• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semoga buku ini dapat memberikan kontribusi bagi sivitas akademika IAIN Ambon dan secara khusus bagi masyarakat negeri Yaputih sebagai tempat dimana penulis melakukan penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Semoga buku ini dapat memberikan kontribusi bagi sivitas akademika IAIN Ambon dan secara khusus bagi masyarakat negeri Yaputih sebagai tempat dimana penulis melakukan penelitian"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Pendidikan Islam yang berbasis nilai-nilai budaya lokal berpotensi membentuk karakter jati diri bangsa sekaligus mempertebal kebangsaan dan nasionalisme. Mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam adat perkawinan masyarakat Wabula Buton terdiri dari tiga, yaitu nilai pendidikan Aqidah, nilai pendidikan syariat, dan nilai pendidikan akhlak.4. Zarsadina berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Adat Hakekat Di Dusun Sakanusa Desa Haya Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah”.

Rina Yesika Kusuma Wardani yang berjudul “Nilai-Nilai Keagamaan yang Tertanam dalam Tradisi Pernikahan Adat Jawa”. Zarsadin, “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Adat Hakekat di Dusun Sakanusa, Desa Haya, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah,” (2019). Apriyanti, dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Proses Pernikahan Adat Jawa di Desa Fajar Asri, Dist.

8Apriyanti, Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa di Desa Fajar Asri, Kecamatan.

Nilai-nilai Pendidikan Islam a. Pendidikan Islam

Faktor terpenting yang mempunyai kekuatan integratif suatu sistem sosial adalah kesepakatan atau konsensus di antara anggota masyarakat mengenai nilai-nilai sosial tertentu. 3), nilai-nilai spiritual, yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan masalah spiritual, seperti keindahan, kebenaran, kejujuran, dan lain-lain. (4), nilai absolut, yaitu nilai yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, seperti nilai sakral, nilai agama, dan nilai ketakwaan.14. Dijelaskan bahwa nilai-nilai yang harus dibentuk atau diwujudkan dalam diri peserta didik agar fungsional dan aktual dalam berperilaku umat Islam adalah nilai-nilai Islam yang menjadi landasan akhlak (akhlak).

Perlu dijelaskan bahwa “nilai” adalah suatu pola normatif yang menentukan perilaku yang diinginkan suatu sistem yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya, tanpa membedakan fungsi bagian-bagiannya. Oleh karena itu, pendidikan Islam mempunyai tujuan utama untuk memajukan akhlak mulia, sehingga sistem moral Islam yang berkembang dalam proses pendidikan terdiri dari norma-norma yang menitikberatkan pada nilai-nilai Islam.15. Nilai-nilai kemanusiaan adalah nilai-nilai yang timbul dari daya cipta, rasa dan karsa yang tumbuh untuk memenuhi kebutuhan peradaban atau berdasarkan kesepakatan manusia, dan nilai-nilai ketuhanan adalah nilai-nilai yang timbul dari hukum-hukum Tuhan yang ditetapkan oleh Tuhan melalui para Rasul, yang diturunkan melalui kitab suci.

Nilai-nilai pendidikan Islam secara umum setidaknya dapat dijelaskan sebagai berikut; tauhid/kepercayaan, ibadah moral yang menjadi landasan utama untuk ditanamkan sejak usia dini.

Pernikahan

Istilah yang berkaitan dengan akad (antara lelaki dan perempuan) yang telah diketahui, yang merangkumi prinsip dan syarat".22 Akad nikah ialah mitzaq (akad) antara suami dan isteri. Kedua-dua perkataan ini digunakan dalam harian. kehidupan orang Arab dan banyak terdapat dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW di dalam al-Quran.Pemahaman di atas hanya melihat kepada satu aspek iaitu kemampuan dalam hukum antara lelaki dan perempuan yang asalnya haram dibenarkan.

Ahli Mutaakkhhirin, seperti yang ditulis oleh Muhammad Abu Ishrah, bahawa nikah zivaj adalah: "akad yang memberikan manfaat hukum dari kemampuan untuk menjalin hubungan kekeluargaan (suami dan isteri) antara lelaki dan wanita dan pemberian bantuan bersama dan pembatasan hak untuk pemiliknya.serta menunaikan kewajipan bagi masing-masing". Daripada pengertian di atas dapat disimpulkan bahawa perkahwinan ialah suatu hubungan yang dihalalkan dalam agama bagi lelaki dan perempuan yang pada mulanya tidak mempunyai hubungan mahram berdasarkan ucapan ijab dan qobul, saling memberi/memenuhi hak dan kewajiban dengan pertolongan- Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari kamu dan dari Dia.

Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah mengeluarkan lelaki dan perempuan yang ramai.

