• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM POLITIK INDONESIA ( 2 SKS ) - Repository UMJ

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SISTEM POLITIK INDONESIA ( 2 SKS ) - Repository UMJ"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Haris, Syamsudin en Riza Sihbudi (red.), Reviewing the Political Format of the New Order, Gramedia, Jakarta, 1995. Ihza Mahendra, Yusril, Dynamics of Indonesian State Administration: Actual Compilation of Constitutional Issues, Representative Council and Party System, Gema Insani Press, Jakarta, 1996. Kacung Marijan, Indonesisch politiek systeem: consolidatie van democratie na de nieuwe orde, Prenada Media Group, Jakarta, 2010.

CIRI-CIRI SISTEM POLITIK

KERANGKA KERJA SIST POL

LINGKUNGAN SISTEM POLITIK

KAPABILITAS SISTEM POLITIK

INFRA STRUKTUR POLITIK

Pada masa kemerdekaan, revolusi, Orde Baru dan sampai sekarang, ormas dan kelompok kepentingan telah memainkan peran strategis dalam perjuangan kepentingan. Pada era demokrasi liberal, organisasi mahasiswa ini berafiliasi dengan partai politik dan menjadi sumber kader pimpinan partai politik. Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia (GMS/Germasos) dengan PSI dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan Masyumi dan Konsentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dengan PKI.

Namun di bawah pengekangan, pembatasan, ancaman kejahatan subversif dan penculikan mahasiswa, tembok Orde Baru bisa runtuh. Runtuhnya sistem politik otoriter Orde Baru membuka ruang bagi demokratisasi di segala bidang. Karena itu kebebasan berserikat, berkumpul dan berpendapat terbuka lebar, sehingga partai politik dan ormas bermunculan bak jamur di musim hujan.

Namun terlepas dari itu semua, tidak ada nilai-nilai baru yang terbentuk dalam masyarakat sehingga yang terjadi adalah euforia politik dan kebebasan tanpa nilai. Partai politik tumbuh tanpa institusi yang matang, elit politik baru muncul dengan kekuatan kapital dan ketenaran, merajalelanya korupsi menjadi pekerjaan rumah menuju konsolidasi demokrasi. Begitu juga dengan lemahnya penegakan hukum (walaupun dalam demokrasi, supremasi hukum merupakan salah satu indikator utama untuk mereduksi kesewenang-wenangan politik.

Partai politik di Indonesia pertama kali dikenal pada tahun 1912 (10 September) ketika HOS Tjokroaminoto mendirikan Sarekat Islam (yang saat itu tidak mau menyebut SI sebagai partai politik). Partai politik berkembang pesat ketika dikeluarkan Keputusan Wakil Presiden No. X pada tanggal 3 November 1945 untuk mempersiapkan pemilu Januari 1946. Pada masa Orde Baru terdapat 9 partai politik pada pemilu 1971 menjadi 2 partai politik pada pemilu berikutnya, dan setelah orde baru mereka kembali ke multipartai.

Dilihat dari ideologi partai politik dan jarak ideologis, dalam klasifikasi Sartor, Indonesia menganut sistem partai pluralis ekstrem-moderat. Dalam pemilu Orde Baru yang telah dilaksanakan sejak tahun 1971, diselenggarakan pemilu untuk memilih DPR-RI dan DPRD TK.I dan DPRD TK II. Peserta pemilu tahun 1971 adalah 9 partai politik dan 1 Golkar, dan pada pemilu berikutnya hingga tahun 1997, diikuti oleh 2 partai politik dan satu Golkar.

Masa reformasi, dengan dibukanya kran demokrasi termasuk kebebasan mendirikan partai politik, pemilu pertama tahun 1999 diikuti oleh 48 partai politik, tahun 2004 sebanyak 24 partai politik; Pada pemilu 2009 terdapat 38 partai politik dan pada pemilu 2014 terdapat 12 partai politik. Sejak tahun 2004 juga diselenggarakan pemilihan umum untuk pemilihan langsung anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan presiden.

