Size Reduction
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret 2020
Aida Nur Ramadhani, S.T., M.T.
Coulson volume 2, page 106 2
PEMILIHAN ALAT SIZE REDUCTION
Pada prosesnya, Size Reduction biasanya dibagi menjadi beberapa kelas, sesuai dengan ukuran umpan dan produk yang diinginkan.
Karena tidak efisien jika reduction ratio terlalu tinggi dibebankan pada satu alat saja.
3
FINE REDUCTION
Sering disebut fine grinding.
Mengurangi ukuran umpan menjadi powder (bubuk).
Umpan dari intermediate crusher melewati screen 40 mesh (sekitar 0,35 mm), dan produk dari fine grinding akan melewati screen 200 mesh (sekitar 0,074 mm).
Ukuran umpan : 1 – 5 cm
Reduction ratio: 20:1 – 600:1
Jenis:
Tumbling mill
Roller mill
4
TUMBLING MILL
Silinder horizontal berputar pada sumbunya, berisi grinding media, sebanyak 35% – 50% volume silinder.
Grinding media : bola baja, bola keramik, batang baja
Ball Mill
- L/D 1,0
- Reduction ratio 20:1 sampai 200:1 - Satu kompartemen
Tube Mill - L/D ≥ 2,0
- Reduction ratio 600:1
- Biasanya lebih dari satu kompartemen
5
a. Ball mill
Dapat beroperasi secara kontinyu ataupun batch.
Ball mill terdiri dari silinder berongga yang berputar, sebagian diisi dengan bola, dengan porosnya horizontal atau pada sudut kecil terhadap horizontal.
Material yang akan ditumbuk dapat dimasukkan melalui rongga di satu ujung, dan outlet di ujung yang lainnya.
Outlet biasanya ditutupi dengan screen kasar untuk mencegah keluarnya bola.
Bola terbesar biasanya berdiameter 13 cm (5 in).
6
Wet Milling (Penggilingan basah)
Digunakan ketika material tidak sensitif terhadap air atau akan digunakan sebagai bubur (slurry) untuk diproses lebih lanjut.
Misal dalam industri keramik.
Terdiri dari padatan hingga 75% berat atau 35% volume.
Dry Milling (Penggilingan kering)
Digunakan kapan pun bahan tersebut akan diproses dalam keadaan kering.
Misal dalam industri batubara dan semen.
7
8
Kecepatan Putar Ball Mill
Kecepatan putar ball mill berperan penting dalam menentukan efisiensi operasi penggilingan.
Bola-bola bergerak di sepanjang dinding silindris dan ketika gaya gravitasi = gaya sentrifugal, bola akan jatuh pada material dan memecahnya dengan benturan (impact force).
Jika kecepatannya terlalu tinggi, maka bola dapat bergerak di sepanjang dinding tanpa jatuh memecah material (gaya gravitasi < gaya
sentrifugal), terjadi sentrifugasi. Jika kecepatannya terlalu rendah, bola hanya dapat berputar di sepanjang dinding tanpa terjadi penggilingan.
Maka, ada batas maksimum untuk kecepatan putarnya yang disebut kecepatan kritis.
9
Operasi Ball Mill
Open circuit Closed circuit
10
Grinding Media
11
12
Rod mill
13
Perancangan Ball Mill
Ukuran / diameter bola (Pers 20-40 Perry, 7th ed.)
Db = diameter ball (cm);
D = diameter mill (cm)
Xp = diameter umpan (cm);
ρs = densitas umpan (g/cm3)
K = Konstanta (= 214 untuk rods dan 143 untuk balls). Jika satuan D dan Db menggunakan in atau ft, nilai K menjadi 300 untuk rods dan 200 untuk balls;
nr = kec. putar (% Nc = percent of critical);
Ei = work index umpan (lihat Table 20-4 Perry 7th ed.)
. .
.
p i s
b
r
D X E
K n D
14
Kecepatan kritis (Nc) (Pers 20-39 Perry, 7th ed.)
