KELOMPOK 10
Asriky DoliSyahputra 160406034
Ainil Hafizhi Nasution 160406034
Juhari 1604060
36
Air Bersih dan Air Panas
Pembuangan Limbah Cair Pembuangan Limbah Padat Pembuangan Lemak Dapur
Resapan Besar/IPAL/STP Septik Tank
Besar Instalasi Penjernihan Air
Ground Reservoar dan Upper Tank
Ruang Pompa
Air Bersih dan Air Panas
1. Sumber air bersih
Air bersih dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu:
1. PDAM 2. Sumur
a. Sumur dangkal (unconfined aquifer ) b. Sumur dalam (confined aquifer)
3 . Air hujan
4. Air permukaan Dapat berasal dari sungai, danau, waduk, telaga dan sebagainya.
a. Sistem distribusi air bersih
Sistem penyediaan air bersih meliputi penyedian air bersih itu sendiri dan distribusi. Sistem ini menyangkut sumber air bersih, sistem penampungan air (bak air / tangki, ground tank, Roof tank), pompa transfer dan distribusi.
· Sumber air bersih, biasanya di dapat dari PDAM, atau berasal dari Deep Well.
· Sistem penampungan air dibedakan menjadi dua bagian yaitu: raw water tank dan clean water tank. Sumber air bersih yang berasal dari PDAM langsung
dialirkan ke clean water tank. Sedang yang berasal dari Deep well di masukan ke dalam raw water tank. Air yang berada di raw water tank ditreatment dulu di
instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya di alirkan ke clean water tank (bak air bersih).
· Air yang berada di dalam baik air bersih (clean water tank) selanjutnya dialirkan ke bak air atas (roof tank) dengan pompa transfer.
· Distribusi air bersih pada 2 lantai teratas menggunakan packaged booster pump, sedang untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.
· Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan 1 hari pemakaian air.
2. Down-feed system
Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh bangunan.
1. Up-feed system
Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah tanah(ground tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipautama penyediaan air bersih pada bangunan, dalam hal inimenggunakan sepenuhnyakemampuan pompa. Karenaterbatasnya tekanan dalam pipadan dibatasinya ukuran pipacabang dari pipa utama tersbut sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedunggedung kecil yang rendah.
Prinsip Kerja
b. Alat-alat Saniter
Bath tub : untuk mandi, dilengkapi kran air dingin dan kran air panas
Shower : untuk pancuran air mandi
Closet : untuk buang air besar/kecil, dengan model jongkok/duduk
Urinoir : untuk buang air kecil khusus pria Bidet : untuk buang air kecil khusus wanita Washtafel/Lavatory : untuk cuci tangan
Sink : untuk cuci piring/dapur
2. SISTEM AIR PANAS 1. Supply air bersih
Dalam perhitungannya, kapasitas air bersih yang perlu dicadangkan untuk keperluan air panas sebesar 1/3 dari total kebutuhan air bersih atau 1/3 dari debit kebutuhan total air bersih.
2. Boiler
(tangki pemanas) Adalah unit pemanas air yang digunakan dalam bangunan berlantai banyak untuk keperluan supply air panas di bangunan tersebut. Bagian bagian boiler:
a. Tangki persiapan/tangki air bersih yang mampu men-supply kebutuhan pemanasan dalam waktu 1 jam.
b. Alat pemanas (fire tube boiler). Terdiri burner dan sistem kontrol (sensor) 3. Tangki air panas
Adalah tangki yang berfungsi sebagai penyimpan air panas dengan cadangan penyimpanan selama minimum 1 jam. Dilengkapi dengan lapisan isolaso panas sehingga tidak terjadi reduksi panas pada saat distribusi dilaksanakan. Tangki air panas tersebut harus mampu menahan panas air sekitar 180° F atau 82°C.
4. Pompa
Dalam hot water system diperlukan pompa, karena pada umumnya letak boiler ada di bagian bawah bangunan (basement). Apabila letaknya di bagian bawah bangunan, maka jenis pompa yang diperkukan adalah pompa tekan.
