• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem dan Reformasi Ekonomi Indonesia

N/A
N/A
Yiska Paderina Sibarani

Academic year: 2023

Membagikan "Sistem dan Reformasi Ekonomi Indonesia"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Namun pada prinsipnya kita dapat membaginya menjadi dua titik ekstrim, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Karena mengedepankan individualisme, maka dalam sistem ekonomi kapitalis setiap individu bebas sepenuhnya untuk egois. Ide sistem ekonomi sosialis sebenarnya sudah muncul sejak abad ke-16 yang dikenal dengan sosialisme utopis.

Sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan di Eropa membawa kesejahteraan bagi masyarakat, walaupun kemakmuran tersebut tidak bertahan lama. Kemudian muncullah sistem ekonomi sosialis yang diyakini pada abad ke-16 dapat menjawab permasalahan perekonomian pada masa itu. Oleh karena itu, negara harus berperan penting dalam sistem perekonomian untuk menjamin terpenuhinya kepentingan dan kebutuhan setiap warga negara (Hudiyanto, 2002).

Kebangkitan sistem ekonomi sosialis dinilai terlalu ekstrem karena mengharuskan pengambilalihan kekayaan individu demi kekayaan negara. Oleh karena itu, diambil jalan tengah yang memadukan kebaikan sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis.

SISTEM EKONOMI INDONESIA DEWASA INI

Konsep sistem perekonomian berdasarkan pasal ini menempatkan negara sebagai pelindung dan pembangun perekonomian yang dikuasai dan dapat dikendalikan oleh rakyat. Dalam struktur perekonomian nasional pun, perbedaan (konfigurasi) antara pelaku ekonomi konglomerat dan pelaku ekonomi kerakyatan masih terlihat jelas. Dalam hal ini, sistem (aktor) perekonomian yang unggul (dominan) berusaha untuk mensubordinasikan sistem (aktor) perekonomian yang inferior karena kekuatan ilmu pengetahuan, teknologi, modal, dan sumber daya manusia dikuasai oleh para pelaku ekonomi di sektor modern.

Namun masih terdapat resistensi dari para pelaku ekonomi tradisional pedesaan yang berusaha mengembangkan tatanan sosial ekonomi yang sejalan dengan sistem nilai dan sistem sosial budaya mereka. Teori dualisme ekonomi dalam konteks Indonesia saat ini membantu menganalisis dialektika hubungan ekonomi antar pelaku ekonomi. Dalam struktur dualistik yang timpang, dampak kebijakan ekonomi bisa berbeda-beda (trade-off), sehingga diperlukan kebijakan afirmatif (bias) terhadap pelaku ekonomi kecil, rentan, dan miskin.

Bangsa Indonesia harus segera mengambil langkah nyata dengan mengembangkan sistem perekonomian yang sesuai dengan kondisi sosial dan budaya bangsa guna menyelesaikan permasalahan perekonomian yang sedang melanda. Hal ini terjadi karena dinamika politik di pemerintahan, selain adanya tuntutan normatif untuk menemukan sistem yang benar-benar sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia dan menjamin tercapainya kesejahteraan masyarakat. Misalnya saja sistem perekonomian yang cenderung liberal yang diterapkan pada awal kemerdekaan Indonesia, dimana masyarakat diberikan kewenangan yang cukup luas untuk melakukan kegiatan perekonomian.

Selanjutnya Indonesia juga menggunakan sistem perekonomian yang cenderung sosialis dimana peran pemerintah dalam perekonomian cukup dominan. Indonesia menggunakan sistem perekonomian yang berbeda dari sebelumnya, yaitu menggunakan sistem yang disebut demokrasi ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Tuntutan masyarakat yang merasa sistem perekonomian demokratis belum terlaksana dengan baik dan tidak menunjang kesejahteraan rakyat, mengakibatkan adanya tuntutan pembaharuan sistem perekonomian yang dikenal dengan masa reformasi.

Pasca reformasi, muncul pandangan untuk menciptakan sistem ekonomi kerakyatan yang diharapkan dapat melibatkan mayoritas penduduk dalam kegiatan perekonomian.

SISTEM EKONOMI KAPITALIS-NEO LIBERAL

Sepanjang sejarah, Indonesia telah mengalami beberapa perubahan dalam sistem perekonomiannya, baik yang bersifat kapitalis maupun sosialis. Perkembangan terkini adalah munculnya integrasi di kawasan Asia-Pasifik dengan terbentuknya Asia-Pacific Economic Forum (APEC) yang didorong oleh negara-negara seperti Australia, Amerika dan Kanada. Situasi yang ada justru menyebabkan situasi sebaliknya, dan kesenjangan antara negara kaya dan miskin dikatakan semakin meningkat.

