Application of Fermentation and Herbs Supplement (Hedyotis Corymbosa L., Azadirachta indica A. Juss., Colocasia esculenta L. Schott)
inAfrican
Sharptooth Catfish (Clarias gariepinus L.) Feed (Clarias gariepinus L)
Student: Ardian Perdana Putra
Degree program In Biology, School of Life Sciences and Technology-ITB, email: sith03012@sith.itb.ac.id
Advisors: Dr. Pingkan Aditiawati1
1School of Life Sciences and Technology ITB, email: pingkan@sith.itb.ac.id
Degree: Degree Sains (S.Si), Conferred October 2010
ABSTRACT
Application of herbal supplements and fermentation treatments on African Sharptooth Catfish (Clarias gariepinus L.) feed need to be investigated further to determine its prospects in increasing the production of catfish. The purpose of this study is to test the effect of herbs addition (Hedyothis corymbosa, Azadirachta indica dan Colocasia esculenta) and fermentation with Saccharomyces cerevisiae to the catfish feed. Research carried out by combining the main feedstuff fermentation treatment (without fermentation = 1*, with fermentation = 2*) and addition of 10% herb supplement (without herb = *A, with unfermented herb = *B, with fermented herb = *C), thus obtained six kinds of samples (1A, 1B, 1C, 2A, 2B and 2C). Sample 1A functions as a control. Feed fermentation conducted over three days at room temperature. Results of proximate analysis showed that samples 2A, 2B and 2C has a crude protein content above 30% whereas the other samples ranged from 27.38% - 27.96%, so only
the sample with the fermented main ingredient that meet the optimal protein needs of growing age that ranged 30-36% (Andrew, 1976 in Afrianto, 2005). Sample with the fermented main ingredient also showed a consistent increase in fat, decline in crude fiber and BETN. Feed biological testing is done by examining the relative growth of five catfishes (initial weight 11.00 ± 1.2 g) during the tweleve day of testing. Highest relative growth values (PR) are in the feed samples 2B with 0.244 g / day, then sample 1B (0.237 g / day), 1C (0.207 g / day), 2A (0.200 g / day), 2C (0.155 g / day) and the lowest values found in the control sample 1A (0.107 g / day ). Results of statistical analysis show that interaction between the main feedstuff fermentation treatment with the addition of herbs give significant (P> 0.1) effect to PR. There are positive effects of the main feedstuff fermentation in combination with the addition of unfermented herbs (2B). Also found that the combination of main feedstuff fermentation with the addition of fermented herbs give negative effect to PR. Physico-chemical measurements showed the temperature during the observations ranged from 23.6 to 24.6 0C and pH in the range of 7.17 to 7.62 (average 7.39 ± 0.23). Temperature and pH were within normal range for growth of catfish.
Keywords : Hedyothis corymbosa L., Azadirachta indica A. Juss., Colocasia esculenta L. Schott, Clarias gariepinus L., Saccharomyces cerevisiae, feed fermentation
Aplikasi Fermentasi dan Suplemen Herba (Hedyotis Corymbosa L.,
Azadirachta indica A. Juss., Colocasia esculenta L. Schott) dalam Pakan Lele (Clarias gariepinus L)
Mahasiswa: Ardian Perdana Putra
Program Studi Sarjana Biologi SITH, email: sith03012@sith.itb.ac.id
Pembimbing: Dr. Pingkan Aditiawati1
1SITH-ITB, email: pingkan@sith.itb.ac.id
Gelar: Sarjana Sains (S.Si), Wisuda Oktober 2010
ABSTRAK
Aplikasi suplemen herba dan perlakuan fermentasi pada pakan lele dumbo (Clarias gariepinus) butuh untuk diteliti lebih jauh untuk mengetahui sejauh mana prospeknya dalam meningkatkan produksi lele. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh penambahan herba (Hedyothis corymbosa, Azadirachta indica dan Colocasia esculenta) dan fermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae pada pakan lele. Penelitian dilakukan dengan mengkombinasikan perlakuan fermentasi pakan utama (tanpa fermentasi = 1*, dengan fermentasi = 2*) dan penambahan 10% suplemen herba (tanpa herba = *A, dengan herba tanpa fermentasi = *B, dengan herba terfermentasi = *C), sehingga diperoleh 6 jenis sampel (1A, 1B, 1C, 2A, 2B dan 2C). Sampel 1A berfungsi sebagai kontrol. Fermentasi pakan dilakukan selama 3 hari dalam suhu ruang. Hasil analisis proksimat menunjukkan sampel 2A, 2B dan 2C memiliki kandungan protein kasar diatas 30% sedangkan sampel lainnya berkisar antara 27,38 % - 27,96 %, sehingga hanya sampel dengan bahan pakan utama terfermentasi yang memenuhi kebutuhan protein optimal usia pertumbuhan yang berkisar 30-36% (Andrew, 1976 dalam Afrianto, 2005). Sampel dengan bahan pakan utama terfermentasi juga menunjukkan peningkatan kadar lemak, penurunan kadar serat kasar dan BETN yang konsisten. Pengujian biologis pakan dilakukan dengan melihat pertumbuhan relatif 5 ekor ikan lele (berat awal 11,00 ± 1,2 g) selama 8 hari pengujian. Nilai pertumbuhan relatif (PR) tertinggi terdapat pada sampel pakan 2B dengan 0,244 g/hari, selanjutnya berturut-turut sampel 1B (0,237 g/hari), 1C (0,207 g/hari), 2A (0,200 g/hari), 2C (0,155 g/hari) dan nilai terendah ditemukan pada kontrol yaitu sampel 1A (0,107 g/hari). Hasil analisis statistik dengan Univariate ANOVA menunjukkan interaksi antara perlakuan fermentasi pakan utama dengan penambahan herba memberikan pengaruh nyata (P>0,1) terhadap PR. Ditemukan adanya pengaruh positif dari fermentasi pakan utama yang dikombinasikan
dengan penambahan herba tanpa fermentasi (2B). Selain itu, ditemukan bahwa kombinasi perlakuan fermentasi pakan utama dengan penambahan herba terfermentasi berpengaruh negatif terhadap PR. Pengukuran faktor fisika kimia menunjukkan suhu selama pengamatan berkisar antara 23,6 – 24,6 0C dan pH pada kisaran 7,17-7,62 (rata-rata 7,39 ± 0,23). Suhu dan pH berada dalam kisaran normal bagi pertumbuhan lele.
Kata kunci : Hedyothis corymbosa L., Azadirachta indica A. Juss., Colocasia esculenta L. Schott, Clarias gariepinus L., Saccharomyces cerevisiae, fermentasi pakan