5. Pemipaan
Pipa air panas mempunyai fungsi yang spesifik yaitu mendistribusikan air panas untuk bagian yang diperlukan serta menjaga suhu agar tidak terlalu banyak mengalami penurunan.
Dengan demikian:
a. Tahan pada suhu tinggi b. Anti bocor
c. Kedap air
d. Dilapisi dengan serat kaca untuk menahan suhu dengan ketebalan minimum ¼ inch secara merata di seluruh permukaan pipa
6. Sistem listrik dan panel kontrol
a. Tegangan dan kuat arus listrik harus stabil apabila menggunakan unti pemanas dengan sistem pemanasan listrik.
b. Panel kotrol menunjukan indikasi dari :
• Volume air panas dalam tanki air panas
• Tekanan air
• Suhu air panas
• Volume bahan bakar apabila mrnggunakan bahan bakar.
Pembuangan Limbah
Jaringan air kotor dalam bangunan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Limbah cair, berupa air kotor yang berasal darifloor drain kamar mandi, wastafel, dll., 2. Limbah padat, yang
berasal dari kloset kamar mandi, Air hujan.
PEMBUANGAN LIMBAH CAIR
Pada penanganan limbah cair, air kotor yang berasal dari floor darain kamar mandi, wastafel, tempat cuci piring dsb pada tiap lantai disalurkan ke bawah
melalui pipa menuju ke lantai dasar, lalu disalurkan menuju bak kontrol. Kemudian air dialirkan menuju sumur resapan sebelum dibuang ke saluran kota.
Skema Pembuangan
Limbah Cair
Saluran Limbah Cair Bangunansaluran limbah cair bangunan adalah bagian dari perpipaan horizontal dari sistem drainase bangunan yang membentang mulai dari satu titik yang berjarak 1,5m di luar sisi dalam fondasi tembok bangunan rumah sampai ke sambungan saluran limbah cair umum atau unit pengolahan limbah cair perorangan (tangki pembusukan, kolam pembuangan atau tipe sarana pembuangan lainnya). saluran limbah cair bangiunan dapat dibuat dari beton atau tanah liat yang di glasir dengan diameter minimum 15 cm, atau besi cor dengan diameter minimum 10 cm. dan kemiringan minimum 1%.
PEMBUANGAN LIMBAH PADAT
Pada penanganan limbah padat, kotoran yang berasal dari kloset tiap lantai disalurkan melalui pipa limbah padat secara vertikal menuju ke lantai dasar yang kemudian langsung disalurkan ke dalam septic tank.
Pipa limbah padat yang melintang secara horizontal harus memiliki kemiringan minimal 5% tiap 1 meter untuk meminimalkan resiko tersumbat. Karena hal ini, penempatan septic tank juga perlu diperhatikan, apabila jaraknya semakin jauh dari letak kloset lantai dasar, maka penempatan septic tank akan membutuhkan kedalaman yang semakin besar.
Pada septic tank, limbah kemudian ditampung dan diendapkan, lalu air yang tersisa dialirkan ke sumur resapan. Untuk penempatan septic tank beserta resapannya, sebaiknya diletakkan berjauhan dengan sumur artesis maupun gorund water tank, minimal berjarak 15 meter. Hal ini dilakukan agar jaringan air bersih tidak tercemar limbah dari septic tank.
Untuk penanganan air hujan, digunakan talang yang disesuaikan dengan bentuk atap, yang kemudian dialirkan secara vertikal melalui pipa menuju ke bak kontrol yang sama dengan yang digunakan pada penanganan limbah cair di lantai dasar.
diagram pembuangan limbah cair dan limbah padat
Skema Pembuangan Limbah
padat
Pemipaan
Pembuangan Lemak Dapur
Sistem pembuangan air bekas.
Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water ).
Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu.
Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran :
• Sistem gravitasi.
Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah
• Sistem bertekanan.
Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bak penampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum.
Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di basement pada bangunan tinggi / bertingkat banyak.
Skema Umum Sistem Pembuangan Gravitasi
Skema Pembuangan Bertekanan
• Alat – alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub, wastafel, bak –bak cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
• Pipa – pipa pembuangan.
