Demi kepentingan pengembangan keilmuan, dengan ini kami setuju untuk memberikan hak non-eksklusif, bebas hak cipta atas karya ilmiah kami kepada Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri (STMIK Nusa Mandiri). berjudul : “Sistem Pendukung Keputusan Pengutamaan Konseling Mahasiswa Dengan Pendekatan AHP-TOPSIS”. Bimbingan merupakan suatu kegiatan yang profesional, oleh karena itu harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang profesional (konselor), di sekolah biasanya dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling, siswa yang mengalami kesulitan biasanya diprioritaskan terlebih dahulu dalam memperoleh layanan konseling, oleh karena itu diperlukan pendukung keputusan. sistem. yang dapat membantu guru bimbingan dan konseling untuk mengambil keputusan. Metode yang digunakan adalah Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Teknik Urutan Prioritas Berdasarkan Kesamaan dengan Solusi Ideal (TOPSIS), yaitu penelitian dan pengembangan (R&D) yang bertujuan membantu mengembangkan sistem pendukung keputusan prioritas dalam bidang konsultasi.
Pembuatan sistem pendukung keputusan prioritas konseling berbasis komputer ini akan menggunakan metode AHP-TOPSIS untuk membantu membimbing dan membimbing guru dalam menentukan prioritas konseling bagi siswa yang membutuhkan. Bagaimana tingkat keakuratan sistem pengambilan keputusan dengan metode AHP-TOPSIS dalam hal penentuan prioritas konseling. Tujuan dibuatnya sistem pendukung keputusan prioritas konseling siswa dengan metode AHP-TOPSIS adalah:
3 Pengetahuan tentang tingkat keakuratan sistem pengambilan keputusan menurut metode AHP-TOPSIS dalam hal penentuan prioritas konseling.
PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Batasan Masalah
Hipotesis
Sistematika Penulisan
Tinjauan Pustaka
- Sistem Pendukung Keputusan
- Komponen Sistem Pendukung Keputusan
- Tahapan Dalam Pengambilan Keputusan
- Bimbingan Konseling
- AHP (Analityc Hierarchy Process)
- Prinsip-prinsip Dasar AHP
- Langkah-langkah Metode AHP
- TOPSIS
- AHP-TOPSIS
Tinjauan Studi Terdahulu Yang Terkait
Tinjauan Objek Penelitian
Kerangka Konsep Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Pada tahap ini akan diidentifikasi seluruh permasalahan dengan cara mengamati sistem yang sedang berjalan, mempelajari permasalahan dan kelemahan yang muncul, serta menentukan kebutuhan pengguna sistem. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari dan memahami teori-teori yang berkaitan dengan penelitian seperti sistem pendukung keputusan, konsultasi, metode AHP dan TOPSIS. Observasi dan wawancara dilakukan dengan mengunjungi langsung tempat penelitian (SMK MUHAMMADIYAH 15 JAKARTA) untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menentukan prioritas konseling.
Penelitian ini menggunakan pendekatan AHP-TOPSIS dimana langkah-langkah AHP-TOPSIS dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.1 dibawah ini. Setelah kriteria yang akan digunakan telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah membandingkan setiap kriteria dengan kriteria lainnya dengan menggunakan skala nilai pada Tabel 2.1 dan representasi dalam matriks. Tambahkan nilai dari setiap baris dan bagi dengan jumlah item untuk mendapatkan nilai prioritas.
Dalam mengambil keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensinya, karena kita tidak ingin keputusan didasarkan pada pertimbangan yang konsistensinya rendah. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya. Setelah diperoleh bobot setiap kriteria, selanjutnya bobot tersebut disimpan dan nantinya digunakan dalam proses perhitungan TOPSIS.
Lakukan pembobotan pada matriks ternormalisasi dengan menggunakan bobot kriteria konsisten hasil proses perhitungan AHP menggunakan Persamaan 2.1. Langkah terakhir adalah membandingkan masing-masing hasil analisis evaluasi guru di BK dengan analisis evaluasi AHP-TOPSIS. Menerapkan metode yang dihasilkan pada sistem untuk menganalisis sistem pendukung keputusan sehingga dapat digunakan oleh guru bimbingan dan konseling.
Evaluasi dilakukan untuk membandingkan setiap hasil analisis penilaian guru CC dengan analisis penilaian AHP-TOPSIS.
