S I S T E M P E R L I N D U N G A N A N A K & P E T U N J U K
A N T I S I P A S I
( A N T I C I P AT O R Y G U I D A N C E )
D R . N U R U L P U J I A S T U T I , S . K E P. , N S . , M . K E S
P O LT E K K E S K E M E N K E S M A L A N G
TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari materi ini, mhs diharapkan
mampu menerapkan bimbingan antisipasi & sistem
perlindungan anak sesuai tahap usia
Setelah selesai mengikuti pembelajaran, mhs dapat:
• Menjelaskan hak-hak anak
• Menjelaskan pengertian bimbingan antisipasi & sistem perlindungan anak
• Menjelaskan berbagai perlindungan kecelakaan yg sering terjadi pd anak dari berbagai tahap usia
TUJUAN KHUSUS
LATAR BELAKANG
• Masa anak merup masa dimana rasa ingin tahu terhadap lingk sekitar sangat tinggi
• Anak akan mengeksplorasi lingk sekitar menggunakan seluruh panca indra tanpa memperhitungkan
kemungkinan bahaya yg timbul shg dapat menimbulkan
kecelakaan & melukai tubuh mereka bahkan bisa
• Tidak jarang, luka yg diakibatkan karena kecelakaan pada anak ini bersifat menetap dan harus ditanggung oleh anak sepanjang usianya (rendah diri saat remaja)
• Utk menghindari terjadinya kecelakaan dan hal-hal yg tidak diinginkan pada anak, perawat perlu membekali orang tua dgn bimbingan petunjuk antisipasi
LATAR BELAKANG (2)
• Perlindungan anak adalah segala keg utk menjamin, melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, berpartisipasi secara optimal s.d harkat-martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
• UU RI 35/2014 Pasal 55: Pemerintah & Pemerintah Daerah wajib menyelenggarakan pemeliharaan, perawatan & rehabilitasi sosial anak terlantar baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga
SISTEM PERLINDUNGAN ANAK
• Dapat hidup, tumbuh, berkembang, berpartisipasi secara wajar sesuai harkat-martabat kemanusiaan serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
• Identitas diri sejak kelahiran
• Beribadah menurut agama, berpikir dan berekspresi
sesuai tingkat kecerdasan dan usianya dalam bimb ortu
UU RI 35/2014 HAK ANAK MELIPUTI
• Mengetahui ortunya, dibesarkan & diasuh ortu sendiri serta berhak diasuh/diangkat sbg anak asuh/angkat oleh orang lain s.d
ketentuan perUU yg berlaku
• Memperoleh YANKES dan jaminan sosial sesuai kebutuhan fisik, mental, spiritual & sosial
• Memperoleh pendidikan & pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadi dan tingkat kecerdasan s.d bakat-minat, anak yg memiliki keunggulan berhak mendapat pendidikan khusus
UU RI 35/2014 HAK ANAK MELIPUTI (2)
• Beristirahat & memanfaatkan waktu luang, bergaul dgn sebaya, berkreasi s.d bakat-minat dan tk kecerdasannya utk mengembangkan diri
• Mendapat perlindungan dari diskriminasi, eksploitasi, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan salah lainnya
UU RI 35/2014 HAK ANAK MELIPUTI (3)
Ditambah:
• Memperoleh pendidikan inklusif dan atau pendidikan khusus
• Memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan kesejahteraan sosial anak
ANAK PENYANDANG DISABILITAS
• Mendapat perlakuan secara manusiawi
• Pemisahan dari orang dewasa
• Pemberian bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif
• Pemberlakuan kegiatan rekreasi
• Pembebasan dari penyiksaan, hukuman/perlakuan yg kejam, tak manusiawi serta merendahkan martabat & derajatnya
