Ekowisata).

4. Prof. Dr. Dingse Pandiangan, M.Si (Universitas Sam Ratulangi) “Penelitian dan Pemanfaatan Bioteknologi untuk Diversivikasi Produk Keanekaragaman Hayati.”

Moderator

Dr. Sukmarayu P. Gedoan

11.00-11.30 Sesi Tanya Jawab

11.30-13.00 ISHOMA dan Sesi Poster Panitia

(7)

vi

13.00-16.30 Sesi Paralel (Bioteknologi, Biodiversitas dan Biokonservasi, Biologi Lingkungan, Biofarmasi, dan Pendidikan Biologi)

Penanggung Jawab Ruangan dan Moderator di Kelompok 16.30-17.00 Pengumuman Pemenang Poster dan Presentator terbaik Panitia

17.00-18.00 1 . Closing Ceremony:

- Pembacaan Hasil Kongres Biologi XVI - Serah terima Kepengurusan

- Sambutan dari Ketua Umum PBI Baru 2. Ucapan Terima Kasih

3. Doa Penutup

Ketua PBI Cabang Manado

Prof. dr. Edwin de Queljoe Panitia

Sabtu, 26 Agustus 2017

07.00-15.00 Field Trip Panitia

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Berkat- Nya, sehingga prosiding hasil Seminar Nasional Biologi XXIV tahun 2017 dengan tema Penelitian, Bioprospeksi, dan Pemanfaatan Berkelanjutan dari Keanekaragaman hayati dapat diselesaikan.

Prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang dipresentasikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XXIV yang dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2017 di Lion Hotel Manado, Sulawesi Utara.

Makalah dalam prosiding ini dikelompokkan dalam lima topik yaitu (1) Bioteknologi, (2) Biodiversitas dan Konservasi, (3) Biologi Lingkungan, (4) Biofarmasi dan Biomedis, dan (5) Pendidikan Biologi. Makalah ini sudah dipresentasikan dan ditelaah oleh reviwer sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membatu terselenggaranya Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia XXIV. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada tim reviwer yang telah menelaah makalah sehingga layak untuk diterbitkan. Semoga Prosiding ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi acuan ilmiah bagi masyarakat luas yang memerlukan perkembangan penelitian dibidang biologi.

Manado, 13 Maret 2018 Editor

(9)

viii

KATA SAMBUTAN DAN LAPORAN KETUA PANITIA SEMINAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Berkat- Nya bagi kita semua bisa hadir di acara Seminar Nasional Biologi XXIV tahun 2017 dan Kongres Perhimpunan Biologi Indonesia XVI pada Jumat, tanggal 25 Agustus 2017 di Hotel Lion dan Plaza Manado hari ini. Seminar ini dirangkaikan dengan Kongres Perhimpunan Biologi Indonesia ke XVI tahun 2017 yang telah dilaksanakan kemarin Hotel Quality Manado dan Seminar MIPANET 2017 di Auditorium Universitas Sam Ratulangi Manado pada hari Kamis, tanggal 24 Agustus 2017. Demikian juga hari ini Rektor dan Dekan FMIPA Unsrat tidak bisa hadir bersama-sama dengan kita saat ini oleh karena Beliau menghadiri lanjutan Seminar MIPANET kemarin sekaligus menyambut Dirjen Ristekdikti yang sedianya Pembicara utama hari Kamis kemarin dipindahkan hari ini. Atas nama Beliau memohon maaf tidak bisa menyambut Bapak/Ibu para Pembicara dan Peserta seminar pagi ini. Oleh karena itu juga seminar ini menjadi tidak tepat waktu di mulai, untuk itu kami panitia memohon maaf atas ketidak nyamanan ini.

Bapak dan Ibu Peserta Seminar yang kami hormati, pendidikan dan penelitian menjadi dua aspek yang sangat penting dalam pengembangan ilmu dan teknologi, serta program konservasi keanekaragaman hayati dan berbagai aspek biologi dan ekologinya. Untuk itu, hasil-hasil penelitian dalam berbagai aspek biologi menjadi sangat penting untuk konservasi keanekaragaman hayati dan berbagai aspek lingkungannya. Hasil-hasil penelitian tersebut perlu diterapkan, namun perlu juga disebar luaskan agar diketahui masyarakat lebih luas. Untuk itu, berbagai publisitas hasil-hasil penelitian tersebut melalui majalah ilmiah, seminar, lokakarya dan konferensi merupakan hal yang perlu dilakukan untuk menyebar luaskan informasi hasil-hasil penelitian bagi masyarakat secara luas, khususnya para praktisi biologi.

Seminar Nasional Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI) Cabang Manado menjadi salah satu wadah yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.

Seminar ini bertujuan untuk mewadahi penemuan-penemuan terkini dalam bidang ilmu Biologi, yang meliputi Bioteknologi, Biodiversitas, Bioproses, Biofarmasi dan Biokonservasi dan Biologi Pendidikan. Melalui seminar ini diharapkan akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: Pertukaran informasi di antara para peneliti mancanegara dan terciptanya jejaring kerja baru bagi para peneliti dan penambah wawasan keilmuannya, peluang untuk publikasi ilmiah pada jurnal internasional bereputasi, peningkatan wawasan ilmiah peserta langsung dari narasumber pakarnya, peluang untuk mendapatkan satuan kredit para dosen Biologi dan pemerhati Biologi lainnya. Oleh sebab itu timbullah tema kegiatan seminar ini yaitu “Penelitian, Bioprospeksi, dan Pemanfaatan Berkelanjutan dari Keanekaragaman Hayati”.

Sub tema kegiatan adalah Bioteknologi, Biodiversitas dan Biokonservasi, Biologi Lingkungan, Biofarmasi dan Biomedis, Pendidikan Biologi.

