• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Penjaminan Mutu Pesantren

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sistem Penjaminan Mutu Pesantren"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

Perspektif Pesantren

Definisi Pesantren

Pesantren memiliki karakteristik dan karakteristik yang berbeda dengan lembaga pendidikan Islam lainnya seperti madrasah dan pesantren. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang menyelenggarakan pendidikan dengan mewajibkan santrinya untuk tinggal dan menetap dalam jangka waktu tertentu di tempat tersebut (Husen Ma’ruf dan Jasminto 2019).

Sejarah dan Perkembangan Pesantren

Kehadiran rumah tinggal Islami di tengah masyarakat selain sebagai lembaga pendidikan juga merupakan lembaga penyiaran keagamaan dan sosial keagamaan. Ada yang berpendapat bahwa pesantren, sebagai lembaga pendidikan yang istimewa dan unik, harus mempertahankan tradisionalismenya.

Landasan Yuridis Penyelenggaraan Pesantren

Pembaharuan UU Tempat Tinggal Islam ini sesuai dengan apa yang tertuang dalam pembukaan UU Tempat Tinggal Islam, yang memiliki latar belakang yang menjadi pertimbangan. Isi UU Tempat Tinggal Islami terdiri dari 9 bab dengan 55 pasal yang membahas secara singkat.

Unsur-Unsur Dalam Pesantren

Kiai merupakan tokoh utama di lingkungan pesantren, tokoh Kiai merupakan unsur sentral pesantren dan menjadi sumber lahirnya unsur-unsur lain. Santri bat adalah santri yang belajar di pondok pesantren tetapi tidak tinggal dan menetap di pondok tersebut, mereka pertama kali datang dan belajar ketika waktu atau kurikulum sudah berjalan, kemudian mereka kembali ke tempat tinggal masing-masing.

Tipologi Pesantren

Karena sikap disiplin, tertib dan adil selalu terjaga selama santri berada di masjid. a) Kitab kuning. Sedangkan istilah pesantren salaf berarti pesantren yang masih mempertahankan tradisi pembelajaran klasikal dengan mengajarkan ilmu-ilmu agama dengan bahan ajar kitab kuning.

Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional

Sistem Penjaminan Mutu Pesantren

Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Pesantren

Untuk mengukur standar mutu lembaga pendidikan ini, ada beberapa ciri yang harus dinilai dari segi mutu pendidikan, antara lain; Prestasi (achievement); Waktu (garis waktu); keandalan;. Standar kualitas sangat subyektif dari sudut pandang pribadi dalam hal berbagai komponen atau atribut yang terkait dengan produk dan layanan.

Acuan Mutu Pesantren

Konsep pembelajaran dalam standar ini mengacu pada konsep pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). d) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPTK). Standar ini dilaksanakan oleh manajemen sekolah atau kepala sekolah karena terkait dengan tugas kepala sekolah sebagai pemimpin yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. g) Standar pendanaan.

Tujuan Sistem Penjaminan Mutu Pesantren

Dalam pelaksanaannya, mekanisme penilaian mutu sekolah, madrasah dan pondok pesantren sesuai dengan ketentuan Kemendikbud ada dua tahapan yaitu sistem penjaminan mutu internal (SPMI). Sebagai bentuk penilaian mutu yang dilakukan oleh lembaga internal dan sistem penjaminan mutu eksternal (SPME), yaitu penilaian yang dilakukan oleh pihak eksternal dalam hal ini badan akreditasi. Untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang bermutu, satuan pendidikan secara mandiri membentuk lembaga yang mengendalikan dan mengawasi program-program yang telah ditetapkan secara internal oleh suatu lembaga yang dikenal dengan sistem penjaminan mutu internal.

Fungsi Sistem Penjaminan Mutu Pesantren

Prosedur yang harus ditempuh antara lain memaksimalkan sumber daya yang dimiliki oleh berbagai pelatihan untuk mencapai sasaran mutu yang diinginkan (Budiharyanto 2020). Mewujudkan peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya pondok pesantren, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Sedangkan secara khusus fungsi sistem penjaminan mutu pesantren sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 18 tahun 2019 adalah sebagai berikut.

Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pesantren

Dari paparan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem penjaminan mutu di pondok pesantren berfungsi sebagai alat kontrol, alat ukur dan alat evaluasi dalam pengelolaan pendidikan di pondok pesantren dalam rangka mencapai pesantren unggul. Pesantren bertipe pesantren modern yang memiliki sistem penjaminan mutu harus melaksanakan koordinasi, pembinaan, pemetaan, monitoring dan evaluasi dalam program kerjanya hingga penyusunan rencana strategis dalam mewujudkan mutu kelembagaan. , sistem penjaminan mutu pondok pesantren akan didukung oleh sistem informasi penjaminan mutu pondok pesantren yang sesuai dengan pedoman yang ada dalam sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah yang menyatakan bahwa pada pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah, sistem ini didukung oleh Sistem Informasi untuk penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah. Untuk gambaran yang lebih jelas mengenai hubungan antara sistem penjaminan mutu dan sistem informasi penjaminan mutu, lihat bagan alir di bawah ini.

Pembagian Tugas dalam Implementasi Sistem

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Internal

Dalam manajemen mutu di perguruan tinggi dikenal juga istilah SPMI, yang dijelaskan dalam arti Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara menyeluruh perbaikan berkelanjutan Secara umum dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan penjaminan mutu adalah perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengembangan standar mutu secara konsisten dan berkesinambungan (continuous improvement/kaizen), sehingga bahwa sistem penjaminan mutu pada suatu lembaga pendidikan harus dilaksanakan secara berjenjang, sistematis, terencana dan terarah yang digerakkan oleh Badan Penjaminan Mutu (BPM) internal lembaga yang telah dibentuk sebelumnya Pada saat satuan pendidikan dasar dan menengah berdiri. di lingkungan pesantren, penjaminan mutu internal di pesantren dapat didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan yang mengatur sistem penjaminan mutu internal bagi lembaga pendidikan dasar dan menengah tersebut.

Tujuan dan Fungsi Sistem Penjaminan Mutu

Selain itu, pengelolaan Sistem Penjaminan Mutu Internal yang baik juga diperlukan untuk mengimplementasikan dengan baik tujuan program Sistem Penjaminan Mutu Internal di pondok pesantren. Pengelolaan Sistem Penjaminan Mutu Internal sebagaimana diuraikan di atas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. Evaluasi atau penilaian hasil implementasi SPMI dalam hal pemenuhan standar dilakukan oleh masing-masing Unit Bisnis/Grup Penjaminan Mutu (GJM) bersama dengan Unit Penjaminan Mutu (UJM) untuk menilai kinerja dan kesesuaian hasil implementasi dengan yang ditetapkan. mengukur standar SPMI.

Prinsip Sistem Penjaminan Mutu Internal

Prinsip sistem penjaminan mutu internal pesantren dapat mengacu pada prinsip SPMI yang dirumuskan dalam sistem penjaminan mutu internal pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen) yang menjamin tercapainya mutu pendidikan dengan memenuhi atau bahkan melebihi standar nasional pendidikan (SNP) Pemahaman tentang SPMI-pendidikan dasar dan menengah, khususnya yang berkaitan dengan asas, konsep, dan tujuan harus dimiliki oleh seluruh komponen satuan pendidikan, sehingga terselenggaranya pendidikan SPMI- Unit dikdasmen dapat berjalan dengan baik, sebaliknya jika tidak memahami SPMI-Dikdasmen. Sistem penjaminan mutu internal pendidikan dasar dan menengah merupakan salah satu komponen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPKP). Sistem penjaminan mutu internal (SPMI) harus didasarkan pada data dan informasi yang benar dan akurat. Data dan informasi juga harus baru dan diperbarui berdasarkan big data yang tersistem, seperti sistem yang dibangun secara digital saat ini.