• Penghindaran publikasi atas identitasnya
• Pemberian keadilan dalam sidang tertutup umum
ANAK YG DIRAMPAS KEBEBASANNYA
• Anak dalam situasi darurat
• Anak yg berhadapan dengan hukum
• Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi
• Anak yg dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual
• Anak yg menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya
• Anak yang menjadi korban pornografi
JENIS PERLINDUNGAN ANAK KHUSUS
(UU RI 35/2014 PASAL 59)
• Anak dengan HIV/AIDS
• Anak korban penculikan, penjualan & atau perdagangan
• Anak korban kekerasan fisik & atau psikis
• Anak korban kejahatan seksual
• Anak korban jaringan terorisme
• Anak penyandang disabilitas
• Anak korban perlakuan salah dan penelantaran
JENIS PERLINDUNGAN ANAK KHUSUS
(UU RI 35/2014 PASAL 59) (2)
• Dalam rangka efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak, kementerian yg menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang perlindungan anak harus melakukan koordinasi lintas sektoral dgn lembaga terkait
• Koordinasi dilakukan melalui pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan perlindungan anak
UU RI 35/2014 PASAL 73A
• Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan
penyelenggaraan pemenuhan hak anak, dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yg bersifat independen
• Berikut ini cara melindungi anak dari kekerasan fisik dan
kejahatan seksual (banyak pelaku kekerasan fisik dan seksual dilakukan oleh orang yg dikenal oleh anak)
UU RI 35/2014 PASAL 74
Bangun komunikasi dgn anak:
• Dengarkan cerita anak dgn penuh perhatian
• Hargai pendapat dan selera anak meski ortu tak setuju
• Jika anak bercerita sesuatu hal yg sekiranya membahayakan, tanyakan bagaimana anak menghindari bahaya tsb
• Ortu belajar utk melihat dari sudut pandang anak. Jangan cepat mengkritik atau mencela cerita anak.
CARA MELINDUNGI
Cara yg dilakukan jika mengira anak menjadi korban kekerasan fisik atau kekerasan seksual:
• Beri lingk yg aman & nyaman agar dia dapat berbicara pada Anda atau orang dewasa yg dapat dipercaya
• Yakinkan anak bhw dia tidak bersalah & tidak melakukan apapun yg salah. Yg bersalah adl orang yg melakukan hal tsb padanya
• Cari bantuan utk menolong kes mental dan fisik
CARA MELINDUNGI (2)
• Konsultasi dgn aparat negara yg dapat dipercaya bagaimana menolong anak tsb
• Laporkan kejadian ini kepada KPAI
• Jaga rahasia: kejadian & data pribadi anak agar tak menjadi rumor yg akan menjadi beban & penderitaan mental anak.
Dalam UU hak anak: anak yg menjadi korban kejahatan seksual berhak utk dirahasiakan namanya
CARA MELINDUNGI (3)
PETUNJUK ANTISIPASI
(ANTICIPATORY GUIDANCE)
• Petunjuk antisipasi dapat diartikan sbg petunjuk yg perlu diketahui agar ortu dapat mengarahkan dan
membimbing anaknya secara bijaksana shg anak dapat
tumbuh & berkembang secara normal
Usia bayi (6 bulan pertama & 6 bulan kedua) Usia toddler (1-3 tahun)
Usia pra sekolah (4-6 tahun) Usia sekolah (7-12 tahun)
Usia remaja (13-18 tahun)
PETUNJUK ANTISIPASI
UTK SETIAP TAHAP USIA
• Memahami danya proses penyesuaian orangtua-bayi
• Mengajarkan perawatan bayi (kebutuhan, ekspresi bayi)
• Menentramkan orangtua bahwa bayi tak akan menjadi manja dgn adanya perhatian penuh
• Menganjurkan memahami jadwal kebutuhan bayi (tekankan imunisasi)