• Pipa ven.
• Perangkap dan penangkap ( interceptor ).
• Bak penampung dan tangki septic.
• Pompa pembuangan.
Ukuran pipa ini harus sama atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar perangkap alat plambing dan untuk mencegah efek sifon pada air yang ada dalam perangkap, jarak tegak dari ambang puncak perangkap sampai pipa mendatar di bawahnya tidak lebih dari 60 cm
Pipa – Pipa Pembuangan
BAGIAN – BAGIAN SISTEM
PEMBUANGAN
Penangkap (interceptor)
– Penangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat plambing yang di layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan yang mungkin mengalami gangguan sependek mungkin.
– Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka dan letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa sehingga sampah dari penangkap mudah dibuang keluar ruang.
– Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkan minyak, lemak dan sebagainya dari air buangan. Konstruksi penangkap umumnya juga merupakan
‘perangkap’, karena itu bila telah dipasang penangkap dilarang memasang perangkap, sebab dapat terjadi ‘perangkap ganda’.
Penangkap lemak
Resapan
Besar/IPAL/STP
Fungsi dari STP ini adalah mengolah air limbah atau air kotor menjadi air yang layak digunakan kembali atau air yang ramah lingkungan.
Bangunan STP biasanya menjadi struktur terpisah dengan struktur utama namun pada beberapa gedung yang tidak mempunyai lahan yang luas, bangunan STP berada di bawah bangunan utama atau di bawah basement. Ukuran bangunan STP menyesuaikan kapasitas penggunaan air pada suatu gedung.
Sistem STP bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu sistem rotor disk dan Extended Aeration.
• Rotor Disk adalah sistem pengelolaan limbah dengan cara membiakkan bakteri yang menempel pada disk sehingga bakteri akan kontak dengan oksigen sedangkan pada saat bakteri ada di dalam cairan akan makan kotoran pada cairan tersebut.
• Extended Aeration adalah suatu sistem dimana pemberian oksigen dilakukan dengan cara menyemburkan oksigen ke dalam cairan dengan menggunakan blower.
• Air limbah toilet dialirkan tangki septik, dan selanjutnya air
limpasannya dialirkan ke IPAL.
• Air limbah non toilet dialirkan ke bak pemisah lemak, selanjutnya dialirkan ke IPAL/STP.
• Lubang outlet IPAL harus berada di atas saluran penerima.
Cara Pemasangan IPAL/STP
IPAL/STP Ini Sangat Bermanfaat Bagi Manusia Serta Mahkluk Hidup Lainnya, Antara Lain:
• Mengolah Air Limbah Domestik Atau Industri, Agar Air Tersebut Dapat Digunakan Kembali Sesuai Kebutuhan Masing-Masing.
• Agar Air Limbah Yang Akan Di Alirkan Ke Sungai Tidak Tercemar
• Agar Biota-Biota Yang Ada Di Sungai Tidak Mati
Tujuan IPAL/STP Yaitu Untuk Menyaring Dan Membersihkan Air Yang Sudah Tercemar Baik Dari Domestik Maupun Bahan Kimia Industri.
Manfaat menggunakan IPAL/STP
Septik Tank Besar
Pada dasarnya bangunan seperti kantor, hotel, apartemen dan lainnya yang merupakan bangunan skala besar sering menggunakan septic tank “Biotech”
Kelebihan Septic tank bio lainnya :
• Ramah lingkungan
• Mempunyai daya tampung yang sempurna dan sesuai dengan kebutuhan
• Limbah yang keluar dari tangki ini memiliki warna yang sangat jernih seperti air biasanya dan tidak akan berbau.
• Tangki yang digunakan biasanya tidak mudah mengalami kebocoran ataupun lapuk anti pecah dan korosi
• Memasang septic tank Biotech tidak memerlukan teknik khusus
• Septic tank Biotech ini memiliki sifat yang sangat kuat, kokoh dan tahan lama karena dibuat dari bahan fiber
• Septic tank bio bisa dikondisikan sesuai dengan kapasitas pemakai. Mulai dari septic tank kecil dengan kapasitas 4-12 orang sampai septic tank bio tipe stp untuk kapasitas besar seperti penggunaan di hotel, apartemen dan perumahan.