Tradisi Pernikahan di Negeri Yaputih

Masyarakat negeri Yaputih bukan sahaja melaksanakan atau memenuhi rukun dan syarat perkahwinan yang telah disyariatkan dalam agama, malah mereka juga mengikut adat dan tradisi dalam perkahwinan seperti yang dilakukan oleh nenek moyang atau nenek moyang mereka sehingga kini. Inilah juga tujuan tradisi perkahwinan di negeri Yaputih selain daripada tujuan perkahwinan yang diasaskan dalam agama. Dalam proses akad nikah yang dijalankan oleh masyarakat di negeri Yaputih, pelaksanaannya adalah sama dengan proses akad nikah yang telah ditetapkan dalam Islam.

Dalam sejarah berdirinya, tanah Yaputih pada awalnya dihuni oleh penduduk asli Pulau Seram yang berasal dari tanah Telutih Baru. Akibat emigrasi mereka maka terciptalah pemukiman-pemukiman dan pada akhirnya terciptalah satu negara yang mereka namakan Negara Japutih. Proses migrasi tersebut di atas dimulai secara historis dari dua kepala keluarga yang diketahui bermarga Tehuayo yang menempati salah satu wilayah di tanah Yaputih dan Usnaman atau sekarang dikenal dengan Payakalu. Kedua kepala keluarga ini berasal dari negeri yang kini bernama Telutih Baru.

Akhirnya lambat laun nama Namasina digantikan dengan nama Yaputih yang diambil dari nama salah satu nenek moyang masyarakat negeri Yaputih yang berasal dari negeri Telutih Baru. Sistem pemerintahan Negara Yaputih pada saat itu masih dalam sistem pemerintahan Telutih Baru yaitu sebagai salah satu Petuan negara. Negeri Yaputih merupakan salah satu negara bagian yang berada di Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku yang mempunyai luas wilayah 37.000 jiwa.

Masyarakat Yaputih saat ini merupakan masyarakat heterogen yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Secara demografi, jumlah penduduk Negeri Yaputih pada tahun 2021 sebanyak 2.195 jiwa dengan 450 kepala keluarga yang terdiri dari 1.174 laki-laki dan 1.021 perempuan. Masih banyak masyarakat di negeri Yaputih yang tingkat pendidikannya hanya sebatas sekolah dasar (SD).

Sistem bertani yang dikelola masyarakat Yaputih masih tradisional karena hanya melibatkan penanaman. Selain pertanian, industri pengelolaan, sektor konstruksi/kerajinan dan nelayan juga turut menopang perekonomian masyarakat Yaputih.

Tabel  4.  3.  Jumlah  Penduduk  Masyarakat  Negeri  Yaputih
Tabel 4. 3. Jumlah Penduduk Masyarakat Negeri Yaputih

PROSES PELAKSANAAN TRADISI LOFU-LOFU DALAM PERNIKAHAN DI NEGERI YAPUTIH

Sedangkan di piring lain terdapat uang yang harus disediakan oleh keluarga mempelai pria dan diberikan kepada orang-orang terdekat calon mempelai wanita, seperti bibi (hau uyun), paman/kakak ibu (uku momo), kakek. (upu momo). , klan (tahun pikiran). Setelah diketahui jumlah hartanya, maka keluarga mempelai pria akan kembali ke rumahnya dan mengadakan acara kumpul basudara “Lofu-lofu” yang dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan oleh keluarga mempelai wanita, terutama mengenai jumlah harta. Lofu-lofu ada dua jenis, yang pertama lofu-lofu untuk pria dan yang kedua lofu-lofu untuk wanita.

Kalau lofu-lofu dari pihak laki-laki, maka termasuk saudara laki-laki dan perempuan, saudara laki-laki dan perempuan dari pihak lain. Beberapa hari kemudian, keluarga pria tersebut datang untuk acara pertunangan atau yang dikenal dengan hekamutayun. Setelah besaran harta benda ditentukan, maka keluarga pihak laki-laki akan kembali ke rumah dan akan berlangsung acara yang disebut Lofu-lofu atau bakumpul basudara.

Dalam hal ini keluarga mempelai pria mengantarkan barang-barangnya ke rumah mempelai wanita sesuai dengan tanggal atau hari yang telah ditentukan, yaitu mungkin 3/2 hari sebelumnya. Gendongan ini akan diberikan kepada ibu mempelai wanita oleh laki-laki yang konon katanya adalah Nahu. Selang beberapa hari keluarga suami kembali ke rumah istri untuk melamar istri atau anak perempuannya di rumah tersebut.

Beberapa hari kemudian, ketika keputusan pelunasan harta sudah diambil, ketika keluarga mempelai pria datang berkunjung, ia kembali ke keluarga mempelai wanita dengan membawa dua buah piring kosong yang diserahkan kepada keluarga mempelai wanita. Dalam perbincangan ini akan dibahas berapa harta yang harus disumbangkan laki-laki, hari dan tanggal pernikahan serta jam berapa harta tersebut akan diserahkan kepada keluarga laki-laki. Setelah keluarga laki-laki sampai di rumah calon mempelai wanita, keluarga laki-laki menyerahkan kedua piring tersebut kepada keluarga mempelai wanita.