Proporsi yang sama juga terjadi antara negara maju yang tergabung dalam European Community (EC) dan NAFTA. Hal serupa juga terjadi pada liberalisasi keuangan yang dikendalikan oleh lembaga keuangan internasional dan dipimpin oleh negara adidaya ekonomi dan pemilik modal di pasar uang dunia (Hamid, 2005). Di sisi lain, dengan dalih bergabung ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mengambil keuntungan dari perdagangan dunia, Indonesia justru dibebani dengan berbagai regulasi yang justru merugikan kepentingan nasional.

SISTEM EKONOMI PANCASILA

SISTEM EKONOMI KERAKYATAN

Bagaimana dengan pengertian ekonomi kerakyatan yang banyak dibicarakan dalam pembangunan ekonomi Indonesia dalam satu dekade terakhir? Sistem ini merupakan perpaduan kebaikan sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis yang melahirkan negara kesejahteraan. Sistem perekonomian adalah bagaimana suatu negara mengatur jenis barang yang diproduksinya, memproduksi barang tersebut, dan bagaimana barang tersebut didistribusikan kepada masyarakat.

Pada dasarnya kita dapat membaginya menjadi dua titik ekstrim, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis adalah terjaminnya hak milik individu dan kepentingan pribadi. Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis adalah: negara sangat berkuasa dalam kepemilikan kolektif atas seluruh faktor produksi, produksi dilakukan berdasarkan kebutuhan (production for need), perencanaan ekonomi dilakukan oleh negara.

Sistem ekonomi sosialis dan kapitalis dianggap terlalu ekstrim sehingga John Maynard Keynes mengusulkan sistem ekonomi campuran yang melahirkan negara kesejahteraan seperti yang dimiliki negara-negara Eropa Barat saat ini. Ketika Indonesia merdeka, para pemimpin Indonesia berusaha melakukan reformasi sistem perekonomian Indonesia yang dianggap ideal untuk kondisi negara. Namun karena gejolak politik yang menjadikan Presiden Sukarno sangat berkuasa, Indonesia menerapkan sistem ekonomi statist (dominasi negara).

Meski pemerintah selalu mengklaim tidak menerapkan sistem ekonomi kapitalis, namun pada praktiknya Indonesia telah menerapkan berbagai liberalisasi ekonomi yang tidak berpihak pada perekonomian rakyat. Di satu sisi pemerintah mengambil kebijakan ala sistem kapitalis, namun mayoritas masyarakat menerapkan sistem perekonomian kerakyatan. Sistem ekonomi Pancasila diteliti berdasarkan pemikiran bahwa sistem ekonomi berkaitan erat dengan ideologi, sistem nilai, dan sosial budaya (kelembagaan) masyarakat di mana sistem tersebut dikembangkan.

Prinsip penerapan Sistem Ekonomi Pancasila ada lima, yaitu: Pertama, roda kegiatan perekonomian negara digerakkan oleh insentif ekonomi, sosial, dan moral.

KRISIS MONETER INDONESIA

Pada paruh kedua tahun 1990-an, terjadi perpindahan keuangan dari Jepang dan Eropa ke Amerika akibat permasalahan ekonomi yang dialami Jepang dan proses ekonomi-politik penyatuan mata uang Eropa. Kedua, lembaga keuangan negara dan lembaga keuangan yang berkembang secara global mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga mempunyai kewenangan yang lebih besar dibandingkan negara berkembang seperti Indonesia. Sudah lebih dari satu dekade krisis ekonomi atau yang lebih dikenal dengan krisis moneter telah berlalu, namun nampaknya Indonesia belum benar-benar bisa bangkit dari keterpurukannya, apalagi mengembalikan posisinya sebagai macan Asia, Indonesia cenderung melihat ke arah yang lebih baik. semakin tertinggal dibandingkan negara-negara Asia lainnya.

Daya saing Indonesia jika dilihat dari HDI (Human Development Index) saat ini berada di bawah Malaysia dan Singapura. Sebagai gambaran, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia berada pada peringkat 121 pada tahun 2013, jauh di bawah Malaysia dan Singapura, yang masing-masing berada pada peringkat 64 dan 18. Krisis global yang kembali melanda pada tahun 2008 (subprime mortgage) masih memberikan guncangan pada perekonomian Indonesia.

