• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TYPHUS ABDOMINALIS DENGAN MENGGUNAKAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TYPHUS ABDOMINALIS DENGAN MENGGUNAKAN "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TYPHUS ABDOMINALIS DENGAN MENGGUNAKAN

METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

Nurlaelatul Maulidah

Universitas BSI Bandung

e-mail: ubsi@bsi.ac.id Abstrak

Typhus Abdominalis merupakan suatu penyakit infeksi menular yang umumnya diderita oleh sebagian besar masyarakat indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan Salmonella Paratyphi yang menyerang bagian pencernaan terutama usus halus. Pasien yang mengalami gejala Typhus Abdominalis akan mengalami gejala yang mirip dengan demam berdarah seperti pusing, demam tinggi, kurang nafsu makan, diare dan sebagainya. Penyakit ini disebabkan oleh lingkungan hidup yang kotor, makanan dan minuman yang tidak bersih.

Dalam masyarakat indonesia penyakit ini lebih dikenal dengan nama demam tifoid atau tipes, tetapi dalam dunia kedokteran penyakit ini disebut dengan Thypoid Fever atau Typhus Abdominalis. Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran untuk memudahkan manusia dalam menyelesaikan suatu masalah yang berkaitan dengan bidang keahlian tertentu yang biasanya dilakukan oleh seorang ahli atau pakar dalam bidang tersebut. Sistem pakar ini dibuat untuk mendiagnosa penyakit Typhus Abdominalis yang dibangun menggunakan perangkat lunak Sublime Text 3 dengan Database MySQL dan web server Apache yang terintegrasi ke dalam XAMPP serta menggunakan metode forward chaining. Sistem pakar ini digunakan untuk memudahkan pasien dalam mendiagnosa apakah pasien tersebut menderita penyakit typhus abdominalis gejala tahap awal atau sudah gejala tahap lanjut, sehingga pasien dapat segera mendapat penanganan segera sesuai dengan tahap perkembangan penyakit typhus abdominalis yang diderita.

Kata kunci: Sistem Pakar, Forward Chaining, Penyakit Typhus Abdominalis.

Abstract

Abdominal typhus is an infectious disease diagnosed by most Indonesians. This disease is caused by the bacteria Salmonella typhi and Salmonella Paratyphi which attack the digestive parts, especially the small intestine. Patients who experience symptoms of Abdominal Typhus will experience changes similar to dengue fever such as pushing, high fever, lack of appetite, diarrhea and so on. This disease is caused by a dirty environment, food and drinks that are not clean. In Indonesian society this disease is better known as typhoid fever or typhoid, but in the world of medicine this is called Thypoid Fever or Abdominal Typhus. Expert system is a computer-based system that uses knowledge, facts and punishment techniques to make it easier for humans to solve problems related to certain expertise carried out by experts or experts in the field. This expert system was made to diagnose Abdominal Typhus which was made using Sublime Text 3 software with MySQL Database and Apache web server integrated into XAMPP and using the forward chaining method. This Expert System is used to facilitate patients in diagnosing patients suffering from abdominal typhus, initial disease, and advanced disease, so that patients can immediately get treatment that is in accordance with the development of abdominal typhus suffered.

Keywords: Expert System, Forward Chaining, Disease Typhus Abdominalis

1. Pendahuluan

Typhus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh

bakteri Salmonella typhi atau Salmonella Paratyphi A, B, dan C yang menyerang bagian pencernaan terutama usus halus.

Penyakit typhus abdominalis dapat menular

(2)

dengan cepat, penularan bisa melalui fecal (anus) dan oral (mulut) yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri salmonella typhi. (Widoyono dalam Izazi 2019).

Dalam masyarakat indonesia penyakit ini lebih dikenal dengan nama demam tifoid atau tipes, tetapi dalam dunia kedokteran penyakit ini disebut dengan Typhoid Fever atau Typhus Abdominalis.

Typhus Abdominalis sangat berbahaya jika tidak mendapatkan perawatan dan penanganan yang baik dan benar.

Berdasarkan data dari Klinik Sejahtera Adiwerna angka kejadian sekitar 60 kasus per bulan dan 718 kasus per tahun.