Terimakasih banyak atas kesediaan para Pembicara Utama atau Pemakalah Utama yang telah hadir hari ini, bersedia membagi pengalaman dan ilmu bagi kita hari ini dan sekaligus menjadi Sponsor pada kegiatan Seminar ini, yang kami sapa dengan hormat:

1. Dr. Siti Nuramaliati Prijono (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI. Status, Pelestarian, Pemanfaaatan Keanekaragaman Hayati Indonesia: Peluang dan Tantangan)

2. Prof. Amin Subandrio (Direktur Lembaga Eijkman dan Gurubesar UI. Pemanfaatan Biologi Molekuler dalam Pemetaan Keanekaragaman Hayati)

3. Prof. Dr. Orbanus Naharia (Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Manado. Strategi Pendidikan Biologi untuk Pengajaran Keanekaragaman Hayati)

4. Prof. Dr.Ir. Herny I. Simbala, MSi (Universitas Sam Ratulangi Manado. Bioprospeksi Pinang Areca vestiaria sebagai Anti Kanker)

5. Drs. Sisunandar, M.Si., Ph.D. (Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Kultur Jaringan Tumbuhan untuk Program Perbaikan Kualitas dan Konservasi Kelapa di Indonesia)

6. Luchman Hakim, S.Si, Magrsc, PhD (Universitas Brawijaya: Peran Biologi dalam Industri Wisata di Indonesia: Konservasi dan Biodiversitas)

7. Prof. Dr. Dingse Pandiangan, MSi (Universitas Sam Ratulangi, Penelitian dan Pemanfaatan Bioteknologi untuk Diversivikasi Produk Keanekaragaman Hayati).

Jumlah abstrak yang terkirim ke panitia sebagai pemakalah sebanyak 130 orang hampir mewakili seluruh Propinsi yang ada di Indonesia. Peserta seminar berasal dari berbagai kalangan mulai dari Dosen,

(10)

ix

Lembaga peneliti, Mahasiswa S1, S2 dan S3, Lembaga masyarakat dan pemerintah daerah. Bersamaan dengan hal tersebut pengurus cabang PBI seluruh Indonesia juga turut diundang dalam acara seminar ini.

Beberapa pengurus juga ikut serta dalam acara seminar ini. Beberapa sponsor pendukung acara ini juga membuka Stand pameran produk-produk mereka yang membuat acara ini semakin ramai dan semarak.

Maka total keseluruhan peserta bersama panitia dari dosen, mahasiswa serta tamu yang datang dari para sponsor adalah 307 orang.

Acara Seminar Nasional Biologi tahun 2017 ini juga bersamaan dengan Kongress Perhimpunan Biologi Indonesia yang dilakukan sekali 4 tahun. Kegiatan ini baru pertama kali dilakukan di Manado setelah terbentuknya Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Manado yang dikoordinir oleh Prof. Dr.

Dingse Pandiangan, MSi atas perintah penugasan PBI Pusat. PBI Cabang Manado dibentuk kembali pada tahun 2015 yang di Ketuai oleh Prof. Dr. Edwin de Queljoe, MSc, Sp.And dari UNSRAT, Wakil Ketua Dr. Dennie Rompas, MSi dari UNIMA, Sekretaris Prof. Dr. Dingse Pandiangan, MSi, Wakil Sekretaris Dr. Sukmarayu Gedoan, MSi dan Bendahara Joke L.Tombuku, S.Si. M.Si dari UKIT yang dibantu beberapa komisi lainnya.

Seminar ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Manado dengan dukungan dari: 1. Perhimpunan Biologi Indonesia (Pusat Jakarta), 2. Jurusan Biologi Universitas Negeri manado, 3.

FMIPA Universitas Kristen Tomohon, 4. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), 5. Lembaga Eijkman Jakarta, 6. PT. Ditekjaya, 7. Gene Craft Labs, 8. PT. Tirta Invertama (Aqua), dan 9. Manado Post. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih atas peran serta seluruh sponsor dan panitia sehingga seminar ini berjalan seperti yang kita lihat saat ini. Demikianlah sambutan ini kami sampaikan.

Atas segala perhatian Bapak/Ibu/Sdra/i kami ucapkan terimakasih.

Manado, 25 Agustus 2017 Ketua Panitia

(Prof. Dr. Dingse Pandiangan, MSi) NIP: 196710201995032001

(11)

x

SAMBUTAN KETUA PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA CABANG MANADO

Syalom, Salam Sejahtera bagi kita semua,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang kami hormati

Ketua PBI Pusat.serta rombongan. Selamat datang di Manado Sulawesi Utara Yang kami hormati para Keynote Speaker :

1. Dr. Siti Nuramaliati Prijono ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

2. Prof. dr. Amin Subandrio, PhD (Direktur Lembaga Eijkman dan Guru Besar UI) 3. Drs. Sisunandar, MSi, PhD. (Univ Muhamadiyah Purwokerto )

4. Luchman Hakim, SSI., M AGRSC., PhD ( Univ. Brawijaja ) 5. Prof. Dr. Orbanus Nahari ( Univ. Negeri Manado )

6. Prof.Dr. Herni i. Simbala, ( Univ. Sam Ratulangi )

7. Prof. Dr. Dingse Pandiangan, MSi ( Univ. Sam Ratulangi )

Para pemateri dan peserta Seminar Nasional Biologi yang saya hormati

Pertama- tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan berkah-Nya kepada kita semua sehingga hari ini kita dapat dipertemukan untuk mengikuti acara Seminar Nasional Biologi ke XXIV yang diadakaan oleh PBI Manado. Kami mengucapkan selamat datang pada peserta seminar dimana kita memiliki kesempatan untuk Mmembagi informasi tentang berbagai strategi untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian serta penerapan hasil-hasil penelitian dalam bidang biologi. Pada Seminar Nasional ini, tema yang kami angkat adalah “Penelitian, Bioprospeksi, dan Pemanfaatan Berkelanjutan dari Keanekaragaman Hayati”. Menurut hemat kami, seminar, diskusi, dan sharing Ilmu pengetahuan seperti ini selalu memainkan peranan penting dalam perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Seminar Nasional ini dapat terselenggara berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini ijinkan kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada panitia penyelenggara yang terdiri dari UNSRAT. UNIMA DAN UKIT yang telah mempersiapkan terselenggaranya seminar nasional ini, Secara khusus perkenankan pula saya sampaikan terima kasih kepada PBI PUSAT, UNSRAT, UNIMA, UKIT, LIPI, GENE CRAFT LABS, PT DITEK JAYA , LEMBAGA EIJKMAN DAN AQUA YANG TELAH BERPARTISIPASI DALAM PENYELENGGARAAN Seminar Nasional Biologi ke XXIV.

