• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN IL 3104 – 3 SKS

N/A
N/A
Muhammad Rezky Darmawan

Academic year: 2023

Membagikan "SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN IL 3104 – 3 SKS"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

07/09/2023

1 SISTEM PENGELOLAAN

PERSAMPAHAN IL 3104 – 3 SKS

SEM I 2023/2024

Program Studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan ITB

Disiapkan dan Disampaikan Oleh:

Dr. Ir. Mochammad Chaerul, ST., MT.

1

Minggu Ke-3:

Teknik Operasional;

Tingkat, daerah dan jenis pelayanan

Beberapa Istilah terkait Pengelolaan Sampah

PENGELOLAAN / MANAGEMENT PENANGANAN /

HANDLING

PENGOLAHAN / TREATMENT

DAUR ULANG / RECYCLING

WtE Limbah

Limbah Padat

Limbah Padat Domestik

(Sampah)

2

Pengelolaan Sampah

Terdiri dari

5 Subsistem,

yang secara umum dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: Aspek

Teknis

dan Aspek

Non Teknis

Aspek Teknis → Kegiatan yang langsung bersentuhan dengan sampah

secara fisik

Aspek Non Teknis

Kegiatan yang mendukung keberhasilan, efisiensi dan efektifitas aspek teknis

3

→Dapat dilihat sebagai 1 Sistem yang terdiri dari beberapa Sub Sistem

Teknik Operasional Pengelolaan Sampah

→ Sering disebut pula sebagai Penanganan Sampah

4

Setiap tahapan akan dijelaskan secara detail pada Pertemuan Selanjutnya Pengolahan dan Daur

Ulang Sampah

Pemrosesan Akhir Sampah

Pengolahan VS Daur Ulang:

Pengolahan: Merubah karakteristik suatu limbah menjadi lebih aman ke lingkungan

→Untuk memenuhi suatu baku mutu atau karakteristik tertentu

Daur Ulang: Merubah karakteristik suatu limbah menjadi lebih bernilai ekonomi

→Untuk pemanfaatan lebih lanjut

Kegiatan dalam pengelolaan sampah (UU No. 18 tahun 2008)

1.

Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari pembatasan terjadinya sampah, gunaulang dan daur-ulang

2.

Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari:

•Pemilahan: pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah

•Pengumpulan: pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu

•Pengangkutan: membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir

•Pengolahan: mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah

•Pemrosesan akhir sampah: pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

5

Stakeholders utama yang biasa terdapat dalam pengelolaan sampah di Indonesia

1. Pengelola kota, yang biasanya bertindak sebagai pengelola sampah 2. Institusi swasta (non-pemerintah) yg berkarya dalam pengelolaan

sampah

3. Institusi swasta yang terkait secara langsung dengan persoalan sampah, seperti produsenyang menggunakan pengemas bagi produknya.

4. Masyarakatatau institusi penghasil sampah yang menggantungkan penanganan sampahnya pada sistem yang berlaku di sebuah kota 5. Institusi non-pemerintah yang bergerak dalam pengelolaan sampah,

termasuk aktivitas daur-ulang, seperti swasta, LSM, pengelola real estate, dsb yang aktivitasnya perlu berkoordinasi dengan pengelola sampah kota

6. Masyarakat yang bertindak secara individu dalam penanganan sampah, baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya kelompok pemulung yang memanfaatkan sampah sebagai sumber penghasil 7. Institusi lain yang tertarik dan peduli (concern) terhadap persoalan

persampahan, termasuk perguruan tinggi.

6

1 2

3 4

5 6

(2)

07/09/2023

2

3 Kelompok Pengelolaan sampah di Indonesia, khususnya di sebuah kota

1. Pengelolaan oleh swadaya masyarakat:

➢ Pengelolaan sampah mulai dari sumber sampai ke tempat pengumpulan, atau ke tempat penanganan lainnya.

➢ Di kota-kota, pengelolaan ini biasanya dilaksanakan oleh RT/RW, dengan kegiatan mengumpulkan sampah dari bak sampah di sumber sampah, misalnya di rumah-rumah, diangkut dengan sarana yang disiapkan sendiri oleh masyarakat, menuju ke tempat penampungan sementara.