Sistem pakar ini dibuat untuk membantu mengatasi kesulitan masyarakat dalam mendiagnosa atau mengidentifikasi gejala-gejala penyakit Typhus Abdominalis menggunakan metode Forward Chaining.

Sistem pakar ini digunakan untuk mencari tahu apakah seseorang didiagnosa memiliki gejala penyakit Typhus Abdominalis atau tidak.

Dengan menggunakan sistem pakar ini, pengguna hanya perlu memilih gejala- gejala yang dirasakan dan sistem akan memproses beberapa gejala yang telah dipilih, kemudian sistem akan memberikan hasil yang sesuai dengan diagnosa dokter.

Dari pembahasan diatas penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi sebagai berikut: “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Typhus Abdominalis Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web”.

2. Metode Penelitian

2.1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Pada metode ini penulis melakukan pengamatan langsung terhadap semua yang berkaitan dengan diagnosa penyakit typhus abdominalis mulai dari gejala- gejala yang sering dialami oleh pasien, serta bagaimana proses

pengobatan atau penyembuhan yang dilakukan oleh dokter tersebut.

2. Wawancara

Pada metode ini penulis melakukan tanya jawab langsung dengan pihak Puskesmas dalam hal ini dilakukan dengan dokter umum tentang gejala-gejala serta solusi atau pengobatan untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan mengenai

permasalahan dan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembuatan dan pengembangan sistem.

3. Studi Pustaka

Untuk melengkapi data yang diperlukan, maka penulis melakukan studi pustaka dengan membaca buku-buku seperti:

rekayasa perangkat lunak, sistem pakar, basis data dan lain-lain yang berkaitan dalam pembuatan website ini, melalui literatur- literatur atau referensi-referensi serta melihat tampilan website yang sudah ada di internet.

2.2. Model Pengembangan Sistem A. Pengembangan Pakar

Sistem pakar mempunyai ciri-ciri diantaranya adanya fasilitas mengenai informasi yang dapat dipercayai, tidak sulit dimodifkasi, penggunaan tidak mengacu pada satu jenis komputer saja, dan memiliki tingkat adaptasi yang baik.

Konsep dasar sistem pakar harus memenuhi beberapa unsur diantaranya keahlian, pakar, pemindahan keahlian, inferensi, aturan-aturan, dan kemampuan untuk menjelaskan. Struktur sistem pakar dibagi menjadi dua yaitu lingkungan konsultasi dan lingkungan pengembangan.

B. Pengembangan Software Metode yang digunakan pada pengembangan perangkat lunak ini menggunakan metode waterfall. Adapun penjelasan dari proses model pengembangan software tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan Software

(3)

Dalam analisa kebutuhan software, penulis mengumpulkan data meliputi data gejala penyakit serta cara mengatasi atau mengobatinya.

Keluaran yang dihasilkan berupa hasil konsultasi, software yang digunakan dalam aplikasi sistem pakar ini adalah Adobe Dreamweaver CS6.

2. Desain

Untuk desain sistem, penulis membuat rancangan yang diinginkan. Penyimpanan data yang berisi table-tabel pendukung menggunakan MySQL, sedangkan diagram yang digunakan adalah UML (Unified Modeling Language) yang diantaranya use case diagram, activity diagram, component diagram dan deployment diagram serta menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram), dan Flowchart.

3. Code Generation

Menterjemahkan perancangan yang dibuat kedalam bahasa yang dapat dimengerti oleh mesin.

Bahasa pemprograman yang digunakan adalah PHP (PHP Hypertext Preprocessor).

4. Testing

Dalam testing, penulis menggunakan teknik pengujian Whitebox Testing yaitu, pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian.

5. Support

Perangkat yang dibutuhkan adalah processor intel (R) Core(TM) i3- 2350 CPU @ 2.30GHz 2.30GHz, RAM 2.00GB (1.85GB Unsable), Hardware yang digunakan harus dilakukan pemeliharaan secara berkala guna meminimalkan biaya perbaikan.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Algoritma Sistem Pakar

Berikut merupakan algoritma sistem pakar yang dibuat dengan diagram alur flowchart:

Sumber: Olahan Sendiri

Gambar 1. Algoritma Sistem Pakar

3.2. Tabel Pakar

Tabel pakar terdiri dari tabel tahap perkembangan penyakit, tabel gejala, tabel solusi dan tabel aturan.