Kami menyadari bahwa penyelenggaran seminar ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhirnya saya mengucapkan terima kasih atas partisipasinya dalam seminar yang diselenggarakan oleh PBI Cabang Manado ini dengan harapan semoga memberikan pencerahan bagi kita khususnya yang selalu telibat dalam penelitian, pembelajaran dan aplikasi bidang MIPA dalam kehidupan kita masing- masing.

Akhir kata semoga peserta seminar mendapatkan manfaat yang besar dari Seminar ini sehingga mampu mewujudkan atmosfer dalam penelitian, pembelajaran dan aplikasi bidang Biologi yang baik dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan Ilmu dan Teknologi .

Kami mengucapkan terima kasih dan selamat mengikuti seminar.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam Hangat,

Ketua PBI Cabang Manado

Prof. Edwin de Queljoe, M.Sc., Sp.And

(12)

xi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL

TIM REVIEWER DAN EDITOR PROSIDING SUSUNAN PANITIA PELAKSANA

SUSUNAN ACARA SEMINAR KATA PENGANTAR

KATA SAMBUTAN DAN LAPORAN KETUA PANITIA SEMINAR SAMBUTAN KETUA PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA CABANG MANADO

DAFTAR ISI

i ii iv vi vii viii x xi

MAKALAH UTAMA

No Judul Penulis

1. Status, Pelestarian, Pemanfaaatan Keanekaragaman Hayati Indonesia: Peluang dan Tantangan

2. Pemanfaatan Biologi Molekuler dalam Pemetaan Keanekaragaman Hayati

3. Strategi Pendidikan Biologi untuk Pengajaran tentang Keanekaragaman Hayati

4. Bioprospeksi Pinang Yaki (Areca vestiaria) sebagai Anti Kanker

5. Kultur Jaringan Tumbuhan untuk Program Peningkatan Kualitas dan Konservasi Kelapa di Indonesia

6. Peran Biologi dalam Pengambangan Ekowisata

7. Penelitian dan Pemanfaatan Bioteknologi untuk Diversifikasi Produk Keanekaragaman Hayati

Dr. Siti Nuramaliati Prijono Prof. Amin Subandrio Prof. Dr. Orbanus Nahari Prof. Dr. Ir. Herny I. Simbala, M.Si

Drs. Sisunandar, M.Si., Ph.D Dr. Luchman Hakim

Prof. Dr. Dingse Pandiangan

1-6 7 8 9 10-21 22 23-34

MAKALAH PENUNJANG

Kelompok: Bioteknologi

1 Pengaruh Media Sintetik yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Miselium Fungi Ektomikoriza Cenococcum sp.

Feskaharny Alamsjah 35-39

2 Kemampuan Seksual Sapi Pejantan Limousin dan Simmental di Balai Inseminasi Buatan Lembang

Lentji Rinny Ngangi, Manopo Jouke H, Endang Pudjihastuti dan Santie H.

Turangan

40-44

3 Peningkatan Produksi Cabai Rawit (Capsicum annum L.) Dengan Menggunakan Pupuk Organik Berbahan Dasar Limbah Peternakan yang Difermentasi oleh Agen Bio-Aktivator di Desa Tosuraya Selatan Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara

Hellen Joan Lawalata 45-51

4 Potensi Nata De Coco sebagai Bahan Baku Plastik Nur Arfa Yanti, Sitti Wirdhana Ahmad, dan Nurhayani H. Muhiddin

52-57

5 Pemanfaatan Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk) sebagai Pakan Labi-Labi (Amyda cartilaginea Boddaert, 1770)

Teguh Muslim 58-63

6 Kemampuan Isolat Bacillus cereus, Pseudomonas aeruginosa, dan Konsorsium terhadap Pyricularia grisea Penyebab Penyakit Blast pada Padi Inpari 15

Zuraidah dan Hendrix Kusuma

64-70

(13)

xiv Kelompok: Biologi Lingkungan

1 Pemanfaatan Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Serai Wangi (Andropogon nardus) dan Lengkuas (Alpinia galangal) sebagai Pestisida Nabati untuk Mengendalikan Hama Utama Tanaman Cabai

Christina Salaki dan Vivi Montong

328-334

2 Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Hirsutella thompsonii dalam Pengendalian Hama Crocidolomia binotalis pada Budidaya Tanaman Kubis

Ernest Hanny Sakul dan Wiesye Maya Selfia Nangoy

335-342

3 Potensi Bioinsektisida dari Ekstrak Biji dan Ekstrak Kulit Batang Tumbuhan Pangi (Pangium edule Reinw.) dalam Meningkatkan Mortalitas “Gay Gantung” Plutella xylostella L.

Jacklin Stella Salome Manoppo dan Wiesye Maya Selfia Nangoy

343-354

4 Status Keberlanjutan Tanaman Budidaya Alternatif di Daerah Konflik Manusia-Gajah Provinsi Aceh

Kaniwa Berliani, Hadi S.Alikodra, Burhanuddin Masy’ud, dan Mirza Dikari Kusrini

355-367

5 Potensi Sedimen Mangrove erhadap Dekomposisi Limbah Sayuran

Slamet Santosa dan Eddy Soekendarsi

368-373 6 Viabilitas Jamur Tanah Terhadap Fungisida Antracol

di Pertanaman Sayuran Kubis

Stella D. Umboh Stella D.

Umboh dan Henny L. Rampe

374-382 7 Kemampuan Mikroba Penambat N, Pelarut P, dan

MVA Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Sorgum

Sukmarayu P. Gedoan dan Marthy L.S. Taulu

383-388

8 Peningkatan Kompetensi Wirausaha Agribisnis Cabai Merah (Capsicum annum, L) yang Berwawasan Lingkungan pada Generasi Muda di Kelurahan Tumatangtang Satu Kecamatan Tomohon Selatan Kota Tomohon

Dany Christian Posumah 389-394

9 Optimalisasi Produksi Jagung Manis dengan Menggunakan Pupuk Organik di-grow pada Kelompok Tani Pinaesaan Kabupaten Minahasa

Jacklin Stella Salome Manoppo dan Wiesye Maya Selfia Nangoy

395-402

10 Pemberdayaan bagi Kelompok Tani Ternak Sapi Berkelanjutan di Desa Wusa

F.H. Elly dan A. Rumambi 403-407 11 Penerapan Ipteks bagi Kelompok Tani Jagung Ternak

Sapi di Desa Pinabetengan

J.C. Loing dan J.K.J.

Kalangi, F.H. Elly

408-412 12 Daya Bunuh Ekstrak Daun Permot (Passiflora foetida)

terhadap Larva Nyamuk Culex quinquefasciatus

Rina Priastini Susilowati, dan Budiman Hartono

413-420 13 Kualitas Perairan dan Populasi Ikan Seribu (Poecilia

reticulata) di Sungai Banyuputih, Salatiga

Hana Agustina Mra-mra dan Sucahyo

421-430 14 Uji Toksisitas Akut Air Sungai Ngaglik Menggunakan

Ikan Seribu (Poecilia reticulata)

Lerlina Adolfina

Mandowally dan Sucahyo

430-439 15 Deteksi Bakteri Coliform dan Salmonella sp. dari

Sumber Air pada Pengolahan Tempe di Kecamatan Sidorejo, Salatiga

Kartika Aditya Bairam, Lusiawati Dewi dan Jacob L.A. Uktolseja

440-446

16 Optimalisasi Pembuatan Pestisida Organik dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Sawi dan Pak Choy Pada Kelompok Tani Maleosan Kabupaten Minahasa

Ernest Hanny Sakul dan Wiesye Maya Selfia Nangoy

447-453

(14)

Biologi Lingkungan 413

Daya Bunuh Ekstrak Daun Permot (Passiflora foetida) Terhadap Larva Nyamuk Culex quinquefasciatus

Rina Priastini Susilowati, Budiman Hartono

Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta rinapriastini67@gmail.com

ABSTRAK

Nyamuk Culex quinquefasciatus adalah vektor penyakit arbovirus dan demam kaki gajah (filariasis).

Hingga saat ini pengendalian nyamuk Culex quinquefasciatus adalah menggunakan insektisida sintetik.

Namun penggunaan insektisida sintetik yang terus menerus memiliki dampak yang buruk terhadap lingkungan dan dapat menyebabkan resistensi. Oleh karena itu salah satu cara pengendaliannya adalah dengan memutus mata rantai perkembangan melalui insektisida yang efektif membunuh larva nyamuk.

Insektisida alami merupakan pengendalian alternatif yang relatif aman bagi lingkungan dengan memanfaatkan tanaman yang mengandung bahan aktif pembunuh nyamuk yaitu permot (Passiflora foetida). Daun permot mengandung senyawa harmin, harmalin dan ermanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya bunuh dari ekstrak daun permot terhadap pertumbuhan larva Culex quinquefasciatus. Konsentrasi larutan ekstrak yang digunakan adalah 0 ppm (kontrol), 500 ppm; 1000 ppm; 1500 ppm; 2000 ppm, 2500 ppm dan 3000 ppm. Parameter yang diamati meliputi mortalitas, LC50

dan LC90. Hasil yang didapatkan tidak terdapat larva yang mati pada kontrol. Nilai LC50 dianalisis dengan uji Probit sebesar 1165 ppm dan LC90 sebesar 2030 ppm. Mortalitas larva juga disebabkan oleh kenaikan aktivitas asetilkolinesterase yang dapat menyebabkan paralisis bahkan kematian pada larva. Dapat disimpulkan bahwa dosis efektif ekstrak daun permot terhadap kematian larva Culex quinquefasciatus adalah 2030 ppm.

Kata kunci: permot, larvasida, mortalitas, Culex quinquefasciatus

ABSTRACT

Culex quinquefasciatus mosquito is a vector of arbovirus disease and elephantiasis fever (filariasis).

Until now Culex quinquefasciatus mosquito control is using synthetic insecticides. However, the use of synthetic insecticides that continues to have a negative impact on the environment and can cause resistance. Therefore one way of control is to break the chain of development through insecticides that effectively kill mosquito larvae (larvacide). Natural insecticides are alternative controls that are relatively safe for the environment by utilizing plants containing the active ingredients of mosquito killer that is permot (Passiflora foetida). Permot leaves contain compounds harmin, harmalin and ermanin.

This study aims to determine the killing power of Permot leaf extract on the growth of Culex quinquefasciatus larvae. The concentration of extract solution used was 0 ppm (control), 500 ppm; 1000 ppm; 1500 ppm; 2000 ppm, 2500 ppm and 3000 ppm. The parameters observed included mortality, LC50

and LC90. The value of LC50 is analyzed by Probit test of 1165 ppm and LC90 at 2030 ppm. Larval mortality is also caused by an increase in acetylcholinesterase activity which can cause paralysis and even death in larvae. It can be concluded that the effective dose of permot leaf extract on mortality of Culex quinquefasciatus larvae is 2030 ppm.