2. Pengelolaan formal:

➢ Biasanya dilaksanakan oleh Pemerintah Kota, atau institusi lain termasuk swasta yang ditunjuk oleh Kota.

➢ Penanganan sampah tahap pertama dilakukan oleh penghasil sampah.

➢ Tahap berikutnya, sampah dari TPS diangkut ke TPA oleh truk sampah milik pengelola kota atau institusi yang ditunjuk.

➢ Biasanya anggaran suatu kota belum mampu menangani seluruh sampah yang dihasilkan.

7

3 Kelompok Pengelolaan sampah di Indonesia, khususnya di sebuah kota

3.

Pengelolaan Informal:

➢Terbentuk karena adanya dorongan kebutuhan untuk hidup dari sebagian masyarakat, yang secara tidak disadari telah ikut berperan serta dalam penanganann sampah kota.

➢Sistem informal ini memandang sampah sebagai sumber daya ekonomi melalui kegiatan pemungutan, pemilahan, dan penjualan sampah untuk didaur-ulang.

➢Rangkaian kegiatan ini melibatkan pemulung, tukang loak, lapak, bandar, dan industri daur-ulang dalam rangkaian sistem perdagangan.

8

Tingkat Penanganan Sampah

a) Penanganan sampah tingkat sumber b) Penanganan sampah tingkat kawasan, dan c) Penanganan sampah tingkat kota.

9

Penanganan Sampah Tingkat Sumber

Penanganan sampah tingkat sumber merupakan kegiatan penanganan secara individual yang dilakukan sendiri oleh

penghasil sampah dalam area dimana penghasil sampah tersebut berada.

Beberapa ciri penanganan sampah di tingkat ini:

•Sangat tergantung pada karakter, kebiasaan dan cara pandang penghasil sampah

•Dapat berbentuk individu atau kelompok individu atau dalam bentuk institusi misalnya kantor, hotel, dsb

•Dapat berkarakter relatif homogen, seperti dari sebuah rumah tinggal, atau bersifat heterogen, seperti pejalan kaki di keramaian, pedagang kaki lima di tempat-tempat umum

•Keberhasilan upaya-upaya dalam penanganan sampah sangat tergatung pada tingkat kesadaranmasing-masing individu.

•Pada level ini peran serta masyakat sebagai penghasil sampah sangatlah dominan, sehingga pendekatan penanganan sampah yang berbasiskan masyarakat penghasil sampah merupakan dasar dalam strategi pengelolaan sampah.

10

Kriteria penanganan sampah di tingkat sumber

•Penanganan sampah hendaknya tidak lagi hanya bertumpu pada aktivitas pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah

•Penanganan sampah di tingkat sumber diharapkan dapat menerapkan upaya minimasi yaitu dengan cara 3R

•Minimasi sampah hendaknya dilakukan sejak sampah belum terbentuk yaitu dengan menghemat penggunaan bahan, membatasi konsumsi sesuai kebutuhan, memilih bahan yang mengandung sedikit sampah, dsb

•Upaya memanfaatkan sampah dilakukan dengan menggunakan kembali sampah sesuai fungsinya seperti halnya pada penggunaan botol minuman atau kemasan lainnya. Upaya mendaur ulang sampah dapat dilakukan dengan memilah sampah menurut jenisnya

•Pengomposan sampah, misalnya dengan composter, diharapkan dapat diterapkan di sumber (rumah tangga, kantor, sekolah, dll) yang secara signifikan akan megurangi sampah pada tingkat berikutnya.

11

Penanganan Sampah Tingkat Kawasan

•Penanganan sampah tingkat kawasan merupakan kegiatan penanganan secara komunal untuk melayani sebagian atau keseluruhan sampah yang ada dalam area dimana pengelola kawasan berada.