Cara kerja septic tank bio
1. Limbah tinja masuk kedalam septic tank bio akan dihancurkan oleh media penghancur.
2. Setelah itu limbah tinja akan diuraikan dan dimakan oleh bakteri pengurai.
3. Bakteri pengurai merubah limbah tinja menjadi cairan.
4. Limbah cair akan di filterisasi oleh bio filter menjadi cairan yang siap dan aman untuk dibuang ke saluran air/got dengan sebelumnya disterilisasi oleh disinfektan untuk membunuh kuman berbahaya.
Instalasi
Penjernihan Air
Opsi yang diambil yaitu:
• Instalasi penjernihan air bersih untuk digunakan instalasi penjernihan air limbah sebelum dibuang.
A. SISTEM INSTALASI PENJERNIHAN AIR PADA BANGUNAN UNTUK DIGUNAKAN
Untuk menjernihkan air yang kemudian untuk digunakan pada area bangunan tersebut memerlukan beberapa proses, seperti Intake, merupakan bangunan atau konstruksi pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada bangunan atau kontruksi Intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Kemudian air akan di pompa ke bangunan atau konstruksi berikutnya, yaitu Water Treatment Plant (WTP). Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah sistem atau sarana yang berfungsi untuk mengolah air dari kualitaas air baku (influent) terkontaminasi untuk mendapatkan pengelolaan kualitas air yang diinginkan sesuai standar mutu atau siap untuk dipakai untuk kebutuhan sehari-hari atau bahkan untuk dikonsumsi. Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) merupakan sarana yang penting di seluruh dunia yang akan menghasilkan air bersih dan sehat untuk di konsumsi. Biasanya bangunan atau konstruksi ini terdiri dari 5 proses, yaitu: koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi.
Skema sistem
Air melewati tahap penyaringan
Instalasi pengelolaan
air/WTP
Koagulasi
Destabilisasi dengan tawas / rapid
missing
Flokulasi
Dilakukan pengadukan lambat untuk membentuk dan
membesarkan endapan
Sedimentasi Mengendapkan partikel yang telah
didestabilisasikan
Filtrasi
Menyaring dengan media berbutir seperti pasir, batu
kerikil, ijuk, dll
Reservoir
Menampung sementara air bersih sebelum didistribsikan melalui
pipa-pipa melalui garavitasi
ini merupakan sistem penjernihan yang biasanya digunakan gedung- gedung seperti mall, hotel, kantor, dll
Untuk yang satu ini lebih banyak digunakan oleh banyak orang karena mudah dan efisien.
Sistem yang satu ini sering dipakai untuk gedung-gedung tinggi.
Dan letaknya berada ditanah diluar gedung/didalam
B. SISTEM INSTALASI PENJERNIHAN AIR LIMBAH UNTUK DIBUANG / DIGUNAKAN KEMBALI
Untuk pengelolahan air limbah biasanya dikenal dengan istilah IPAL (instalasi pengelolahan air limbah) yaitu suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses / mengolah air sisa proses produksi pabrik, rumah tangga, dll.
Kegunaan IPAL itu sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya,seperti:
a. Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing
b. Membuat air limbah yang akan di alirkan ke sungai tidak tercemar c. Menjaga kehidupan biota-biota sungai.
Adapun tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari baik domestik maupun bahan kimia industri.
Untuk prosesnya hampir sama seperti sistem penjernihan air, namun bedanya air yang ini tidak untuk di konsumsi atau untuk di pakai, kalaupun mau dikelola untuk digunakan lagi maka harus dikelola dan membutuhkan proses yang rumit dan lama agar air benar- benar bersih dan aman digunakan.
Ground Reservoar dan Upper Tank
Dari segi lokasi penempatannya tendon / tangki air
terbagi menjadi dua macam, yaitu yang ditanam dalam tanah (Ground Tank) dan yang diletakkan di area atap bangunan (Roof Tank).