Perangkat Penelitian
Melakukan penelitian ini tentunya memerlukan spesifikasi minimum perangkat atau perangkat keras untuk menjalankan aplikasi. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah PHP sebagai bahasa pemrograman, database MySQL dan Windows 7 professional.
Jadwal Penelitian
Penentuan prioritas konseling memerlukan penimbangan kriteria apa saja yang telah ditetapkan oleh guru bimbingan dan konseling, yang nantinya akan menjadi faktor penentu siapa yang harus diprioritaskan dalam bimbingan dan konseling. Guru BK melakukan asesmen terhadap siswa di sekolah untuk menentukan prioritas siswa yang membutuhkan konseling. Berikut analisis proses penerapan sistem pendukung keputusan penentuan prioritas konseling yang digambarkan dalam pemodelan use case diagram.
Program SPK penetapan prioritas konseling merupakan program online dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Halaman ini digunakan untuk mengelola program Sistem Penasihat Pendukung Keputusan Pilihan dengan berbagai alat lainnya. Hasil perbandingan analisis data pemeringkatan preferensi guru BK dengan data pemeringkatan turunan sistem adalah sebagai berikut.
Terdapat perbedaan hasil pemeringkatan prioritas antara hasil yang dilakukan guru BK yang tidak menggunakan nilai tertimbang dengan hasil sistem yang menggunakan nilai berbobot. Berikut 10 pemeringkatan prioritas konseling menurut guru BK dan sesuai dengan sistem pendukung keputusan yang telah dibuat sebelumnya. SQA yang diterapkan pada program AHP-TOPSIS STUDENT COUNSELING PRIORITY DECISION SUPPORT SYSTEM ini nantinya akan digunakan ketika perangkat lunak sudah secara khusus memasuki tahap pengembangan dan implementasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang memerlukannya. Berikut berbagai aspek yang dapat dijadikan SQA dalam implementasi program SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRIORITAS KONSELING SISWA AHP-TOPSIS.
Sistem ini dapat membantu guru dalam menentukan prioritas bimbingan siswa, namun keputusan pemberian layanan bimbingan prioritas berada pada guru bimbingan dan bimbingan yang bersangkutan. Hasil dari penggunaan sistem ini cukup mendekati dengan hasil penentuan prioritas bimbingan siswa yang telah dibuat sebelumnya oleh guru, dimana nilai yang diambil adalah angka rata-rata tanpa kriteria yang diberi bobot, karena sistem yang digunakan mempunyai kegunaan kriteria yang mempunyai bobot, yang menjadikan hal tersebut sistem lebih mudah digunakan dan hasilnya dapat diperoleh dengan sangat cepat, membantu guru bimbingan dan bimbingan menentukan prioritas bimbingannya. Dengan adanya sistem prioritas bimbingan siswa ini membantu siswa mendapatkan layanan bimbingan yang dibutuhkannya berdasarkan prioritas bimbingannya sehingga pada akhirnya dapat membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada pada siswa yang terlibat. Kemudian pihak sekolah dapat menerapkan sistem ini dan dapat dengan mudah diterapkan.
Saat ini sistem yang dibangun cukup sederhana dan hanya dapat mengelola sistem prioritas panduan belajar. Untuk menjaga kesesuaian data prioritas konseling, diharapkan guru BK selalu memberikan laporan dalam bentuk cetak agar dapat terpantau kembali oleh sistem.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mencari Bobot Kriteria
Tahapan AHP
Berikut contoh tabel skor tiga siswa yang diperoleh dari guru BK Tabel 4. Menentukan pentingnya suatu kriteria dibandingkan kriteria lainnya menggunakan skala nilai pada Tabel 2.1 yang dapat dijelaskan dengan menggunakan matriks perbandingan berpasangan pada Tabel 4.2. a) Angka 1 pada baris C1 kolom C1 menggambarkan tingkat signifikansi yang sama antara keduanya. Hasil matriks yang disintesis dapat dilihat pada tabel 4.3. Matriks ini diperoleh dengan menggunakan rumus : nilai baris kolom baru = baris kolom lama/ jumlah tiap kolom lama. tabel 4.2 dibagi dengan banyaknya kolom C1 tabel 4.2. b) Nilai total kolom diperoleh dari penjumlahan setiap baris.