•Beberapa ciri penanganan sampah tingkat kawasan:

•Bersifat heterogen, sampah berasal dari sumber-sumber yang berbeda

•Dalam level ini akan bertemu dan saling berinteraksi stakeholders yang berasal dari tingkat sumber dengan tingkat kota

•Keberhasilan upaya dalam penanganan sampah skala ini sangat tergatung pada level kesadaran kelompok pembentuk tingkat kawasan, misalnya RT, RW, Kelurahan, atau lainnya →Oleh karena kelompok ini terdiri dari individu- individu yang mungkin mempunyai pemahaman berbeda tentang persampahan, maka peran organisasi pengelola serta dukungan inisiator dan atau stakeholderspenentu lainnya, seperti Ketua RT, Ketua RW, Lurah, atau LSM yang mengorganisir pengelolaan sampah pada tingkat ini sangat penting

•Peran serta masyarakat seperti yang diharapkan terjadi pada tingkat sumber, pada tingkat kawasan akan relatif lebih sulit dibangun

•Peran aktif pengelola kota sangat menentukan, agar sistem pengelolaan tingkat kawasan ini tetap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem pengelolaan sampah kota secara menyeluruh.

12

7 8

9 10

11 12

(3)

07/09/2023

3

Kriteria penanganan sampah di tingkat kawasan

•Pengelolaan sampah tingkat kawasan harus mendorong peningkatan upaya minimisasi sampah untuk mengurangi beban pada pengelolaan tingkat kota, khususnya yang akan diangkut ke TPA

•Pengelolaan sampah kawasan harus mampu melayani masyarakat yang berada dalam daerah pelayanan yang telah ditentukan

•Lokasi pengumpulan sementara (TPS) dapat difungsikan sebagai pusat pengolahan sampah tingkat kawasan, atau yang berfungsi untuk pemindahan, daur ulang, atau penanganan sampah lainnya dari daerah yang bersangkutan

•Pemilahan sampah dikelompokkan menjadi beberapa jenis sampah seperti:

Sampah organik, yang akan digunakan misalnya sebagai bahan baku kompos

Sampah anorganik, yang digunakan sebagai bahan daur ulang

Sampah berbahaya rumah tangga, yang selanjutnya akan dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

•Insinerator skala kecil tidak direkomendasi karena biasanya belum sesuai dengan kondisi sampah yang memiliki kandungan organik tinggi (> 60 %), kadar air tinggi (> 60 %) dan nilai kalor rendah (< 1200 kkal/kg), karena akan menyebabkan tinginya konsumsi bahan bakar tambahan serta menimbulkan pencemaran udara akibat tidak tersedianya fasilitas penanggulangan pencemaran yang memadai.

13

Penanganan Sampah Tingkat Kota

•Penanganan sampah tingkat kota merupakan penanganan sampah yang dilakukan oleh pengelola kebersihan kota, baik dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, atau dilaksanakan oleh institusi lain yang ditunjuk untuk itu, yang bertugas untuk melayani sebagian atau seluruh wilayah yang ada dalam kota yang menjadi tanggung jawabnya.

•Beberapa ciri penanganan sampah di tingkat ini:

•Pengelolaan sampah diposisikan sebagai bagian dari infrastruktur perkotaan

•Bila dikelola langsung oleh Pemerinta Daerah, maka bentuk pengelolaan dapat berupa Perusahaan Daerah, Dinas, Unit Pelayanan Teknis (UPTD)atau sebagai Seksi dari sebuah Dinas.

•Terdapat kemungkinan bahwa pengelolaan tersebut dilaksanakan oleh fihak luar atau swasta, baik keseluruhan pelayanan, maupun sebagian dari pelayanan, dengan kontrol kualitas pelayanan tetap dibawah kendali Pemerinta Daerah

•Ciri khas dari level ini adalah bagaimana memperlihatkan agar kota itu terlihat bersih, sehingga area yang merupakan wajah sebuah kota akan lebih diprioritaskan pelayanannya.