Dasar Hukum Pelaksanaan Sistem Penjaminan

Landasan hukum pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal pondok pesantren mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah tahun 2003 sampai dengan tahun 2018. Untuk lebih jelasnya lihat penjelasan mengenai dasar hukum untuk menerapkan sistem penjaminan mutu internal di bawah ini. Standar bagi pendidik dan tenaga kependidikan. f.. d) Dalam § 3 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 tentang sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMI) untuk sekolah dasar dan menengah terdiri dari dua komponen, yaitu sistem penjaminan mutu internal (SPMI) dan sistem penjaminan mutu eksternal (SPME). e) Dalam § 1, subbagian 4 dan 5 Permendikbud No. 28 Tahun 2016, SPMI merupakan sistem penjaminan mutu yang berjalan pada satuan pendidikan dan dilaksanakan oleh seluruh komponen satuan pendidikan.

Indikator dan Faktor penentu keberhasilan

Beberapa peraturan perundang-undangan pemerintah sebagaimana diuraikan di atas menjadi dasar pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal di lembaga pendidikan mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi, antara lain penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di sekolah yang memiliki asrama Islam, yang pada tahun umum. tidak jauh berbeda dengan penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di pondok pesantren non pondok pesantren. Selain merumuskan indikator keberhasilan Sistem Penjaminan Mutu Internal Pondok Pesantren sebagaimana telah dijelaskan di atas, juga terdapat faktor-faktor penentu keberhasilan Sistem Penjaminan Mutu Internal Pesantren.

Organisasasi dalam Sistem Penjaminan Mutu

Merumuskan dan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, mengendalikan dan meningkatkan/mengembangkan Penjaminan Mutu Internal di Pesantren. Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, pesantren kemudian menetapkan formula standar baru, lengkap dengan strategi pencapaian dan peningkatan mutu.

Siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal

Dengan melaksanakan seluruh siklus sistem penjaminan mutu internal secara mandiri dan berkesinambungan, diharapkan pada satuan pendidikan termasuk pondok pesantren akan terbangun budaya mutu.Budaya mutu ini akan mendorong satuan pendidikan untuk senantiasa meningkatkan mutu pendidikan. . Ukuran keberhasilan penjaminan mutu oleh satuan pendidikan terdiri dari indikator produk, hasil dan dampak. Prinsip kedua adalah standarisasi, artinya sistem penjaminan mutu lembaga pendidikan harus berpedoman pada standar nasional pendidikan (SNP) atau dapat juga mengacu pada standar yang ditetapkan oleh lembaga secara mandiri bagi lembaga yang telah mampu melampaui standar nasional pendidikan (SNP). ). .

Dokumen dan Implementasi Sistem Penjaminan

Keberhasilan penerapan sistem penjaminan mutu internal lembaga pendidikan, termasuk pesantren corak, ditentukan oleh berbagai faktor. Pesantren, jika ingin menjadi pesantren yang berkualitas dan unggul tentunya harus membangun sistem informasi penjaminan mutu pesantren. Pemodelan Sistem Informasi Penjaminan Mutu Kegiatan Penelitian di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Studi Kasus: Stikom Dinamika Bangsa Jambi).

SISTEM PENJAMINAN MUTU EKSTERNAL

Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Eksternal

Dalam mewujudkan mutu lembaga pendidikan di Indonesia dalam berbagai corak seperti pesantren, madrasah, dan sekolah, perlu ditetapkan standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal yang berkaitan dengan sistem pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk memantau dan melaporkan pencapaian standar tersebut, pemerintah membentuk badan yang disebut Badan Standar Nasional Pendidikan atau yang dikenal dengan BSNP.

Prinsip Sistem Penjaminan Mutu Eksternal

Dalam prinsip sistem penjaminan mutu, prinsip ini merupakan sikap yang mencerminkan komitmen dan bertanggung jawab atas kepercayaan publik. Jika agidah atau keyakinan sudah . mantap, maka akan terpancar nilai-nilai keimanan dalam diri siswa yang pada akhirnya akan menampakkan sikap ketaatan dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. d) Prinsip kesederhanaan. Pada prinsipnya, rumah tinggal Islam menekankan kesederhanaan sebagai nilai luhur bagi santrinya dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi pedoman dalam berperilaku sehari-hari. e) Prinsip kolektivitas.