1. Berikut merupakan tabel perkembangan penyakit:

Tabel 1. Tahap Perkembangan Penyakit Typhus Abdominalis

Kode Tahap Perkembangan Penyakit T1 Gejala Tahap Awal T2 Gejala Tahap Lanjut Sumber : Olahan Sendiri

2. Berikut merupakan tabel gejala typhus abdominalis:

Tabel 2. Gejala Typhus Abdominalis

Sumber: Olahan Sendiri

Kode Nama Gejala

G01 Demam atau Panas dengan suhu tinggi mencapai lebih dari 38,5 Derajat Celcius pada malam haridan terus meningkat selama lebih dari 3 hari

G02 Sakit Kepala

G03 Kehilangan Nafsu Makan dan Berat Badan Turun G04 Sakit Perut, Mual dan Muntah

G05 Terlihat lemah dengan mata sayu setengah tertutup G06 Ruam berupa bintik-bintik merah kecil pada kulit G07 Merasakan nyeri dan sakit pada otot

G08 Lidah kelihatan kotor dan ditutupi selaput putih G09 Mengalami Diare (sering BAB) atau Sembelit (sulit

BAB)

G10 Mengalami gangguan kesadaran seperti rasa kebingungan maupun mengigau

(4)

3. Berikut merupakan tabel solusi:

Tabel 3. Solusi

Kode Solusi

S01 Solusi Penderita Gejala Tahap Awal:

• Minum antibiotik sesuai anjuran, jangan sampai sekalipun terlewat. Gejala mungkin akan membaik setelah dua sampai tiga hari Anda minum antibiotik. Tapi, sebaiknya antibiotik yang diresepkan dokter dihabiskan agar penyakit Anda benar- benar sembuh dan tidak kambuh lagi.

• Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup. Pada saat ini tubuh Anda sedang melawan bakteri yang menginfeksi, sehingga tubuh butuh energi yang banyak.

• Minum banyak cairan agar terhindar dari dehidrasi, terlebih jika Anda mengalami muntah. Demam tinggi dan muntah yang merupakan gejala tipes dapat membuat Anda rentan terkena dehidrasi.

• Penuhi kebutuhan nutrisi Anda dengan makan yang banyak.

Anda mungkin akan kehilangan nafsu makan pada saat ini, tapi bagaimanapun tubuh Anda butuh energi dan nutrisi untuk melawan bakteri.

Untuk itu, sebaiknya Anda makan. Makan dalam porsi kecil tapi lebih sering mungkin dapat memudahkan Anda.

• Jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan, seperti rajin mencuci tangan dengan sabun. Hal ini bertujuan agar infeksi tidak menyebar ke orang di sekitar Anda.

S02 Solusi Penderita Gejala Tahap Lanjut:

Sebaiknya anda segera dirawat inap dirumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan serius dari dokter spesialis penyakit dalam agar anda dapat segera sehat kembali.

Sumber : Olahan Sendiri

Keterangan:

S01 : Solusi Penderita Gejala Tahap Awal S02 : Solusi Penderita Gejala Tahap Lanjut 4. Berikut merupakan tabel basis aturan:

Tabel 4. Basis Aturan Kode Typhus

Abdominalis

Kode Gejala Kode Solusi R01 G01, G02, G03, G04, G05 S01 R02 G01, G06, G07, G08,

G09, G10

S02 Sumber : Olahan Sendiri

3.3. Rule-rule Pada Pakar

Bentuk (IF-THEN) merupakan bentuk dari suatu kaidah sebagai hubungan dua implikasi IF (jika) bagian premis dan THEN (maka) bagian konklusi. Adapun rule-rule pakar sebagai berikut:

1. Rule 1

IF Demam atau Panas dengan suhu tinggi mencapai lebih dari 38,5 Derajat Celcius pada malam hari dan terus meningkat selama lebih dari 3 hari AND Sakit KepalaAND Kehilangan Nafsu Makan dan Berat Badan TurunAND Sakit Perut, Mual dan MuntahANDTerlihat lemah dengan mata sayu setengah tertutup THENTyphus Abdominalis Gejala Awal.