Kecepatan putar normal (N) = 65% – 75% kecepatan kritis
Power consumption (Pers 20-41 Perry, 7th ed.)
K = 0,90 (L < 1,5 m); K = 0,85 (L > 1,5 m);
L = panjang mill (m)
E2 = power untuk menggerakkan 0,6 x 0,6 m (laboratory mill)
)
atau( /
3 , 42 )
( rpm D D m
N
c -
b) ( /
6 , 76 )
( rpm D D ft
N
c -
b(Perry, 7th ed.) 15
16
Lihat video:
https://youtu.be/zUtQZtfVJN8 https://youtu.be/j-X9s8V52ss
17
Contoh soal
Suatu pabrik semen memiliki ball-mill berdiameter dalam 1,2 m beroperasi pada kecepatan putar 0,4 rps untuk pengecilan ukuran clinker. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa produk tidak memenuhi persyaratan.
Sebagai seorang process engineer di pabrik tersebut, apa komentar dan saran saudara?
18
Kebutuhan Energi Alat Size Reduction
Rittinger ’s number=luas permukaan baru yang terbentuk energimekanis yang dibutuhkan
Energi yang dibutuhkan crusher/grinder digunakan untuk a) mengatasi friksi mekanis
b) menghancurkan bahan
Energi ini proporsional terhadap luas permukaan baru yang terbentuk.
Rittinger melakukan percobaan tentang hal ini, menggunakan “a drop weight crusher” seperti Gambar 44 (Brown).
Hasil percobaannya dinyatakan dalam:
19
20
Contoh : quartz, setiap energi 1 kg.cm akan memberikan luas permukaan baru sebesar 17,56 cm2.
Luas permukaan baru = selisih luas permukaan sebelum dihancurkan dan setelah dihancurkan.
Tabel 9 (Brown), Rittinger number
21
Energi yang dibutuhkan crusher biasanya lebih besar daripada
kebutuhan yang ditunjukkan pada bilangan rittinger, hal ini disebabkan energi pada alat harus mengatasi friksi dan efek inersia.
Total energi alat tergantung dari jenis alat dan beban alat, seperti yang disajikan di Tabel 10 (Brown).
Total weight of ball in ball
mill, lb cm2/(ft.lb) cm2/ (kg.cm)
36 36 2,6
71 65 4,6
142 82 5,9
178 94 6,8
249 78 5,6
Drop weight method 243 17,56
Tabel 10. Experimen untuk luas permukaan baru per unit quartz
22
Tabel 10, Brown; menyajikan:
Ball mill dengan berat bola = 36 lb, setiap kg.cm akan membentuk luas permukaan baru sebesar 2,6 cm2.
Sedangkan dari percobaan drop weight method, setiap 1 kg.cm energi akan membentuk luas permukaan sebesar 17,56 cm2.
Rasio perbedaan ini dinyatakan dalam:
Rittinger number menunjukkan efektivitas maksimum crusher.
crushing effectiveness=
luas permukaan baru energi total crusher luas permukaan baru
energi teoritis(Rittinge r′ s nu .)
23
Tabel 10, Brown; menunjukkan energi:
Suatu ball mill (aktual) = 94 cm2/(ft/lb)
Drop weight method (teoritis) = 243 cm2/(ft.lb)
Jadi efektivitas crushing = 94/243 = 0,387
Overall energy effectiveness atau efisiensi selalu lebih rendah dari Theoretical effectiveness atau crushing effectiveness
�h����������������������=minimum power required to create new surface power increase due to charge
������� ������ �������������=minimum power required to create new surface total energy used
24
Latihan Soal: Brown, hal.43
A ball mill operating in closed circuit with a 100 mesh screen gives the
screen analyses below. The ratio of the oversize to the undersize (product) stream is 1,0705 when 200 tons of galena are handled per day.
The ball mill requires 15 hp, when running empty (with the balls but without galena) and 20 hp when delivering 200 tons per day of galena. Find:
The effectiveness of crushing based on drop weight crushing as 1,00.
The overall energy efficiency.