Key words: permot, larvacide, mortality, Culex quinquefasciatus

(15)

Biologi Lingkungan 414 PENDAHULUAN

Nyamuk merupakan satu di antara jenis serangga yang dapat merugikan manusia karena perannya sebagai vektor penyakit. Nyamuk Culex quinquefasciatus termasuk kelas insect, ordo Diptera dan famili Culicidae yang dapat menyebabkan beberapa jenis penyakit seperti filariasis, encephalitis dan dirofilariasis ditularkan melalui nyamuk Culex quinquefasciatus (Hadi dan Koesharto, 2006).

Daerah endemis filariasis di Indonesia antara lain Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Irian Jaya (Oemijati dan Kurniawan, 2003).

Secara umum para ahli mencoba mengatasi masalah ini dengan menggunakan produk yang berasal dari tanaman untuk menekan atau mengontrol perkembangan nyamuk. Telah diketahui sebelumnya bahwa produk alami yang berasal dari tanaman bersifat efektif, aman dan secara luas dapat digunakan sebagai senyawa aktif biologis terutama di bidang penyakit infeksi (Cragg et al., 1997). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk memanfaatkan produk tanaman sebagai insektisida yang efektif dan larvasida untuk mengendalikan berbagai macam jenis nyamuk (Rahuman et al., 2000; Das et al., 2007;

Sakthivadivel et al., 2008 ).

Pestisida yang berbahan dasar tanaman tidak memiliki efek yang berbahaya terhadap ekosistem, dan metabolit sekunder dan derivative sintetik memberikan alternative untuk mengendalikan nyamuk. Dengan demikian, strategi yang inovatif untuk mengendalikan vector adalah dengan menggunakan fitokimia sebagai sumber alternative untuk bahan insektisida dan larvasida untuk melawan vektor penyebab penyakit menjadi tidak terelakkan lagi (Senthil-Nathan et al., 2006).

Salah satu cara pemberantasan Culex quinquefasciatus yang dapat dilakukan secara sederhana dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan adalah pemberantasan larva menggunakan senyawa kimia alami atau berasal dari senyawa aktif tanaman. Oleh karena itu, perlu diupayakan

adanya insektisida alternatif yang berupa senyawa kimia alami yang berasal dari tumbuh- tumbuhan serta ramah lingkungan seperti tanaman permot (Pasiflora foetida).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun permot (Passiflora foetida) sebagai larvasida nyamuk Culex quinquefasciatus dengan menghitung LC50

dan LC90, serta aktivitas asetilkolinesterase yang dapat menyebabkan paralisis bahkan kematian pada nyamuk.

BAHAN DAN METODE

Persiapan Larva Culex quinquefasciatus Untuk persiapan larva uji dilakukan dengan sedikit modifikasi yang telah diadopsi (WHO, 2005). Uji dilakukan di dalam gelas kimia. Larva instar III diperoleh dari laboratorium hasil persilangan generasi F1 di laboratorium. Dipersiapkan larutan dengan konsentrasi 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm dan 3000 ppm. Dua puluh larva instar III yang sehat dilepaskan masing-masing ke larutan dengan konsentrasi yang telah dibuat ke dalam gelas kimia. Mortalitas atau kematian larva uji diamati selama masa perlakuan 24 dan 48 jam. Larva dianggap mati ketika tidak menunjukkan tanda-tanda pergerakan saat disentuh dengan menggunakan jarum. Perlakuan dilaksanakan dengan 6 kali ulangan. Untuk kelompok kontrol gelas kimia hanya diisi dengan akuades tanpa penambahan ekstrak daun permot.

Persentase mortalitas larva dihitung ketika mortalitas kelompok kontrol terjadi pada kisaran 5-20% dikoreksi dengan menggunakan rumus Abbott (Abbott, 1925).

Ekstraksi Daun Permot

Daun permot segar yang telah dipilih, dilayukan dan dipotong kecil-kecil. Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 40o-50oC. Tujuan dikeringkan adalah agar kadar air yang ada pada bunga berkurang sehingga memudahkan pada saat ekstraksi. Pengeringan dengan oven membantu menjaga penguapan yang berlebihan,

(16)

Biologi Lingkungan 415 karena suhu dapat diatur dan menghindari

pengotor (bakteri, serangga) yang tidak diinginkan. Penghalusan dilakukan dengan cara diblender. Setelah terbentuk serbuk diayak dengan menggunakan ayakan 50 mesh agar serbuknya menjadi homogen. Serbuk yang sudah dihaluskan sejumlah 1 kg dimasukkan dalam bejana dan dituangi dengan pelarut etanol 96%

sampai terendam dan dibiarkan selama 3 hari.

Hasil rendaman kemudian disaring dengan bantuan pompa hisap. Ampas atau filtrat yang diperoleh kemudian dimaserasi ulang dengan pelarut etanol 96% yang baru dan dibiarkan selama 24 jam. Ekstrak cair yang diperoleh diuapkan dengan evaporator pada suhu 4oC sampai diperoleh ekstrak kental.

Uji Aktivitas Asetilkolinesterase (AChE) Analisis aktivitas asetilkolinesterase dilakukan menurut metode Ellman dkk. (1961) yang dilakukan pada larva Culex quinquefasciatus. Ke dalam tabung reaksi berisi 1,95 mL bufer kalium fosfat 0,1 M pH 7,5;

ditambahkan 200 µL homogenat Culex quinquefasciatus, 150 µL DTNB 0,0011 M dalam buffer fosfat dan 100 µL larutan insektisida uji dalam air dan pengemulasi alkilaril poliglikol eter 400 mg/L 0,1%. Pada campuran kontrol suspensi insektisida diganti dengan larutan buffer. Setelah dikocok sempurna dan dibiarkan selama 10 menit, selanjutnya ke dalam setiap tabung reaksi ditambahkan 100 µL asetilkolin iodida 0,0105 M dalam buffer fosfat.

Pengujian dilakukan pada konsentrasi ekstrak daun permot dengan dosis bertingkat. Campuran blanko berisi komponen yang sama dengan campuran uji, kecuali homogenat sumber enzim diganti dengan bufer fosfat. Reaksi dibiarkan selama 30 menit, kemudian serapan cahaya larutan pada masing-masing tabung diukur pada panjang gelombang 412 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

Aktivitas asetilkolinesterase dinyatakan dalam molar substrat terhidrolisis per menit per mg protein.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji one-way Anova dan dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Sebelum dianalisis data dirubah ke bentuk prosentase jika menunjukkan sebaran yang tidak normal karena terdapat data di atas 70% dan di bawah 30% maka harus ditransformasikan untuk memperoleh sebaran yang normal, maka yang digunakan ArcsinVpersen. Persamaan regresi linier dan uji probit digunakan untuk menentukan LC50. Perangkat lunak yang digunakan untuk analisis data adalah SPSS 23.0 for Windows.

HASIL

Pengukuran Suhu

Pada saat penelitian pendahuluan, hasil pengukuran suhu awal sampai akhir suhunya dapat stabil pada 25oC. Kondisi ini merupakan kisaran suhu yang dapat digunakan larva Culex quinquefasciatus untuk hidup dengan baik.

Pengukuran pH Media

Hasil pengukuran pH awal dan akhir dari serbuk serai pada berbagai konsentrasi menambah keasaman dari media uji tersebut, akan tetapi pH hanya berkisar pada angka 5 dimana pada pH tersebut larva Culex quinquefasciatus dapat hidup dengan baik yaitu pada kisaran 4,4 -9,3.

Mortalitas Larva Culex quinquefasciatus Pada penelitian ini menggunakan dosis bertingkat untuk ekstrak daun permot yang telah diuji pada masing-masing kelompok perlakuan.

Kematian larva Culex quinquefasciatus bertambah seiring dengan bertambahnya konsentrasi. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi nilai konsentrasi maka semakin tinggi pula jumlah kematian larva (Gambar 1).

(17)

Biologi Lingkungan 416 Gambar 1. Grafik Rerata Mortalitas Larva Culex quinquefasciatus

Dari grafik di atas menunjukkan adanya kenaikan konsentrasi yang diberikan berbanding lurus dengan jumlah kematian larva Culex quinquefasciatus, kenaikan rata-rata kematian larva Culex quinquefasciatus berbanding lurus dengan kenaikan penambahan konsentrasi ekstrak daun permot. Berdasarkan uji one-way Anova diperoleh hasil ada perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan ekstrak daun permot dengan dosis bertingkat. Uji dilanjutkan dengan uji BNT diperoleh hasil semua kelompok perlakuan ekstrak daun permot dengan dosis bertingkat mengalami perbedaan yang bermakna, kecuali kelompok ekstrak daun permot 2500 ppm dan 3000 ppm. Hal ini berarti bahwa pada masa perlakuan selama 48 jam hanya perlakuan ekstrak daun permot dengan dosis 2500 ppm dan 3000 ppm yang mencapai 100% kematian larva Culex quinquefasciatus.

Berdasarkan hitung LC50 bioinsektisida ekstrak daun permot pada larva Culex quinquefasciatus adalah 1165 ppm dan LC90

pada dosis 2030 ppm.

Aktivitas Asetilkolinesterase Larva Culex quinquefasciatus

Culex quinquefasciatus yang digunakan pada penelitian ini setelah mati (pengamatan jam ke 1, 6, 12, 24 dan 48 jam) dilakukan uji aktivitas enzim asetilkolinesterase. Uji aktivitas enzim asetilkolinesterase perlu dilakukan karena ada hubungan antara keadaan paralisis dan knockdown pada Culex quinquefasciatus dengan

meningkatnya aktivitas enzim

asetilkolinesterease. Hasil pengukuran aktivitas asetilkolinesterase dinyatakan dalam molar substrat terhidrolisis per menit per mg protein seperti yang tertera pada Gambar 2.

(18)

Biologi Lingkungan 417 Gambar 2. Aktivitas enzim asetilkolinesterase Culex quinquefasciatus antar kelompok perlakuan

setelah 48 jam pengamatan

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini digunakan berbagai konsentrasi dari ekstrak daun permot (Passiflora foetida) yang telah diuji pada masing-masing kelompok larva. Kematian larva uji bertambah seiring dengan bertambahnya konsentrasi dan waktu. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi dan semakin lama pajanan waktu maka semakin tinggi juga kematian larva.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hoedojo dan Sungkar (2008) bahwa khasiat insektisida untuk membunuh serangga sangat bergantung pada bentuk, cara masuk ke dalam tubuh serangga, macam bahan kimia, konsentrasi dan jumlah (dosis) insektisida.

Menurut Komisi Pestisida (1995) penggunaan larvasida dikatakan efektif apabila

dapat mematikan 90-100% larva uji. Selain itu menurut WHO (2005) konsentrasi larvasida dianggap efektif apabila dapat menyebabkan kematian larva uji antara 10-95% yang nantinya digunakan untuk mencari nilai lethal concentration.

Penelitian ini menggunakan ekstrak permot (Passiflora foetida) yang merupakan bahan insektisida alami yang mengandung senyawa saponin, flavonoid, tannin dan alkaloid seperti ermanin, harmalin, harmin dan vitexin yang merupakan zat toksik bagi larva sehingga menyebabkan kematian larva uji (Patil et al., 2003). Sastrodihardjo (1979) menyatakan uji toksisitas ini dilakukan dengan memasukkan larva nyamuk ke dalam suatu larutan ekstrak dengan konsentrasi tertentu. Dengan demikian seluruh tubuh larva terpapar oleh zat toksik dari ekstrak daun permot.

Senyawa toksik yang terkandung dalam daun permot dapat masuk melalui dinding tubuh larva dan melalui mulut karena larva biasanya mengambil makanan dari tempat hidupnya.

Dinding tubuh serangga merupakan bagian tubuh

serangga yang dapat menyerap zat toksik dalam jumlah besar.

Mekanisme kerja larvasida dalam membunuh larva yaitu larvasida masuk melalui kontak dengan kulit. Kemudian diaplikasikan langsung menembus integumen serangga (kutikula), trakea atau kelenjar sensorik dan

(19)

Biologi Lingkungan 418 organ lain yang berhubungan dengan kutikula.