14

Kriteria penanganan sampah di tingkat kota

•Sumber sampah dari kegiatan kota yang dianggap khusus, seperti jalan protokol, taman kota, instansi penting, pusat perdagangan, dan sejenisnya dapat dilayani dengan sistem langsung (door-to- door), dimana sampah langsung dikumpulkan dan diangkut oleh truk sampah ke tempat pemrosesan akhir

•Prinsip pengolahan dan daur-ulang sampah adalah mengedepankan pemanfaatan sampah sebagai sumber daya sehingga sampah yang harus dibuang ke TPA menjadi lebih sedikit

•Keberhasilan upaya pengolahan dan daur-ulang sangat tergantung pada adanya pemilahan sampah mulai dari sumber, pada wadah komunal, pada sarana pengumpul dan pengangkut, sehingga sampah yang akan diangkut ke lokasi pengolahan telah terpilah sesuai jenis atau komposisinya

•Walaupun terdapat kemungkinan mendapatkan nilai tambah dari hasil penjualan produk pengolahan atau daur-ulang, namun dasar pemikiran pengolahan dan daur-ulang sampah hendaknya didasarkan atas pendekatan non-profit-center.

Upaya tersebut bertujuan untuk mengurangi sampah yang akan diurug di landfill

•Sarana di tingkat kawasan atau TPS dapat berfungsi untuk pengumpulan sampah berkategori B3 dari kegiatan rumah tangga, untuk ditangani lebih lanjut

•Sampah yang telah terpisah di sarana tersebut siap untuk diangkut ke TPA oleh institusi yang diserahi wewenang untuk pengangkutan sampah

15

Kriteria penanganan sampah di tingkat kota

•Konsep penanganan sampah di TPA hendaknya bertumpu pada beberapa prinsip, yaitu:

✓Penanganan sampah di sarana ini hendaknya terpadu

✓Bahan yang masih bernilai ekonomis hendaknya diupayakan untuk didaur-ulang sebelum dilakukan upaya terakhir dengan pengurugan sampah ke dalam tanah

✓Pada lokasi ini dapat dioperasikan beberapa jenis pengolahan sampah, seperti pengomposan, biogasifikasi, ataupun insinerasi bila memenuhi syarat

✓Sarana ini berfungsi pula sebagai tempat penyimpanan sementara bahan berbahaya yang terkumpul dari kegiatan kota, untuk diangkut ke lokasi pemrosesan yang sesuai

✓Sarana ini dioperasikan secara bertanggung jawab, sehingga tidak mendatangkan pencemaran lingkungan, dan tidak mendatangkan permasalahan terhadap kesehatan dan estetika bagi masyarakat sekitarnya

16

Pelayanan Penanganan Sampah

1. Tingkat Pelayanan 2. Kualitas Pelayanan 3. Daerah Pelayanan 4. Jenis Pelayanan

17

Tingkat pelayanan

•Tingkat pelayanan merupakan ukuran kemampuan pengelola kota untuk menyediakan pelayanan kebersihan kepada masyarakat, baik secara kuantitas maupun kualitas. Guna menentukan tingkat pelayanan pengelolaan sampah di kota tersebut, digunakan 2 (dua) indikator utama, yaitu:

•Persentase jumlah penduduk kota dan sarana lain yang memperoleh pelayanan dari sistem

•Persentase timbulan sampah yang dapat dikelola oleh pengelola sampah tingkat kota

•Dalam merancang sistem pengelolaan sampah, maka persentase pelayanan setiap sumber sampah perlu ditentukan, yang didasarkan atas kondisi serta kemampuan sistem itu sendiri, misalnya:

•Pelayanan bagi lingkungan permukiman saat ini baru mencapai 40%.

Maka dalam 5 tahun ke depan diproyeksikan menjadi 50%, dan 10 tahun ke depan diproyeksikan menjadi 75%

•Pelayanan di daerah jalan protokol, pasar, rumah sakit, hotel, taman kota, perkantoran, dan fasilitas umum mendapat prioiritas utama misalnya ditargetkan menjadi 100%.

18

13 14

15 16

17 18

(4)

07/09/2023

4 Tingkat pelayanan (Cont.)

Pengertian penduduk kota yang dilayani biasanya tidak terbatas pada pelayanan dimana penduduk tersebut bertempat tinggal, tetapi mencakup pula dimana penduduk itu beraktivitas.

Pelayanan tidak terbatas dalam arti hanya menyingkirkan sampah dari lingkungan sumber sampah, dan keluar dari kota tersebut, tetapi juga mengandung pengertian bahwa pengelolaan sampah mencakup pelayanan agar sampah yang ditangani tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan, khususnya bagi masyarakat dan lingkungan yang bukan penghasil sampah yang ditangani tersebut, seperti yang tinggal di sekitar TPA.