Tujuan dan Fungsi Sistem Penjaminan Mutu

Percuma ilmu itu jika pencari ilmu tidak menghormati dan mengagungkan ilmu dan ahli ilmunya. Dengan demikian, dinyatakan bahwa siswa akan memperoleh ilmu yang bermanfaat dan mencapai keberhasilan, jika ingin memuliakan ilmunya sendiri. Dengan demikian ada dua manfaat dan fungsi utama akreditasi dan SPME, yaitu bagi pemerintah dan penyelenggara pendidikan.

Siklus Penjaminan Mutu Eksternal

Implementasi Sistem Penjaminan Mutu

Karena membangun budaya mutu di satuan pendidikan merupakan kunci utama berjalannya Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) di satuan pendidikan. Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal di pondok pesantren tentunya akan mengacu pada kelompok SPME untuk pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Namun lembaga harus membentuk Lembaga Penjaminan Mutu (QA) dan Satuan Pengawasan Intern (SPI) lembaga, dengan tugas sebagai berikut: a) Merencanakan, melaksanakan, mengembangkan dan mengendalikan Sistem Penjaminan Mutu Internal.

Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Eksternal

Sistem informasi penjaminan mutu seperti media dan aplikasi berbasis teknologi dalam kaitannya dengan pendidikan nasional sangat dibutuhkan. Untuk sistem informasi penjaminan mutu yang dikembangkan di pondok pesantren, penulis dapat memberikan setidaknya dua contoh pondok pesantren dengan rincian sebagai berikut. Pada tingkat pendidikan dasar dan remaja, pengelolaan sistem informasi penjaminan mutu pendidikan ditangani oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Pemuda di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN PESANTREN

Pengertian Sistem Pemetaan Mutu Pendidikan

Terwujudnya satuan pendidikan yang bermutu ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 65 Tahun 2009 tentang “Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan”. Sekolah, madrasah, dan pondok pesantren merupakan pelaku utama dalam proses penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan pada jenjang satuan pendidikan. Agregasi dan analisis pemetaan mutu pendidikan dilakukan untuk mendapatkan peta capaian 8 (delapan) ŠNP.

Tujuan Sistem Pemetaan Mutu Pendidikan

Pentingnya Pemetaan Mutu Pendidikan

Skala prioritas segera diterapkan untuk sekolah-sekolah dengan nilai rendah pada saat penyusunan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).

Manfaat Pemetaan Mutu Pendidikan

Untuk sekolah yang penempatannya kurang baik, segera dilakukan skala prioritas pada saat penyusunan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS). sebagai unit utama) dan unit pelaksana teknis (UPT), yang meliputi: Direktorat Jenderal Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Masing-masing organisasi Kemendikbud ini akan menjalankan kinerjanya sesuai dengan bidangnya masing-masing, yang berujung pada terwujudnya pemetaan mutu dan mutu mutu pendidikan secara nasional. Dalam upaya mendukung proses pemetaan mutu pendidikan, pemerintah mengembangkan sistem informasi mutu dengan mengintegrasikan seluruh data dan informasi yang berkaitan dengan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dikdas dan Gimnasium. juga dibantu oleh LPMP (Badan Penjamin Mutu Pendidikan) bersama dengan otoritas setempat (Sridana et al, 2018). Hasil pemetaan mutu ini nantinya akan bermanfaat bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah sebagai acuan dalam merencanakan perbaikan dan peningkatan mutu satuan pendidikan.

Implementasi Pemetaan Mutu pendidikan di

Sistem informasi penjaminan mutu pendidikan ini merupakan satu kesatuan dengan Sistem Informasi Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah pengelolaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK). Sistem informasi penjaminan mutu pesantren ini bertujuan untuk mendukung proses pemetaan untuk menentukan mutu pendidikan pesantren pada tingkat satuan pendidikan, lingkup daerah dan lingkup nasional berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Keluaran dari pengembangan sistem informasi penjaminan mutu ini adalah diperolehnya model dan kerangka dasar reintegrasi sistem informasi penjaminan mutu sekolah dengan rumah tinggal Islami (Suhendri 2015).

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan sistem penjaminan mutu berstandar internasional di semua aspek pendidikan tinggi, antara lain dalam hal pengelolaan mahasiswa, penyediaan program

Pengembangan lembar kerja peserta didik berbasis science, technology, engineering, and mathematics untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta