SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SDLC (System Development Life Circle) Dosen Pengampu: Bapak Winarno, S.Pd. M.Pd
Oleh:
Nama : Zanana Utamy NIM : K7517081
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2019
Tugas Individu :
1. Apakah SDLC (System Development Life Circle) itu ? 2. Jelaskanlah 6 tahapan dalam SDLC !
3. Sebutkan dan jelaskan 4 jenis penerapan sistem informasi baru (migrasi) kemudian analisa bagaimana kelebihan dan kekuranganya !
SDLC (System Development Life Circle) 1. Pengertian
SDLC (Systems Development Life Cycle ) adalah siklus hidup pengembangan system. Dalam rekayasa system dan rekayasa perangkat lunak, SDLC merupakan suatu proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Menurut Kendall, System Development Life Cycle (SDLC) ialah suatu pendekatan yang memiliki tahap atau bertahap untuk melakukan analisa dan membangun suatu rancangan sistem dengan menggunakan siklus yang lebih spesifik terhadap kegiatan pengguna.
Siklus Hidup Pengembangan Sistem terdiri dari sejumlah tahapan kerja yang dimana siklus ini mempunyai sifat yang jelas dan nyata di tiap tahapnya yang digunakan oleh sistem insinyur dan pengembang untuk merencanakan, mendesain, membangun, menguji, dan memberikan suatu sistem informasi. Sebuah SDLC bertujuan untuk menghasilkan output sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, berdasarkan kebutuhan pelanggan, dengan memberikan sistem yang bergerak melalui setiap tahap yang jelas, dalam jangka waktu yang dijadwalkan dan menggunakan perkiraan biaya bila ada.
Aji Supriyanto dalam jurnalnya berpendapat bahwa Metode SDLC adalah metode yang menggunakan pendekatan sistem yang disebut pendekatan air terjun ( waterfall approach ) dimana setiap tahapan sistem akan dikerjakan secara berurut menurun dari perencanaan, analisa, desain, implementasi, dan perawatan.
Untuk mengelola tingkat kompleksitas, sejumlah model SDLC telah dibuat, seperti model Waterfall, Spiral, Agile, Rapid Prototyping, Incremental, dan stabilitas-sinkronisasi. Maksud dari proses SDLC adalah untuk membantu menghasilkan produk yang hemat biaya, efektif dan berkualitas tinggi.
2. Tahapan-tahapan dalam SDLC
a. Tahap Perencanaan Sistem ( Systems Planning)
Perencanaan sistem merupakan tahap paling awal yang memberikan pedoman dalam melakukan langkah selanjutnya. Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan.
Perencanaan sistem dapat terdiri dari perencanaan jangka pendek meliputi periode 1 sampai 2 tahun dan perencanaan jangka panjang meliputi periode sampai dengan 5 tahun. Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, bila tidak ada dapat juga dilakukan oleh departemen sistem.
Proses Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses utama yaitu :
Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem
Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan dilakukan oleh komite pengarah.
Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh analis sistem.
b. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan.
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan- permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan didalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya lebih terinci. Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh Analis Sistem yaitu :
Identify, yaitu mengidentifikasikan masalah, mengindentifikasikan penyebab masalah, mengidentifikasikan titik keputusan, mengidentifikasikan personil-personil kunci.
Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada, menentukan jenis penelitian, merencanakan jadual penelitian, mengatur jadual wawancara, mengatur jadual observasi, mengatur jadual pengambilan sampel, membuat penugasan penelitian, membuat agenda wawancara, mengumpulkan hasil penelitian
Analyze, yaitu menganalis sistem, menganalisis kelemahan sistem;
menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen.
Report, yaitu membuat laporan hasil analisis yang tujuan untuk memberi laporan bahwa analisis telah selesai dilakukan, meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen, meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen, meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya.
c. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem (system design ). Tahap perancangan sistem ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem; untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Tahap perancangan sistem merupakan tahap penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Untuk sistem berbasis komputer biasanya dalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan. Adapun langkah-langkah dalam tahap perancangan sistem ini meliputi :
Menyiapkan rancangan sistem yang terinci : analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang telah dijelaskan dalam modul teknis. Penggambaran
dilakukan dari yang besar dan secara bertahap secara rinci dengan pendekatan top-down dan ini biasanya dilakukan untuk rancangan terstruktur (structured design).
Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem : analis harus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.
Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem : analis bekerja bersama manajer mengevaluasi berbagai alternatif dan dipilih yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
Memilih konfigurasi yang terbaik : analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dengan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah dianalisis kemudian direkomendasikan kepada manajer untuk disetujui.
Persetujuan dilakukan oleh Komite pengarah SIM.
Menyetujui usulan penerapan : analisis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.
Menyetujui atau menolak penerapan sistem: jika keuntungan dari sistem melebihi biayanya, penerapan akan disetujui.
d. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan
Fase keempat adalah ketika pekerjaan yang sebenarnya dimulai, khususnya ketika seorang programmer, pengembang basis data dibawa untuk melakukan pekerjaan utama pada proyek tersebut. Pekerjaan ini termasuk menggunakan diagram alur untuk memastikan bahwa proses sistem diatur dengan benar. Fase pengembangan menandai akhir dari bagian awal proses. Selain itu, fase ini menandakan dimulainya produksi.
Tahap pengembangan juga ditandai dengan instilasi dan perubahan.
Berfokus pada pelatihan bisa menjadi manfaat besar selama fase ini.
Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat
e. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
Fase kelima melibatkan integrasi sistem dan pengujian sistem (program dan prosedur) yang biasanya dilakukan oleh profesional Quality Assurance (QA) untuk menentukan apakah desain yang diusulkan memenuhi set awal tujuan bisnis. Pengujian dapat diulangi, khususnya untuk memeriksa kesalahan, bug, dan interoperabilitas. Pengujian ini akan dilakukan sampai pengguna akhir menemukan itu dapat diterima. Bagian lain dari fase ini adalah verifikasi dan validasi, yang keduanya akan membantu memastikan keberhasilan penyelesaian program.
f. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat.
Setelah dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih. Tiba saatnya sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi system merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi.
Implementasi sistem merupakan kegiatan untuk memperoleh dan mengintegrasikan sumberdaya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Adapun langkah-langkah dalam tahap ini meliputi :
Merencanakan penerapan: sebelum sistem baru digunakan, manajer dan spesialis informasi memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem.
Mengumumkan penerapan: proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti penelitian sistem.
Tujuannya untuk menginformasikan pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama pegawai.
Mendapatkan sumberdaya perangkat keras: rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Setiap pemasok diberikan request for proposal (RFP).
Mendapatkan sumberdaya perangkat lunak: dapat membuat sendiri oleh programmer dari dokumen yang disiapkan analis sistem atau menggunakan perangkat lunak aplikasi jadi (prewritten application soft ware).
Menyiapkan database: DBA bertanggungjawab untuk semua kegiatanyang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database.
Menyiapkan fasilitas fisik: fasilitas di sini adalah lantai yang ditinggikan, pengendalian suhu ruangan dan kelembaban khusus, keamanan, peralatan pendeteksi api dan pemadam kebakaran, dsb.
Mendidik peserta dan pemakai: baik peserta (operator pemasukan data, pegawai coding, dan administrasi) dan pemakai harus dididik tentang peran mereka dalam sistem. Pendidikan sebaiknya setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.
Masuk ke sistem baru: proses menggantikan sistem lama ke sistem baru disebut cutover. Ada 4 pendekatan dasar: percontohan (pilot project), serentak, bertahap, dan paralel.
3. Penerapan sistem informasi baru (Migrasi)
Migrasi memiliki arti perpindahan. Secara umum migrasi dapat diartikan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, atau juga dapat diartikan perpindahan dari satu kondisi lama ke kondisi baru atau dari sistem yang lama atau lebih dahulu, ke sistem yang terbaru atau terupdate.
Migrasi Data dan Migrasi Sistem. Dalam ilmu komputer dan teknologi informasi terdapat istilah migrasi data dan migrasi sistem. Migrasi data merupakan proses memindahkan atau mentranformasikan data dari suatu konteks ke konteks lainnya yang berbeda. Konteks tersebut dapat berupa bentuk / struktur data, format data, platform teknologi, ataupun lokasi.
Untuk mencapai prosedur migrasi data yang efektif, data pada sistem lama yang dipetakan ke sistem baru menyediakan desain untuk ekstraksi data dan loading data. Migrasi data dilakukan secara bertahap dan parallel.
Parallel disini dalam arti aplikasi yang menggunakan sistem basis data lama tetap dipertahankan sampai sistem pendukung basis data baru dapat menjalankan suatu operasi yang telah ditetapkan dengan baik supaya lebih efektif..
Migrasi sistem merupakan sistem operasional yang sedang berlaku saat itu harus diubah ke lingkungan sistem operasional yang baru atau juga dapat diartikan sebagai perpindahan sebuah sistem dari lama ke baru.
4 Jenis Penerapan Sistem Informasi Baru(Migrasi) a. Layanan Migrasi Data AWS Cloud.
Layanan transfer data yang dibuat oleh AWS mencakup banyak metode yang membantu memigrasi data denagn lebih efektif. Metode ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
Transfer data online dan penyimpanan cloud
Migrasi data offline ke Amazon S3.
b. Migrating Storage
TI meimgrasikan data selama penyegaran teknologi penyimpanan.
Sasaran penyegaran teknologi adalah kinerja yang lebih cepat dan penskalaan dinamis bersama dengan fitur manajemen data yang ditingkatkan.
c. Migrating Databases
Memigrasi database dapat berarti berpindah antar platform, seperti on- premise ke cloud atau memigrasikan data dari satu database ke yang baru.
d. Migrating Applications
Migrasi aplikasi dapat berarti memindahkan data dalam suatu aplikasi, seperti bergeser dari MS Office lokal ke Office 365 di cloud. Ini juga dapat berarti mengganti satu aplikasi dengan yang berbeda, seperti pindah dari satu perangkat lunak akuntansi ke platform akuntansi baru dari vendor yang berbeda.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Skalabilitas. Skalabilitas cloud adalah salah satu aset utamanya.
Jika data cadangan dan arsip menggunakan penyimpanan dalam jumlah besar, maka cloud dapat memberikan skalabilitas yang hemat biaya dengan penyediaan dinamis. Manfaat yang sama berlaku untuk volume besar data aplikasi aktif, seperti video dan game.
Biaya lebih rendah. Komputasi awan dapat mengurangi biaya operasional dengan beralih ke model berlangganan. Perusahaan juga menghabiskan lebih sedikit modal untuk membeli peralatan penyimpanan baru, dan TI menghabiskan lebih sedikit waktu untuk mengelola penyimpanan ditempat, Akan tetapi perlu diperhatikan biaya penyimpanan cloud, sebab menyimpan data di atas ambang batas kapasitas dasar menjadi sangat mahal, dan pengambilan data secara berkala disertai dengan biaya yang signifikan.
Membebaskan beberapa tugas manajemen. TI menghabiskan waktu secara signifikan, menyeimbangkan muatan, dan merencanakan kapasitas untuk data yang disimpan. TI mempertahankan tanggung jawab atas data berbasis cloud, tetapi dapat melakukan off-load tugas-tugas seperti penyediaan penyimpanan, pemecahan masalah,dan meningkatkan alat inteligen penyimpanan.
Kekurangan
Masalah kepatuhan dan perlindungan data. Apabila telah memigrasi data ke cloud, pada akhirnya akan dipertanggung jawabkan untuk sebagai bukti kepatuhan, dan bertanggung jawab untuk melindungi data dalam jangka panjang, idealnya memindahkan ke arsip yang dapat dicari untuk perlindungan dan kepatuhan.
Teknologi eksklusif, jika kita menggunakan teknologi eksklusif di tempat seperti kepatuhan WORM, maka perlu melihat vendor pihak ke3 untuk memasok fitur di cloud.
Latensi, meskipun kinerja berbasis cloud bisa sangat cepat, mungkin ada masalah bandwidth dan latensi antara cloud dan on-premsie. Saat menjadikan cloud sebagai target cadangan, jelaskan kinerja berbasis cloud akan sama baiknya atau lebih baik daripada di jaringan.
Vendor mengunci, setelah memigrasi data ke cloud, mungkin sulit untuk berpindah antar platform.Sehingga perlu memahami opsi migrasi cloud ke cloud apa yang tersedia.
Daftar Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). "Migrasi". http://kbbi.web.id/migrasi (diakses pada 24 November 2019).
Ibrahim, A.. 2010. "Migrasi Data".
https://visilubai.wordpress.com/2010/04/27/migrasi-data/ ( diakses pada tanggal 24 November 2019)
https://aws.amazon.com/id/cloud-data-migration/ (diakses pada tanggal 24 November 2019)
https://yuliagroups.wordpress.com (diakses pada tanggal 24 November 2019)
https://www.google.com/amp/s/rahmayuningsih04.wordpress.com/2017/07/16/makalah- sdlc-system-development-life-cycle/amp/ (diakses pada tanggal 24 November 2019)