Bahan kimia yang terkandung dalam insektisida melarutkan lemak atau lapisan lilin pada kutikula sehingga menyebabkan bahan aktif yang terkandung dalam insektisida tersebut dapat menembus tubuh serangga (Pradani dkk., 2011).

Cara kerja larvasida juga dapat masuk ke dalam tubuh larva melalui mulut (melalui makanan yang dimakan). Larva mati dikarenakan racun yang masuk melalui makanan tersebut kemudian dalam sel tubuh nyamuk akan menghambat metabolisme sel yaitu menghambat transport elektron dalam mitokondria sehingga pembentukan energi dalam sel tidak terjadi dan sel tidak dapat beraktivitas.

Hasil uji fitokimia yang dilakukan pada daun permot antara lain mengandung metabolit sekunder alkaloid, saponin, tannin dan flavonoid (Patil et al., 2009). Cania (2013) menyatakan bahwa alkaloid dan saponin memiliki cara kerja sebagai racun perut dan menghambat kerja enzim kolinesterase pada larva. Flavonoid berperan sebagai racun pernafasan sehingga menyebabkan kematian larva. Tannin dapat menurunkan kemampuan mencerna makanan dengan cara menurunkan aktivitas enzim pencernaan (protease dan amilase).

Kandungan alkaloid ini berfungsi sebagai racun perut dan racun kontak. Alkaloid berupa garam sehingga dapat mendegradasi membrane sel saluran pencernaan untuk masuk ke dalam dan merusak sel serta dapat mengganggu system kerja saraf larva dengan menghambat kerja enzim asetilkolinesterase. Dimana enzim ini tidak dapat melaksanakan tugasnya dalam tubuh terutama meneruskan pengiriman perintah kepada saluran pencernaan larva (midgut) sehingga gerakannya tidak dapat dikendalikan. Terjadinya perubahan warna pada tubuh larva menjadi lebih transparan dan gerakan tubuh larva yang melambat bila dirangsang sentuhan serta selalu membengkokkan badan juga disebabkan oleh senyawa alkaloid (Pavela et al., 2009; Yunita dkk., 2009).

Tannin merupakan kandungan terbanyak setelah alkaloid. Tannin adalah senyawa polifenol yang dapat membentuk senyawa

kompleks dengan protein. Tannin tidak dapat dicerna lambung dan mempunyai daya ikat dengan protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral (Ridwan dkk., 2010). Menurut Yunita dkk.

(2009), tannin dapat mengganggu serangga dalam mencerna makanan karena tannin akan mengikat protein dalam sistem pencernaan yang diperlukan serangga untuk pertumbuhan sehingga diperkirakan proses pencernaan larva Culex quinquefasciatus menjadi terganggu akibat zat tannin tersebut.

Saponin dapat menghambat kerja enzim yang menyebabkan penurunan kerja alat pencernaan dan penggunaan protein. Sifat-sifat saponin ini yaitu berbusa dalam air, mempunyai sifat detergen yang baik, beracun bagi binatang berdarah dingin, mempunyai aktivitas hemolisis, tidak beracun bagi binatang berdarah panas mempunyai sifat anti eksudatif dan mempunyai sifat anti inflamatori. Selain itu, saponin mempunyai kemampuan untuk merusak membran (Yunita dkk., 2009). Selain itu, Saponin mengandung glikosida dalam tanaman yang sifatnya menyerupai sabun dan dapat larut dalam air. Saponin dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan.

Flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat menghambat makan serangga dan juga bersifat toksik. Cara kerja senyawa-senyawa tersebut adalah sebagai stomach poisoning atau racun perut yang dapat mengakibatkan gangguan sistem pencernaan larva Culex quinquefasciatus, sehingga larva gagal tumbuh dan akhirnya mati (Sastrodiharjo, 1979).

Saponin dalam ekstrak daun permot diduga dapat menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus larva sehingga dinding pencernaan menjadi korosif. Kandungan kimia saponin dan flavonoid mempunyai potensi sebagai larvasida Aedes aegypti, saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan dapat menyebabkan alergi serta sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir, saponin dapat menghancurkan butir darah merah melalui reaksi hemolisis, bersifat racun bagi hewan (Aminah dkk., 2001).

(20)

Biologi Lingkungan 419 Penyebab kelemahan pada saraf serangga

juga dapat yang disebabkan oleh bahan aktif flavonoid yang terdapat pada ekstrak daun permot, dimana fungsinya adalah menghambat kerja enzim asetilkolinesterase. Asetilkolin yang dibentuk oleh sistem saraf pusat berfungsi untuk menghantarkan impuls dari sel saraf ke sel otot.

Setelah impuls dihantarkan, proses dihentikan oleh enzim asetilkolinesterase yang memecah asetilkolin menjadi asetil ko-A dan kolin. Adanya flavonoid akan menghambat bekerjanya enzim ini sehingga terjadi penumpukan asetilkolin yang akan menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem penghantaran impuls ke otot yang dapat berakibat otot kejang, terjadi paralisis dan berakhir pada kematian. Selain itu, juga dapat mengganggu aliran Na+ (sodium) dalam sel saraf dan neurotransmiter (transmiter kimia) pada sinaps (Winslow, 2002).

Lebih lanjut Winslow (2002) menjelaskan bahwa ermanin, harmalin, harmin dari ekstrak daun permot dalam saraf akan memperpanjang aliran ion Na+ masuk ke dalam membran dengan cara memperlambat atau menghalangi penutupan channel. Apabila ermanin, harmalin, harmin dan piretrin memperlambat penutupan channel maka saraf dalam keadaan depolarisasi cukup lama, sehingga ion Na+ akan banyak masuk ke dalam membran.