25
the screen analyses:
26
PENYELESAIAN:
Rittinger’s number menghitung energi minimal yang dibutuhkan untuk membentuk permukaan baru (setelah proses grinding).
Maka untuk mengetahui energi minimum tersebut, dibutuhkan data luas permukaan sebelum dan setelah proses grinding.
Untuk menghitungnya:
Perlu fraksi massa material yang halus (lolos mesh 200) dengan metode grafis.
Seperti pada fig 15 Brown, grafik Davg (in) versus fraksi massa dalam mill (%)
Metode grafik valid untuk material produk dari alat crusher.
Mencari ukuran Davg selanjutnya menggunakan persamaan linear dari grafik tersebut, hingga fraksi massa totalnya = fraksi massa material lolos 200 mesh.
Menghitung fraksi undersize nya dan menghitung luas permukaan spesifiknya dari Fig. 16 Brown dan rumus.
27
Dari data analisis screen dan rasio produk oversize thd undersize adalah 1,0705, maka:
Mesh D (mm) D
(mikron
) D (in) Mass % in
oversize Mass % in undersize
Mass in mill product per
100 lb of oversize
% mass in mill product
-28 +35 0,508 507,5 0,0200 13,67 0 13,67 7,07
-35 +48 0,359 358,5 0,0141 32,09 0 32,09 16,59
-48 +65 0,254 253,5 0,0100 27,12 0 27,12 14,02
-65 +100 0,180 179,5 0,0071 20,7 2,32 22,87 11,82
-100 +150 0,127 127 0,0050 4,35 14,12 17,54 9,07
-150 +200 0,090 89,5 0,0035 2,07 13,54 14,72 7,61
-200 0,074 74 0,0029 0 70,02 65,41 33,82
Total 100 100 193,41 100
Dari tabel Tyler number mesh
mass % ∈mill product=mass % ov ersize+ mass% undersize 1,0705
28
Mengekstrapolasi grafik dari tabel di atas untuk mengetahui distribusi produk yang lolos 200 mesh.
Seperti pada fig 15 Brown, susun data menjadi grafik Davg (in) versus fraksi massa dalam mill (%) dalam skala logaritmik.
Didapatkan persamaan garis
linear y=ax+b untuk menghitung data y (fraksi massa) untuk tiap a (Davg) yang diinginkan.
29
00,000 00,000 00,000
0.01 0.10 1.00 10.00 100.00
f(x) = 851 x + 5.06
Fig 15 Brown
Davg (inchi)
Fraksi massa (%)
Mesh D (mm) D
(mikron) D (in) % mass in mill product
% mass in undersize -200 +250 0,0685 68,5 0,0027 7,36 15,24
-250 +270 0,058 58 0,0023 7,01 14,51
-270 +325 0,048 48 0,0019 6,67 13,82
-325 +400 0,0385 38,5 0,0015 6,35 13,16
-400 +500 0,03 30 0,0012 6,07 12,57
-500 0,02 20 0,0008 0,35 0,73
Total 33,82 70,02
Dari tabel Tyler number mesh
Dihitung dengan persamaan linear dari grafik
Hingga jumlahnya = %massa lolos 200 mesh
Menghitung data % massa undersize nya, dengan % massa
totalnya sama dengan yg lolos 200 mesh.
30
Menghitung luas permukaan partikel undersize produk yang dihasilkan.
Step 1 – Fine materials yang lolos 200 mesh
Menghitung luas spesifik (specific surface) dari material.