2. Rule 2

IF Demam atau Panas dengan suhu tinggi mencapai lebih dari 38,5 Derajat Celcius pada malam hari dan terus meningkat selama lebih dari 3 hari AND Ruam berupa bintik-bintik merah kecil pada kulitAND Merasakan nyeri dan sakit pada ototAND Lidah kelihatan kotor dan ditutupi selaput putihAND Mengalami Diare (sering BAB) atau Sembelit (sulit BAB)AND Mengalami gangguan kesadaran seperti rasa kebingungan maupun THENTyphus Abdominalis Gejala Tahap Lanjut.

3.4.Pohon Keputusan Pakar

Keberhasilan pakar dapat ditentukan oleh keputusan pakar yang berupa pohon keputusan pakar. Berikut gambar pohon keputusan pakar:

Sumber: Olahan Sendiri Gambar 2. Pohon Keputusan Pakar

(5)

3.5. Analisa Kebutuhan Software A. Use Case Diagram

Use case diagram digunakan untuk mendeskripsikan interaksi antara dua aktor yaitu admin dan pasien dengan sistem yang dibuat sehingga dapat diketahui fungsi-fungsi dari sistem. Berikut merupakan use case sistem pakar diagnosa penyakit typhus abdominalis :

Sumber : Olahan Sendiri

Gambar 3. Use Case Diagram B. Entity Relationship Diagram (ERD)

Gambar 4. Entity Relationship Diagram (ERD)

C. Logical Record Structure (LRS)

user id_user password nama_lengkap umur jk level

tblkonsultasi id tgl id_pasien id_gangguan persen

detailkonsul idkonsul idgejala

tblgejala idgejala namagejala persen

tblterapi idterapi keteranganterapi

tblgangguan idgangguan namagangguan

tblgejalagangguan id idgejala idgangguan

tblgangguanterapi id idgangguan idterapi 1

M

1 1

1 1

1

1 1

1 1 1 M

M M

M

M M

Gambar 5. Logical Record Structure (LRS)

D. Activity Diagram Login Pasien

Gambar 6. Activity Diagram Login Pasien

E. Deployment Diagram

Sumber : Olahan Sendiri

Gambar 7. Deployment Diagram F. Component Diagram

Sumber : Olahan Sendiri

Gambar 8. Component Diagram G. User Interface

Dibawah ini akan ditampilkan user interface dari sistem pakar diagnosa penyakit typhus abdominalis.

1. Tampilan Halaman Awal

Gambar 9. Tampilan Halaman Awal

(6)

2. Tampilan Halaman Login

Gambar 10. Tampilan Halaman Login 3. Tampilan Halaman Awal Admin

Gambar 11. Tampilan Halaman Awal Admin

4. Tampilan Halaman Admin Data Gejala

Gambar 11. Tampilan Halaman Admin Data Gejala

5. Tampilan Halaman Admin Tambah Data Gejala

Gambar 12. Tampilan Halaman Admin Tambah Data Gejala

6. Tampilan Halaman Admin Ubah Data Gejala

Gambar 13. Tampilan Halaman Admin Ubah Data Gejala

7. Tampilan Halaman Admin Data Penyakit

Gambar 14. Tampilan Halaman Admin Data Penyakit

8. Tampilan Halaman Admin Tambah Data Penyakit

Gambar 15. Tampilan Halaman Admin Tambah Data Penyakit

(7)

9. Tampilan Halaman Admin Ubah Data Penyakit

Gambar 16. Tampilan Halaman Admin Ubah Data Penyakit

10. Tampilan Halaman Admin Data Solusi

Gambar 17. Tampilan Halaman Admin Data Solusi

11. Tampilan Halaman Admin Tambah Data Solusi

Gambar 18. Tampilan Halaman Admin Tambah Data Solusi 12. Tampilan Halaman Admin Ubah Data

Solusi

Gambar 19. Tampilan Halaman Admin Ubah Data Solusi 13. Tampilan Halaman Admin Data Rule

Gambar 20. Tampilan Halaman Admin Data Rule

14. Tampilan Halaman Admin Laporan Pasien

Gambar 21. Tampilan Halaman Admin Laporan Pasien

(8)

15. Tampilan Halaman Admin Laporan Konsultasi

Gambar 22. Tampilan Halaman Admin Laporan Konsultasi 16. Tampilan Halaman Admin Cetak

Laporan Pasien

Gambar 23. Tampilan Halaman Admin Cetak Laporan Pasien

17. Tampilan Halaman Admin Cetak Laporan Konsultasi

Gambar 24. Tampilan Halaman Admin Cetak Laporan Konsultasi 18. Tampilan Halaman Pasien Konsultasi

Gambar 25. Tampilan Halaman Pasien Konsultasi

19. Tampilan Halaman Pasien Hasil Konsultasi

Gambar 26. Tampilan Halaman Pasien Hasil Konsultasi

20. Tampilan Halaman Pasien Cetak Hasil Konsultasi

Gambar 27. Tampilan Halaman Pasien Cetak Hasil Konsultasi

H. Testing

Pengujian pada sistem pakar ini dibuat dengan mennggunakan whitebox testing, adapun hasil pengujian sebagai berikut:

Berikut merupakan gambar dari whitebox testing yang telah dibuat:

(9)

Sumber : Olahan Sendiri

Gambar 28.White Box Testing Dari gambar diatas dapat ditentukan Cyclomatic Compexity (Kompleksitas Siklomatis) sebagai berikut:

V(G) = E-N+2

= 9-9+2

= 0+2

= 2 Keterangan:

E : Jumlah busur pada flowgraph yaitu 9 N : Jumlah simpul pada flowgraph yaitu 9

Jadi, jalur bebas pada flowgraphnotation yang akan diuji adalah sebanyak 2 jalur. Berdasarkan urutan flowgraph diatas, dapat dikelompok basis flowgraph sebagai berikut:

Tabel 5. Jalur Bebas Flow Graph Notation

Basis Flow

Jalur Bebas (independent path)

Jalur 1 1-2-3-4-5-6-7-9 Jalur 2 1-2-3-4-5-6-8-9 4. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari bab- bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Typhus Abdominalis Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web ini bertujuan untuk memudahkan pasien dalam mendiagnosa apakah pasien tersebut menderita penyakit typhus abdominalis gejala tahap awal atau sudah gejala tahap lanjut, sehingga pasien dapat segera mendapat penanganan segera sesuai dengan tahap perkembangan penyakit typhus abdominalis yang diderita.

2. Dengan adanya Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Typhus Abdominalis Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis

Web ini membantu masyarakat umum agar mengetahui informasi mengenai penyakit typhus abdominalis.

Referensi

Izazi, Amalina. 2019. Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Utama Demam Thypoid. Jurnal Kesehatan 11(2):

115–21.

Sukmawan, Mahartin Hendra. 2019. Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Burung Puyuh Menggunakan Metode Inferensi Forward Chaining Berbasis Android.https://www.researchgate.net/

publication/330278047_Sistem_Pakar _Identifikasi_Penyakit_Burung_Puyuh _Menggunakan_Metode_Inferensi_Fo rward_Chaining_Berbasis_Android.

Supartini, W., & Hindarto. 2017. Sistem Pakar Berbasis Web Dengan Metode Forward Chaining Dalam Mendiagnosa Dini Penyakit Tuberkulosis Di Jawa Timur. Kinetik,

1(3), 147.

https://doi.org/10.22219/kinetik.v1i3.1 23

Nasir, J., & Jahro. 2018. Sistem pakar konseling dan psikoterapi masalah kepribadian dramatik menggunakan metode forward chaining berbasis web. 3(1), 37–48.

Pradiatiningtyas, D., & Suparwanto. 2017.

E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Web Pada SMK N 4 Purworejo. 6(4), 1–8

Pravitasari, N. 2017. Sistem Pakar Untuk Menentukan Gangguan Afektif. 10(3), 237–246.

Putri, A. D., & Pratama, D. 2017. Sistem Pakar Mendeteksi Tindak Pidana Cybercrime Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web.

Jurnal Edik Informatika. 2.

Saifudin. 2016. Perancangan Sistem Informasi Pondok Pesantren Berbasis Web Studi Kasus : Darul Abror Watumas Purwokerto. Evolusi, 4(1), 32–37.

http://ejournal.bsi.ac.id/jurnal/index.ph p/evolusi/article/view/640/531

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan membantu di dalam bidang kesehatan untuk merancang sebuah sistem pakar yang digunakan untuk mendiagnosa awal penyakit