Tahapan TOPSIS
Analisis
Pada tabel di atas, semua prioritas dianggap sama, dan hasil akhirnya adalah siswa yang mendapat nilai tertinggi mendapat prioritas utama dalam proses bimbingan dan konseling. Proses penilaian di atas hanya melibatkan penilaian oleh guru BK dan mengasumsikan semua prioritas sama, oleh karena itu hasilnya diambil dari rata-rata, hasil akhirnya adalah peringkat prioritas dimana siswa yang mempunyai peringkat prioritas pertama akan mendapat layanan prioritas terlebih dahulu dibandingkan. kepada siswa, yang mendapat posisi prioritas berikutnya. Proses penilaian selanjutnya akan menggunakan proses yang terjadi pada aplikasi, dan masih ada satu pengguna yaitu guru BK yang bersangkutan.
Data keluaran yang diperoleh berupa tampilan nilai/bobot prioritas setiap alternatif, yang diolah sistem dengan metode AHP – TOPSIS. Tabel data_siswa digunakan untuk memasukkan data tentang siswa, nama dan kelasnya, yang mana nantinya data ini digunakan kembali pada saat memasukkan data pada tabel mk. Tipe Bidang Kumpulan Atribut Null Default kriteria_kode varchar(10) latin1_swedish_ci Tidak Null nama_kriteria varchar(25) latin1_swedish_ci Tidak Ada.
Implementasi
1 login.php Ini adalah halaman validasi pengguna di mana hanya pengguna yang berwenang dan terverifikasi yang dapat menggunakan program ini. 2 data_siswalist.php Menampilkan hasil data siswa, nis dan kelas yang nantinya akan digunakan untuk pengolahan 3 kriterialist.php Menampilkan data berupa kode, nama kriteria dan bobot. 8 v2Blist.php Merupakan tampilan hasil perhitungan PIS (v+) 9 v2Dlist.php Merupakan tampilan hasil perhitungan NIS (v-) 10 dpositiflist.php Merupakan tampilan hasil perhitungan PIS (Di+) 11 dnegatiflist.php Merupakan tampilan hasil perhitungan NIS (In-) 12 valuerelativelist.php Merupakan tampilan hasil perhitungan nilai.
Halaman selanjutnya dialihkan ke halaman admin yang dimana terdapat beberapa fasilitas lain yang dapat digunakan untuk proses manipulasi data. Rincian siswa, nomor registrasi, siswa dan kelas siswa yang bersangkutan dimasukkan pada halaman ini. Data yang ada dapat diolah dengan cara menambah, mengedit atau menghapus data. Halaman ini berisi data siswa, kelas dan nilai setiap kriteria yang dimasukkan oleh pengguna (tutor).
Setelah pembangunan sistem pendukung keputusan ini selesai, program ditinjau dan diuji kelayakannya dengan supervisor. Tujuan pengujian sistem adalah untuk menemukan kesalahan atau kekurangan pada perangkat lunak yang diuji. Tujuan kedua adalah untuk menentukan apakah perangkat lunak yang dihasilkan memenuhi tujuan desain atau tidak.
Di bawah ini adalah tabel tentang skenario dan hasil pengujian dari perangkat unik yang dibuat. Pengujian menggunakan perbandingan data yang berasal dari guru dengan data yang dimasukkan ke dalam sistem. Dari sepuluh nilai terbesar yang dihasilkan sistem, terdapat tiga nama yang tidak masuk dalam hasil perhitungan, yaitu NIS dan 132999.
Melihat hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil pemeringkatan guru bimbingan dan bimbingan dengan sistem hampir mendekati satu sama lain, namun karena SPK menggunakan bobot pada setiap kriteria maka dapat dikatakan demikian. perhitungannya lebih dekat dengan prioritas konseling siswa.
SQA (Software QualityAssurance
Diharapkan pada pengembangan sistem selanjutnya dapat menambah fitur-fitur yang dapat mendukung sistem dengan lebih baik. Untuk memperoleh data yang benar-benar akurat, guru bimbingan dan konseling diharapkan memasukkan data secara cermat dan benar, terutama data berbagai kriteria permasalahan siswa. Saaty TL., (2001), Pengambilan Keputusan dengan Ketergantungan dan Umpan Balik, Proses Jaringan Analitik, Universitas Pittsburgh.
PENUTUP
Saran