����� �������= 6
�
∑
(���.�����)�
ni = rasio dari specific surface (Fig. 17 Brown)
mi = fraksi massa
Mesh D
(mikron )
% mass in
undersize ni
-200 +250 68,5 15,24 1,65 0,367
-250 +270 58 14,51 1,6 0,400
-270 +325 48 13,82 1,55 0,446
-325 +400 38,5 13,16 1,53 0,523
-400 +500 30 12,57 1,5 0,628
-500 20 0,73 1,2 0,044
Total 70,02 2,409
Mesh D
(mikron )
% mass in
undersize ni
-200 +250 68,5 15,24 1,65 0,367
-250 +270 58 14,51 1,6 0,400
-270 +325 48 13,82 1,55 0,446
-325 +400 38,5 13,16 1,53 0,523
-400 +500 30 12,57 1,5 0,628
-500 20 0,73 1,2 0,044
Total 70,02 2,409
Dengan,
ρ galena 7,43 g/cm3
Maka,
Total surface = 19.450,20 cm2/ 70,02 gram
31
rasio dari specific surface terhadap Davg partikel (Fig. 17 Brown)
32
Menghitung luas permukaan partikel undersize produk yang dihasilkan.
Step 2 – materials diatas 200 mesh tadi
Menghitung luas spesifik (specific surface) dari material, dengan Grafik 16 Brown.
Mesh D (mikron) Mass % in undersize
specific surface,
cm2/g
-65 +100 179,5 2,320 85
-100 +150 127 14,120 116
-150 +200 89,5 13,540 152
Step 3 – menghitung actual specific surface
Actual specific surface terhadap Davg partikel untuk bbrp material (Fig. 16 Brown)33
34
Menghitung luas permukaan partikel undersize produk yang dihasilkan.
Step 3 – menghitung actual specific surface
Mesh D (mikron) Mass % in undersize
specific surface,
cm2/g
act surface, cm2
-65 +100 179,5 2,320 85 197,20
-100 +150 127 14,120 116 1637,92
-150 +200 89,5 13,540 152 2.058,08
-200 74 70,020 19.450,20
Total actual surface 23.343,40
Total actual surface produk undersize = 23.343,40 cm2/100 gram undersize
35
Menghitung luas permukaan partikel feed (umpan)
Menghitung luas spesifik (specific surface) dan actual surface dari umpan, dengan Grafik 16 Brown.
Mesh Mass % in undersize
specific surface,
cm2/g act surface, cm2
-4 +6 1 7,6 7,6
-6 +8 1,2 9,9 11,88
-8 +10 2,3 12,5 28,75
-10 +14 3,5 16,4 57,4
-14 +20 7,1 21,1 149,81
-20 +28 15,4 26,9 414,26
-28 +35 18,5 35,7 660,45
-35 +48 17,2 47,2 811,84
-48 +65 15,6 63 982,8
-65 +100 10,4 85,8 892,32
-100 +150 6,5 115,4 750,1
-150 +200 1,3 155,1 201,63
Total 4.968,84
Actual surface umpan (sebelum dilakukan grinding) = 4.968,84 cm2/100 gram feed
36
Menghitung luas permukaan material baru
Selisih dari luas permukaan umpan dengan luas permukaan produk undersize
Actual surface umpan = 4.968,84 cm2/100 gram feed
Total actual surface produk undersize = 23.343,40 cm2/100 gram undersize
Maka actual surface baru = 18.374,562 cm2/100 gram feed = 18.3745,620 cm2/kg feed
Data yang diketahui:
Laju umpan = 200 ton/hari = 2,31 kg/s
Dari Tabel 9 Brown, "Rittinger’s number“ (drop weight) galena = 93,8 cm2/kg.cm = 9.380 cm2/kg.m
Rittinger ’s number=luas permukaan baru yang terbentuk energimekanis yang dibutuhkan
37
Maka,
Minimum power =
energi mekanis yang dibutuhkan=luas permukaan baru yang terbentuk Rittinger ’s number
¿18.3745,620 cm 2 / kg feed×2,31 kg / s 9.380 cm 2 / kg . m
¿ 45,3451 kg/ m . s
= 0,5961 hp
Theoretical effectiveness =
�h����������������������=minimum power required to create new surface power increase due to charge
¿ 0,5961 hp
5 hp =0,1192
38
������� ������ �������������=
������� ������ �������������=minimum power required to create new surface total energy used
¿ 0,5961 hp
20 hp =0,0298
Menghitung efektivitas screen
xp 0,9768
xf 0,5050
xr 0,0642
Maka, Screen effectiveness = 0,9327