• Tidak ada hasil yang ditemukan

sistem penanggalan dalam al-qur'ᾱn - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "sistem penanggalan dalam al-qur'ᾱn - Digilib UIN SUKA"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

Dan ayat-ayat Al-Qur'an mencatat hal ini, menunjukkan kekuasaan dan keagungan Allah. Jika kita melihat keterkaitan antara ilmu pengetahuan dan ayat-ayat Al-Qur'an, seharusnya kita bisa memberikan penjelasan yang komprehensif. Ditambah dengan penjelasan para mufasir dalam kitab-kitab tafsir mengenai ayat-ayat Al-Qur'an yang menyinggung sistem penanggalan, semakin menambah pemahaman terhadap ayat-ayat tersebut.

Salah satu ayat yang menginspirasi sistem penanggalan yang tersirat dalam Al-Qur'an adalah QS. Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan penting yaitu apa konsep sistem penanggalan dalam Al-Qur'an dan bagaimana kaitan penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an dan sistem penanggalan dengan ilmu pengetahuan. astronomi. Karena dialektika kedua ilmu ini - tafsir Al-Qur'an dan ilmu astronomi - perannya saling melengkapi informasi, tidak ada restrukturisasi di dalamnya.

Meskipun Al-Qur'an tidak menjelaskan secara gamblang tentang konsep sistem penanggalan, namun dengan ayat-ayatnya yang tersebar dalam berbagai huruf, namun konsep sistem penanggalan dapat dijelaskan dalam Al-Qur'an. Dan melalui interkoneksi penafsiran Al-Qur'an dengan ilmu astronomi, ayat-ayat yang awalnya tidak dapat dijelaskan dapat dijelaskan dari sudut pandang ilmiah dan faktual. Semakin yakin bahwa Al-Quran adalah wahyu Ilahi, bukan buatan manusia, bukan buatan Nabi Muhammad SAW, ilmu hitung pada saat itu belum berkembang dan dapat menjelaskan ayat-ayat tersebut.

Namun, dalam kajian ini, penyusun mengkaji perkaitan antara ilmu am dan tafsir al-Quran bagi menunjukkan kekuasaan Allah terhadap ayat-ayat-Nya baik di dalam al-Quran mahupun alam semesta.

ئن

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kalender adalah daftar hari lunar, almanak, takwim, penetapan tanggal, penanggalan. 1 Fungsi kalender sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat yaitu sebagai pengatur tanggal, alat untuk membantu menentukan jadwal dalam berbagai urusan sosial kehidupan manusia, seperti penjadwalan pembelajaran di sekolah, transaksi muamalat, dan penentuan hari-hari penting dalam kegiatan ibadah keagamaan. Sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini, masyarakat zaman dahulu menentukan momen-momen penting dalam kehidupan sehari-hari dengan mengamati tanda-tanda alam seperti bintang dan arah mata angin untuk menentukan, misalnya kapan panen. Setelah berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya astronomi, manusia mulai mempelajari tanda-tanda alam secara ilmiah dan menemukan teori-teori yang obyektif dan valid mengenai penentuan waktu dalam kehidupan manusia, meskipun belum sempurna.

British Encyclopedia menyatakan bahwa sistem kalender yang berkembang di dunia dari zaman dahulu hingga zaman modern adalah Kalender Sistem Primitif, Kalender Barat, Kalender Cina, Kalender Mesir, Kalender India, Kalender Babilonia, Kalender Yahudi, kalender Yunani, kalender Islam, dan kalender Amerika Tengah 2 Kalender ini memiliki sistem dan aturan berbeda dalam menentukan tanggal. Namun pada dasarnya sistem dan kaidahnya berasal dari tiga sistem penanggalan, yaitu penanggalan Matahari, penanggalan Lunar, dan penanggalan Luni-Solar.3. Kalender matahari atau kalender matahari adalah sistem penanggalan yang mempertahankan panjang tahun matahari (tahun tropis).

Kalender lunar atau sering disebut kalender lunar adalah kalender yang acuannya didasarkan pada pergerakan bulan, dan kalender lunisolar adalah sistem kalender yang menggunakan periode bulan mengelilingi bumi sebagai satu bulan, namun ditambah satu bulan. bulan atau lebih hari untuk mengakomodasi musim (interkalasi) .setiap beberapa tahun.4. Dari sistem penanggalan yang telah dijelaskan di atas, jelas bahwa yang menjadi acuan penentuan waktu atau penanggalan adalah pergerakan.

ىِذَّلٱ

سْمَّشلٱ َ

ر م قْلٱ و َ

ا روُن

اوُم ل ْع تِل

نيِنِّسلٱ َ

با سِحْلٱ وا مَ

للّٱ َ

ق حْلٱِب َ

لٱ

ت َٰ يا

ر م قْلٱ و

دا ع َ

نوُج ْرُعْلٱ ك َ

ميِد قْلٱ َ

ر م قْلٱ

لْيَّلٱ

قِبا س َ

را هَّنلٱ َ

Dari penafsiran kedua mufasir salah satu ayat kauniah di atas yang menjelaskan bulan dan matahari sebagai penentu waktu, dapat pula dibenarkan dan dijelaskan dengan teori astronomi yang telah dikembangkan. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Harmoni Al-Qur'an (Jakarta: Lentera Hati, 2011), hal. Artinya: “Dan mereka tinggal di dalam gua itu tiga ratus tahun lebih sembilan tahun.” (QS. Al-Kahfi : 25) 10.

Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya Wawasan Qur'an bahwa Alquran mengisyaratkan perbedaan perhitungan syamsiah dan qamariah melalui ayat yang berbicara tentang lamanya waktu tidur penghuni gua. Tiga ratus tahun di negeri itu menurut perhitungan Syamsiah, sedangkan penambahan sembilan tahun berdasarkan perhitungan Kamariah. Sebagaimana diketahui, terdapat perbedaan sekitar sebelas hari setiap tahun antara perhitungan qamariah dan syamsiah.

Dengan demikian, selisih sembilan tahun kira-kira 300 x 11 hari = 3300 hari, sama dengan sembilan tahun.11 Hal ini mengisyaratkan bahwa Al-Qur'an juga menyebutkan adanya sistem perhitungan lain dalam menentukan penanggalan. Al-Qur'an tidak menjelaskan secara eksplisit ayat-ayat tentang penanggalan, namun dalam ayat-ayat tentang penanggalan tersebut terdapat kesatuan konsep yang sama. Dan untuk menguraikan ayat-ayat secara menyeluruh dan memahami pesan yang terkandung di dalamnya, tidaklah cukup hanya mempelajari bahasanya.

Dalam kamus sains populer, astronomi diartikan sebagai ilmu tentang matahari, bulan, bintang, planet, dan astronomi,12 meskipun istilah astronomi mempunyai arti yang lebih luas. Telah dijelaskan diatas mengenai fase-fase bulan yang menjadi acuan penentuan waktu, hal ini disebabkan oleh peredaran atau pergerakan bulan, bumi dan matahari. Pada mulanya masyarakat percaya bahwa pusat alam semesta adalah Bumi, hal ini diungkapkan oleh Ptolemy, beliau mengatakan bahwa Bumi adalah pusat tata surya, teori ini dikenal dengan teori geosentris.13 Namun teori ini telah kelemahannya yaitu Matahari dan Bulan bergerak mengelilingi bumi, sedangkan planet bergerak tidak beraturan dalam rangkaian simpul ke arah timur, dan dengan berkembangnya penelitian teori ini terbantahkan oleh teori heliosentris yang dikemukakan oleh Copernicus yang menunjukkan bahwa matahari adalah pusat tata surya, yang kemudian disempurnakan lebih lanjut dengan hukum Kepler yang menjelaskan orbit lebih detail.

لْيَّلٱ َ

را هَّنلٱ و َ

Kesimpulan

Mengenai pembacaan dan pembahasan bab pertama hingga keempat mengenai sistem penanggalan dalam Al-Qur'an dan keterkaitannya dengan ilmu astronomi, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, sistem kalender yang selama ini digunakan di dunia adalah kalender matahari, kalender lunar, dan kalender luni-solar. Namun keduanya memiliki kesamaan dalam acuan sentralnya, yaitu melihat perputaran atau pergerakan matahari, bulan, dan bumi.

Penggunaan kalender sudah ada di masyarakat umum sejak sebelum Al-Qur'an diturunkan, sehingga tidak dapat dikatakan bahwa sistem penanggalan berasal dari Al-Qur'an karena Al-Qur'an bukanlah kitab ilmu pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Al-Qur'an merupakan kitab hikmah dan pedoman hidup bagi manusia agar dapat mencapai kehidupan yang mulia di dunia dan di akhirat. Al-Qur'an juga memuat peristiwa masa lalu, waktu diturunkannya Al-Qur'an, dan masa yang akan datang.

Wacana seperti ini banyak dijumpai pada ayat-ayat Kauniya yang salah satunya berkaitan dengan sistem penanggalan. Penjelasan dan hikmah yang menunjukkan kekuasaan Allah serta aktualitas dan fakta Al-Qur'an dapat dibuktikan kebenarannya, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat, meskipun generasi telah berganti. Konsep sistem penanggalan dalam Al-Qur'an merupakan suatu rancangan atau gambaran umum tentang acuan-acuan yang digunakan dalam menentukan waktu dan ayat-ayat yang menjelaskan peranan bulan dan matahari serta keteraturan peredarannya.

Dan hal ini tersirat dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang telah dijelaskan pada surah-surah sebelumnya. Dari ayat-ayat yang ditemukan, hanya dua ayat yang memuat keterangan tentang asbābul nuzul, yaitu QS. Oleh karena itu, dengan memahami ayat-ayat tersebut, penyusun menemukan keterkaitan antara isi ayat-ayat tersebut.

Namun dalam berbagai tafsir yang dijadikan rujukan, para ahli tafsir mengemukakan pengaruh peredaran bumi, bulan, dan matahari dalam penentuan waktu atau sebagai acuan sistem penanggalan. Dengan ilmu tersebut maka penjelasan mengenai ayat-ayat yang menyinggung sistem penanggalan dapat dijelaskan secara komprehensif, seperti peredaran bulan, bumi, matahari, rotasi dan revolusi bumi, fase-fase bulan dan pergerakan matahari yang diamati dari matahari. bumi yang dapat dijadikan acuan sistem penanggalan. . Hal ini menunjukkan adanya interkoneksi atau kaitan antara tafsir Al-Qur’an dengan ilmu astronomi dalam kaitannya dengan ayat-ayat tersebut.

Saran

Dengan bekerjasama dengan ilmu yang telah berkembang, penjelasan ayat-ayat al-Quran dapat menyeluruh. CD al-Qur‟ān al-Hadi, Pusat Pengajian Hadith Pusat Islam Al-Mughni, 2008 CD Lidwa Kitab 9 Imam, Lidwa Pusaka i-Software, 2011.

Referensi

Dokumen terkait