A. GROUND TANK (TANGKI AIR BAWAH TANAH)
GWT (ground water tank) adalah tempat penampungan air yang ada di bawah tanah atau di basement. Tangki air bawah tanah ini biasa terdapat di hotel, apartment, dan mall perbelanjaan. GWT sangatlah dibutuhkan untuk keperluan bangunan yang mengandalkan kualitas air yang baik. Sistem ini tersebut harus ada supaya mendapatkan kualitas air yang baik. Tangki air ini memiliki 3 bagian kontruksi, yakni sebagai berikut.
Intake
Intake merupakan ruang pertama yang digunakan untuk menampung masuknya air yang berasal dari sumber air sumur dalam. Di bagian ini terdapat bar screen untuk menyaring benda-benda dalam air. Air yang ada di dalam Intake ini lalu dipompa ke ruang selanjutnya yaitu WTP (Water Treatment Plant).
WTP (Water Treatment Plant)
Berfungsi untuk mengolah serta menyaring air bersih yang bersumber dari Intake menjadi air yang lebih layak konsumsi. Ada beberapa tahapan dalam proses pengelolaan air bersih Water Treatment Plant, yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi.
Reservoir
Reservoir merupakan ruang dari GWT yang ada pada tahapan paling akhir. Bagian reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih sementara sebelum didistribusikan.
Metode Pengerjaan dan Konstruksi Ground Tank
Campuran beton yang dipakai dalam pembuatan ground tank harus tepat dan kedap air (water proof). Dengan perbandingan plesteran semen dengan pasir yang digunakan adalah 1 : 3. Detail pengerjaan dari GWT adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Tanah digali, lalu diberikan lapisan beton setebal 3- 5 cm untuk lantai kerja.
Gambar 2. Pemasangan stek tulangan untuk perkuatan dinding Ground Tank.
Gambar 3. Pembuatan lubang peturasan di bawah.
Gambar 4. Pemasangan tulangan wiremesh diameter 10 mm M- 150 (artinya jarak antar tulangannya 150 mm), untuk konstruksi dengan beton bertulang.
NB : Karena konstruksi ground tank ini menampung air dalam kapasitas yang relatif besar, maka tekanan yang dihasilkan pun juga besar. Maka dibutuhkan perkuatan tambahan di ke 4 ujung sudutnya. Perhatikan tulangan perkuatan tambahan yang dipasang di ujung dinding.
Gambar 5. Penambahan tulangan di ujung- ujung Ground Tank untuk perkuatan dinding.
Gambar 6. Pemasangan bata untuk pengganti bekisting (karena bagian dalamnya akan di plester dan dikeramik)
Gambar 7. Pembuatan manhole dan pemasangan bekisting atas untuk
pengecoran.
Gambar 8.
Pembetonan bagian atas.
*Pada bagian atas, dibuat manhole sebagai acces untuk masuk ke dalam. Biasanya untuk menguras dan mengecek keadaan pompa. Setelah pembetonan selesai, maka ground tank ini harus diuji dulu untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran, setelah semua fix baru dipasang keramik untuk perlindungan terhadap lumut dan kemudahan dalam pengurasan.
• B. ROOF TANK (TANGKI AIR DIATAS ATAP/DIATAS PERMUKAAN TANAH)
Roof tank merupakan kebalikan dari ground tank. Roof tank berada diatas permukaan tanah dan biasanya sering ditempatkan diatas atau dibassment paling atas. Dari segi bahan atau materialnya secara umum tendon / tangki air terbagi menjadi Tandon air dengan bahan Stainless Steel, Polyethylene (PE), Fiberglass.
Untuk membuat tandon ini memerlukan alat dan bahan, berikut ini beberapa diantaranya:
- Besi
- Mesin Las - Alat Ukur - Kuas
- Cat
- Semen dan pasir untuk pembetonan pondasi - Bor
- Baut, dll
Dalam pembuatan konstruksi menara tandon air menggunakan besi sebagai bahan utamanya, besi ini dipilih karena selain mempunyai sifat yang kuat, besi juga mudah dijumpai serta mudah untuk dibentuk. Jika semua alat dan bahan sudah siap, anda dapat melanjutkan proses selanjutnya yaitu pembuatan konstruksi menara tandon air.