Dan ketika menyerahkan barangnya, laki-laki tersebut harus menyiapkan gendongan, kain berwarna merah atau orang negeri menyebutnya putih, disertai kain jinjing dan parang. Apabila pihak keluarga laki-laki telah berpindah harta dan calon mempelai laki-laki meninggalkan perempuan yang hendak dinikahinya, maka harta yang dialihkan itu tidak dikembalikan dan menjadi milik keluarga mempelai perempuan.

Nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat pada tradis Lofu-lofu dalam pelaksanaan Pernikahan di Negeri

Tradisi Lofu-lofu dalam tinjauan Teori fungsionalisme Struktural Talcott

Latensi (pemeliharaan pola) Sistem harus melengkapi, memelihara, dan mengoreksi motivasi individu dan pola budaya yang menciptakan dan memelihara motivasi. Fungsi adaptasi ini merupakan fungsi yang sangat penting, dalam fungsi ini sistem harus mampu beradaptasi ketika menghadapi situasi eksternal yang kompleks, dimana pelaksanaan tradisi Lofu-lofu merupakan bagian dari sistem yang harus mampu beradaptasi atau mereka beradaptasi dengan budaya dan tradisi Lofu-lofu. Hal ini dapat disesuaikan dengan lingkungan untuk kebutuhan masyarakat negara Yaputih. Fungsi ini merupakan fungsi sistem perilaku organisme dimana Heka mutayun, Lofu-lofu, Pusa'a harta halu, Kaweng, Waya-waya dan Setu Pailolu.

Pencapaian Tujuan (Goal Achievement) Fungsi ini sangat penting, yaitu sistem harus mempunyai, menetapkan dan mencapai tujuan utamanya. Fungsi ini diceritakan dalam tradisi lofu-lofu, tujuannya agar proses pernikahan berjalan lancar. Integrasi (Integrasi) Suatu sistem harus mampu mengatur dan memelihara hubungan antar komponen-komponen yang menyusunnya.

Dalam tradisi Lofu-lofu di negeri Yaputih, integrasi merupakan suatu subsistem yang harus mampu mengatur dan mengelola ketiga fungsi adaptasi, pencapaian tujuan, dan fungsi integrasi. Dengan demikian, komponen proses adatnya berupa Heka mutayun/permohonan. Latensi (Pemeliharaan pola laten) Sistem latensi harus dapat berfungsi sebagai pemegang pola dalam tradisi lofu-lofu, hal ini dikarenakan sistem tersebut harus selalu mampu menjaga dan meningkatkan motivasi dan pola individu dan budaya masyarakat Yaputih. . Tradisi Lofu-lofu dalam revisi teori fungsionalisme struktural Talcott Parsons menitikberatkan pada skema AGIL yaitu (1).

Fungsi adaptasi ini merupakan fungsi yang sangat penting, dalam fungsi ini sistem harus mampu beradaptasi dalam menghadapi situasi. kompleks eksternal, dimana pelaksanaan tradisi Lofu-lofu merupakan bagian dari suatu sistem yang harus mampu beradaptasi atau mampu beradaptasi dimana budaya dan tradisi lofu-lofu dapat disesuaikan dengan lingkungan untuk kebutuhan masyarakat. negeri Yaputih. Fungsi ini merupakan fungsi sistem perilaku organisme dimana Heka mutayun, Lofu-lofu, Pusa'a harta halu, Kaweng, Waya-waya dan Setu Pailolu. Jika fungsi tersebut ditampilkan dalam tradisi lofu-lofu, maka dimaksudkan agar proses perkawinan adat dapat terlaksana dengan baik dan proses adat tersebut terus berkembang.

Integrasi (Integrasi) Suatu sistem harus mampu mengatur dan memelihara hubungan antar komponen-komponen yang menyusunnya. Latensi (pemeliharaan pola laten) Sistem latensi harus dapat berfungsi sebagai pemelihara pola dalam tradisi lofu-lofu, hal ini dikarenakan sistem tersebut harus selalu mampu menjaga dan meningkatkan motivasi serta pola individu dan budaya masyarakat. Yaputih. .

Saran

Apriyanti, Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa di Desa Fajar Asri, Kecamatan. Hamidi Jazim, Dani Harianto, Hukum Perkawinan Antar (Eksogami) Menurut Masyarakat Hukum Adat Tengger, Jakarta, Pres UB:2014. Harun Salman, “Sistem Pendidikan Islam” Bandung: PT Alma’arif, 1999.

Gambar

Tabel  4.  3.  Jumlah  Penduduk  Masyarakat  Negeri  Yaputih
Tabel  4.4.  Jumlah  Masyarakat  Negeri  Yaputih  Berdasarkan  Tingkat Pendidikan.
Tabel  4.5.  Jumlah  Masyarakat  negeri  Yaputih  Berdasarkan Tingkat Pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 04/SK/K01-SA/2010 TENTANG PENGANGKATAN SEBAGAI ANGGOTA KOMISI SENAT AKADEMIK PERIODE 2010-2011 SENAT AKADEMIK INSTITUT