Hal ini akan menimbulkan gejala kejang dan gemetar. Ermanin, harmalin, dan harmin juga mampu menghalangi penutupan channel, keadaan ini akan menyebabkan membran kelebihan ion Na+ yang akhirnya saraf menjadi tidak aktif. Ketidakaktifan saraf ini dikarenakan saraf terlalu positif dan sulit untuk repolarisasi (kembali ke keadaan semula). Gejala yang akan ditimbulkan adalah kelumpuhan atau paralisis (Winslow, 2002).

Ekstrak daun permot memiliki sifat larvasida yang sangat berguna untuk mengendalikan larva nyamuk di tempatnya berkembang biak (di air). Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menjelaskan aktivitasnya terhadap berbagai macam stadium jenis nyamuk dan juga mengidentifikasi bahan-bahan aktif dalam ekstrak yang berfungsi sebagai larvasida.

KESIMPULAN

Dosis efektif ekstrak daun permot terhadap kematian larva Culex quinquefasciatus adalah 2030 ppm. Paralisis atau kematian larva Culex quinquefasciatus berhubungan dengan meningkatnya aktivitas asetilkolinesterase yang dipicu oleh bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam ekstrak daun permot yang merupakan larvasida.

DAFTAR PUSTAKA

Abbott, W.S. 1925. A method of computing the effectiveness of an insecticide. Journal of Economic Entomology 18:265-267.

Aminah, N.S., S. Sigit, S. Partosoedjono, Chairul. 2001. S. lerak, D. metel dan E.

prostata sebagai larvasida Aedes aegypti.

Cermin Dunia Kedokteran 131.

Cania, E. 2013. Efektivitas larvasida ekstrak daun legundi (Vitex trifolia) terhadap larva Aedes aegypti. Medical of Journal Lampung University 2(4).

Cragg, G.M., D.J. Newmann, K.M. Snader. 1997.

Natural products in drug discovery and development. Journal of Natural Products 60(1):52-60.

Das, N.G., D. Goswami, B. Rabha. 2007.

Preliminary evaluation of mosquito larvicidal efficacy of plant extracts.

Journal of Vector Borne Diseases 44(2):145-148.

Ellman, G.L., K.D. Courtney, V. Andres, Jr., R.M. Featherstone 1961. A New and rapid calorimetric determination of acetylcholinesterase activity. Biochemistry Pharmacology 7: 88-95.

Hadi, U.K., F.X. Koesharto. 2006. Hama dan permukiman Indonesia: pengenalan, biologi dan pengendalian. Upik KH, Singgih HS, editor. IPB Pr, Bogor.

Hoedojo, R., S. Sungkar. 2008. Morfologi, Daur Hidup dan Perilaku Nyamuk : Parasitologi Kedokteran. Edisi Ke-4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

383 hlm.

Komisi Pestisida. 1995. Metode Standar Pengujian Efikasi Pestisida. Komisi Pestisida Bandung, Bandung.

(21)

Biologi Lingkungan 420 Oemijati, S., A. Kurniawan. 2003. Epidemiologi

Filariasis. Dalam: S. Gandahusada, H.H.

Illahude, dan W. Pribadi (Eds).

Parasitologi Kedokteran. 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Hal. 42-43.

Patil, A.S., H.M. Paikrao, S.R. Patil. 2013.

Passiflora foetida Linn : a complete morphological and phytopharmacological review. International Journal Pharmacology Biology Science 4(1) : 285- 296.

Pavela, R., N. Vrchotová, J. Tříska. 2009.

Mosquitocidal activities of thyme oils (Thymus vulgaris L.) against Culex quinquefasciatus (Diptera: Culicidae).

Parasitology Research 105: 1365–1370.

Pradani, F., M. Ipa, R. Marina, Y. Yuliasih. 2011.

Status Resistensi Aedes aegypti dengan metode susceptibility di Kota Cimahi terhadap Cypermethrin. Aspirator 3(1):18- 24.

Rahuman, A.A., G. Gopalakrishnan, B.S.

Ghouse, S. Arumugam, B. Himalayan.

2000. Effect of Feronia limonia on mosquito larvae. Fitoterapia 71:553-555.

Ridwan, Y., F. Satrija, L. Darusman, E.

Handharyani. 2010. Afektivitas anticestoda ekstrak daun miana (Coleus blumei Benth) terhadap cacing Hymenolepis microstoma pada mencit. Media Peternakan 33(1):6- 11.

Sakthivadivel, M., T. Daniel. 2008. Evaluation of certain insecticidal plants for the control of

vector mosquitoes viz., Culex quinquefasciatus, Anopheles stephensi and Aedes aegypti. Applied Entomology and Zoology 43(1):57-63.

Sastrodiharjo. 1979. Pengantar Entomologi.

Penerbit ITB, Bandung.

Senthil-Nathan, S., P.G. Chung, K. Murugan.

2006. Combined effect of biopesticides on the digestive enzymatic profiles of Cnaphalocrocis medinalis (Guenee) (Rice leaffolder) (Insecta: Lepidoptera:

Pyralidae). Ecotoxicol. Environ. Saf 64:

382 389.

Susilowati, R.P. 2013. Efektivitas ekstrak daun permot (Passiflora foetida) terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti.

[Laporan Penelitian]. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta.

W.H.O. 2005. Guidelines for Laboratory and Field Testing of Mosquito Larvicides.

WHO, Geneva. p. 10-12.

Winslow, L. 2002. The Effects of Pyrethrins and Pyrethroids on Human Physiology.

[Internet] [sitasi 05 Februari 2017].

Didapat dari :

http://www.thenakedtruthproject.com/files/

pyrethrins_pyrethroids.pdf.

Yunita, E., N. Suprapti, J. Hidayat. 2009.

Pengaruh ekstrak daun teklan (Eupatorium riparium) terhadap mortalitas dan perkembangan larva Aedes aegypti. Bioma 11(1):11-17.

Referensi

Dokumen terkait

The first preparation that the author needs to prepare is preparing tools and materials, while the tools and materials prepared are: 1 Laptops, are the main media for making online