• Menyokong kesenangan orangtua dalam tumbuh-kembang bayi
• Menyiapkan orangtua akan kebutuhan bayi ttg rasa aman
• Persiapkan utk pengenalan makanan padat (MP ASI)
USIA BAYI 6 BULAN PERTAMA
• Menyiapkan ketakutan bayi pada orang yg tak dikenal
• Ajarkan pencegahan cedera (peningkatan motorik, rasa keingintahuan)
• Menganjurkan menghindari perpisahan yg lama dgn bayi
• Membimbing ttg disiplin krna meningkatnya mobilitas bayi
• Menganjurkan kontak mata sbg suatu disiplin (bukan pukulan)
• Menganjurkan lebih banyak perhatian saat bayi berkelakuan baik (bukan menangis)
USIA BAYI 6 BULAN KEDUA
Usia 12-18 bulan
• Menyiapkan ortu utk antisipasi adanya perub tingkah laku dari toddler khususnya negativisme
• Dorong ortu melakukan penyapihan secara bertahap dan peningkatan pemberian makanan padat
• Adanya jadwal waktu makan yg rutin
• Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan
USIA TODDLER (1-3 TAHUN)
• Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol (penyebab utama gigi berlubang)
• Pencegahan bahaya kecelakaan di rumah, kendaraan bermotor, keracunan, jatuh
• Perlu aturan disiplin dgn lembut dan cara mengatasi
negativistik dan temper tantrum yg sering terjadi pada toddler
• Perlu mainan baru utk mengembangkan motorik, bahasa, pengetahuan & ketrampilan sosial
USIA TODDLER (1-3 TAHUN) (2)
Usia 18-24 bulan
• Menekankan pentingnya persahabatan dlm bermain
• Menekankan pentingnya persiapan anak utk kehadiran bayi baru &
kemungkinan terjadinya persaingan dgn saudara kandung (sibling rivalry yaitu perasaan cemburu, benci yg dialami anak karena
kelahiran saudara kandung)
• Libatkan anak dlm perawatan adik (mengambilkan baju, popok,
USIA TODDLER (1-3 TAHUN) (3)
• Mendiskusikan kesiapan fisik & psikologis anak utk toilet training (18 - 24 bln)
• Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah dgn orangtua
• Latihan miksi biasanya dicapai sebelum defekasi karena merup aktivitas regular
USIA TODDLER (1-3 TAHUN) (4)
• Menekankan kebuth pengawasan thd kes gigi
• Mendiskusikan metode disiplin
• Mendiskusikan berkembangnya rasa takut spti pada kegelapan atau suara keras
• Menyiapkan adanya tanda regresi pada waktu anak mengalami stres
USIA TODDLER (1-3 TAHUN) (5)
Usia 24-36 bulan
• Mendiskusikn pentingnya meniru & kebuth anak utk dilibatkan dlm keg
• Mendiskusikan sikap menghadapi keadaan (mengompol/BAB celana)
• Menekankan proses berpikir toddler spti melalui bahasa yg digunakan
• Menekankan disiplin hrs tetap berstruktur dgn benar dan nyata, ajukan alasan yg rasional, hindari kebingungan & salah pengertian
• Mendiskusikan adanya TK atau play group
USIA TODDLER (1-3 TAHUN) (6)
Usia 3 tahun
• Menganjurkn ortu utk meningkatkn minat anak dlm hub yg luas
• Menekankan pentingnya batas-batas/peraturan
• Mengantisipasi perubahan perilaku yg agresif
• Menganjurkan ortu utk menawarkan anaknya alternatif pilihan pada saat bimbang
• Perlunya perhatian ekstra
USIA TODDLER (1-3 TAHUN) (7)
• Pada masa ini petunjuk bimb tetap diperlukan walaupun kesulitannya jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Proteksi pagar, penutup stop kontak disertai dgn penjelasan secara verbal dgn alasan yg tepat & dapat dimengerti
• Masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah baik bagi ortu maupun anak.