DPR MPR DPD

PUSAT

DAERAH

LEMBAGA LEGISLATIF IND

Setelah kemerdekaan, badan legislatif Indonesia adalah KNIP yang semula dibentuk berdasarkan aturan peralihan UUD 1945 yang bertugas membantu Presiden sebelum dibentuk lembaga lain sebagaimana diatur dalam UUD. Namun dalam perjalanannya, dengan diberlakukannya sistem pemerintahan parlementer yang dimulai pada November 1945, KNI P berubah fungsi menjadi parlemen (legislatif) yang semua anggotanya diangkat. Dalam perkembangannya, ketika Indonesia menjadi negara RIS, Indonesia memiliki badan legislatif berupa DPR RIS yang seluruh anggotanya juga diangkat.

Ketika Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, berdasarkan UUD 1950, badan legislatif Indonesia berubah menjadi DPRS dan semua anggotanya tetap diangkat. Pemilihan umum pertama baru dapat dilaksanakan pada tahun 1955 yang menghasilkan DPR RI yang anggotanya terpilih semua. Mengenai susunan legislatif Indonesia dan asal keanggotaannya, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

JENIS & HIERARKI PUU

UUD 1945 TAP MPR

KEPRES PP PERDA

UUD 1945

PERPRES PERDA

ASAS PEMB. PE RATURAN PER-

ASAS PERA TURAN PER

ASAS MATERI MUATAN PERATURAN PER-UU-AN

Sumber jatuhnya kabinet itu ada tiga faktor, yakni (1) oposisi dari luar parlemen seperti yang dialami kabinet Syahrir I-III, dan kabinet Amir Syarifuddin I dan II kabinet Tan Malaka yang tidak puas dengan pemerintah. hasil perundingan pemerintah dengan Belanda. 2) Oposisi dari Parlemen karena penandatanganan UU Perjanjian MSA. Perombakan kabinet telah dilakukan sebanyak 6 kali, dengan jumlah menteri pada kabinet terakhir (1965) sebanyak 96 menteri, yang disebut kabinet seratus.

Lembaga Yudikatif Indonesia

Mahkamah Agung: Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, jujur, profesional dan berpengalaman di bidang hukum. Hakim Agung direkomendasikan oleh Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk kemudian diangkat menjadi Hakim Agung oleh Presiden. Mahkamah Konstitusi: Hakim konstitusi harus berintegritas dan berkepribadian sempurna, adil, menjadi negarawan yang menguasai konstitusi dan penyelenggaraan negara, dan tidak merangkap sebagai pejabat negara.

Mahkamah Konstitusi memiliki sembilan anggota Mahkamah Konstitusi yang ditunjuk oleh Presiden, tiga di antaranya diajukan oleh Mahkamah Agung, tiga oleh DPR dan tiga oleh Presiden. Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara, dan ketentuan lain yang berkaitan dengan Mahkamah Konstitusi diatur dengan undang-undang. Komisi Yudisial : Berkuasa mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain yang berkaitan dengan penegakan dan penegakan kehormatan, keluhuran budi, keluhuran martabat, dan perilaku hakim.

Anggota Komisi Yudisial harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Mahkamah Agung: Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim-hakim Mahkamah Agung. Mahkamah Agung : Berwenang memutus dalam tingkat kasasi, memeriksa peraturan perundang-undangan berdasarkan undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai kewenangan lain yang diberikan oleh undang-undang.

Mahkamah Konstitusi: bertanggung jawab mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final, untuk menilai undang-undang yang bertentangan dengan konstitusi, memutus perselisihan tentang kekuasaan badan-badan negara yang kewenangannya diberikan oleh konstitusi, memutuskan pembubaran partai politik. , dan memutus perselisihan hasil pemilihan umum m: wajib memutus pendapat DPR tentang dugaan pelanggaran terhadap Presiden dan/atau Wakil Presiden berdasarkan Undang-Undang Dasar. Komisi Yudisial: Berwenang mengusulkan pengangkatan hakim Mahkamah Agung dan mempunyai wewenang lain untuk menjaga dan melindungi kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim.

Birokrasi dan Politik di Indonesia

Out Put SPI

Referensi

Dokumen terkait

smart homes, fixed location or mobile sensor stations could be used [3]. But in this research there will be no sensor, its just adding some codes to raspberry pi

Menurut (Arsyad, 2013), berpendapat bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, motivasi