19

• Kualitas pelayanan meliputi frekuensi

pengumpulan dan pengangkutan, dukungan dan kondisi prasarana/sarana, serta estetika hasil pelayanan.

• Frekuensi pengumpulan dan pengangkutan akan terkait dengan sistem pelayanan yang ada serta jenis sampah yang akan dikelola.

• Sampah basah sangat dianjurkan untuk diangkut minimum 2 hari sekali, sedangkan sampah kering dapat dilakukan 1-2 kali seminggu.

20

KUALITAS PELAYANAN

21

➢Daerah pelayanan merupakan daerah yang berada dalam tanggung jawab pengelola sebuah kota, yang dilayani pengelolaan sampahnya, paling tidak sampah didaerah tersebut diangkut menuju pengolahan atau pemrosesan akhir.

➢Daerah yang tidak dilayani diharapkan menangani sampahnya secara mandiri baik secara individu, maupun secara komunal.

Beberapa pertimbangan yang biasa digunakan di Indonesia adalah:

▪Daerah dengan kepadatan rendah dianggap masih memiliki daya dukung lingkungan yang tinggi sehingga dapat menerapkan pola penanganan sampah setempat yang mandiri

▪Daerah dengan tingkat kepadatan di atas 50 jiwa/ha perlu mendapatkan pelayanan persampahan karena penerapan pola penanganan sampah setempat akan berpotensi menimbulkan gangguan lingkungan.

▪Prioritas daerah pelayanan dimulai dari daerah pusat kota, daerah komersial, permukiman dengan kepadatan tinggi, daerah permukiman baru, kawasan strategis atau kawasan andalan

▪Pengembangan daerah pelayanan diarahkan dengan menerapkanmodel “rumah tumbuh”

yaitu pengembangan ke wilayah yang berdekatan atau berbatasan langsung dengan wilayah yang telah mendapat pelayanan

DAERAH PELAYANAN Jenis Pelayanan

Berdasarkan penentuan skala kepentingan daerah pelayanan, frekuensi pelayanan dapat dibagi dalam beberapa kondisi sebagai berikut:

Kondisi-1: wilayah dengan pelayanan intensif, adalah daerah di jalan protokol, pusat kota, kawasan pemukiman tidak teratur, dan daerah komersial

Kondisi-2: wilayah dengan pelayanan menengah adalah kawasan pemukiman teratur

Kondisi-3: wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah pinggiran kota

Kondisi-4: wilayah tanpa pelayanan, misalnya karena lokasinya terlalu jauh, dan belum terjangkau oleh truk pengangkut sampah.

22

Penentuan jenis pelayanan berdasarkan skala kepentingan daerah pelayanan→Dilakukan berdasarkan pengembangan tata ruang kota.

Pengelolaan Sampah Regional

Merupakan konsep pengelolaan sampah bersama dari daerah/kota/kab yang saling berdekatan atau beskala regional, walaupun saat ini masih terbatas pada pengelolaan sampah di TPA secara bersama

Konsep pertama yang muncul adalah berasal dari Denpasar dan sekitarnya, dengan konsep pengelolaan sampah bersama antara Kota DenpaSAR, Kabupaten BAdung, Kabupaten GIanyar dan Kabupaten TAbanan atau SARBAGITA.

• DISKUSI: tentang keuntungan dan kelemahan pengelolaan sampah regional

23

Minggu ke-4:

Teknis Operasional #1: Pewadahan, Pemilahan dan Pengumpulan

24

19 20

21 22

23 24

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari jenis kegiatan untuk melakukan pemilahan sampah sebanyak 21 gerobak dengan melakukan perhitungan sebenarnya dan rencana, maka dapat di ketahui selisih pemanfaatan

Tingkat kesulitan memilah sampah di wilayah kiri dan berdasarkan perilaku memilah sampah kanan Tingkat Kepercayaan Pemilahan Sampah dapat Terlaksana di Lingkungan Tempat Tinggal