Ortu memerlukan bantuan dalam melakukan penyesuaian thd perub ini, t.u ibu yg tinggal di rumah/tidak bekerja. Ketika anak mulai masuk TK, maka ibu mulai
memerlukan kegiatan di luar spti keterlibatan dalam masyarakat atau mengembangkan karier
USIA PRA SEKOLAH (4-6 TAHUN)
Usia 4 tahun
• Perilaku lbh agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa
• Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu ttg seksual
• Menekankan pentingnya batas-batas yg realistik dari tingkah lakunya
USIA PRA SEKOLAH (4-6 TAHUN) (2)
Usia 5 tahun
• Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah
• Merupakan periode tenang pada anak
USIA PRA SEKOLAH (4-6 TAHUN) (3)
Usia 6 tahun
• Bantu ortu utk memahami kebuth sosialisasi dgn cara mendorong anak berinteraksi dgn temannya
• Ajarkan pencegahan kecelakaan & keamanan t.u naik sepeda
• Siapkan ortu akan peningkatan ketertarikan anak keluar rumah
• Dorong ortu utk menghargai kebuth anak akan privacy dan menyiapkan kamar tidur yg berbeda
USIA PRA SEKOLAH (4-6 TAHUN) (4)
Usia 7-10 tahun
• Menekankan utk mendorong kebuth akan kemandirian
• Tertarik utk beraktivitas di luar rumah
• Siapkan ortu utk menghadapi anak t.u anak perempuan memasuki prapubertas
USIA SEKOLAH (7-12 TAHUN)
Usia 11-12 tahun
• Bantu ortu utk menyiapkan anak ttg perub tubuh saat pubertas
• Anak wanita mengalami pertumbuhan cepat
• Pendidikan seks yg adekuat dan informasi yg akurat
USIA SEKOLAH (7-12 TAHUN) (2)
Usia Remaja
• Terima remaja sbg manusia biasa
• Hargai ide-idenya, kesukaan dan ketidaksukaan serta harapannya
• Biarkan remaja mempelajari & melakukan hal-hal yg disukai walaupun metode berbeda dgn orang dewasa
USIA REMAJA (13-18 TAHUN)
• Hargai privacy remaja
• Berikan kasih sayang tanpa menuntut
• Gunakan pertemuan keluarga utk merundingkan masalah dan menentukan aturan
• Ortu juga harus menyadari bhw mereka ingin mandiri, sensitif thd perasaan dan perilaku yg mempengaruhinya, teman merup hal yg sangat penting dan memandang segala sesuatu sbg
hitam atau putih, baik atau buruk
USIA REMAJA (13-18 TAHUN) (2)
• Kecelakaan merup peristiwa yg sering dialami oleh anak yg dapat melukai bahkan menyebabkan kematian
• Bagaimanapun ortu merup pihak yg paling bertanggung jawab thd kebuth dan keselamatan anak, shg mereka harus
memahami karakteristik dan perilaku anak serta menyadari potensi bahaya yg dapat menimbulkan kecelakaan
PERLINDUNGAN/PENCEGAHAN
KECELAKAAN PADA ANAK
• Anak laki-laki biasanya lebih banyak mengalami kecelakaan t.u
saat bermain dibanding anak perempuan krna lebih aktif & banyak menggunakan ketramp motorik kasar spti berlari, melompat,
memanjat, bermain sepeda dsb. Sedangkan anak perempuan
cenderung lebih banyak menggunakan ketramp motorik halus spti bermain boneka, masak-masakan, bermain peran dsb
PERLINDUNGAN/PENCEGAHAN
KECELAKAAN PADA ANAK (2)
• Jenis kecelakaan yg sering terjadi: aspirasi benda asing (t.u benda kecil spti kancing, kacang-kacangan, biji buah, bedak, dsb) jatuh, luka bakar (tersiram air panas atau
minyak panas), keracunan & kekurangan oksigen
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN S.D
TAHAP USIA (MASA BAYI)
Pencegahan pada masa bayi:
• Menghindari aspirasi: simpan ditempat yg aman & tak terjangkau/ buang benda yg berpotensi menyebabkan aspirasi spti bedak, kancing, permen, biji-bijian dsb. Gendong bayi saat memberi makan dan menyusui
• Kekurangan oksigen: jauhkan & jangan biarkan anak bermain plastik, sarung bantal/benda yg berpotensi membuat anak kekurangan oksigen.
Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian di kamar bayi/kamar mandi
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN S.D
TAHAP USIA (MASA BAYI) (2)
• Jatuh: beri pengaman TT, usahakan anak duduk di kursi khusus atau tidak memakai kursi tinggi, usahakan ujung benda seperti meja dan kursi tidak tajam. Jangan
pernah meninggalkan bayi pada tempat yg tinggi dan bila ragu tempatkan bayi di lantai dgn pengalas
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN S.D
TAHAP USIA (MASA BAYI) (3)
• Luka bakar: cek air mandi sebelum dipakai, simpan air panas di tempat yg aman & tak terjangkau anak. Jangan merokok di dlm rumah/dekat bayi. Tempatkan peralatan listrik jauh dari jangkauan bayi dan gunakan pengaman
• Keracunan: simpan bahan toxic dilemari/tempat aman. Buang bahan yg mengandung zat kimia tak terpakai spti baterai ke tempat yg jauh dari jangkauan bayi
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN S.D
TAHAP USIA (MASA BAYI) (4)
• Jenis kecelakaan yang sering terjadi: jatuh/luka akibat mengendarai sepeda, tenggelam, keracunan atau
terbakar, tertabrak karena lari mengejar bola/balon, aspirasi dan asfiksia
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN S.D
TAHAP USIA (MASA TODDLER)
Pencegahan yg bisa dilakukan:
• Awasi anak jika bermain dekat sumber air
• Ajarkan anak berenang
• Simpan korek api, hati-hati thd kompor, seterika
• Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN S.D
TAHAP USIA (MASA TODDLER) (2)
• Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan
• Cek air mandi sebelum dipakai
• Tempatkan barang berbahaya ditempat yg aman
• Jangan biarkan kabel listrik menjuntai ke lantai
• Awasi anak pada saat memanjat, lari, lompat
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN S.D
TAHAP USIA (MASA TODDLER) (3)
• Kecelakaan terjadi biasanya karena anak kurang menyadari potensi bahaya spti: obyek panas, benda tajam, naik sepeda di jalan, lari mengambil
bola/layangan, menyeberang jalan Pencegahan:
• Mengontrol lingkungan: jauhkan korek api dari jangkauan, mengamankan tempat yg potensial membahayakan anak
• Mendidik anak thd keamanan dan potensial bahaya spti anak cara
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN S.D
TAHAP USIA (MASA PRA SEKOLAH)
• Anak biasanya sudah berpikir sebelum bertindak
• Aktif dalam keg: bersepeda, mendaki gunung, berenang
• Berikan pendidikan ttg aturan lalu-lintas pada anak
• Bila anak suka renang, ajarkan aturan yg aman dalam berenang
• Awasi anak saat menggunakan alat berbahaya
• Ajarkan anak utk tdk menggunakan alat yg bisa meledak/terbakar
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN S.D
TAHAP USIA (MASA SEKOLAH)
Jenis kecelakaan yg sering terjadi:
• Kecelakaan lalu lintas t.u kendaraan bermotor yg dpt mengakibatkan fraktur, cedera kepala
• Kecelakaan krna olah raga
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN S.D
TAHAP USIA (MASA REMAJA)
Perlu diberikan pemahaman:
• Petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor
• Ada negosiasi antara orang tua dgn remaja
• Penggunaan alat pengaman yg sesuai spti helm sesuai standar, penggunaan sabuk keselamatan
• Melakukan latihan fisik yg sesuai sebelum melakukan olah raga
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN S.D
TAHAP USIA (MASA REMAJA) (2)
• Jenis kelamin, biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif
• Usia, pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakin tahu mana yang bahaya
• Lingkungan, adanya penjaga atau pengasuh
FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN
• Benda tajam disimpan di tempat yg aman
• Benda kecil disimpan dalam laci tertutup
• Zat berbahaya disimpan dalam almari terkunci
• Amankan kompor dan beri penutup yg aman
• Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering
• Apabila ada tangga, pasang pintu di bag bawah atau atas tangga
UPAYA ORANGTUA DI RUMAH
• Sikring listrik harus tertutup
• Apabila ada parit, tutup dgn papan atau semen
• Jika rumah di tepi jalan raya, sebaiknya ada pintu pagar tertutup
• Apabila ada sumur, tutup shg tak bisa dibuka anak
• Bila bayi tidur, beri pengaman di tepi tempat tidur
UPAYA ORANGTUA DI RUMAH (2)
• Diberikan berdasarkan kebutuhan spesifik klien
• Terjadi interaksi timbal balik antara perawat dan orangtua
• Pendidikan kesehatan diberikan dgn mempertimbangkan usia
• Proses pendidikan kesehatan harus memperhatikan prinsip belajar mengajar
• Perub perilaku ortu menjadi tujuan utama pendidikan kesehatan
PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN
UNTUK ORANGTUA
TERIMAKASIH