Reformasi ekonomi sebagai upaya perbaikan perekonomian Indonesia terus berkembang karena harapan dan impian memerlukan perjuangan yang lebih keras untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu diperlukan upaya yang sangat keras untuk mendorong percepatan pembangunan perekonomian Indonesia pada seluruh sektor yang ada.

DAMPAK KRISIS MONETER

REFORMASI EKONOMI

Reformasi kelembagaan juga menjadi keharusan dalam melaksanakan reformasi ekonomi karena perekonomian hanya dapat berfungsi dengan baik jika didukung oleh lembaga hukum dan birokrasi yang bersih. Kepastian hukum merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan usaha, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Birokrasi yang bersih, bebas korupsi dan suap, akan mengurangi biaya ekonomi yang tinggi sehingga dunia usaha dapat berfungsi lebih efisien.

APBN Indonesia yang seharusnya digunakan untuk membiayai pembangunan, sebagian besar digunakan untuk melunasi utang luar negeri. Pemerintah harus menerapkan serangkaian strategi yang efektif untuk menghilangkan utang Indonesia, karena dengan cara inilah negara ini dapat terhindar dari krisis ekonomi. Dari era ke era kepemimpinan di Indonesia, utang sepertinya belum menjadi prioritas yang perlu segera diatasi.

Tercatat hanya di bawah kepemimpinan Presiden B.J. Habibie dan Presiden Abdurrahman Wahid, mampu mengurangi utang Indonesia masing-masing sebesar USD 3 miliar dan USD.

MENUJU EKONOMI KERAKYATAN

Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan bukan berarti menghambat proses partisipasi Indonesia dalam globalisasi, yaitu investasi dan perdagangan bebas. Tujuan utama pembangunan ekonomi kerakyatan adalah untuk meningkatkan kekuatan perekonomian nasional yang bertumpu pada perekonomian kerakyatan. Melalui Ekonomi Kerakyatan diharapkan praktik KKN dapat dihilangkan karena perekonomian dijalankan, diawasi dan dikendalikan oleh seluruh masyarakat.

Oleh karena itu, tidak ada pihak yang dapat mengeksploitasi kekuasaannya untuk mencapai keuntungan pribadi. Perekonomian kerakyatan tidak mengabaikan sektor formal, namun lebih memperhatikan, melindungi dan mengutamakan usaha ekonomi kerakyatan yang selama satu dekade terakhir terabaikan. Otonomi daerah yang saat ini diterapkan di Indonesia merupakan salah satu cara untuk mencapai perekonomian kerakyatan.

Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, diharapkan akan muncul kebijakan-kebijakan yang mendorong perekonomian masyarakat menjadi lebih maju dan berkembang. Tekad pemerintahan Presiden Jokowi untuk mewujudkan perekonomian yang sejahtera, mandiri melalui penguatan usaha pertanian rakyat dan penguatan perekonomian pedesaan dan pedesaan diharapkan dapat menjadi semangat baru bagi pengembangan perekonomian kerakyatan di masa depan. Faktor internal adalah defisit transaksi berjalan Indonesia yang cenderung melebar dari tahun ke tahun, tingkat akumulasi inflasi Indonesia yang sangat tinggi, dan utang luar negeri Indonesia yang berlebihan sehingga mengakibatkan negative outflows.

Faktor eksternal pendorong terjadinya krisis moneter adalah pergerakan keuangan di tiga kutub dunia (Amerika Serikat, Eropa dan Jepang), lembaga keuangan berupa negara dan lembaga keuangan yang mempunyai otoritas lebih dari negara berkembang, dan spekulasi yang menyertainya. gejolak keuangan global. Krisis moneter yang dialami Indonesia nampaknya tidak dapat diselesaikan oleh negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Thailand karena lemahnya fundamental ekonomi dan gejolak politik. Oleh karena itu, Indonesia harus melakukan reformasi perekonomian, antara lain dengan: memperbaiki fundamental perekonomian yang bertumpu pada pemerataan ekonomi, mengambil tindakan tegas dalam menentukan sistem nilai tukar, menciptakan stabilitas politik dan keamanan.

MELANJUTKAN . melaksanakan reformasi di bidang hukum dan birokrasi, serta memutihkan utang luar negeri. Reformasi ekonomi ini hanya dapat terlaksana apabila para pengambil keputusan ekonomi mengubah paradigma liberal menjadi paradigma ekonomi kerakyatan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Melalui sistem ekonomi kerakyatan diharapkan pemerataan ekonomi dapat tercapai sehingga landasan perekonomian bertumpu pada perekonomian kerakyatan. atas kemampuan mereka sendiri dan bukan atas bantuan asing.

Referensi

Dokumen terkait