1. Pembuatan Konsep Desain Menara Tandon Air 2. Pengukuran dan Pemotongan
3. Perangkaian 4. Pengecetan
SISTEM KONSTRUKSI
MACAM-MACAM MODEL POSISI ROOF TANK RUMAH 1-2 LANTAI
Dengan membuat konstruksi menara tandon sendiri, dapat memperlancar aliran air tersebut, biasanya tandon ini berukuran besar, kalau tidak dibuatkan tempat khusus pastinya dapat memenuhi space rumah. Dalam pembuatan konstruksi menara tandon air ini membutuhkan alat dan teknik khusus.
Untuk tandon yang berskala besar yang diperuntukkan untuk gedung-gedung besar seperti, mall, hotel, perkantoran, dan lain sebagainya konstruksinya harus diperkuat dan biasanya ditempatkan dirooftop/bassment paling atas gedung yang posisinya harus dikonstruksi yang paling kuat/diperkuat, karena jika bassment tersebut tidak bisa menahan beban dari tangkin air tersebut maka bangunan tersebut akan rubuh. Untuk konstruksinya sediri hampir sama dengan sebelumnya hanya saja konstruksinya itu lebih kuat dan besar
Bentuk lainnya
Untuk yang ini lebih banyak digunakan oleh pabrik-
pabrik
*KEUNTUNGAN SISTEM TANGKI AIR TANAM:
Dilihat dari segi penggunaan
- mempermudah untuk mencuci mobil, menyiram taman, kebakaran, dan lain-lain - menghemat ruang
Dilihat dari segi biaya
- pengerjaan konstruksi tidak terlalu rumit
- lebih murah untuk penggunaan tangki fiberglass - pengerjaannya lebih cepat
*KEKURANGAN SISTEM TANGKI AIR TANAM:
- mudah karatan untuk tangki berbahan besi/kaleng
- mudah bocor jika dengan pembetonan/batu dan pengerjaannya lama - harus menggunakan pompa air saat penggunaan
*KEUNTUNGAN SISTEM TANGKI AIR ROOFTOP/MENARA - tidak perlu pompa air saat penggunaan
- mempermudah sistem kebakaran dalam bangunan karena tidak memerlukan pompa air
*KEKURANGAN SISTEM TANGKI AIR ROOFTOP/MENARA - konstruksinya lebih rumit
- lebih mahal
- memberatkan bangunan
- pengerjaannya lama dan sulit
Ruang Pompa
Untuk ruang pompa air rumah dua lantai, tidak terlalu perlu diperlakukan khusus, karena untuk memompa air dari bawah keatas tangki itu tidak begitu memberatkan sehingga tempat ruangnya bebas mau diletakkan dibawah atau diatas sesuai kemampuan pompa airnya, seperti pada gambar:
Sedangkan untuk pompa air sebuah gedung yang mencapai 3-6 lantai atau bahkan lebih perlu diperhatikan secara teliti, karena jika terjadi kebocoran atau ada pompa yang tidak berfungsi dengan baik, maka akan menimbulkan ketidaknyamanan kepada para pengguna atau pemilik gedung tersebut. Untuk posisi dari pompa air nya itu berada dilantai paling bawah atau bassment paling dasar, oleh karena itu untuk ruang pompa/ruang control pompa dan pemipaannya memiliki ruangan tersendiri dan selalu diawasi pengoperasiannya. Untuk mengalirkan air keatas bassment/rooftop pompa yang diperlukan juga harus memiliki tekanan/kekuatan yang sangat besar karena jika dengan pompa biasa, pompanya tidak akan mampu mengalirkan air keatas. Oleh sebab itu pompa yang digunakan harus berskala besar supaya tangki airnya cepat terisi penuh dan tidak membutuhkan waktu yang lama.